Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

POHON (TREE)
Dosen Pengampu: Yesi Franita, S.Si., M.Sc.

Disusun Oleh :
Kelompok 5 Kelas 02
1. Septian Aziz Mahendra (1910306017)
2. Nurul Fajri Himlal Faz (1910306018)
3. Nurul Aenaeni Lami’ (1910306019)
4. Salikah (1910306020)
5. Rofiqotul Fitria (1910306049)

S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pohon dan Hutan....................................................................................................3
B. Pohon Berakar dan Pohon Biner............................................................................6
C. Pohon Rentang.....................................................................................................10
D. Latihan Soal.........................................................................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................15
Kesimpulan..................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya, belajar matematika identik dengan menghafalkan
rumus-rumus tertentu dengan buku paket dan materi dari dosen yang
banyak. Itulah yang menyebabkan para pelajar/siswa merasa bosan untuk
belajar matematika. Seringkali mereka bertanya, "Apa sih manfaat belajar
matematika dalam kehidupan sehari-hari? Apa manfaat Aljabar? Apa
manfaat himpunan? Apa manfaat trigonometri ?.
Matematika merupakan media untuk melatih berpikir kritis,
inovatif, kreatif, mandiri dan mampu menyelesaikan masalah, sedangkan
bahasa merupakan media menyampaikan ide-ide dan gagasan serta yang
ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa matematika sangat
berperan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak dapat menghindar dari
matematika, sekalipun kita mengambil jurusan ilmu sosial, tetap saja ada
pelajaran matematika di dalamnya, karena mau tidak mau matematika
digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Salah satunya penerapan pohon
(tree) untuk penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pohon (tree) merupakan salah satu konsep dalam graf yang paling
penting, karena terapannya yang luas dalam berbagai bidang ilmu. Dalam
kehidupan sehari-hari pohon digunakan untuk menggambarkan hirarki.
Misalnya pohon silsilah keluarga, struktur organisasi, organisasi
pertandingan, dan masih banyak lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, makalah ini ditulis untuk menjelaskan
apa itu pohon, hutan, dan beberapa macam pohon.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pohon dan hutan?
2. Apa definisi dari pohon berakar dan pohon biner?
3. Apa definisi dari pohon rentang?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari pohon dan hutan.

1
2. Mengetahui definisi pohon berakar dan pohon biner.
3. Mengetahui definisi pohon rentang.

2
BAB II PEMBAHASAN
POHON (TREE)

A. Pohon dan Hutan


Definisi 1.1
Misalkan G adalah suatu graf sederhana (tidak memiliki garis paralel dan
loop).
G disebut Pohon bila dan hanya bila G tidak memuat sirkuit dan
terhubung.
Pohon Semu (Trivial Tree) adalah pohon yang hanya terdiri dari sebuah
titik.
Pohon Kosong (Empty Tree) adalah pohon yang tidak memiliki titik.
G disebut Hutan (Forest) bila dan hanya bila G tidak memuat sirkuit.
Contoh 1.1:
Tentukan mana di antara graf berikut pada Gambar 1.1 yang merupakan
Pohon atau Hutan!

Gambar 1.1

Penyelesaian:
a. Merupakan pohon karena terhubung dan tidak membuat sirkuit
b. Merupakan pohon karena terhubung dan tidak memuat sirkuit.
c. Bukan merupakan pohon karena v3 v 4 v 5 v 3 merupakan sirkuit.

3
d. Merupakan suatu hutan karena tidak memuat sirkuit dan tidak
terhubung. Hutan tersebut terdiri dari 2 komponen yang masing-
masing merupakan suatu pohon.

Definisi 1.2
Misalkan T adalah suatu Pohon.
Daun (Leaf /Terminal Vertex) adalah titik dalam T yang berderajat 1.
Titik dalam T yang berderajat ¿ 1 disebut titik cabang (Branch/Interval
Vertex).
Contoh 1.2
Tentukan daun dan titik cabang pohon pada Gambar 1.1(a) di atas!
Penyelesaian:
Pada Gambar 1.1(a),
d ( v 1 ) =d ( v 3 ) =2; d ( v 2) =3 ; d ( v 4 )=d ( v5 ) =d ( v 6 ) =d ( v 7 ) =d ( v 8 ) =1.

