Anda di halaman 1dari 25

POHON, CUT-SET dan CIRCUIT

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Diskrit)

Dosen Pengampu :
Dr. Mulyono, M.Si

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
DONNI ANDREAS NAINGGOLAN 8216172023
KHAZLAINI LUTHFI 8216172002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pohon, Cut-set dan Circuit” pada mata kuliah
Matematika Diskrit.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan, terkhusus kepada Bapak dosen
Dr. Mulyono, M.Si sebagai dosen pengampu, atas bimbingannya kepada penulis
dalam merampungkan makalah ini. Terima kasih juga atas masukan dari berbagai
pihak termasuk teman-teman yang telah memberi berbagai gagasan
kontributifnya kepada penulis.
Sebagai sebuah karya manusia, tentunya makalah ini masih jauh dari
unsur kesempurnaan, untuk itu penulis memohon kontribusi pemikiran baik
berupa saran dan kritikan demi perbaikan makalah ini kedepannya hingga dapat
lebih bermanfaat untuk kita semua.

Medan, September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN .................................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 7

2.1 Definisi Pohon dan Hutan.............................................................................. 7

2.1.1 Definisi Pohon ............................................................................................... 7

2.2 Hutan.............................................................................................................. 7

2.2.1 Definisi Hutan ................................................................................................ 7

2.2.2 Teorema 1: ..................................................................................................... 8

2.2.3 Teorema 2: ..................................................................................................... 8

2.2.4 Teorema 3: ..................................................................................................... 9

2.2.5 Teorema 4 .................................................................................................... 10

2.2.6 Teorema 5 .................................................................................................... 11

2.3 Pohon Rentang (Spanning Tree).................................................................. 11

2.3.1 Definisi 1 ..................................................................................................... 12

2.3.2 Algoritma I : Algoritma Prim : .................................................................... 13

2.3.3 Algoritma Kruskal ....................................................................................... 15

2.4 Pohon Berakar (Rooted Tree) ...................................................................... 17

2.4.1 Pohon Berakar Terurut ................................................................................ 20

3
2.4.2 Pohon Biner ................................................................................................. 20

2.5 Cut-set .......................................................................................................... 21

2.6 Lintasan (Path) ............................................................................................ 22

2.6.2 Lintasan Sederhana ...................................................................................... 22

2.7 Circuit .......................................................................................................... 23

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 24

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 24

3.2 Saran ............................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang sering disebut sebagai
ibu sekaligus pelayanan ilmu pengetahuan. Hal itu karena matematika merupakan
salah satu ilmu pengetahuan dasar yang membantu serta mempermudah
penyelesaian permasalahan yang ada di dalam ilmu-ilmu lainnya. Teori graf
merupakan salah satu cabang matematika yang masih menarik untuk dibahas
karena teori-teorinya masih aplikatif sampai saat ini dan dapat diterapkan untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengkaji dan
menganalisis model atau rumusan, teori graf daoat diperlihatkan peranan dan
kegunaannya dalam memecahkan berbagai permasalahan.
Salah satu topik dari teori graf adalah tentang pohon, cutset dan sirkuit.
Konsep pohon merupakan konsep yang paling penting karena konsep ini mampu
mendukung penerapan graf dalam berbagai ilmu. Menurut Lubis (2019:275)
pohon digunakan sejak tahun 1857, ketika matematikawan Inggris Arthur Cayley
menggunakan dalam menghitung beberapa jenis senyawa kimia. Sejak saat itu,
pohon-pohon telah digunakan untuk memecahkan masalah dalam berbagai
disiplin ilmu. Sepadan dengan Munir (2010:359) bahwa Arthur Cayley (1821-
1895) mengembangkan graf pohon sewaktu isomer hidrokarbon jenuh CnH2n+2 .
Sekarang pohon digunakan luas dalam linguistik dan ilmu komputer.
Pohon termasuk graf terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Diantara
sekian banyak konsep dalam teori graf, konsep pohon (tree) mungkin merupakan
konsep yang digunakan dalam menggambarkan hirarki. Misalnya pohon silsilah
keluarga,struktur organisasi, organisasi pertandingan dan lain sebagainya. Para
ahli bahasa menggunakan pohon untuk menguraikan kalimat yang disebut dengan
pohon pasing (parse tree). Dari latar belakang diatas, penulis akan menguraikan
dan mendeskripsikan materi tentang konsep pohon, cutset dan Circuit.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Pohon?
2. Bagaimana ciri-ciri pohon?
3. Bagaimana ciri-ciri hutan?
4. Bagaimana ciri-ciri pohon rentang?
5. Bagaimana cara menentukan pohon rentang minimal?
6. Apa yang dimaksud dengan cutset ?
7. Apa yang dimaksud dengan circuit?
1.3 Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penulisan ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian dan konsep pohon.
2. Mengetahui ciri-ciri pohon.
3. Mengetahui ciri-ciri hutan.
4. Mengetahui ciri-ciri pohon rentang.
5. Mengetahui cara dalam menentukan pohon rentang minimal
6. Mengetahui pengertian dari Cutset
7. Mengetahui pengertian dari Circuit

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Membantu pembaca dalam meningkatkan pemahaman materi teori graf
khususnya konsep pohon, cutset dan Circuit.
2. Dapat menjadikan bahan referensi tambahan sebagai bahan bacaan tentang
konsep pohon, cutset dan Circuit.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pohon dan Hutan


2.1.1 Definisi Pohon :
Pohon adalah graf tak berarah terhubung yang tidak memuat sikel. Karena
pohon tidak memuat sikel maka pohon tidak memuat loop atau jalur ganda. Ini
menunjukkan bahwa pohon merupakan graf sederhana.
(Siahaan, 2019)
Contoh 1:
Berdasarkan gambar graf di bawah ini, yang manakah contoh graf-graf yang
merupakan Pohon?

Graf G1 Graf G2 Graf G3 Graf G4


Gambar 1. G1 dan G2 adalah pohon, G3 dan G4 bukan pohon
Penyelesaian:
Graf G1 dan Graf G2 adalah pohon karena kedua graf itu merupakan graf
terhubung dan tidak memuat sikel. G3 bukan pohon karena graf itu memuat sikel
yaitu sikel a,b,e,d,g,f,a. Sedangkan graf G4 bukan pohon karena graf itu tidak
terhubung.
(Siahaan, 2019)

2.2 Hutan
2.2.1 Definisi Hutan
Hutan (forest) adalah graf tidak terhubung yang tidak memuat sikel dan
juga sirkuit, dimana setiap komponen pada graf tersebut merupakan pohon. Hutan
itu merupakan kumpulan pohon yang saling lepas.
Contoh 2.2.1: (Hutan yang terdiri dari tiga pohon)

7
(i) (ii) (iii)
Gambar 2. Hutan yang terdiri dari tiga pohon
(Siahaan, 2019)

2.2.2 Teorema 1:
Pada pohon, ada tepat satu lintasan antara dua simpul sembarang.
Bukti:
1) Misalkan graf T adalah pohon.
Ambil dua simpul sembarang pada T, sebut simpul itu u dan v
2) Akan ditunjukkan bahwa antara u dan v ada tepat satu lintasan.
3) Andaikan ada dua lintasan berbeda antara u dan v yaitu lintasan P1 dan P2.

Gambar 3. Graf memuat sikel


4) Karena P1 dan P2 berbeda berarti ada simpul a (mungkin a = u) yang terletak
pada P1 dan P2 sedemikian sehingga terdapat simpul b pada P1 dengan b tidak
terletak pada P2 yang mengikuti a sehingga sampai di simpul pertama d, dan
pada P2 juga terdapat simpul c yang tidak terletak pada P1 yang memiliki a
sehingga sampai di simpul pertama d.
5) Sekarang jika diikuti lintasan P1 dan P2 bahwa simpul a dan simpul d pada P1
dan P2 dan lintasan P1 dan P2 berbeda, ini menunjukkan bahwa kedua lintasan
itu membentuk sikel. Pada hal pohon tidak memuat sikel, sehingga terjadi
kontradiksi.
Jadi, pada pohon ada tepat satu lintasan antara dua simpul sembarang.

2.2.3 Teorema 2:
Pada sebuah pohon yang memiliki lebih dari satu simpul, ada paling
sedikit dua simpul berderajat satu.

8
Bukti 1: (dibuktikan dengan graf yang paling sederhana yaitu pohon yang terdiri
dari satu jalur)
Graf yang terdiri dari 2 simpul yang dihubungkan dengan 1 jalur merupakan
contoh pohon yang paling sederhana.
Bukti 2: (Perhatikan gambar berikut)
2 4
6
1 7
8
3 5
Gambar 4. Pembuktian Teorema 2
1. Berdasarkan gambar 4. maka teorema 2 terpenuhi.
2. Terdapat graf sederhana yaitu graf yang terdiri dari 2 simpul yang
dihubungkan tepat 1 jalur (yaitu terdapat 4 simpul yang berderajat satu yakni
simpul 2, 3, 6 dan 8)
3. Sehingga teorema 2 terbukti.

2.2.4 Teorema 3:
Sebuah pohon dengan n simpul, memiliki tepat (n-1) jalur.
Bukti:
(Untuk membuktikan teorema 3 digunakan induksi matematika)
1) Perhatikan untuk n = 1
Pohon adalah graf yang tidak mempunyai loop, berarti pohon yang
mempunyai hanya satu simpul tidak mempunyai jalur.
Jadi, untuk n = 1 teorema itu berlaku (karena memenuhi definisi pohon)
2) Perhatikan untuk n = k
Andaikan teorema itu berlaku untuk semua pohon dengan k simpul. Artinya
sebuah pohon dengan k simpul, memiliki tepat (k–1) jalur. (Hipotesis
Induksi)
3) Perhatikan untuk n = k + 1
Akan ditunjukkan bahwa sebuah pohon dengan (k+1) simpul memiliki tepat k
jalur

9
v
Gambar 5. Pohon
Misalkan T adalah pohon yang memiliki (k+1) simpul (Gambar a). Menurut
teorema 2, simpul v berderajat 1. Jika simpul v dan jalur yang bersisian
dengan v dihapus maka akan diperoleh graf yang baru yaitu T’ (Gambar b).
Graf T’ ini juga pohon dengan k simpul. Menurut asumsi (2) bahwa T’
memiliki (k-1) jalur berdasarkan hipotesis induksi. Akibatnya T memiliki k
jalur.
Dari (1), (2) dan (3) disimpulkan bahwa sebuah pohon dengan n simpul, memiliki
tepat (n-1) jalur.

2.2.5 Teorema 4
a) Bila suatu jalur dihapus dari pohon sedangkan simpulnya tetap, maka
diperoleh graf yang tidak terhubung, akibatnya graf itu bukan pohon.
b) Bila sebuah jalur ditambah pada pohon (tanpa menambah simpul baru),
diperoleh graf yang memiliki sikel, akibatnya graf tersebut bukan pohon.
Bukti:
(a) Sembarang jalur dihapus dari pohon, akan diperoleh graf yang baru, dan
graf yang baru ini merupakan graf yang tidak terhubung. Ini menunjukkan
bahwa graf yang baru itu bukan pohon.

Gambar 6a (i). Pohon Gambar 6a (ii). Bukan Pohon

(b) Jika pada suatu pohon ditambah jalur, maka akan diperoleh graf baru yang
membuat sikel. Ini menunjukkan bahwa graf yang baru itu bukan pohon.

10
Gambar 6b (i). Pohon Gambar 6a (ii). Bukan Pohon
Jadi, menambah atau menghapus jalur pada suatu pohon akan mengakibatkan
graf yang baru itu bukan pohon dan hal ini juga sesuai dengan teorema 3.

2.2.6 Teorema 5
Misalkan T adalah graf pohon dengan n simpul. Maka pernyataan ini
ekuivalen:
(a) T adalah pohon. (Definisi 2.1.1 / Definisi Pohon)
(b) T tidak memuat sikel, dan memiliki (n-1) jalur. (Definisi 2.1.1 dan
Teorema 3)
(c) T terhubung, dan memiliki (n-1) jalur. (Definisi 2.1.1)
(d) Ada tepat satu path (lintasan) antara setiap dua simpul di T. (Teorema 2)
(e) T terhubung dan penghapusan sembarang jalur pada T menghasilkan graf
yang tidak terhubung. (Teorema 4a)
(f) T tidak memuat sikel, tetapi penambahan sembarang jalur pada T
menghasilkan graf yang memuat sikel. (Teorema 4b)

2.3 Pohon Rentang (Spanning Tree)


Pada graf terhubung yang bukan pohon mempunyai banyak subgraf yang
berupa pohon seperti pada gambar berikut ini.

G T1 T2
Gambar 7. Subgraf G yang merupakan pohon

11
Pohon T1 dan T2 merupakan subgraf dari G, pohon T1 tidak memuat semua simpul
di G, sedangkan T2 memuat semua simpul di G sehingga T2 disebut pohon
rentang.

2.3.1 Definisi 1
Misalkan G graf terhubung. Pohon rentang di G adalah subgraf G yang
memuat semua simpul G juga merupakan pohon. Jalur-jalur pohon ini disebut
cabang.
Contoh:
Tunjukkanlah semua pohon rentang graf G berikut ini.

Graf G

Penyelesaian:

T1 T2 T3
Gambar 8. Pohon rentang Graf G
Untuk membuat pohon rentang di G, langkah yang kita gunakan adalah merusak
sikel yang terdapat pada graf G yaitu dengan menghilangkan (menghapus) satu
dari jalurnya sehingga tidak terdapat sikel. Penghilangan satu jalur pada sikel ini
selalu menghasilkan graf yang terhubung.
Berdasarkan contoh di atas maka dapat disimpulkan bahwa setiap graf
terhubung mempunyai paling sedikit satu buah pohon merentang. Biasanya pohon
merentang ini diberi bobot. Pohon rentang yang berbobot total minimum dalam
graf berbobot terhubung G disebut pohon rentang minimum (minimal spanning
tree). Untuk membangun pohon rentang minimum di dalam graf berbobot
terhubung G, secara berurutan dipilih jalur-jalur G yang berbobot minimum
sedemikian sehingga tidak terbentuk sikel. Algoritma Prim dan Algoritma Kruskal
akan memberikan rincian dalam membangun pohon rentang.

12
2.3.2 Algoritma I : Algoritma Prim :
Algoritma ini digunakan untuk menemukan pohon rentang minimal (jika
ada) untuk sebuah graf berbobot G dengan n simpul. Dalam Algoritma ini S
adalah himpunan simpul dan T adalah himpunan jalur. Langkah-langkahnya
adalah :
1. Pilih simpul u, dan misal S = {u} serta T = {}
2. Jika S memuat semua simpul G, maka pekerjaan berhenti. Ini
menunjukkan bahwa jalur di T dan simpul di S membentuk pohon rentang
minimal untuk G.
3. Jika S tidak memuat semua simpul di G, maka tentukan jalur-jalur yang
bersisian dengan simpul di S yang tidak membentuk sikel dan pilih jalur
yang mempunyai bobot minimum. Jika tidak ada jalur seperti itu, G tidak
terhubung dan tidak memiliki pohon rentang minimal. Kemudian jalur
yang terpilih ditempatkan di T serta simpulnya di S (salah satunya sudah
di S). Kembalilah ke langkah ke dua.
(Siahaan, Sahat. 2019 : 73)

Contoh Algoritma Prim :


Carilah pohon rentang minimal dari graf berikut dengan algoritma Prim !

13
Langkah Sisi Bobot Pohon merentang
1 (1,2) 10

2 (2,6) 25

3 (3,6) 15

4 (4,6) 20

5 (3,5) 35

Karena graf sudah memuat semua simpul, maka pemilihan jalur berhenti.
Jadi bobot pohon rentang minimal graf tersebut adalah : 10 + 25 + 15 + 20 +
35 = 105

14
2.3.3 Algoritma Kruskal
Pada algoritma Kruskal, jalur jalur diurut terlebih dahulu berdasarkan
bobotnya dimulai dari yang kecil ke yang besar. Jalur yang dimasukkan ke dalam
himpunan T adalah jalur pada graf G sedemikian sehingga T membentuk pohon.
Pertama dilakukan, jalur diurutkan berdasarkan bobotnya akan terbentuk hutan,
masing-masing pohon pada hutan itu berbentuk satu simpul, kemudian dipilih
jalur-jalur yang berbobot terkecil dan ditambahkan ke T, apabila jalur itu tidak
membentuk sikel.
Perbedaan algoritma Prim dengan Kruskal adalah pada algoritma Prim,
jalur yang dimasukkan ke dalam T harus bersisian dengan sebuah simpul di T,
sedangkan pada algoritma kruskal tidak perlu bersisian dengan simpul di T, yang
penting penambahan jalur pada T tidak membentuk sikel.
Adapun langkah-langkah dalam algoritma Kruskal :
1. Jika ada jalur pada graf G, ambil jalur sejenis dengan bobot terkecil.
2. Jika T memuat n-1 jalur, maka berhentilah, jalur-jalur di T membentuk
pohon rentang minimal, T belum memuat n-1 jalur, lanjut ke langkah 3
3. Tentukan jalur berbobot terkecil yang tidak membentuk sikel dengan
sembarang jalur yang ada di T. Jika tidak ada jalur seperti itu, graf G tidak
terhubung dan tidak memiliki pohon rentang. Jika ada jalur tersebut, pilih
satu jalur sejenis dan tempatkan jalur itu kedalam T.
Contoh Algoritma Kruskal :
Carilah pohon rentang minimum dengan algoritma kruskal !

Penyelesaian :
Sisi-sisi graf diurut menaik berdasarkan bobotnya :
Sisi (1,2) (3,6) (4,6) (2,6) (1,4) (3,5) (2,5) (1,5) (2,3) (5,6)
Bobot 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55

15
Langkah Sisi Bobot Pohon merentang
1 (1,2) 10

2 (3,6) 15

3 (4,6) 20

4 (2,6) 25

5 (1,4) 30 Ditolak, karena akan membentuk sikel


pada {(1,2), (2,6), (4.6), (1,4)}.

6 (3,5) 35

Karena graf sudah memuat semua simpul, maka pemilihan jalur berhenti.
Jadi bobot pohon rentang minimal graf dengan algoritma Kruskal adalah : 10 +
15 + 20 + 25 + 35 = 105.

Catatan : Perhitungan bobot untuk algoritma Prim dan Algoritma Kruskal


adalah sama
(Munir, Rinaldi. 2010 : 451-456)

16
2.4 Pohon Berakar (Rooted Tree)
Pohon berakar adalah pohon yang satu buah simpulnya diperlakukan
sebagai akar dan sisi-sisinya diberi arah sehingga menjadi graf berarah. Pohon
berakar mirip dengan silsilah seperti silsilah keluarga.

Gambar (a) adalah contoh pohon berakar dengan a adalah simpul akarnya. Setiap
simpul harus dicapai dari akar, maka lintasan di dalam pohon
berakar selalu dari “atas” ke “bawah”.
Gambar (b) adalah contoh pohon berakar dengan arah panah pada sisi dapat
dibuang.

Gambar berikut adalah contoh pohon berakar yang dihasilkan oleh dua
simpul berbeda sebagai akar

17
Terminologi Pohon Akar

1. Orangtua (Parent) dan Anak (Child/children)


• Simpul a adalah orangtua dari simpul b,c,d
• Simpul b,c, dan d adalah anak-anak dari simpul a
• Simpul e dan f adalah anak-anak dari simpul b
• Simpul b adalah orangtua dari e dan f
• Simpul g adalah anak simpul d
• Simpul d adalah orangtua g
• Simpul h,i,j,l dan m tidak mempunyai anak
2. Lintasan (Path)
Lintasan dari a ke j adalah a,b,e,j maka panjang lintasan dari a ke j adalah
3 dengan rumus k -1
3. Keturunan (descendant) dan Leluhur (ancestor)
b adalah leluhur simpul h, dengan demikian h adalah keturunan b.
4. Saudara Kandung (sibling)
f adalah saudara kandung e, tetapi g bukan saudara kandung e, karena
orangtua mereka berbeda.
5. Upapohon (subtree)
T’= (V’ , E’) adalah upapohon dari pohon gambar dibawah. V’ =
{b,e,f,h,i,j} dan E’= {(b,e), (b,f), (e,h), (e,i), (e,j)} b adalah simpul akarnya.
Terdapat banyak upapohon di dalam pohon T. Maka jika x adalah simpul,
maka akar tiap-tiap upapohon dari x disebut anak, dan x adalah orangtua
setiap akar upapohon.

18
6. Derajat (degree)
Derajat a adalah 3
Derajat b adalah 2
Derajat d adalah 1
Derajat c adalah 0
Jadi derajat yang dimaksudkan pada pohon berakar adalah derajat-keluar.
7. Daun (Leaf)
Simpul yang berderajat nol (tidak mempunyai anak) disebut daun. Maka
simpul h,i,j,f,c,l, dan m adalah daun.
8. Simpul Dalam (internal nodes)
Simpul yang mempunyai anak disebut simpul dalam. Simpul d,e,g, dan k
adalah simpul dalam.
9. Aras (level) atau tingkat
Aras mempunyai aras= 0 sedangkan aras simpul lainnya = 1+ panjang
lintasan dari akar ke simpul tersebut.

10. Tinggi (height) atau kedalaman (depth)


Aras maksimum dari suatu pohon disebut tinggi atau kedalaman
pohon tersebut. Dari pohon diatas mempunyai tinggi 4.
(Siahaan, Sahat. 2019 :78)

19
2.4.1 Pohon Berakar Terurut
Sistem yang universal dalam pengalamatan simpul-simpul pada pohon
terurut adalah dengan memberi nomor setiap simpulnya seperti penomoran bab di
dalam sebuah buku. Simpul akar diberi nomor, simpul lain diberi nomor 1,2,3,…
Anak-anak simpul 1 diberi nomor 1.1, 1.2,…. ; demikian seterusnya. Semua
penomoran dimulai dengan aturan dari kiri ke kanan.

Gambar 9. Pohon

Gambar 9. Pohon Berakar Terurut


2.4.2 Pohon Biner
Pohon biner adalah pohon yang setiap simpul cabangnya mempunyai
paling banyak dua buah anak. Anak pertama dan anak kedua dari simpul dalam
disebut anak kiri dan anak kanan. Pohon yang akarnya adalah anak kiri disebut
upapohon kiri sedangkan pohon yang akarnya adalah anak kanan disebut
upapohon kanan. Karena adanya perbedaan upapohon kiri dan upapohon kanan,
maka pohon biner adalah pohon terurut.

Gambar 10. Dua buah pohon biner yang berbeda


Kemudian pohon biner penuh adalah pohon biner yang setiap simpulnya
mempunyai tepat dua buah anak kiri dan anak kanan.

Gambar 11. Pohon Biner Penuh

20
2.5 Cut-set
Definisi 1. Cut-set dari suatu graf terhubung G adalah himpunan sisi yang jika
dibuang dari G menyebabkan G tidak tehubung. Cut-set selalu
menghasilkan dua buah subgraf.
Definisi 2. Cut-set untuk simpul adalah jumlah minimal penghilangan simpul
sebagai simpul potong dari suatu graf terhubung G menjadi graf tidak
terhubung.
(Makalew, dkk. 2020:184)
Contoh Cut-set :
• Himpunan {(1,4), (1,5), (2,3), (2,4)} adalah cut-set.

• Himpunan {(1,5), (4,5)} juga cut-set.

• Himpunan {(1,4), (1,5), (1,2)} adalah cut-set

• {(5,6)} juga cut-set

21
2.6 Lintasan (Path)
Sebelum merujuk kepada circuit, perlu diketahui terlebih dahulu terkait
Lintasan (Path). Pada graf dapat digambarkan berbagai macam situasi yang
menggambarkan banyak kasus. Pada graf, kita ingin mengetahui apakah kita dapat
melintasi dari satu simpul ke simpul lain, kita ingin menguji apakah kita dapat
menemukan rute yang melalui semua simpul atau semua jalur sekali saja. Untuk
itu, keperluan menjawab berbagai macam kasus yang terdapat dalam graf
diperlukanlah definisi yang berkaitan simpul dan jalur seperti berikut ini.

2.6.1 Definisi Lintasan (Path)


Sebuah lintasan pada G dengan simpul awal V0 dan simpul akhir Vn
adalah sebuah barisan berganti dari simpul-simpul dan jalur-jalurnya yang
berbentuk:
𝑣0 , 𝑒1 , 𝑣1 , 𝑒2 , 𝑣2 , 𝑒3 , 𝑣3, … , 𝑒𝑛−1 , 𝑣𝑛−1 , 𝑒𝑛 , 𝑣𝑛 .
Dimana setiap jalur 𝑒𝑖 bersisian dengan simpul-simpul 𝑣𝑖−1 dan 𝑣𝑖 sehingga:
𝑒𝑖 = (𝑣𝑖−1 , 𝑣𝑖 )
Contoh:
Karena 𝑒𝑖 bersisian dengan 𝑣0 dan 𝑒𝑖 bersisian dengan 𝑣1 maka ditulis:
𝑒𝑖 = (𝑣0 , 𝑣1 )
Banyaknya jalur pada suatu barisan disebut panjang lintasan.
Catatan: Bahwa 𝑣𝑖 adalah juga lintasan ke dirinya sendiri yang panjangnya 0
(loop). Karena panjang lintasan loop adalah nol.
Sebuah lintasan dikatakan lintasan tertutup, jika simpul awalnya sama dengan
simpul akhir (𝑣0 = 𝑣𝑛 ), sedang lintasan dikatakan lintasan terbuka jika simpul
awalnya tidak sama dengan simpul akhir (𝑣0 ≠ 𝑣𝑛 ).

