Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH

Khutbah Jumat: 9 Alasan Kenapa Kita Mencintai dan Membela Palestina


Jumat, 21 Mei 2021 | 02:30 WIB

Nur Rohmad
Kolomnis
Khutbah Jumat kali ini mengajak jamaah untuk bersolidaritas atas penderitaan rakyat
Palestina yang kini mengalami penjajahan. Selain alasan kemanusiaan, dalam Islam
Palestina memang memiliki keistimewaan tersendiri, terutama bila ditilik dari sisi sejarah.
Baca juga: Khutbah Jumat Bulan Syawal atau Pasca-Ramadhan
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: 9 Alasan Kenapa Kita Mencintai
dan Membela Palestina". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon
print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga
bermanfaat! (Redaksi)
Khutbah I
‫َع َل َم َّز َم َو َأ ْش ُد‬ ‫َت‬ ‫َل ْد َن َن َل آ َص‬ ‫َل َل ُم َّم‬ ‫َل ُة‬ ‫ُد‬
‫ َه‬، ‫ َو َع ى ِلِه َو ْحِبِه َو اِبِعْيِه ى ِّر ال اِن‬، ‫ َو الَّص ا َو الَّس اُم َع ى َح ٍد َسِّيِد َو ِد َع ا‬، ‫الَحْم ِلّٰلِه اْلَم ِلِك الَّد َّي اِن‬
‫ َو َأ ْش َهُد َأ َّن َسِّيَد َن ا ُم َحَّمـًد ا َعْبُد ُه‬، ‫َأ ْن َّلا لَه َّلا اللُه َو ْح َد ُه َلا َش ْي َك َل ُه اْلُم َنـَّز ُه َع اْلِج ْس َّيِة َو اْلِجَهِة َو الَّز َم ا َو اْلَم َك ا‬
‫ِن‬ ‫ِن‬ ‫ِم‬ ‫ِن‬ ‫ِر‬ ‫ِإ ِإ‬
‫َو َر ْو ُل ُه َّل ْي َك َن ُخ ُه ْر آ ُن‬
‫ ُس ا ِذ ا ُلَق اْلُق‬،
‫او َأ‬ ‫ِن‬ ‫ِّ ِص‬ ‫اَ ِع‬
ّ‫ِ ِم نَا ْل مُْؤِم ني َر جِ َلا ٌ صدَ َُق م‬:‫ِن لا ْقَئالِِف يِ ِكت َباهِِا ْل قُْرنآ‬، َ‫َف إن ي ُأ و ْ ْي ُكْمو نَ َْف ِس يِب ت َْق َو ىلا لهِ امل َنّا‬، ‫ بَدا َارل َّحٰمْ ِن‬، ‫َب عُْد‬
‫ز‬ ‫أ‬ ‫َم َع ُد َه َع َل َف ْن َّم ْن َض َن ُه َو ْن َّم ْن َي ْن ُر َو َم َب َّد َت‬
)٢٣ : ‫َتِظ ا ُلوا ْبِد ي لا (ال ح اب‬ ‫ا اَه وا الّٰل ْيِه ِم ُهم َق ى ْحَب ِم ُهم‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada
kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan
senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Hari-hari terakhir ini, kita disuguhi tontonan yang begitu menyayat dan mengiris hati kita.
Bagaimana tidak. Di era modern yang katanya penjajahan di atas muka bumi telah
dihapuskan, kaum Zionis dengan leluasa seenaknya saja menjajah bumi Palestina dan
menindas rakyat di sana. Serangan demi serangan terus dilancarkan kepada rakyat yang
tidak berdosa. Ratusan nyawa rakyat Palestina telah menjadi korban kekejian dan
kebiadaban mereka. Sebagai umat Islam tentu kita mencintai dan membela Palestina.
Palestina bukanlah negeri biasa. Palestina memiliki sejarah panjang yang menjadikannya
selalu bersemayam di hati setiap Mukmin. Ada sembilan alasan kenapa kita harus
mencintai dan membela Palestina.
Pertama, di sana terdapat Masjid al-Aqsha, masjid tertua di dunia setelah Masjid al-
Haram. Dibangun pertama kali oleh Nabi Adam ‘alaihis salam empat puluh tahun setelah
beliau membangun Masjid al-Haram.
Kedua, Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina pernah menjadi
kiblat shalat selama tujuh belas bulan setelah Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam
berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Ketiga, Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina adalah titik akhir
perjalanan Isra’ dan titik awal perjalanan Mi’raj. Isra’ dan Mi’raj adalah salah satu mukjizat
terbesar yang Allah anugerahkan kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Di sanalah Baginda Nabi melakukan shalat berjamaah mengimami seluruh nabi dan rasul,
mulai Nabi Adam ‘alaihis salam hingga Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.
Keempat, Palestina adalah negeri para nabi dan rasul. Banyak sekali para nabi dan rasul
yang pernah tinggal dan berdakwah menyebarkan Islam di sana. Di antaranya adalah
Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf, Nabi Luth, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi
Zakariyya, Nabi Yahya, Nabi ‘Isa dan nabi-nabi yang diutus oleh Allah untuk Bani Israil
yang jumlahnya sangat banyak.
Kelima, di sana terdapat Kota Baitul Maqdis, ardhul mahsyar wal mansyar, tempat
dikumpulkannya seluruh manusia menjelang hari kiamat yang masih hidup kala itu.
Keenam, di sanalah Dajjal akan terbunuh di tangan Nabi ‘Isa ‘alaihis salam.
Ketujuh, Palestina adalah bagian dari daratan Syam yang didoakan berkah oleh Baginda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doanya:
‫َش‬ ‫ْك َل‬
‫الَّلُهَّم َب اِر َنا ِفي اِم َنا َو ِف ي َي َمِنَنا‬

