Anda di halaman 1dari 7

Pertemuan ke-5

ANATOMI DAN STRATEGI GERAKAN SOSIAL


Oleh : Abdul Kholek. MA

1. Anatomi Gerakan Sosial Fakta sejarah memberikan catatan yang cukup menarik bahwa gerakan sosial selalu berkembang secara dinamis. Mengalami perubahan, modifikasi, peleburan, afiliasi dan intensitas gerakan. Dalam pertemuan awal sudah didiskusikan bahwa gerakan sosial sebagai sebuah aksi atau tindakan kolektif yang dilakukan oleh beberapa individu/kelompok secara kolektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Setting sosial, ekonomi, budaya dan politik selalu menjadi latar utama suatu gerakan yang mengalami perubahan. Konsep dasar yang harus diingat bahwa pemetaan gerakan sosial tidak bisa dilepaskan dari enam aspek penting menurut Lofland dalam Ngadisah (2003 : 171) : Aspek Kepercayaan (Belief) Aspek Pengorganisasiaan (organization) Aspek Penyebab (Causes) Aspek Keikutsertaan (Joining) Asfek Strategi (Strategies) Efek Gerakan. Sebagaimana tertera dalam sub bahasan, bahwa keenam aspek tersebut merupakan tubuh gerakan sosial yang tidak bisa dipisahkan sebagai satuan acuan untuk analisis komprehensif kasus gerakan sosial. Penjelasan mengenai keenam asfek sebagai berikut :

MATA KULIAH GERAKAN SOSIAL; Anatomi dan Strategi Gerakan Sosial

a)

Aspek Kepercayaan (Belief) dalam Gerakan Sosial. Kepercayaan merupakan sesuatu yang dianggap benar, yang menjadi

motor penggerak untuk menentang/menggugat realitas.

Kepercayaan

meliputi doktrin (agama dan budaya), ideology, pandangan hidup, kerangka berpikir. Dalam gerakan sosial substansi kepercayaan ditentukan oleh setting sosial dimana ia terkonstruksi. Pengertian ini memberikan argumen dasar bahwa sebuah mainstream (aliran utama) tidak serta merta memiliki kekuatan utama yang menggerakkan gerakan sosial. Contoh kasus dalam buku mengenai Konflik Pembangunan dan Gerakan Sosial Politik di Papua, bahwa perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Mimika terhadap arus pembangunan dalam hal ini PTFI (PT. Freeport Indonesia), terutama suka Amungme (suku pegunungan) karena memiliki nilai budaya yang kuat, serta doktrin tentang kehidupan yang kuat, mereka melakukan perlawanan yang cukup intens. Berbeda dengan Suku Kumora (Dataran Rendah), masyarakatnya tidak memiliki keyakinan supra natural yang kuat seperti suka Amungme, hal ini membuat mereka selalu mengalah dan menghindar dari realitas. b) Pengorganisasian Gerakan Sosial Organisasi merupakan satu kesatuan yang cukup penting dalam gerakan sosial, tentunya organisasi inilah yang membedakan gerakan sosial dengan tindakan kolektif lainnya. Organisasi diartikan sebagai sebuah cara atau mekanisme untuk menggerakkan orang yang mempunyai keyakinan yang sama. Asosiasi actor inilah yang menetapkan tujuan (goal), serta Didalam organisasi gerakan hampir sama dengan organisasi lain, memiliki struktur, criteria keanggotaan, kepemimpinan dan pendanaan. Misalkan kasus konflik Petani Rengas versus PTPN VII Cinta Manis di Ogan Ilir, adanya organisasi Basis SPI Rengas, FPR (Front Pemuda Rengas), WALHI, LBH, menggerakkan massa untuk menentang realitas.

