Anda di halaman 1dari 14

Pohon (Tree) dalam Matematika Diskrit

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Matematika Diskrit yang diampu oleh
bapak Drs. H. Eka Fitrajaya Rahman, M.T.

Dwi Fitria Al Husaeni

1903480

PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT. karena berkat rahmat, ridho serta inayah-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah yang
berjudul “Pohon (Tree) dalam Matematika Diskrit” membahas mengenai graf pohon (tree) mulai
dari definis, sifat, terminology mapun jenis dari pohon itu sendiri. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Matematika Diskrit program studi Pendidikan Ilmu Komputer,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
Penyusun telah berupaya secara maksimal dalam penyusunan makalah ini. Namun, tidak
menutup kemungkinan apabila dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dijadikan acuan dan tolak ukur
perbaikan baik karya-karya selanjutnya. Penyusun berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca umumnya dan penyusun pribadi khususnya.

Bandung, 24 Desember 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 3
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4
2.1 Definisi Pohon (Tree) ..................................................................................................... 4
2.2 Sifat-Sifat Pohon (Tree) ................................................................................................. 6
2.3 Pewarnaan Pohon (Tree) ............................................................................................... 6
2.4 Pohon Berakar ................................................................................................................ 7
2.4.1 Terminologi pada Pohon Berakar ............................................................................. 8
2.4.2 Pohon Berakar Terurut ............................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12
3.1 Simpulan.............................................................................................................................. 12
3.2 Saran .................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Graf terhubung yang tidak mengandung sirkuit disebut pohon. Di antara sekian banyak konsep
dalam teori graf, pohon merupakan konsep yang paling penting. Pohon sudah lama digunakan
tahun 1857, ketika matematikawan Inggris Arthur Cayley menggunakan pohon untuk menghitung
jumlah senyawa kimia. Banyak terapan, baik dalam bidang ilmu komputer maupun di luar bidang
ilmu komputer, yang telah mengkaji pohon secara intensif sebagai objek matematika. Dalam
kehidupan sehari-hari, orang telah lama menggunakan pohon untuk menggambarkan hirarki.
Seperti silsilah keluarga, struktur organisasi, untuk menguraikan kalimat yang biasanya kita sebut
dengan istilah pohon parsing (parse tree).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
i. Apa yang dimaksud dengan pohon?
ii. Apa saja sifat-sifat dari pohon?
iii. Apa yang dimaksud dengan pohon berakar?
iv. Apa saja terminologi yang terdapat dalam pohon berakar?
v. Apa definisi dari pohon berakar terurut?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
i. Agar pembaca mengetahui definisi pohon.
ii. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat yang ada dalam sebuah pohon.
iii. Menjelaskan mengenai maksud dari pohon berakar.
iv. Menjelaskan terminologi-terminologi yang ada dalam pohon berakar.
v. Menjelaskan tentang definisi dari ohon berakar terurut.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pohon (Tree)


Pohon adalah graf yang khusus, definisi pohon adalah sebagai berikut:
Definisi 2.1:
Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Sirkuit sendiri adalah
lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama.
Menurut definisi di atas terdapat dua sifat penting yang dimiliki oleh sebuah pohon yaitu:
a. Terhubung
b. Tidak mengandung sirkuit
Perhatikan Gambar 2.1 dan Gambar 2.2

Gambar 2.1 Pohon

Gambar 2.2 Bukan Pohon

4
Pada Gambar 2.1 G1 dan G2 merupakan contoh dari pohon karena seluruh simpulnya terhubung
satu dengan yang lainnya dan kedua graf tersebut tidak memilki sirkuit. Sedangkan pada Gambar
2.2 G3 dan G4 bukan berupa pohon. Pada G3 bukan pohon karena di dalamnya terdapat sebuah
sirkuit yaitu (a, d, f, a). G4 bukan merupakan pohon karena terdapat simpul yang tidak terhubung.
Jika kita tidak menyilang garis pada G4 akan nampak seperti Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Ilustrasi G4