“Ya Allah, berkahilah negeri Syam dan Yaman.”


Kedelapan, banyak sekali para sahabat yang pernah berdakwah, menyebarkan dan
mengajarkan Islam di sana. Di antara mereka adalah ‘Ubadah bin ash Shamit, Syaddad
bin Aus, Usamah bin Zaid bin Haritsah, Watsilah bin al Asqa’, Dihyah al Kalbiy, Aus bin
ash Shamit, Mas’ud bin Aus dan masih banyak lagi yang lain.
Kesembilan, Palestina telah melahirkan ribuan ulama dan tokoh-tokoh Islam terkemuka
yang berkhidmah untuk Islam. Tercatat para ulama yang lahir atau pernah tinggal di
Palestina adalah Imam Malik bin Dinar, Imam Sufyan ats-Tsauri, Imam Ibnu Syihab az-
Zuhri, Imam asy-Syafi’I, dan masih banyak lagi yang lain.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Oleh karena itulah, Sultan Mahmud Nuruddin Zanki pernah mengucapkan sebuah
perkataan yang fenomenal: “Aku malu kepada Allah untuk tersenyum sedangkan Baitul
Maqdis masih terjajah.”
Sultan Abdul Hamid II bahkan pernah mengatakan: “Saya tidak akan menjual sejengkal
tanah pun dari bumi Palestina.” Beliau katakan itu dengan tegas dan penuh keberanian
pada saat menolak sogokan uang dalam jumlah sangat besar dari orang-orang Zionis
Yahudi yang ingin menempati sebagian wilayah Palestina.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Tidak kalah fenomenal adalah Sultan Shalahuddun al-Ayyubi. Didorong oleh
kecintaannya yang mendalam kepada bumi Palestina, pada tanggal 27 Rajab 583 H,
beliau berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Ketika ingin membebaskan Baitul
Maqdis, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan
perang. Akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam
dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut
beliau, kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati. Kesatuan hati antarumat Islam
adalah kekuatan dahsyat yang tidak akan dikalahkan oleh siapa pun. Salah satu upaya
untuk mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap juru adzan di semua wilayah
yang beliau kuasai untuk mengumandangkan aqidah Asy’ariyyah setiap hari sesaat
sebelum adzan shubuh.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Sultan Shalahuddin al-Ayyubi adalah penganut mazhab Syafi’i dalam fiqih dan pengikut
mazhab Asy’ari dalam aqidah. Sang sultan memiliki perhatian yang sangat besar dalam
penyebaran aqidah Asy’ariyyah. Beliau adalah seorang sultan yang hafal Al-Qur’an, hafal
kitab at-Tanbih, sebuah kitab yang menjelaskan tentang fiqih mazhab Syafi’i, dan hafal
kitab al-Hamasah, sebuah kitab himpunan bait-bait syair. Sultan Shalahuddin,
sebagaimana dijelaskan Imam as-Suyuthi dalam al-Wasa’il fi Musamarah al-Awa’il adalah
seorang yang memegang teguh ajaran agama, wara’, pejuang, mujahid dan seorang yang
bertakwa.
Melihat perhatian khusus Sultan Shalahuddin terhadap penyebaran aqidah Asy’ariyyah,
Syekh Muhammad bin Hibatillah al-Barmaki lalu menyusun kitab yang berisi bait-bait
nazham dalam ilmu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang ia beri judul Hada’iq al-Fushul
wa Jawahir al-Ushul. Kitab itu lalu dihadiahkan oleh pengarangnya kepada Sultan
Shalahuddin al-Ayyubi. Shalahuddin lantas memerintahkan kepada semua madrasah
untuk mengajarkan kitab tersebut. Sebab itu, kitab itu kemudian terkenal dengan
sebutan al-‘Aqidah ash-Shalahiyyah.
Di antara yang tertulis dalam kitab tersebut adalah beberapa bait berikut ini:

‫ قطٌر تعالى اللُه عـن تش ب يِه‬# ‫وصانُع العــالِم لا ي حوي ِه‬


‫َن‬ ‫آ‬ ‫َن‬ ‫َن‬
‫ وحكمُه ال ن على ماكـا‬# ‫ق د كا موجوًد ا ولا مكا ا‬
‫ُي‬ ‫ّز‬ ‫ُس ُه ّل‬
‫ وعـ عن تغ ِر الز ماِن‬# ‫ب حان ج عن المكـاِن‬
‫ مــن خصُه ب جهِة العـلو‬# ‫فقد َغـلا وز اَد في الُغـلِو‬

Sang Pencipta Alam tidak diliputi tempat, Allah Mahasuci dari penyerupaan terhadap
makhluk
Allah ada sebelum adanya tempat, dan Dia sekarang tetap seperti sedia kala, ada tanpa
tempat
Mahasuci Allah dari tempat, dan Dia Mahasuci dari peredaran masa
Sungguh telah melampaui batas, orang yang mengkhususkan-Nya di arah atas
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Apa yang dapat kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Palestina? Berjihad
membantu mereka secara fisik melawan para penjajah, jelas kita tidak mampu. Yang
dapat kita lakukan adalah mengulurkan bantuan dana untuk meringankan penderitaan
mereka. Minimal, kita bantu mereka dengan doa. Karena doa adalah senjata seorang
Mukmin.
‫‪Hadirin yang dirahmati Allah,‬‬
‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga‬‬
‫‪bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.‬‬
‫َذ َأ‬ ‫َأ‬
‫ُق ْو ُل َق ْو ْي ٰه ا َو ْسَتْغِفُر اللَه ْي َو َل ُكْم ‪َ ،‬ف اْسَتْغِفُر ْو ُه ‪ِ ،‬إ َّن ُه ُهَو اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْي ُم‬
‫ِل‬ ‫ِل‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫َد َل‬ ‫َو َف َأ ْش ُد َأ ْن َّل َّل‬ ‫َل آ َأ ْص َأ‬ ‫َف‬ ‫َن ُم َّم‬ ‫َل‬ ‫ُأ‬ ‫َف ُأ‬ ‫َا ْل ُد‬
‫ا ِإ لَه ِإ ا اللُه َو ْح ُه ا‬ ‫َحْم للِه َوَك ى‪َ ،‬و َص ِّلْي َو َس ِّل ُم َع ى َسِّيِد ا َح ٍد اْلُمْصَط ى‪َ ،‬و َع ى ِلِه َو َح اِب ِه ْهِل اْل ا‪َ .‬ه‬
‫َش ْي َك َل ُه ‪َ ،‬و َأ ْش َهُد َأ َّن َسِّيَد َن ا ُم َحَّمًد ا َعْبُد ُه َو َر ُسْو ُل ُه‬
‫ِر‬
‫َمَأ‬ ‫ْمَأ‬ ‫ْع َل َأ َّن َه َمَأ‬ ‫َأ َّم ُد َف َأ ُّي ُم ْس َن ُأ‬
‫َعِظْي ‪َ ،‬رُكْم‬ ‫ا َبْع ‪َ ،‬يا َها اْل ِل ُمْو ‪ْ ،‬و ِصْيُكْم َو َنْفِس ْي ِب َتْقَو ى اللِه اْلَع اْلَعِظْي َو ا ُمْو ا الل َرُكْم‬
‫ِب ٍر ٍم‬ ‫َّ‬ ‫ِم‬ ‫ِلِّي‬
‫ِل‬ ‫ّ‬ ‫ُنَ‬ ‫ِي‬ ‫ّن‬ ‫ي ّل‬ ‫لل َمَ‬ ‫ن ِه ْل َفَق‬ ‫َّ‬
‫ ِ وَسلا لاَ م ِ عَىَل َِب يِّ ا َك يِرمْ ِ لا ‪ َ:‬إ ِّن َا هَو لَائكِ ََت ُه َُص وَُن َعَل ا ىل َِب ّ‪ ،‬ي اََأ هَ ا ال يِذ َن آم او َص ل وُ اعَليَ ِهْ وََس مّوُ اِب لا َّص َلاة‬
‫ُّي‬
‫َن ْبَر ْي َم َو َب ْك َع َل‬ ‫َن ْبَر ْي َم َو َع َل آ‬ ‫َن ُم َّم َك َّل َت َع َل‬ ‫َن ُم َّم َع َل آ‬ ‫َع َل‬ ‫َا‬ ‫َت‬
‫ْس ِل يًم ا‪ ،‬لّٰلُهَّم َص ِّل ى َسِّيِد ا َح ٍد َو ى ِل َسِّيِد ا َح ٍد َم ا َص ْي ى َسِّيِد ا ِإ اِه ى ِل َسِّيِد ا ِإ اِه اِر ى‬
‫َسِّيِد َن ا ُم َحَّم ٍد َو َع َلى آ َسِّيِد َن ا ُم َحَّم ٍد َك َم ا َب اَرْكَت َع َلى َسِّيِد َن ا ْبَر اِهْي َم َو َع َلى آ َسِّيِد َن ا ْبَر اِهْي َم ‪ْ ،‬ي اْلَعا ِمَلْي َن َّن َك َح ِمْيٌد َم ِجْيٌد ‪َ .‬ا لّٰلُهَّم‬
‫ِإ‬ ‫ِف‬ ‫ِإ‬ ‫ِل‬ ‫ِإ‬ ‫ِل‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫اْغِفْر ِلْل ُمْس ِل ِم ْي َن َو اْلُم ْس ِل َم اِت واْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو اْلُمْؤ ِم َناِت اْل ْح َياِء ِم ْن ُهْم َو اْل ْمَو اِت ‪ ،‬اللهم اْد َفْع َعَّنا اْل َبَلاَء َو اْلَغَلاَء َو اْلَو َب اَء‬
‫َو اْلَفْحَش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْل َبْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخَتِلَفَة َو الَّش َد اِئ َد َو اْلِمَحَن ‪َ ،‬م ا َظ َهَر ِم ْن َها َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن َب َل َن ا َهَذ ا َخ اَّص ًة َو ِم ْن‬
‫ِد‬
‫ُب ْل َد اِن اْلُم ْس ِل ِم ْي َن َع اَّم ًة ‪ِ ،‬إ َّن َك َع َلى ُك َش ْي ٍء َق ِد ْيٌر‬
‫ِّل‬
‫َك‬ ‫ْأ‬
‫ِعَباَد اللِه ‪ ،‬إ َّن اللَه َي ُم ُر اْلَعْد َو اْل إ ْح َس اِن َو ْي َتاِء ِذ اْلُقْر َبى وَي ْنَه ى َع الَفْح اِء َو اْلُم ْن َو الَب ‪َ ،‬يِعُظُكْم َلَع ُكْم‬
‫َّل‬ ‫ْغ‬ ‫َش‬
‫ِي‬ ‫ِر‬ ‫ِن‬ ‫ي‬ ‫ِإ‬ ‫ِب ِل‬
‫َأ‬ ‫ْذ‬
‫َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬ف اذ ُك ُر وا اللَه اْلَعِظْي َم َي ُك ْرُكْم َو َل ِذ ْك ُر اللِه ْكَب ُر‬

‫‪Ustadz Nur Rohmad, Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang‬‬
‫‪Peribadatan & Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto‬‬
‫‪Baca naskah khutbah lainnya:‬‬
‫‪Khutbah Jumat: Adab dan Keutamaan Dzikir‬‬
‫!‪Khutbah Jumat: Hindarkan Diri dari Menggunjing di Medsos‬‬
‫‪Khutbah Jumat: Rezeki, antara Kualitas dan Kuantitas‬‬
‫‪Tags‬‬

Anda mungkin juga menyukai