MATA KULIAH GERAKAN SOSIAL; Anatomi dan Strategi Gerakan Sosial

SPI dan lain-lain. Kasus Komunitas Adat Papua Versus PTFI, LEMASA (Lembaga Adat Suku Amugme). c) Penyebab Muncul Gerakan Sosial Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa kemunculan gerakan sosial secara dominan dipengaruhi oleh setting yang mendasarinya. Sehingga ada dua pengkaterorian gerakan, pertama gerakan yang berakar pada budaya/tradisi atau doktrin keyakinan. Kedua, gerakan yang muncul spontan dilatarbelakangi oleh motif ekonomi. Tetapi terbentuknya sebuah tindakan kolektif berupa gerakan sosial, tidak terlepas dari tiga frame gerakan yaitu : 1) Punctuation > kondisi sosial yang tidak adil, penindasan, peminggiran, intimidasi dll. 2) Attribution > pemberian atribut ketidakadilan (propaganda) memunculkan gerakan. 3) Articulation > sebuah tindakan dengan jaringan yang kuat. d) Keikutsertaan Aktor Keikutsertaan actor baik secara individual, kelompok atau kolektif. Kecenderungan ikut sertanya masyarakat kedalam gerakan tidak terlepas dari pembacaan mereka terhadap realitas (budaya/kepercayaan dan ekonomi). Intensitas mereka biasanya ada yang kuat dan ada yang lemah.
Contoh kasus : Masyarakat Rengas dalam Konflik dengan PTPN VII, keikutsertaan mereka dilandasi oleh solidaritas, dan kepentingan ekonomi. Mereka yang mapan menjadi partisifan lemah dan mereka yang mempunyai lahan terbatas berpartisipasi dengan totalitas.

e)

Penerapan Strategi Strategi merupakan jantung dari gerakan, pemilihan dan penerapan

strategi disesuaikan dengan setting sosial dan kesiapan actor-aktor dalam gerakan. Strategi ini lebih dekat dengan tindakan praxis dari gerakan sosial.

MATA KULIAH GERAKAN SOSIAL; Anatomi dan Strategi Gerakan Sosial

Ketepatan pemilihan strategi merupakan point penting dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumya, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka penjang. (Secara Khusus akan diulas di bagian selanjutnya). f) Efek Gerakan Efek merupakan hasil yang dicapai dari gerakan sosial yang dilakukan. Biasanya efek gerakan ditentukan seberapa tetap dan akurat penerapan strategi yang dilakukan. Efek biasanya dilihat berdasarkan kapasitas internal dan eksternal (Nngadisa, 2003:234). Tetapi dalam konsep gerakan yang lebih umum lagi efek didefinisakan sebagai dampak dari tindakan gerakan, yang dijadikan indicator efek/capaian Pengembangan Demokrasi Local, Penguatan Masyarakat Sipil, dan Perubahan Kebijakan Publik (Valerie Miller dan Jane
Covey, 2004 :69).

Memperjelas mengenai anatomi gerakan sosial dapat dilihat dalam skema 1. Merupakan potret keterhubungan antara masing-masing aspek dalam gerakan sosial tersebut : Skema 1. Anatomi Gerakan Sosial.

6.Efek

1.Kepercayaan

5.Strategi

2.Pengorganisasian

4.Keikutsertaan

3.Penyebab

Sumber : Ilustrasi Penulis, 2012.


4 MATA KULIAH GERAKAN SOSIAL; Anatomi dan Strategi Gerakan Sosial

Skema tersebut merupakan ilustrasi mekanisme dari gerakan sosial yang terjadi dalam masyarakat, dan tentunya selalu berkembang secara dinamis. Pertautan antara kepercayaan yang merupakan awal dari tumbuhnya ruh gerakan, diakomodir oleh mesin gerakan berupa pengorganisasian. Penyebab gerakan juga menjadi landasan dasar gerakan, sehingga memunculkan keikutsertaan masyarakat, penerapan strategi merupakan tindakan praxis untuk mewujudkan efek yang diharapkan sebagai tujuan dari gerakan sosial. 2. Strategi Gerakan Sosial Penerapan strategi gerakan sosial tidak hanya didasarkan pada kerangka teoritis, tetapi yang paling penting yaitu konteks kapan dan dimana suatu strategi akan diterapkan. Suatu setting sosial dan politik akan sangat mempengaruhi keberhasilan dari gerakan sosial. Suharko (2006:11 & 2011:23), menawarkan 4 variasi dari strategi gerakan sosial yaitu : a) Low Profile Strategy Strategi isolasi politik digunakan dalam kondisi politik yang represif, digunakan untuk menghindari tekanan dari Negara. melakukan isolasi dan menghindari dari agen-agen Negara. b) Strategi Pelapisan Digunakan dalam kondisi politik yang tidak memberikan ruang pada gerakan diluar cita-cita pemerintah. Sehingga kecenderungan actor menerapkan program pemberdayaan masyarakat. c) Strategi Advokasi Strategi pendampingan merupakan pilihan strategi yang cukup populer, dalam Negara yang menuju tahapan konsololidasi demokrasi sangat tepat, jika actor-aktor gerakan sosial menerapkan strategi ini. Actor gerakan