Dengan demikian, daunnya adalah v 4 , v 5 , v 6 , v 7 dan v 8 sedangkan titik


cabangnya adalah v1 , v 2 dan v3 .

Teorema 1.1
Suatu pohon dengan n titik (n bulat positif) akan memiliki (n−1) garis.
Bukti:
Akan dibuktikan dengan induksi matematika.
Misalnya P(n) adalah pernyataan ”Pohon dengan n titik (n bulat positif)
akan memiliki (n−1) garis.”
Akan dibuktikan bahwa P(n) benar untuk n ≥ 1 dengan induksi matematika.
 Basis
Akan dibuktikan bahwa P(1) benar.
P(1): “Pohon dengan 1 titik memiliki 0 garis”
Pernyataan itu jelas benar karena pohon dengan 1 titik merupakan pohon
semu sehingga tidak memiliki garis sama sekali.
 Langkah Induksi
Akan dibuktikan kebenaran implikasi: Jika P(k) benar, maka P(k + 1)
benar.

4
Misalkan P(k) benar. Berarti pohon dengan k titik memiliki (k −1) garis.
Akan dibuktikan bahwa P(k + 1) benar yaitu “Pohon dengan (k + 1) titik
memiliki k garis.”
Misalkan T adalah suatu pohon dengan (k + 1) titik. Oleh karena T tidak
memiliki sirkuit, maka T memiliki paling sedikit satu daun (sebutlah v d).
Oleh karena v d adalah satu daun, maka v d hanya memiliki sebuah garis
yang berhubungan dengannya (sebutlah e d ).
Didefiniskan pohon T ' sebagai berikut:
V ( T ' ) =V (T )− {v d }

E ( T ) =E ( T )−{e d }
'

Hubungan antara T dan T ' dapat digambarkan pada Gambar 1.2

Gambar 1.2

Jumlah titik T ' adalah jumlah titik T dikurangi 1 (yaitu titik v d) =


( k +1 )−1=k .
T ' tetap terhubung dan tidak memuat sirkuit karena T merupakan pohon
dan titik yang dihilangkan adalah daunnya. Jadi, T ' merupakan pohon
dengan k titik. Menurut hipotesis induksi, T ' memiliki (k −1) garis.
Selanjutnya, tambahkan kembali garis e d dan titik v d ke pohon T ' .
Dengan demikian, jumlah garis dalam T = Jumlah garis dalam T ' +1
= ( k −1 ) +1
=k

Terbukti bahwa T = pohon dengan (k + 1) titik memiliki k garis.

B. Pohon Berakar dan Pohon Biner


Definisi 2.1

5
Pohon Berakar (Rooted Tree) adalah suatu pohon di mana ada satu titik
yang dikhususkan dari yang lain. Titik itu disebut Akar (Root).
Tingkat (Level) suatu titik adalah banyaknya garis antara titik tersebut
dengan akar.
Tinggi (Height) pohon adalah tingkat maksimum yang dimiliki oleh titik-
titik pohon.
Anak (Children) dari titik v adalah semua titik yang berhubungan langsung
dengan v, tetapi memiliki tingkat yang lebih tinggi dari v. Jika w adalah
anak dari v maka v disebut orang tua (parent) dari w. Dua titik yang
memiliki orang tua yang sama disebut saudara (Sibling).
Contoh 2.1
Perhatikan kembali pohon pada Gambar 1.1(b) dengan v 2 sebagai akarnya
a. Tentukan tingkat tiap-tiap titik!
b. Berapa tinggi pohon?
c. Tentukan anak, orang tua, dan saudara titik v1 !
d. Apakah pertanyaan (a) – (c) memiliki jawaban yang berbeda jika
akarnya adalah v1 ?
Penyelesaian:
Untuk mempermudah visualisasi, biasanya akar pohon ditempatkan pada
posisi teratas, dan anak-anak ditempatkan di bawah orang tuanya. Dengan
demikian, pohon akan tampak seperti tanaman yang terbalik (akar di atas
dan daun di bawah).
Dengan cara penggambaran tersebut, maka pohon pada Gambar 1.1(b)
dengan v 2 sebagai akarnya dapat digambarkan dalam Gambar 2.1