Karena definisi pohon diambil dari teori graf, maka sebuah pohon bisa memilki hanya satu
buah simpul saja tanpa mempunyai sisi satupun. Dapat kita katakan jika 𝐺 = (𝑉, 𝐸) adalah pohon,
maka V tidak boleh berupa himpunan kosong, namun E boleh kosong.
Beberapa pohon dapat membentuk hutan. Hutan (forest) adalah kumpulan pohon yang saling
lepas. Gambar 2.4 merupakan contoh dari hutan yang terdiri dari tiga buah pohon.

Gambar 2.4 hutan dengan 3 buah pohon


Pohon juga dapat didefinisikan sebagai graf tak-berarah dengan sifat bahwa hanya terdapat
sebuah lintasan unik antara setiap pasang simpul. Selain itu, jumlah sisi dalam pohon adalah
jumlah simpul dikurangi satu.
Contoh pada Gambar 2.1 G1 jumlah simpul = 6 dan jumlah sisi = 5, sehingga teori diatas
bener jika jumlah simpul = 5 – 1 = 6.

5
2.2 Sifat-Sifat Pohon (Tree)
Misalkan 𝐺 = (𝑉, 𝐸) adalah graf tak-berarah sederhana dan jumlah simpulnya n. Maka, semua
pernyataan di bawah ini adalah ekivalen:
a. G adalah pohon
b. Setiap pasang simpul di dalam G terhubung dengan lintasan tunggal
c. G terhubung dan memilki m = n – 1 buah sisi
d. G tidak mengandung siruit dan memiliki m = n – 1 buah sisi
e. G tidak mengandung sirkuit dan penambahan satu sisi pada graf akan membuat hanya satu
sirkuit
f. G terhubung dan semua sisinya adalah jembatan (jembatan adalah sisi yang bila dihapus
menyebabkan graf terpecah menjadi dua komponen)

Contoh 2.1
Sebuah pohon mempunyai 2n buah simpul berderajat 1, 3n buah simpul berderajat 2 dan n buah
simpul berderajat 3. Tentukan banyaknya simpul dan sisi di dalam pohon itu.
Penyelesaian:
Menurut lemma jabat tangan, jumlah derajat semua simpul di dalam graf adalah 2 kali jumlah sisi
di dalam graf tersebut. Jadi,
(2𝑛 × 1) + (3𝑛 × 2) + (𝑛 × 3) = 2|𝐸| ⇔ 11𝑛 = 2|𝐸|
Jumlah sisi pada sebuah pohon adalah jumlah simpul-1, jadi
|𝐸| = (2𝑛 + 3𝑛 + 𝑛) − 1 = 6𝑛 − 1
Dengan menyulihkan persamaan terkhir ke persamaan pertama
11𝑛 = 2(6𝑛 − 1) = 12𝑛 − 2 ⇔ 𝑛 = 2
Jadi, jumlah simpul pada pohon = 6n = 6 x 2 = 12 dan jumlah sisi adalah 6n – 1 = 11.

2.3 Pewarnaan Pohon (Tree)


Sesuai dengan teori pewarnaan graf, maka pohon mempunyai bilangan kromatik 2. Dengan
kata lain, dua buah warna sudah mewarnai simpul-simpul di pohon sedemikian sehingga tidak ada
dua simpul bertetangga mempunyai warna sama.
Perwarnaan pada pohon T dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Petakan warna pertama pada sembarang sebuah simpul.

6
b. Petakan warna kedua pada simpul-simpul yang bertetangga dengan simpul pertama.
c. Petakan warna pertama ke semua simpul yang bertetangga dengan simpul-simpul yang telah
diberi warna kedua
d. Ulangi proses ini sampai semua simpul terlah diwarnai.

