Anda di halaman 1dari 4

GERAKAN TOLAK TAMBANG HST

 Social Movement
 Contentious Politics
 Intermediary Actor

Narasi :

 Kronologis munculnya kebijakan Menteri yang memberikan eksploitasi tambang


batubara di HST. 5W 1H
 Dasar hukumnya apa, no berapa apakah Peraturan Pemerintah?
 Bagaimana respons elit di banua
 Bagaimana respon masyarakat lokal, termasuk masyarakat adat meratus
 Bagaimana respon aktivis lingkungan, LSM dan mahasiswa
 Apakah pemahamannya sama? Apakah gerakan ini terbelah dan terdapat versi-versi
tersendiri?
 Bagaimana strategi perjuangan aktivis lingkungan, LSM dan mahasiswa
 Langkah apa saja yang telah, sedang dan akan dilakukan?
 Analisis SWOT gerakan ini?
 Prediksi apakah gerakan ini akan berhasil?

CONTENTIOUS POLITICS DALAM GERAKAN SOSIAL

TOLAK TAMBANG HST !!!

Nama gerakan :

Aktor Konflik : Pemerintah Pusat & Perusahaan Tambang vs Mahasiswa


Kalsel, LSM, Masyarakat Adat, masyarakat umum.

Identitas Perlawanan :

Tujuan gerakan :

Repertoir (bentuk aksi/taktik dan tahapan gerakan) : Demonstrasi, Sitting-in,


Blokade Jalan raya, boikot, kritik melalui media massa & media social,
workshop, penyebaran informasi, mobilisasi grass-root, petisi & somasi,
festival, konfrontasi, Rally & Pertemuan, Safari Tokoh Berpengaruh (elite),
Kekerasan ringan, kekerasan berat.
Bagaimana situasi yang terjadi, apakah bersifat konfliktual ? bila yam aka
masuk kategori Contentious Politics.

Aktor yang terlibat terbagi ke dalam dua kelompok, kelompok kawan dan
kelompok lawan.

Ketika hanya terdiri dari dua kelompok, maka identitas kelompok sangat
diperlukan untuk mengenali mana lawan dan mana kawan.

Mengapa gerakan tolak tambang ini muncul, karena telah terjadi suasana
konfliktual atau suasana perlawanan (Contentious Politics)

Apakah gerakan ini spontan atau terorganisir dengan baik? Yang mana
spontan yang mana terorganisir.

Apakah tuntutan mereka menggunakan saluran non-formal atau formal, atau


dua-duanya. Dalam bentuk apa saja. Formal (institusi politik yang secara
sadar didesain sebagai wahana untuk menyalurkan pendapat masyarakat).
Non formal (semua saluran pendapat yang berada di luar institusi politik yang
ditetapkan menurut UU).

Dua tipe strategi gerakan:

1. Protes Politics: strategi untuk memobilisasikan dukungan dengan jalan


mengorganisir protes di ruang public.
2. Information Politics : Mengumpulkan dan menyebarkan informasi yang
secara strategis bias mempengaruhi pendapat umum.

Lahirnya gerakan social

Model Klasik (structural strain/breakdown theory)

1. Adanya keretakan tatanan/norma social


2. Munculnya efek psikologis berupa kecemasan/ketakutan
3. Munculnya respon dan tindakan kolektif.
4. Lahirlah gerakan social
Ciri-ciri model klasik

Fokusnya terletak pada kondisi social dan struktur kekuatan social, dan
penekanan pada tatanan social (social order)

Penekanan pada sifat gerakan yang spontan, emosional dan tidak terkontrol

Munculnya actor gerakan hanya dianggap sebagai akibat saja dari ambruknya
tatanan sosial. Munculny actor dianggap sebagai respon terhadap goyahnya
tatanan sosial.

Kelamahan :

Terlalu menihilkan peran actor dalam gerakan sosial

Model Resource Mobilization Theory

1. Adanya identitas kolektif dan Kepadatan Organisasi (resources).


2. Dibangunnya solidaritas (organisasi internal)
3. Lahirlah gerakan sosial
Ciri-cirinya

Aktor menjadi penentu kemunculan sebuah gerakan sosial

Jika resources tersedia, (identitas dan kepadatan jaringan) maka solidaritas


gerakan akan mudah dibentuk

Actor gerakan bias merumuskan keprihatinan bersama, menciptakannya,


serta memanipulasikannya untuk menjadi sebuah gerakan sosial.

Kelemahan :

Terlalu deteministik actor

Perlu kiranya model hybrid untuk mengcombine dua model teori tersebut.

Ukuran keberhasilan sebuah gerakan


1. Mampu mengubah kebijakan negara serta membuka ruang bagi
akselerasi negosiasi
2. Mengubah cara pandang atau tradisi yang sebelumnya dianggap
merugikan.

Anda mungkin juga menyukai