Gambar 2.1

6
a. Tingkat v 4 adalah jumlah garis antara v 4 dengan akar (v¿ ¿2)=1 ¿.
Secara analog, tingkat v1 = tingkat v 6 = tingkat v5 = 1
Tingkat v3 = 2. Tingkat v7 = tingkat v 8 = 3
b. Tinggi pohon adalah maksimum tingkat yang dimiliki (banyak
garis dari akar ke titik yang terjauh dari akar), yaitu 3.
c. Anak v1 = v3 ; Orang tua v1 = v 2 ; Saudara v1 = v 4 , v 6 dan v5
d. Jika v1 dianggap sebagai akar, maka pohon pada Gambar 1.1(b)
dapat dinyatakan dalam Gambar 1.1(a).
Pada Gambar 1.1(a) tingkat v 2 = tingkat v3 = 1, dan tingkat v 4 =
tingkat v5 = tingkat v 6 = tingkat v7 = tingkat v 8 = 2. Tinggi pohon =
2.
Orang tua v1 tidak ada karena v1 merupakan akar. Anak v1 adalah
v3 dan v 2, dan v1 tidak memiliki saudara.
Tampak bahwa dengan pemilihan akar yang berbeda, maka pohon
yang terbentuk juga berbeda sehingga hal-hal yang berhubungan
dengan pohon (tingkat suatu titik, tinggi pohon, anak, orang tua,
dan saudara) juga berbeda.

Definisi 2.2
Pohon Biner (Binary Tree) adalah pohon berakar yang setiap titiknya
memiliki paling banyak 2 anak, yang disebut anak kiri (left child) dan anak
kanan (right child).
Pohon Biner Penuh (Full Binary Tree) adalah Pohon Biner yang setiap
titiknya memiliki tepat 2 anak.
Pohon Biner banyak digunakan dalam ilmu komputer untuk menyatakan
ekspresi aljabar maupun untuk pencarian dan pengurutan data (searching
and sorting). Untuk menyatakan ekspresi aljabar dalam pohon biner
dilakukan cara berikut:
Setiap operand/operator dalam ekspresi aljabar bersesuaian dengan satu
titik dalam pohon biner. Kedua operand dalam operasi biner merupakan

7
x
anak dari operatornya. Sebagai contoh, ekspresi aljabar dapat
y
dinyatakan dalam pohon biner sebagai berikut:

Gambar 2.2

Contoh 2.2
Nyatakan ekspresi aljabar berikut ke dalam pohon biner
x x u
a. b. +z c. ( x− y ) z+
y+ z y v

Penyelesaian:

x
a. Dalam ekspresi operasi y + z dilakukan terlebih dahulu sebelum
y+ z
operasi pembagian sehingga pohon biner yang sesuai dengan operasi
tersebut dapat dinyatakan dalam Gambar 2.3(a)
x
b. Dalam operasi + z operasi pembagian dilaksanakan terlebih dahulu
y
sebelum operasi penjumlahan. Pohon biner yang sesuai tampak pada
Gambar 2.3(b).
u
c. Dalam operasi ( x− y ) z+ operasi (x – y) dilakukan terlebih dahulu
v
sebelum operasi perkalian, penjumlahan dan pembagian. Pohon biner
yang sesuai tampak pada Gambar 2.3(c).

Gambar 2.3

8
Definisi 2.3
Misalkan T adalah pohon biner dan v ∈V (T ) adalah suatu titik cabang
dalam T.
Subpohon kiri (left subtree) v adalah pohon biner yang:
 Titik-titiknya adalah anak kiri v dan semua turunannya.
 Garis-garisnya adalah garis-garis dalam E(T) yang
menghubungkan titik-titik subpohon kiri v.
 Akarnya adalah v.
Subpohon kanan (right subtree) v didefinisikan secara analog.

Gambar 2.4

Konsep subpohon (kiri dan kanan) banyak membantu untuk


mendefinisikan suatu pohon biner secara rekursif. Hal itu berguna
terutama dalam pembuatan program komputer yang menggunakan struktur
pohon biner.