Contoh 2.2

Gambar 2.5 Pewarnaan simpul pada pohon

2.4 Pohon Berakar


Simpul tertentu dalam sebuah pohon kadang dapat diperlukan sebagai akar (root). Sekali
sebuah simpul ditetapkan sebagai akar, maka simpul-simpul lainnya dapat dicapai dari akar dengan
memberi arah pada sisi-sisi pohon yang mengikutinya.

Definisi 2.2:
Pohon yang simpulnya diperlukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi arah menjauh dari akar
dinamakan pohon berakar (rooted tree).

Akar mempunyai derajat masuk sama dengan nol dan simpul-simpul lainnnya berderajat-
masuk sama dengan satu. Simpul yang mempunyai derajat keluar sama dengan nol disebut daun
atau simpul terminal. Simpul yang mempunyai derajat-keluar tidak sama dengan nol disebut

7
simpul dalam atau simpul cabang. Setiap simpul di pohon dapat dicapai dari akar dengan sebuah
lintasan tunggal (unik).
Contoh dari pohon berakar di tunjukan pada Gambar 2.6(a) dengan a adalah simpul akarnya.
Sebagai konvensi, arah sisi di dalam pohon tidak perlu digambar, karena setiap simpul di pohon
harus dicapai dari akar, maka lintasan di dalam pohon berakar selalu dari “atas” ke “bawah”. Hal
ini ditunjukan pada Gambar 2.6(b).

Gambar 2.6 (a) Pohon berakar, (b) sebagai konvensi, arah panah pada sisi dapat dibuang

2.4.1 Terminologi pada Pohon Berakar


a. Anak (child atau children) dan Orangtua (parent)
Misalkan Xy adalah sebuah simpul di dalam pohon berkakar. Simpul y dikatakan anak simpul
x jika ada sisi dri simpul x ke y. Dalam hal ini x disebut parent y.
Pada Gambar 2.7 b, c dan d adalah anak-anak simpul a dan a adalah parent dari b, c, d. e dan
f adalah anak simpul b dan b adalah parent dari e, f. g anak dari simpul d dan d adalah parent
dari simpul g. simpul h, I, j, l dan m tidak mempunyai anak.

8
Gambar 2.7 Pohon berakar dengan anak dan orang tua
b. Lintasan (path)
Lintasan dari simpul v1 ke simpul vk adalah runtunan simpul-simpul v1, v2, …, vk sedemikian
sehingga vi adalah orang tua dari vi+1 untuk 1 ≤ i < k. dari pohon pada Gambar 2.7 lintasan
dari a ke j adalah a, b, e, j. panjang lintasan adalah jumlah sisi yang di lalui dalam suatu lintasan
yaitu k – 1. Panjang lintasan dari a ke j adalah 3.
c. Keturunan (descendant) dan Leluhur (ancestor)
Jika terdapat lintasan dari simpul x ke simpul y di dalam pohon, maka x adalah leluhur dari
simpul y, dan y adalah keturunan simpul x. pada Gambar 2.7 b adalah leluhur simpul h dan
dengan demikian h adalah keturunan b.
d. Saudara Kandung (sibling)
Simpul yang berorang tua sama adalah saudara kandung satu sama lain. Pada Gambar 2.7 f
adalah saudara kandung r, tetapi g bukan saudara kandung e, karena orang tua mereka berbeda.
e. Upapohon (subtree)
Misalkan x adalah simpul di dalam pohon T. yang dimaksud dengan upapohon dengan x
sebagai akarnya ialah upagraf T’ = (V’, E’) sedemikian sehingga V’ mengandung x dan semua
keturunannya dan E’ mengandung sisi-sisi dalam semua lintasan yang berasal dari x.