2.6.2 Lintasan Sederhana


Suatu lintasan dikatakan lintasan sederhana jika semua simpulnya
berbeda (setiap jalur dilalui hanya satu kali). Jika lintasan sederhana merupakan
lintasan tertutup, maka lintasan sederhana itu disebut sikel.

22
2.7 Circuit
Suatu lintasan dikatakan trail jika semua jalurnya berbeda (tidak perlu
semua simpul berbeda). Jika trail merupakan lintasan tertutup, maka trail itu
disebut sirkuit (circuit).

Contoh:
Misalkan graf G adalah graf seperti pada gambar berikut.

x
e1 e2
v e5 w e6 e8 z
e7
e4 e3
y
Gambar 12 . Graf Sederhana
Menurut konsep-konsep nya dapat dikatakan bahwa barisan jalur:
a) 𝑣, 𝑒1 , 𝑥, 𝑒6 , 𝑤, 𝑒5 , 𝑣, 𝑒1 , 𝑥, 𝑒2 , 𝑧 disebut lintasan, panjang lintasan yaitu 5.
b) 𝑣, 𝑒5 , 𝑤, 𝑒7 , 𝑦, 𝑒8 , 𝑥, 𝑒2 , 𝑧, 𝑒3 , 𝑦 disebut trail, panjang trail yaitu 5.
c) 𝑣, 𝑒5 , 𝑤, 𝑒6 , 𝑥, 𝑒8 , 𝑦, 𝑒3 , 𝑧 disebut lintasan sederhana, panjang lintasan
sederahana yaitu 4.
d) 𝑣, 𝑒4 , 𝑦, 𝑒3 , 𝑧, 𝑒2 , 𝑥, 𝑒8 , 𝑦, 𝑒7 , 𝑤, 𝑒5 , 𝑣 disebut sirkuit (trail tertutup), panjang
sirkuit yaitu 6.
e) 𝑣, 𝑒5 , 𝑤, 𝑒6 , 𝑥, 𝑒8 , 𝑦, 𝑒4 , 𝑣 disebut sikel (lintasan sederhana tertutup), panjang
sikel yaitu 4.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah menuliskan seluruh pembahasan dari ketiga topik bahasan yang
dituliskan dalam makalah ini, maka kami membuat beberapa kesimpulan
berdasarkan rumusan masalah yang telah kami tuliskan sebelumnya yaitu bahwa
Pohon adalah graf tak berarah terhubung yang tidak memuat sikel. Adapun ciri-
ciri dari Pohon adalah; (1) merupakan graf sederhana, (2) merupakan graf
terhubung, (3) merupakan graf yang tidak memuat sikel, dan (4) graf tak berarah.
Kemudian yang menjadi ciri-ciri dari Hutan adalah; (1) merupakan graf tidak
terhubung yang terdiri dari pohon, dan (2) graf yang tidak memuat sikel/sirkuit.
Sedangkan ciri-ciri dari Pohon rentang minimal adalah; (1) merupakan subgraf
dari graf G, (2) merupakan pohon karena graf terhubung, dan (3) memuat semua
simpul di G. Selanjutnya untuk menentukan pohon rentang minimal dapat
menggunakan dua algoritma yaitu algoritma prim maupun algoritma kruskal.
Disamping itu, penulis juga ingin membuat kesimpulan terkait pengertian cutset
dan circuit, dimana cutset dari suatu graf terhubung G adalah himpunan sisi yang
jika dibuang dari G menyebabkan G tidak tehubung. Sedangkan circuit
merupakan trail tertutup

3.2 Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.
Kami tetap berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami
terima demi kesempurnaan dimasa akan datang.

24
DAFTAR PUSTAKA
Makalew, dkk. 2020. Lintasan Hamiltonian pada Graf 4-Connected. Jurnal
Matematika dan Aplikasi. Vol. 9, No.2
Munir, Rinaldi. Matematika Diskrit. Bandung : Informatika.
Siahaan, Sahat. 2019. Matematika Diskrit. Medan: FMIPA Unimed (Diktat
Perkuliahan S1)

25

Anda mungkin juga menyukai