DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS SELAWI
Jalan Beringin Raya Perumnas Selawi Lahat
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang kesehatan, khususnya pada
Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat 1 menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara
lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan
peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu serta
teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh pemerintah secara
bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program pemberian vitamin A pada balita 6-
59 bulan.
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan masalah
yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai sektor, bukan
hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah ekonomi dan
perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat akan pentingnya
kesehatan dan dampak ke depan jika kesehatan terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang
optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka harapan hidup masyarakat.
Salah satu masalah gizi utama di lndonesia adalah kekurangan vitamin A. Capaian
pemberian vitamin A di Puskesmas Selawi tahun 2016 adalah 87 %. Untuk pencegahan
kurang vitamin A pada balita maka dilakukan distribusi vitamin A pada bulan Februari dan
Agustus.
C. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian vitamin A melalui pembinaan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan sehingga kegiatan
pencegahan kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
Tujuan Khusus
Memberikan kapsul vitamin A sesuai umur balita yaitu balita 6-11 blan kapsul
warna biru (100.000 IU) dan balita 12-59 bulan kapsul warna merah (200.000 IU).
Semua bayi 6-11 bulan dan balita usia 11-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Selawi mendapatkan vitamin A.
D. Tata Nilai Program
Pelaksana dalam melaksanakan kegiatan program memperhatikan sosial budaya
dasar masyarakat di wilayah kerja.
D. Tata Hubungan Kerja (Peran Lintas Upaya dan Lintas Sektor)
Ditetapkan di : Lahat
Pada Tanggal : 2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Selawi Pelaksana Program Gizi
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang kesehatan, khususnya pada
Bab V111 tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara
lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan
peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh pemerintah
secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT-P) Balita Kurang Energi Protein (KEP).
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang, kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan.
Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka
harapan hidup masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Kecamatan Loano berdasarkan hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) kegiatan operasi timbang pada tahun 2015 dengan
indikator BB/U diperoleh data balita status gizi sangat kurang 0,8 %, kurang 7,9%, baik
90,4% dan lebih 0,74%. Dengan indikator TB/U terdapat balita dengan status gizi sangat
pendek 3,02%, pendek 8,8% dan normal 87,47% tinggi 0,43%. Sedangkan dengan
indikator BB/TB terdapat balita dengan sangat kurus 0,06 status gizi kurus 3,82 % normal
93,02% dan gemuk 28,9%.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur jajaran
kernentrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalarn penanggulangan
masalah gizi serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam
kegiatan penganggulangan masalah gizi. Kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok
balita di Kecamatan Loano diatasi dengan menyelenggarakan Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT-P) yaitu bahan modisco (susu, minyak, gula) dan biscuit.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menurunkan prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) pada balita
b. Tujuan Khusus
Meningkatkan cakupan balita, gizi buruk yang mendapat perawatan
Meningkatkan cakupan N/D Posyandu
Menurunkan prevalensi KEP balita
Meningkatkan status gizi masyarakat
H. Sasaran
Sasaran Pembedan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) balita KEP yaitu:
1. Balita status gizi sangat kurus dan kurus usia 6-59 bulan terutama dari keluarga
miskin
2. Balita status gizi sangat kurang dan gizi kurang usia 6-59 bulan terutama dari
keluarga miskin
Ditetapkan di : Lahat
Pada Tanggal : 2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Selawi Pelaksana Program Gizi
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pada
Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara
lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan
peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh pemerintah
secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMTP) Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK).
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan.
Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka
harapan hidup masyarakat.
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipenganihi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan.
Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka
harapan hidup masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Puskesmas Selawi adalah Prevalensi ibu hamil
KEK 26,08 % dan anemia gizi besi 7,1 %. Dampak yang timbul dari masalah Anemia dan
KEK tersebut adalah adanya kasus kematian bayi lahir mati ada 3 selama tahun 2015 dan
kelahiran BBLR selama tahun 2015 ada 22 kasus.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari strkutur jaiaran
kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan
masalah gizi serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam
kegiatan penganggulangan masalah gizi. Kekurangan gizi terutama Makanan dengan gizi
seimbang yang terjadi pada kelompok ibu hamil KEK di Kecamatan Lahat diatasi dengan
menyelenggarakan Pemberian Makanan Tambahan untuk ibu hamil KEK.
C. Tujuan
c. Tujuan Umum
Menurunkan prevalensi Kurang Energi Kronik (KEK) pada ibu Hamil
d. Tujuan Khusus
Menurunkan Angka Kelahiran Bayi Lahir dengan BB Rendah
Menurunkan Angka Kematian Ibu
Menurunkan Angka Kematian Bayi
Meningkatkan status gizi Ibu Hamil
8. Sasaran
Sasaran Pembedan Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK yaitu ibu Hamil KEK
terutama dari keluarga miskin.