Gambar 2.8 Upapohon T’ = (V, E’) dengan b sebagai akarnya.


f. Derajat (degree)
Derajat sebuah simpul adalah jumlah upapohon (atau jumlah anak) pada simpul tersebut. Pada
Gambar 2.9 derajat a adalah 3, derajat b adalah 2, derajat d adalah satu dan derajat c adalah
0. Jadi derajat yang dimaksudkan adalah derajat-keluar. Derajat maksimum dari semua simpul
merupakan deakat pohon itu sendiri.

9
Gambar 2.9 Menunjukan derajat pohon a = 3
g. Daun (leaf)
Simpul yang berderajat nol (tidak mempunyai anak) disebut daun. Simpul h, i, j, f, c, l, dan m
yang ditunjukan pada Gambar 2.9 adalah daun.
h. Simpul dalam (internal nodes)
Simpul yang mempunyai anak disebut simpul dalam. Simpul d, e, g dan k pada Gambar 2.7
adalah simpul dalam.
i. Aras (level) atau tingkat
Akar mempunyai aras = 0, sedangkan aras simpul lainnya = 1 + panjang lintasan dari akar ke
simpul tersebut. Perhatikan Gambar 2.10 di bawah ini yang menunjukan aras suatu pohon.

Gambar 2.10 Pendefinisian aras tiap simpul


j. Tinggi (height) atau kedalaman (dept)
Aras maksimum dari suatu pohon disebut tingga atau kedalaman. Tinggi pohon adalah panjang
maksimum lintasan dari akar ke daun. Pohon pada Gambar 2.10 mempunyai tinggi 4.

10
2.4.2 Pohon Berakar Terurut
Pohon terurut (ordered tree) adalah pohon berakar yang urutan anak-anaknya penting. Urutan
anak dari simpul dapat dispesifikasikan dari kiri ke kanan sebagai contoh, dua buah pohon pada
Gambar 2.11 adalah pohon berakar yang sama, tetapi sebagai pohon terurut, keduanya berbeda.
Misalnya urutan anak-anak dari simpul 1 pada Gambar 2.11(a) adalah 2, 3, 4 sedangkan urutan
anak-anak dari simpul 1 pada Gambar 2.11(b) adalah 3, 4, 2.

Gambar 2.11 Dua buah pohon terurut yang berbeda


Sistem yang universal dalam pengalamatan simpul-simpul pada pohon terurut adalah dengan
memberi nomor setiap simpulnya seperti penomoran bab (berserta upababnya) di dalam sebuah
buku.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pohon adalah graf tak-berarah terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Terdapat dua sifat
mendasar dalam pohon yaitu terhubung dan tidak mempunyai sirkuit. Sama seperti hal nya graf
dalam pohon setiap simpulnya dapat diberi sebuah warna minimal 2 warna berbeda dan setiap
tetangga simpul tidak boleh memiliki warna yang sama.
Pohon memiliki beberapa jenis salah satunya pohon berakar. Pohon berakar adalah Pohon yang
simpulnya diperlukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi arah menjauh dari akar dinamakan pohon
berakar (rooted tree). Pohon berakar memilki beberaa istilah yang sering digunakan antara lain
anak, orangtua, lintasan, ketururan dan keluhur, saudara kandung, upapohon, derakat, daun, simpul
dalam, aras dan tinggu atau kedalaman. Selain itu ada juga yang disebut dengan Pohon Berakar
terurut yaitu pohon berakar yang urutan anaknya penting.

3.2 Saran
Berdasarkan penyusunan makalah ini, terdapat beberapa saran yang ingin disampaikan
berikut.
i. Mencari tahu lebih lanjut dari berbagai sumber yang lebih lengkap agar dapat memahami
materi mengenai pohon lebih terperinci.
ii. Tetap semangat dalam mempelajari dan memahami materi ini Karena pohon sangat mudah
kita temui pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bidang matematikanya
sendiri maupun dalam bidang ilmu lain seperti bidang ilmu komputer.

12
DAFTAR PUSTAKA

Munir, Rinaldi. (2010). Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.

13

Anda mungkin juga menyukai