C. Pohon Rentang
Selain Pohon Biner, ada Pohon Rentang (Spanning Tree) merupakan salah
satu kasus khusus pohon yang memiliki banyak aplikasi, terutama pada
bidang Riset Operasi.
Definisi 3.1
Pohon Rentang suatu graf terhubung G adalah subgraf G yang merupakan
pohon dan memuat semua titik dalam G.
Contoh 3.1
Carilah semua pohon rentang yang mungkin dibuat dari G yang tampak
pada Gambar 3.1

9
Gambar 3.1

Penyelesaian:
Graf G memiliki satu sirkuit, yaitu v1 v 2 v 5 v 4 . Untuk membuat pohon
rentang, salah satu garis dalam sirkuit itu harus dhilangkan agar menjadi
pohon.
Oleh karena satu-satunya sirkuit adalah v1 v 2 v 5 v 4 yang memuat 4 garis,
sedangkan untuk menjadi pohon cukup dihilangkan satu garis, maka ada 4
pohon rentang yang mungkin dibuat. Keempat pohon rentang tersebut
tampak pada Gambar 3.2(a) – (d).

Gambar 3.2

Setiap graf yang terhubung pasti memuat paling sedikit satu pohon
rentang. Kenyataan itu dapat ditunjukkan melalui cara membuat pohon
rentang dari grafnya.
Misalkan G adalah graf yang terhubung.
Jika G tidak memuat sirkuit, maka G itu sendiri merupakan suatu pohon
rentang.
Jika G memuat sirkuit, bentuklah G ' dengan V ( G ' )=V (G) dan

E ( G' )=E (G) – {satu garis yang membentuk sirkuit}. Dengan cara
pembuatan itu, G ' tetap merupakan graf yang terhubung karena garis yang
dihapus adalah garis yang membentuk sirkuit. Jika G ' sudah tidak memuat
sirkuit, berarti G ' merupakan sebuah pohon rentang. Jika G ' masih
memuat sirkuit, maka G ' belum dapat dikatakan sebagai pohon rentang

10
dan harus dihilangkan salah satu garis yang membentuk sirkuit tersebut.
Begitu seterusnya hingga suatu saat tersisa suatu graf terhubung yang tidak
memiliki sirkuit. Graf tersebut merupakan suatu pohon yang merupakan
pohon rentang yang bersesuain dengan G.

D. Latihan Soal
1. Pertandingan sepak bola sedang dilaksanakan dalam rangka menyambut
Hari Olahraga Nasional. Kegiatan tersebut diikuti 8 tim. Berapa banyak
pertandingan yang harus diadakan sampai ditemukan satu tim juara jika
pertandingan menggunakan sistem gugur, yaitu peserta yang kalah tidak
pernah bertanding lagi, dan peserta yang menang akan melawan pemenang
pertandingan lainnya? Graf apa yang terbentuk?
2.

Jawaban:

1. Persoalan dapat dimodelkan dengan pohon biner. Daun menyatakan


pemain, simpul dalam (termasuk akar) menyatakan pemenang
pertandingan. Jumlah simpul dalam berarti total banyak pertandingan yang
dilakukan sampai menjadi juara.
Misal
i=banyak simpul dalam
t=banyak simpuldaun
Setiap pertandingan menggugurkan satu tim, dan akhirnya hanya satu
pemenang. Maka berlaku hubungan:
i=t−1
Jadi, banyaknya pertandingan adalah 8−1=7 pertandingan . Graf yang
terbentuk adalah pohon biner penuh

11
12
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
1. Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit.
Sedangkan hutan adalah kumpulan pohon yang saling lepas.
2. Pohon berakar adalah pohon yang simpulnya diperlakukan sebagai akar
dan sisi-sisinya diberi arah menjauh dari akar. Pohon biner adalah pohon
yang setiap simpul cabangnya mempunyai paling banyak dua buah anak.
3. Pohon Rentang suatu graf terhubung G adalah subgraf G yang merupakan
pohon dan memuat semua titik dalam G.

13
DAFTAR PUSTAKA
Siang, J.J. (2006). Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu
Komputer.Yogyakarta: Penerbit Andi.

14

Anda mungkin juga menyukai