Ditetapkan di : Lahat
Pada Tanggal : 2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Selawi Pelaksana Program Gizi
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pada
Bab VIII tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara
lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan
peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
serta teknologi.
Kesehatan Merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat,mutu
hidup,produktivitas tenaga kerja,angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi
dan anak anak,menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan
mentaladalah akibat lengsung atau tidak langsung dari maslah gizi yang paling
utama.Tingginya angka kekurangan gizi pada bayia karena Air Susu Ibu (ASI) tersebut.
B. Latar Belakang
Program pembanguna kesehatan di indonesia dewasa ini masih do prioritaskan
pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak terutama pada kelompok yang
paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil ,bersalin dan bayi pada masa perinatal.Hal ini
ditandai dengan tingginya angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Sesuai dengan buku edoman ASI Ekslusif dalam pemberian makanan bayi dan
dan abak dumilai dari Inisiasi Menyusui Dini (IMD),ASI Ekslusif selama 6 Bulan dan
diteruskan dengan pemberian ASI selama 2 tahun disertai dengan pemberian makanan
pemdamping ASI (MP ASI) dengan gizi seimbang membantu pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta mental anak yang optimal, maka puskesmas selawi berupaya
melakukan motivasi kepada masyarakat untuk memberikan ASI ekslusif melalui Kader
kesehatan yang ada di Desa.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka akan dibentuk Kelompok
pendukung ASI Ekslusif. Kelompok Pendukung ASI Ekslusif merupakan kelompok
pendukung ibu yang menyusui untuk dapat menyusui bayinya. Metode yang akan
digunakan yaitu dengan pendampingan oleh kader kesehatan .
Bayi yang mendapat ASI Ekslusif selama 6 bulan secara signifikan dapat
menurunkan terjadinya resiko Diare,ISPA, dibandingkan dengan bayi yang tidak
mendapatkan ASI Ekslusif. Pendampingan ini dilakukan oleh kader kesehatan untuk lebih
mudah diterima oleh masyarakat dan ibu ibu senang memiliki tempat untuk membantu
dalam problema Menyusui.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan Cakupan ASI Ekslusif
b. Tujuan Khusus
Menurunkan Angka Kelahiran Bayi Lahir dengan BB Rendah
Menurunkan Angka Kematian Ibu
Menurunkan Angka Kematian Bayi
Meningkatkan status gizi Ibu Hamil
O. Sasaran
Sasaran Pembedan Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK yaitu ibu Hamil KEK
terutama dari keluarga miskin.
Ditetapkan di : Lahat
Pada Tanggal : 2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Selawi Pelaksana Program Gizi
A. Pendahuluan
Dalam undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang kesehatan, khususnya pada
Bab V111 tentang Gizi, pada pasal 141 ayat I menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi
masyarakat ditujukan untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat, antara
lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan
peningkatan akses mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu
serta teknologi. Upaya pembinaan dan intervensi gizi yang dilakukan oleh pemerintah
secara bertahap dan berkesinambungan yaitu dengan program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT-P) Balita Kurang Energi Protein (KEP).
B. Latar Belakang
Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang, kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan terabaikan.
Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas dan angka
harapan hidup masyarakat.
Keadaan gizi masyarakat di wilayah Kecamatan Loano berdasarkan hasil
Pemantauan Status Gizi (PSG) kegiatan operasi timbang pada tahun 2015 dengan
indikator BB/U diperoleh data balita status gizi sangat kurang 0,8 %, kurang 7,9%, baik
90,4% dan lebih 0,74%. Dengan indikator TB/U terdapat balita dengan status gizi sangat
pendek 3,02%, pendek 8,8% dan normal 87,47% tinggi 0,43%. Sedangkan dengan
indikator BB/TB terdapat balita dengan sangat kurus 0,06 status gizi kurus 3,82 % normal
93,02% dan gemuk 28,9%.
Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur jajaran
kernentrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalarn penanggulangan
masalah gizi serta mengajak semua lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam
kegiatan penganggulangan masalah gizi. Kekurangan gizi yang terjadi pada kelompok
balita di Kecamatan Loano diatasi dengan menyelenggarakan Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT-P) yaitu bahan modisco (susu, minyak, gula) dan biscuit.
C. Tujuan
e. Tujuan Umum
Menurunkan prevalensi Kurang Energi Protein (KEP) pada balita
f. Tujuan Khusus
Meningkatkan cakupan balita, gizi buruk yang mendapat perawatan
Meningkatkan cakupan N/D Posyandu
Menurunkan prevalensi KEP balita
Meningkatkan status gizi masyarakat
H. Sasaran
Sasaran Pembedan Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) balita KEP yaitu:
1. Balita status gizi sangat kurus dan kurus usia 6-59 bulan terutama dari keluarga
miskin
2. Balita status gizi sangat kurang dan gizi kurang usia 6-59 bulan terutama dari
keluarga miskin
Ditetapkan di : Lahat
Pada Tanggal : 2017
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Selawi Pelaksana Program Gizi