Ciri-Ciri Mediator Pendanaan Yang Professional
Ciri-Ciri Mediator Pendanaan Yang Professional
Mediator Pendanaan
Tadi siang terjadi insiden yang tidak baik. Ada kesalahpahaman di antara mediator dengan Pihak Owner.
Informasi untuk pertemuan awal saya terima semalam. Dan sebelum pertemuan itu, biasanya saya
meminta Pihak Owner- apakah owner langsung atau mediator- menjawab beberapa pertanyaan.
Dengan info yang singkat itu, saya sudah bisa meraba apakah ada funder yang bisa mendanai
permohonan pendanaan atau tidak.
Pekerjaannya adalah supplai batubara ke salah satu perusahaaan negara. Lumayan besar nilainya; Rp80
Miliar. Sebelum pertemuan, sudah saya sampaikan kepada mediator bahwa pendana belum menerima
pembayaran yang bersifat progress.
Tahulah, kalau pembayaran bersifat progress bisa tidak on-time. Ngga ada yang berani melawan
perusahaan negara kalau ia tidak bayar tepat waktu.
Kalau tidak tepat bayar, supplier harus sabar menunggu.
Funder tidak mau pembayaran demikian. Maunya ada-uang-ada-barang, mengutip pepatah orang
Minang. Saya katakan proposal pendanaan bisa dimasukkan melihat profil dari pembeli batu bara; siapa
tahu ada peluang.
Mediator Pendanaan
Pihak owner datang dengan para mediator. Ada 10 orang. Katanya mereka pihak direksi, tetapi melihat
tampangnya, ini mah mediator.
Ada yang rambutnya diikatlah; ada yang bajunya lusuh; pakai kaos tanpa kerah. Setahu saya, direktur
atau direksi punya tata krama; ini tidak.
Saya lihat pesanan mereka. Yang datang 10 orang. Yang pesan minuman hanya 4 orang; tiga botol aqua
mineral yang harganya Rp10.000 dan satu gelas kopi hitam, yang harganya Rp15.000.
Sudah kuduga kalau ini direksi-direksian, tetapi harus dilayani karena sudah janjian. Saya langsung bilang
kepada mediatornya bahwa ini tidak akan berlanjut.
Benar. Informasi yang disampaikan ke pihak yang mengaku owner atau direksi itu tidak sesuai dengan
apa yang saya sampaikan. Mereka kira bisa langsung berbicara mengenai teknis pendanaan.
Pada hal, ada SOP sebelum owner bisa bertemu pihak funder. Ada filter. Semua diverifikasi; ada cek dan
recek. Tak ada ceritera ada pemohon bisa langsung ke funder sebelum diverifikasi.
Terjadilah apa yang telah saya prediksi. Saya menjelaskan SOP pendanaan. Saya bilang tak ada proposal
bisa masuk ke funder sebelum diverifikasi. Saya jelaskan skema.
Pihak direksi-direksian tidak siap menerima sebab informasi yang diterima mereka adalah bahwa
proposal bisa langsung ditindaklanjuti.
Mediator Pendanaan
Ketiga, tahan emosi gaes. Kita manusia. Orang Sumatera atau Kalimantan punya karakter berbeda
dengan orang dari Jawa Tengah. Kalau orang dari Solo bisa tenang sekalipun dikritik; orang Medan bisa
langsung kelihatan merah wajahnya kalau disentil.
Jangan gara-gara omongan sedikit yang meremehkan peluang transaksi menguap. Sayang, kan? Sudah
ketemu pihak funder benar, tetapi gara-gara emosi akhirnya hilang kesempatan bertransaksi. Peluang
dapat fee pun jadi sirna.
Anda pusing tujuh keliling lagi nyari funder baru. Ada biaya lagi kawan, bensin ke sana ke mari; bayar go-
car atau gojek. Uang keluar lagi. Ngga ada yang gratis gaes. No money no business. (JM)