MATA KULIAH GERAKAN SOSIAL; Anatomi dan Strategi Gerakan Sosial

d) Keterlibatan Kritis. Kombinasi strategi kerjasama dan advokasi, digunakan untuk perubahan kebijakan atau mempengaruhi kebijakan secara lebih efektif. 3. Advokasi Sebagai Strategi Populer dalam Gerakan Sosial. Menurut R. Sharma (2004:7), advokasi merupakan tindakan berbicara, menarik perhatian masyarakat tentang suatu masalah, dan mengarahkan pengambil keputusan mencari solusi. Menurut Ismail Nawawi (2009:182) memberikan definisi advokasi sebagai usaha politis warga masyarakat yang terorganisir untuk mentransformasikan hubungan kekuasaan. (2005:VII), mendefinisikan bersama advokasi sebagai sebuah direncanakan oleh kelompok-kelompok Abdul Hakim yang untuk kegiatan

masyarakat

mentransformasikan hubungan kekuasaan asimetris (tidak demokratis) menuju pada hubungan yang simetris yaitu hubungan kekuasaan yang lebih demokratis dan adil. Jadi, advokasi merupakan suatu tindakan individu, kolektif atau organisasi terorganisir, untuk kebijakan masyarakat kebijakan. sipil masyarakat/NGO, sitematik, agar dalam yang
Mengevaluasi Kebijakan Pelaksanaan Kebijakan Penerapan Strategi dan Trik Solusi Identifikasi Masalah

berusaha pengambil lebih partisipasi setiap

mempengaruhi

mempertimbangkan

Bagan 1. Proses Advokasi R. Sharma, 2004 Bagan tersebut merupakan alur proses atau mekanisme dari dijalankannya advokasi. Dimulai dari identifikasi masalah, solusi, strategi, pelaksanaan kebijakan, evaluasi kebijakan.

MATA KULIAH GERAKAN SOSIAL; Anatomi dan Strategi Gerakan Sosial

Strategi advokasi sebagai bagian dari strategi gerakan sosial berdasarkan pendapat dari Valerie Miller dan Jane Covey, yaitu terdiri dari 5 strategi yaitu : Skema 2. Strategi Advokasi

Kerjasama

Konfrontasi

Edukasi

Litigasi

Persuasi

a) Kerjasama ; kerjasama dengan pihak lawan misalkan pemerintah b) Edukasi ; pendidikan penyadaran dan pemahaman kritis terhadap masyarakat. c) Persuasi ; mobilisasi massa untuk mempengaruhi kebijakan. d) Litigasi ; jalur hokum/ legal formal e) Konfrontasi : protes keras. Referensi : 1. Suharko, Modul Gerakan Sosial, 2011 2. Fadillah, Gerakan Sosial, 2006 3. Ngadisah, Konflik Pembangunan dan Gesospol di Papua, 2003. 4. Valerie Miller, Pedoman Advokasi, 2004 5. Ritu R Sharma, Pengantar Advokasi, 2004 6. Nawawi Ismail, Publik Policy, 2009.
7 MATA KULIAH GERAKAN SOSIAL; Anatomi dan Strategi Gerakan Sosial

Anda mungkin juga menyukai