Anda di halaman 1dari 11

Sudut Pandang Orang Pertama (Tokoh Sampingan)

Pada teknik ini, tokoh “aku” hadir bukan sebagai peran utama,


melainkan peran pendukung ataupun tokoh tambahan (first personal
peripheral). Kehadiran tokoh “aku” dalam suatu cerita juga berfungsi
dalam memberikan penjelasan mengenai cerita kepada para pembaca.

SUDUT PANDANG ORANG KEDUA


Lazimnya, pada suatu karya sastra umumnya menggunakan jenis sudut pandang persona pertama
serta sudut pandang persona ketiga. Secara faktual, jenis sudut pandang dalam cerita orang kedua
sendiri hanya menjadi selingan.

Dapat dikatakan, jenis sudut pandang orang kedua ini menggunakan gaya “kau” sebagai suatu
variasi cara memandang tokoh aku dan dia. Pemahaman lainnya dari jenis sudut pandang orang
kedua adalah adanya narator yang kemudian berbicara kepadamu.

Hal ini tidak terlalu umum dalam fiksi, kecuali jika narator mencoba berbicara dengan membaca
secara pribadi. Jenis sudut pandang orang kedua sendiri sebagian besar terlihat dalam puisi,
pidato, penulisan instruksional, serta pada artikel persuasive.

Contoh Jenis Sudut Pandang Orang Kedua


Ini merupakan hari pertama masuk kerja. Harus sempurna! Maka Sejak tiga sejam lalu, kau
sibuk saja membolak-baliknya di depan cermin. Mengecek baju, rambut, hingga ke riasan di
wajahmu. Lalu setelah kau memulaskan lipgloss sebagai sentuhan final yang kau rasa mampu
memesona teman-teman barumu di kantor nanti, kau kemudian mengambil parfum.
Sudut Pandang Orang Ketiga
Selain menggunakan jenis sudut pandang orang pertama serta sudut pandang orang kedua,
penulis juga dapat menggunakan jenis sudut pandang orang ketiga saat menulis sebuah cerita.
Adapun teknik jenis sudut pandang dalam cerita orang ketiga biasanya menggunakan kata ganti
“dia”, “ia”, atau nama tokoh dalam bentuk jamak “mereka”.

Perbedaan penggunaan jenis sudut pandang pada orang pertama dan sudut pandang orang ketiga
kemudian terletak pada kebebasan peran di dalam suatu cerita. Di mana jenis sudut pandang
orang pertama, si penulis dapat menjadi sosok dirinya, tetapi hal ini tidak berlaku untuk sudut
pandang orang ketiga.

Jika narator kemudian menjadi karakter dalam cerita, maka pembaca kemudian akan membaca
apa yang tengah ia amati ketika cerita itu terungkap. Narator ini juga memiliki tiga kemungkinan
perspektif dari jenis sudut pandang orang ketiga.

 Terbatas – Pada jenis sudut pandang orang ketiga yang terbatas, narator hanya akan melihat apa-apa
yang ada di depannya, penonton peristiwa ketika mereka terbuka serta tidak dapat membaca pikiran
pada karakter lainnya.
 Maha tahu – Seorang narator mahatahu ialah ia yang melihat semua, sama seperti dewa yang
mengetahui semua jenis. Dia melihat apa yang dilakukan masing-masing karakter serta dapat
melihat ke dalam pikiran masing-masing karakter. Jenis sudut pandang dalam suatu cerita ini
kemudian biasa terjadi pada karakter eksternal, yang berdiri di atas, menonton aksi di bawah ini
(bayangkan saja seseorang dengan bola kristal, kemudian mengintip ke dalam).
 Maha tahu Terbatas – Jenis sudut pandang orang ketiga yang maha tahu terbatas ini umumnya
hanya dapat melihat ke dalam pikiran pada satu karakter. Dia juga sangat mungkin melihat peristiwa
lain yang terjadi, tetapi hanya tahu alasan mengenai tindakan satu karakter dalam suatu cerita.

Contoh Jenis Sudut Pandang Orang Ketiga


“Ibrahim?!” “Ya, Ibrahim. Seperti itulah tugasnya setelah ia dipanggil untuk pulang…”
Jawaban itu tak memuaskan, Andu sendir masih dliputi dengan ketidakpercayaan saat si guide
ini bertudung memintanya melanjutkan jalan. Secepat Ranju berkedip, secepat itu pula Andu
menjumpai pantai di matanya.
Dan ini kemudian membuat Ranju mulai percaya bahwa ini tak dunia? Tidak, hatinya hanya
masih penuh saja logika. Meski Ranju ingat, dia tadi sedang berjalan diatas air, dia tadi
menghirup susu dari parit kecil pinggir jalan, dia juga tadi menatap wanita–wanita elok yang
menyapanya dengan genit.
Ranju bermain–main di pikiran hingga si guide bertudung menyentak lengannya. Ranju terpaku
diluar pagar sebuah rumah kecil yang seperti rumah keluarga Amerika kelas menengah. (Lelaki
Di Tengah Lapangan – Ardyan Amroellah)

SUDUT PANDANG CAMPURAN


Jenis sudut pandang lainnya adalah sudut pandang campuran. Pada sudut pandang ini penulis
kemudian akan menggabungkan antara jenis sudut pandang dalam suatu cerita pertama dan suatu
cerita ketiga.

Salah satu ciri dari jenis sudut pandang dalam cerita ini adalah penulis akan masuk ke dalam
cerita (yang bukan sebagai tokoh utama) dan ada saatnya ia kemudian berada di luar cerita dan
menjadi orang biasa.

Contoh Jenis Sudut Pandang Campuran


Kami sebagai sebuah keluarga sederhana, namun perasaan kami memiliki satu sama lain. Dan
itu merupakan ketahanan yang kuat bagi kami. Namaku adalah Badu, aku adalah bagian kecil
dari keluarga sederhana itu. Meski memang terkadang sulit menerima kehidupan ini, karena
kadang kala aku merasa ingin hidup normal seperti mereka.
Seperti keluarga Toni yang selalu hidup dengan kecukupan bahkan lebih. Bahkan Toni sendiri
tak perlu lagi bekerja karena ia sudah tercukupi oleh kemewahan yang ada. Tetapi aku tentu
merasa berbeda, aku pun tidak ingin menjadi seperti Toni yang selalu mengandalkan harta
keluarganya. Aku dan keluargaku diajari untuk terus hidup bersyukur dengan apa yang kami
miliki.
Macam-macam Sudut Pandang

Misalnya, sudut pandang orang pertama pelaku utama akan membuat kita
sebagai pembaca seakan-akan menjadi tokoh aku yang ada dalam cerpen.

Berikut ini beberapa sudut pandang dalam karya sastra yang perlu diketahui:

1. Orang pertama tunggal, dalam sudut pandang ini, penulis menempatkan


dirinya sebagai narator dan juga pelaku dengan menggunakan kata ganti
seperti saya, aku, atau gue. Penulis bisa menjadi pelaku utama maupun
pelaku sampingan yang hanya menceritakan satu kejadian dari sudut
pandangnya.

2. Orang pertama jamak, tak jauh berbeda dengan sudut pandang orang pertama
tunggal hanya saja dalam sudut pandang ini digunakan kata ganti seperti kita
atau kami.

3. Orang kedua, penulis menempatkan pembaca sebagai tokoh kamu sehingga


membuat para pembaca merasa dekat dan sebagai pelaku utama. Bisa juga
diganti dengan kata ganti lain seperti kau dan anda.

4. Orang ketiga tunggal, penulis tidak berada di dalam cerita melainkan sebagai
pendongeng yang menggunakan kata ganti dia saat menceritakan tokoh
dalam cerita.
5. Orang ketiga jamak, penulis bercerita menggunakan persepsi kelompok atau
kacamata kolektif. Sudut pandang ini ditandai dengan penggunaan kata ganti
mereka.

6. Sudut pandang campuran, penulis bisa menjadi siapa saja dalam sudut
pandang campuran. Ia bisa menjadi tokoh berbeda dengan menggunakan aku,
kamu, dia, mereka, dan kami.

SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA PELAKU UTAMA

Sering disebut juga sebagai sudut pandang orang pertama tokoh utama, jenis
sudut pandang orang pertama ini menjadikan penulis seolah-olah menjadi
tokoh utama atau tokoh sentral dalam cerita. Seluruh pikiran, tingkah laku,
perasaan, ataupun kejadian yang tokoh utama alami, dijelaskan dengan kata
ganti “aku” atau “saya”.

Sudut pandang orang pertama pelaku utama adalah sudut pandang yang
menempatkan penulis sebagai tokoh utama bagi ceritanya sendiri. Sementara
itu, sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan merupakan
sudut pandang yang menempatkan penulis sebagai pendamping dari tokoh
utama buatannya.

Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama adalah sudut pandang yang
umumnya menggunakan kata ganti seperti Aku ataupun Saya pada tokoh utama cerita.
Dalam sudut pandang ini penulis atau pengarang cerita seolah-olah terlibat dalam
ceritanya dan dia sendiri yang berperan sebagai tokoh utama dalam cerita.
Contoh Sudut Pandang Orang Pertama :

1. Pagi ini begitu cerah membuat jiwaku begitu berseri-seri sambil


menikmati kopi dan rokok. Dengan sejumlah masalah yang melilit ku,
mampu meringankan beban yang kuhadapi. Masalah yang terus
berbondong-bondong mengiringi kemarin hari, kini akhirnya aku
menemukan jawaban, jawaban untuk bangkit kembali dan menuangkan
inspirasi dalam setiap aktivitasku untuk melanjutkan kuliah di
Universitas Indonesia.
2. Dengan tekad bulat berhadapan dengan dosen pembimbingku, ku
manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan mengumpulkan
keberanian untuk mempresentasikan hasil kerjaku beberapa minggu
yang lalu.
3. “Pagi hari aku bangun dari tidur panjang yang telah melelapakanku, aku bergegas
pergi ke kamar mandi untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah. Setelah itu aku
membereskan tempat tidur dan sarapan pagi terlebih dahulu, lalu setelah selesai
sarapan barulah aku berangkat ke sekolah dan berpamaitan kepada orang tua…”

SUDUT PANDANG ORANG PERTAMA PELAKU SAMPINGAN

Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan: yaitu si penulis


menghadirkan tokoh “aku” sebagai bukan pemeran utama, melainkan
pemeran pendukung atau tokoh tambahan (tokoh “aku” hanya sebagai
pengamat). Sudut pandang serba tahu: yaitu si penulis menceritakan semua
hal terkait tokoh utama.
Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan adalah sudut pandang yang
menempatkan seolah-olah si tokoh utama yang bercerita, akan tetapi posisinya dalam
cerita bukanlah sebagai tokoh utama.

Contoh sudut pandang orang pertama pelaku sampingan:

1. Kerasnya hidup yang kujalani di Ibu Kota, Djakarta ternyata juga


dialami oleh Imran. Imran yang menjalani hidup dengan susah payah
dan bahkan ia harus jatuh bangun untuk menghidupi dirinya. Pagi
hingga sore hari, Imran sama denganku menekuni kewajibannya untuk
menempuh pendidikan. Selepas itu, aku dan Imran bergegas mengganti
pakaian untuk memenuhi perut kami setiap hari dengan bekerja sebagai
buruh di salah satu perusahaan.
2. Imran seorang pekerja keras, disiplin dan bahkan tidak pernah
menyianyiakan waktunya dengan hal melakukan hal sepele. Terkadang
saat jam istirahat kerja, Imran menempatkan untuk mengisi waktu
mengerjakan tugas perkulihan.
3. Aku pun merasa termotivasi untuk memanfaatkan waktuku dengan
sebaik-baiknya. Berkat dirinya, sehari yang terasa ku jalani begitu berat
tanpa istirahat di malam hari, kini aku mendapatkan waktu senggang
untuk bersenang-senang bersama keluarga dan juga seseorang yang
kucintai.
4. “Aku bangga melihat Agus teman baik ku, dia sangat cerdas dalam berbagai mata
pelajaran di sekolah. Terkadang aku merasa iri padanya, karena dia lebih pintar
dari pada aku, akan tetapi dia selalu membantuku jika aku dalam kesulitan dan dia
selalu menemaniku saat bermain…”
Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu

Sudut pandang orang ketiga serba tahu adalag sudut pandang yang umumnya menggunakan kata
ganti seperti ia, dia atau nama dari pelaku yang ada dalam cerita yang dibuat oleh penulis.

Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu


Yang ketiga adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu, pada sudut pandang
ini pada umumnya menggunakan kata ganti seperti ia, dia atau nama dari pelaku
yang ada didalam cerita yang dibuat oleh penulis.

Contoh dari sudut pandang orang ketiga serba tahu adalah sudah satu bulan aku
sering melihat dia menunggu bus di bangku yang ada di pingggir jalan itu, tapi
belum satu kalipun dia terlihat menunggu bus dengan temannya.

Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat

Dalam sudut pandang ini maksudnya kata “dia” sangat terbatas. Penulis cerita menggambarkan
apa yang dilihat, didengar, yang dialami dan yang dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita,
namun hal tersebut sangat terbatas yaitu hanya pada seorang tokoh saja. Tokoh yang ada dalam
cerita mungkin cukup banyak namun mereka tidak diberikan kesempatan yang lebih untuk
menunjukan sosok yang sebenarnya, jadi hanya tokoh utama saja yang menunjukan sosok yang
sebenarnya.

Berikut contoh sudut pandang orang ketiga pengamat dalam cerita:


“Datang seorang siswa baru berpakaian keren kedalam kelas. Wajahnya yang tampan membuat
semua siswi di kelas tersebut terdiam. Tiba-tiba siswa baru tersebut tersenyum dan membuat
semua siswi di kelas menjerit histeris, karena tidak menyangka senyum siswa baru itu sangat
mempesona…”

Sudut Pandang Orang Ketiga Pengamat


Dalam sudut pandang ini memiliki maksud dari kata “dia” sangat terbatas. Penulis
cerita yang menggambarkan apa yang dilihat, didengar, dan juga yang
dialaminya dan yang dirasakan juga oleh tokoh utama didalam cerita. Akan tetapi
hal tersebut sangat terbatas hanya pada satu orang tokoh saja.

Contoh dari sudut pandang orang ketiga pengamat adalah datang seorang siswa
baru yang berpakaian keren kedalam kelas. Wajahnya yang juga tampan

membuat semua siswi dikelas itu terdiam. Dan tiba-tiba siswa baru itu tersenyum
dan membuat seluruh siswi dikelas menjerit histeris karena tidak menyangka

bahwa senyum siswa baru tersebut sangat mempesona.

Penokohan merupakan teknik atau cara-cara tokoh ditampilkan atau


dicitrakan di dalam fiksi. Para ahli menunjukkan dua cara menampilkan
atau mencitrakan tokoh, yakni cara analitik dan cara dramatik. Secara
analitik, perwatakan tokoh-tokoh cerita ditampilkan atau dicitrakan
langsung dalam bentuk perincian oleh pengarang. Secara dramatik,
perwatakan tokoh-tokoh cerita dicitrakan melalui dialog, pikiran,
perasaan, lukisan fisik, perbuatan, dan komentar atau penilaian tokoh lain
dalam fiksi.

Alur atau plot memiliki kaidah plausability (kemasukakalan), surprise


(kejutan), suspense (misteri), dan unity (keutuhan). Kemasukakalan
dalam alur sangat erat kaitannya dengan jalan cerita yang dapat diterima
oleh cara berpikir pembaca. Kejutan dalam alur merujuk kepada
peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh dengan penuh ketidakpastian.
Kejutan ini mampu menyentuh perasaan dan pikiran sehingga pembaca
tergelitik, terdorong, termotivasi untuk terus membaca. Kejutan dalam
alur menampilkan peristiwa-peristiewa yang bertentangan atau tiba-tiba
karena tidak terduga. Fungsinya untuk memperlambat atau mempercepat
klimaks cerita. Keutuhan dalam alur sangat erat kaitannya dengan ciri
peristiwa, yakni fungsional, kaitan, dan acuan yang mengandung konflik.

Sudut pandang atau point of view memasalahkan siapa yang bercerita.


Pencerita akan menempatkan tokoh melalui berbagai cara atau pandangan
dalam menampilkan tokoh, laku, latar, dan peristiwa untuk menata cerita
fiksi kepada pembaca. Sudut pandang dibedakan menjadi sudut pandang
orang pertama dan orang ketiga. Cerita yang penyampaiannya dilakukan
120 Kelas XII Bahasa Indonesia
oleh seorang tokoh aku/saya secara langsung atau yang ada dalam disebut
sebagai sudut pandang orang pertama. Jika tokoh tersebut adalah tokoh
utama, cerita sudut pandangnya adalah orang pertama (protagonis).
Jika tokoh tersebut bukan tokoh utama, sudut pandangnya adalah orang
pertama pengamat (pengamat). Cerita yang penyampaiannya dilakukan
bukan oleh seorang tokoh yang ada dalam cerita tetapi oleh penulis
yang berada di luar cerita (dia/ia) disebut sebagai sudut pandang orang
pertama. Jika narator menyampaikan pemikiran tokoh, sudut pandang
ceritanya adalah orang ketiga yang mengetahui banyak hal. Jika narator
hanya menceritakan/memberikan informasi sebatas yang bisa dilihat
atau didengar dan belum sampai pada pengungkapan pemikiran, sudut
pandang cerita adalah orang ketiga.

Menganalisis Isi Novel Berdasarkan Unsur Intrinsiknya


Setelah memahami unsur-unsur intrinsik novel, apakah kamu dapat
menganalisis isi novel Ronggeng Dukuh Paruk tersebut? Untuk mengetahui
pemahamanmu, buatlah kelompok yang terdiri atas 3–4 orang, dan jawablah
pertanyaan berikut ini!
1. Tema apa yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk?
2. Bagaimanakah alur yang tergambar dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk?
3. Di manakah latar tempat, latar waktu, dan latar suasana yang tergambar
dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk?

Kegiatan 1
Bahasa Indonesia 121
4. Siapakah tokoh utama dan tokoh-tokoh pendukung dalam novel Ronggeng
Dukuh Paruk?
5. Bagaimanakah karakter tokoh-tokoh Ronggeng Dukuh Paruk?
6. Apa pesan yang disampaikan dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk?

Anda mungkin juga menyukai