Dapat dikatakan, jenis sudut pandang orang kedua ini menggunakan gaya “kau” sebagai suatu
variasi cara memandang tokoh aku dan dia. Pemahaman lainnya dari jenis sudut pandang orang
kedua adalah adanya narator yang kemudian berbicara kepadamu.
Hal ini tidak terlalu umum dalam fiksi, kecuali jika narator mencoba berbicara dengan membaca
secara pribadi. Jenis sudut pandang orang kedua sendiri sebagian besar terlihat dalam puisi,
pidato, penulisan instruksional, serta pada artikel persuasive.
Perbedaan penggunaan jenis sudut pandang pada orang pertama dan sudut pandang orang ketiga
kemudian terletak pada kebebasan peran di dalam suatu cerita. Di mana jenis sudut pandang
orang pertama, si penulis dapat menjadi sosok dirinya, tetapi hal ini tidak berlaku untuk sudut
pandang orang ketiga.
Jika narator kemudian menjadi karakter dalam cerita, maka pembaca kemudian akan membaca
apa yang tengah ia amati ketika cerita itu terungkap. Narator ini juga memiliki tiga kemungkinan
perspektif dari jenis sudut pandang orang ketiga.
Terbatas – Pada jenis sudut pandang orang ketiga yang terbatas, narator hanya akan melihat apa-apa
yang ada di depannya, penonton peristiwa ketika mereka terbuka serta tidak dapat membaca pikiran
pada karakter lainnya.
Maha tahu – Seorang narator mahatahu ialah ia yang melihat semua, sama seperti dewa yang
mengetahui semua jenis. Dia melihat apa yang dilakukan masing-masing karakter serta dapat
melihat ke dalam pikiran masing-masing karakter. Jenis sudut pandang dalam suatu cerita ini
kemudian biasa terjadi pada karakter eksternal, yang berdiri di atas, menonton aksi di bawah ini
(bayangkan saja seseorang dengan bola kristal, kemudian mengintip ke dalam).
Maha tahu Terbatas – Jenis sudut pandang orang ketiga yang maha tahu terbatas ini umumnya
hanya dapat melihat ke dalam pikiran pada satu karakter. Dia juga sangat mungkin melihat peristiwa
lain yang terjadi, tetapi hanya tahu alasan mengenai tindakan satu karakter dalam suatu cerita.
Salah satu ciri dari jenis sudut pandang dalam cerita ini adalah penulis akan masuk ke dalam
cerita (yang bukan sebagai tokoh utama) dan ada saatnya ia kemudian berada di luar cerita dan
menjadi orang biasa.
Misalnya, sudut pandang orang pertama pelaku utama akan membuat kita
sebagai pembaca seakan-akan menjadi tokoh aku yang ada dalam cerpen.
Berikut ini beberapa sudut pandang dalam karya sastra yang perlu diketahui:
2. Orang pertama jamak, tak jauh berbeda dengan sudut pandang orang pertama
tunggal hanya saja dalam sudut pandang ini digunakan kata ganti seperti kita
atau kami.
4. Orang ketiga tunggal, penulis tidak berada di dalam cerita melainkan sebagai
pendongeng yang menggunakan kata ganti dia saat menceritakan tokoh
dalam cerita.
5. Orang ketiga jamak, penulis bercerita menggunakan persepsi kelompok atau
kacamata kolektif. Sudut pandang ini ditandai dengan penggunaan kata ganti
mereka.
6. Sudut pandang campuran, penulis bisa menjadi siapa saja dalam sudut
pandang campuran. Ia bisa menjadi tokoh berbeda dengan menggunakan aku,
kamu, dia, mereka, dan kami.
Sering disebut juga sebagai sudut pandang orang pertama tokoh utama, jenis
sudut pandang orang pertama ini menjadikan penulis seolah-olah menjadi
tokoh utama atau tokoh sentral dalam cerita. Seluruh pikiran, tingkah laku,
perasaan, ataupun kejadian yang tokoh utama alami, dijelaskan dengan kata
ganti “aku” atau “saya”.
Sudut pandang orang pertama pelaku utama adalah sudut pandang yang
menempatkan penulis sebagai tokoh utama bagi ceritanya sendiri. Sementara
itu, sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan merupakan
sudut pandang yang menempatkan penulis sebagai pendamping dari tokoh
utama buatannya.
Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama adalah sudut pandang yang
umumnya menggunakan kata ganti seperti Aku ataupun Saya pada tokoh utama cerita.
Dalam sudut pandang ini penulis atau pengarang cerita seolah-olah terlibat dalam
ceritanya dan dia sendiri yang berperan sebagai tokoh utama dalam cerita.
Contoh Sudut Pandang Orang Pertama :
Sudut pandang orang ketiga serba tahu adalag sudut pandang yang umumnya menggunakan kata
ganti seperti ia, dia atau nama dari pelaku yang ada dalam cerita yang dibuat oleh penulis.
Contoh dari sudut pandang orang ketiga serba tahu adalah sudah satu bulan aku
sering melihat dia menunggu bus di bangku yang ada di pingggir jalan itu, tapi
belum satu kalipun dia terlihat menunggu bus dengan temannya.
Dalam sudut pandang ini maksudnya kata “dia” sangat terbatas. Penulis cerita menggambarkan
apa yang dilihat, didengar, yang dialami dan yang dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita,
namun hal tersebut sangat terbatas yaitu hanya pada seorang tokoh saja. Tokoh yang ada dalam
cerita mungkin cukup banyak namun mereka tidak diberikan kesempatan yang lebih untuk
menunjukan sosok yang sebenarnya, jadi hanya tokoh utama saja yang menunjukan sosok yang
sebenarnya.
Contoh dari sudut pandang orang ketiga pengamat adalah datang seorang siswa
baru yang berpakaian keren kedalam kelas. Wajahnya yang juga tampan
membuat semua siswi dikelas itu terdiam. Dan tiba-tiba siswa baru itu tersenyum
dan membuat seluruh siswi dikelas menjerit histeris karena tidak menyangka
Kegiatan 1
Bahasa Indonesia 121
4. Siapakah tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung dalam novel Ronggeng
Dukuh Paruk?
5. Bagaimanakah karakter tokoh-tokoh Ronggeng Dukuh Paruk?
6. Apa pesan yang disampaikan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk?