Anda di halaman 1dari 11

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA


Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

KEKUATAN HUKUM PENGIKATAN HAK TANGGUGAN ATAS JAMINAN


KREDIT

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Mas Rachmat Hidayat, Krisnadi Nasution, Sri Setyadji
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
(Naskah diterima: 1 Januari 2020, disetujui: 1 Februari 2020)

Abstract
This study aims to deepen the extent to which the Laws and Regulations that have been made by
the Government and the Authority can provide Legal Protection to Holders of Deposit
certificates as Securities. Given the crime in the financial sector at this time is extraordinary.
The method used in this study is a normative legal research. It aims to clarify normatively to
identify and analyze the weaknesses contained in the relevant provisions of the law. This study
uses two approaches, namely legal approach and conceptual approaches. The source of legal
materials in this research is primary and secondary legal materials. Regulations concerning
legal protection for holders of deposit certificates as securities as stipulated in Bank Indonesia
Regulations, Financial Services Authority Regulations, the Law on Prevention and Eradication
of Money Laundering and the Law on Consumer Protection still regulate how to prevent, report
and complain. However, it has not yet regulated the compensation if there is a loss caused by
criminal acts committed by the perpetrators of crimes both involved in the crime or the publisher
experiencing bankruptcy. Likewise, on the other hand there are no specific regulations that
provide protection to financial service providers in the event of legal problems caused by the
perpetrators of crime.
Keywords: Certificate of Deposit, legal protection, securities, consumer protection,
financial crime.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperdalam sejauh mana Hukum dan Peraturan yang telah
dibuat oleh Pemerintah dan Otoritas dapat memberikan Perlindungan Hukum kepada Pemegang
sertifikat Deposit sebagai Efek. Mengingat kejahatan di sektor keuangan saat ini sangat luar
biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Ini
bertujuan untuk mengklarifikasi secara normatif untuk mengidentifikasi dan menganalisis
kelemahan yang terkandung dalam ketentuan hukum yang relevan. Penelitian ini menggunakan
dua pendekatan, yaitu pendekatan hukum dan pendekatan konseptual. Sumber bahan hukum
dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer dan sekunder. Peraturan tentang perlindungan
hukum bagi pemegang sertifikat deposito sebagai surat berharga sebagaimana diatur dalam
Peraturan Bank Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, Undang-Undang tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang dan Undang-Undang tentang Perlindungan
Konsumen masih mengatur cara mencegah, melaporkan dan mengadu. Namun, pihaknya belum
mengatur kompensasi jika ada kerugian yang disebabkan oleh tindakan kriminal yang dilakukan
oleh para pelaku kejahatan baik yang terlibat dalam kejahatan atau penerbit yang mengalami
55
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

kebangkrutan. Demikian juga, di sisi lain tidak ada peraturan khusus yang memberikan
perlindungan kepada penyedia jasa keuangan jika terjadi masalah hukum yang disebabkan oleh
para pelaku kejahatan
Katakunci: Sertifikat Deposito, perlindungan hukum, sekuritas, perlindungan konsumen,
kejahatan keuangan.

I. PENDAHULUAN maupun tidak bergerak, baik yang sudah ada

P
ada dasarnya bank merupakan lem- maupun yang akan ada dikemudian hari
baga yang bertindak sebagai lembaga merupakan jaminan atas perikatan utang pihak
intermediary atau perantara antara peminjam. Lahirnya jaminan dapat disebabkan
pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pi- karena Undang-Undang dan juga karena
hak yang kekurangan dana. Peraturan perun- Perjanjian.
dang-undangan yang berlaku seperti dalam a. Jaminan yang lahir karena Undang–
Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 ten- Undang merupakan jaminan yang ditunjuk
tang Bank Indonesia, maka yang dimaksudkan keberadaannya oleh Undang-Undang, tan-
dengan agunan yang ideal, yaitu agu-nan yang pa ada perjanjian dari para pihak, sebagai-
berkualitas tinggi serta mudah dicairkan, meli- mana yang diatur dalam pasal 1131
puti surat berharga dan atau tagihan yang KUHPerdata, seperti jaminan umum, hak
diterbitkan oleh pemerintah atau badan hukum privilege dan hak retensi.
lain yang mempunyai peringkat tinggi, berda- b. Jaminan yang lahir karena perjanjian
sarkan hasil penilaian lembaga pemerintahan merupakan jaminan yang terjadi karena
yang kompeten dan sewaktu-waktu dapat adanya perjanjian antara pihak sebelumnya,
dengan mudah dapat dijual kepasar. seperti Gadai, Fidusia, Hipotik, dan Hak
Jikalau dikaitkan dengan Pasal 1131 Tanggungan.
KUH Perdata mengatur tentang kedudukan II. KAJIAN TEORI
harta pihak peminjam yaitu bahwa harta pihak Penggolongan jaminan berdasarkan objek atau
peminjam adalah sepenuhnya merupakan ja- bendanya adalah :
minan atau tanggungan atas utangnya. Lebih a. Jaminan dalam bentuk benda bergerak.
lanjut lagi Pasal 1131 KUH Perdata Dikatakan benda bergerak karena sifat-nya
menetapkan bahwa semua harta pihak yang bergerak dan dapat dipindah-kan atau
peminjam, baik yang berupa harta bergerak dalam Undang-Undang dinya-takan

56
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

sebagai benda bergerak, misalnya tanggungan yang dilakukan dihadapan Pejabat


pengikatan hak terhadap benda berge-rak. Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan tahap ke-
Jaminan dalam bentuk benda berge-rak dua, tahap pendaftaran hak tanggungan yang
dibedakan atas benda bergerak ber-wujud, dilakukan di kantor pertanahan. Dalam pem-
pengikatannya dengan gadai dan fidusia, berian hak tanggungan diawali dengan janji
sedangkan benda bergerak yang tidak untuk memberikan hak tanggungan sebagai
berwujud pengikatannya dengan gadai, jaminan pembuktian hak menurut PP No. 24
cessie dan account revecieble. Tahun 1997 untuk pelunasan utang tertentu.
b. Jaminan dalam bentuk benda tidak III. METODE PENELITIAN
bergerak merupakan jaminan yang ber- Penelitian ini merupakan penelitian
dasarkan sifatnya tidak bergerak dan tidak hukum normatif empiris. Penelitian hukum
dapat dipindah-pindahkan, seba-gaimana normatif empiris (applied normative law)
yang diatur dalam KUHPer-data. adalah perilaku nyata (in action) setiap warga
Pengikatan terhadap jaminan da-lam sebagai akibat keberlakuan hukum normatif.
bentuk benda bergerak berupa hak Penelitian ini dilakukan secara normatif.
tanggungan. Dalam penulisan jurnal ini digunakan
Pasal 1 angka 1 UUHT dinyatakan bah- pendekatan secara yuridis normatif dan
wa hak tanggungan adalah hak jaminan yang pendekatan-pendetakan yuridis empiris. Pen-
dibebankan pada hak atas tanah sebagai-mana dekatan secara yuridis normatif adalah pende-
dimaksud dalam Undang - Undang No. 5 Ta- katan yang dilakukan dengan cara mempe-
hun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok lajari perundang-undangan, teori- teori dan
Agraria, berikut atau tidak berikut benda - konsep-konsep yang berhubungan dengan
benda lain yang merupakan satu kesatuan de- permasalahan yang akan diteliti.
ngan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, Sesuai dengan hal yang akan diteliti dan
yang memberikan kedudukan yang diutama- pendekatan masalah yang digunakan, maka
kan kepada kreditur tertentu terhadap kreditor- pada prinsipnya penelitian ini menggunakan
kreditor lainnya. Proses pembebanan hak dua sumber Bahan Hukum yaitu :
tanggungan dilakukan melalui dua tahap kegi- 1. Bahan Hukum Primer. Bahan Hukum
atan, yaitu: Tahap pertama, pemberian hak Primer adalah Bahan Hukum yang

57
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

diperoleh langsung dari objek penelitian Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


lapangan 1) Prosedur pengumpulan Bahan Hukum
2. Bahan Hukum Sekunder Dalam pengumpulan Bahan Hukum, penu-
Bahan Hukum Sekunder adalah Bahan lis melakukan langkah - langkah sebagai
Hukum yang diperoleh dari studi kepusta- berikut :
kaan dengan mencatat bahan - bahan a. Bahan Hukum Primer
hukum yang berkaitan dengan penulisan Bahan Hukum primer dari keterangan
jurnal ini. Bahan Hukum sekunder ini para responden yang dilakukan melalui
terdiri dari bahan hukum primer, bahan observasi, wawancara. Dimana materi
hukum sekunder, dan tersier. yang ditanyakan sudah dipersiapkan
a. Bahan hukum primer yaitu bahan terlebih dahulu oleh peneliti.
hukum yang mengikat meliputi : b. Bahan Hukum Sekunder
1) KUH Perdata Untuk mendapatkan Bahan Hukum
2) Undang Undang Nomor 10 Tahun skunder, dilakukannya serangkaian kegi-
1998 Tentang Perbankan atan studi kepustakaan. Dengan cara
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan membaca, mencatat, dan mengutip hal-
hukum yang erat hubungannya dengan hal yang berhubungan engan materi pe-
bahan hukum primer dan dapat mem- nulisan, baik yang berasal dari literatur
bantu menganalisis dan memahami ba- maupun dari media cetak lainnya.
han hukum primer, yang berupa litera- 2) Prosedur Pengolahan Bahan Hukum. Sete-
ture - literatur ilmu pengetahuan hukum lah Bahan Hukum yang dikehendaki ter-
dan konsep-konsep yang ada hubungan- kumpul, baik dari studi kepustakaan mau-
nya dengan penulisan jurnal ini. pun studi lapangan, maka Bahan Hukum
c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum diproses melalui pengolahan Bahan Hukum
yang memberikan petunjuk maupun dengan langkah langkah sebagai berikut :
penjelasan terhadap bahan hukum a. Editing, yaitu Bahan Hukum yang dipe-
primer dan skunder yang terdiri dari roleh, diperiksa, dan diteliti kembali
kamus. mengenai kelengkapan, kerjasama, dan

58
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

kebenarannya sehingga terhindar dari kum fakta khusus untuk kemudian diambil
kekurangan dan kesalahan dari kesimpulan - kesimpulan umum.
b. Klasifikasi, yaitu kegian penemptan Ba- IV. HASIL PENELITIAN
han Hukum menurut kelompok-kelom- Kekuatan Hukum Jaminan Kredit yang
pok yang telah ditetapkan dalam rangka Diikat Hak Tanggungan Dalam Perjanjian
memperoleh Bahan Hukum yang benar- Kredit
benar diperlukan dan akurat untuk di 1. Hukum Jaminan Kredit
analisis lebih lanjut Menurut pasal 1 ayat 11 Undang-
c. Sistematisasi, Bahan Hukum adalah pe- Undang Nomor 10 Tahun 1998. Kredit adalah
nyusunan Bahan Hukum secara sistema- penyediaan uang atau tagihan yang dipersama-
tis yaitu sesuai dengan pokok bahasan kan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
sehigga memudahkan analisis Bahan kesepakatan pinjam meminjam antara bank
Hukum dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
Analisis Bahan hukum peminjam untuk melunasi utangnya setelah
Bahan Hukum yang diperoleh kemudian jangka waktu tertentu dengan pemberian
dianalisis secara kualitatif dengan mendetesis- bunga.
kan Bahan Hukum yang dihasilkan dari Istilah jaminan merupakan terjemahan
penelitian dilapangan kedalaman bentuk pen- dari bahasa Belanda, yaitu Zekerheid atau
jelasan secara sistematis yang menguraikan Cautie. Zekerheid atau Cautie mencakup seca-
permasalahan. ra umum caracara kreditur menjamin dipenu-
Untuk metode kualitatif ini penulis hinya tagihannya, disamping pertanggungan
menarik kesimpulan dari dedukatif terdapat jawab umum debitur terhadap barang-barang-
gejala - gejala dan pada akhirnya analisis nya. Selain istilah jaminan, dikenal juga
kualitatif ini memberi kesimpulan sebagai dengan agunan. Istilah agunan dapat dibaca di
jawaban dari masalah yang diteliti. Sedangkan dalam pasal 1 angka 23 Undang-Undang
bentuk dari analisis ini adalah yang mengung- Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
kapkan latar belakang. Hasil analisis ini kemu- Agunan adalah: “Jaminan tambahan diserah-
dian dilanjutkan dengan mengambil kesimpu- kan nasabah debitur kepada bank dalam
lan secara inkduktif, meneliti dari Bahan Hu-

59
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

rangka mendapatkan fasilitas kredit atau diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap
pembiayaan berdasarkan Prinsip perbankan”. kreditur - kreditur lain.
Fungsi Jaminan secara yuridis kepastian 2. Kekuatan Hukum Jaminan Kredit
hukum pelunasan hutang di dalam perjanjian Untuk Mencegah Debitur Tidak
kredit atau di dalam utang piutang atau Bertanggung Jawab
kepastian realisasi suatu prestasi dalam suatu Jaminan kredit adalah segala sesuatu
perjanjian. Kepastian hukum ini adalah de- yang mempunyai nilai mudah untuk diuang-
ngan mengikat perjanjian melalui lembaga- kan yang diikat dengan janji sebagai jaminan
lembaga jaminan yang dikenal dalam hukum untuk membayar dari hutang debitur berdasar-
Indonesia. Lembaga jaminan kebendaan dapat kan perjanjian kredit yang dibuat kreditur dan
berupa lembaga hipotik hak tanggungan, debitur. Kredit yang diberikan selalu diaman-
fiducia, gadai, sedangkan lembaga jaminan kan dengan jaminan kredit dengan tujuan
perorangan berupa lembaga penanggungan untuk menghindari adanya risiko debitur tidak
(borghtocht). membayar hutangnya. Jaminan yang diberikan
Jaminan yang bersifat kebendaan dibe- debitur harus dibuat perjanjian antara kreditur
dakan lagi menjadi dua, yaitu jaminan berupa dan pemilik jaminan (bisa debitur atau pihak
barang tidak bergerak dan barang bergerak. lain bukan debitur) yang disebut perjanjian
Lembaga jaminan yang berupa barang tidak pengikatan jaminan.
bergerak atau barang tetap adalah hak Ada beberapa macam jaminan kebenda-
tanggungan. Apa yang dimaksud dengan hak an dan bentuk pengikatan jaminan menurut
tanggunngan menurut pasal 1 Undang-Undang hukum Indonesia. Bentuk pengikatan jaminan
No. 4 Tahun 1996 adalah hak jaminan yang tergantung dari jenis benda yang menjadi
dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana jaminan apakah benda bergerak atau benda
dimaksud dalam Undang - Undang Nomor 5 tidak bergerak. Jenis dari benda jaminan akan
tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - menentukan bentuk pengikatan. Semua per-
Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut janjian pengikatan jaminan bersifat accessoir
benda - benda lain yang merupakan satu kesa- artinya perjanjian pengikatan jaminan eksis-
tuan dengan tanah itu, untuk pelunasan hutang tensinya atau keberadaannya tergantung per-
tertentu, yang memberikan kedudukan yang janjian pokok yaitu perjanjian kredit atau per-

60
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

janjian utang. Jaminan dalam pemberian kre- debitur. Tujuan pengikatan jaminan tersebut
dit perbankan dikenal ada dua jaminan yaitu agar memudahkan pada proses eksekusinya.
jaminan perorangan dan jaminan kebendaan. 1. Jaminan Perorangan
Jaminan perorangan dan jaminan keben- 2. Jaminan perorangan dapat diikat dengan
daan perlu diikat keberadaannya yaitu dengan akta penanggungan borgtocht. Bila dilaku-
ikatan hukum agar memiliki kepastian hukum kan oleh perorangan maka penanggungan-
yang jelas bagi kreditur maupun debitur. nya disebut personal guaranty, sedangkan
Tujuan pengikatan jaminan tersebut agar me- bila dilakukan oleh perusahaan atau badan
mudahkan pada proses eksekusinya. Perlakuan hukum maka dinamakan company guara-
bank terhadap jaminan kredit yang diterima- nty. Dasar hukum mengenai penanggungan
nya dalam praktik perbankan ternyata tidak perorangan diatur dalam buku ketiga ten-
selalu sama, terutama antara satu bank dengan tang Perikatan Bab XVII tentang Penggu-
bank lainnya. naan Utang Pasal 1820 sampai dengan
Pengikatan Hak Tanggungan di atur Pasal 1850 KUHPerdata. Penanggungan ti-
dalam Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1996 dak pernah ada jika tidak ada perikatan
tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta (perjanjian) pokok yang sah. Tetapi seo-
benda - benda yang berkaitan dengan Tanah, rang boleh menanggung perikatan tersebut
dan pengaturan - peraturan lainnya yang me- apabila perikatan tersebut dapat dibatalkan,
ngatur pengikatan jaminan kebendaan. Kekua- misalnya orang yang berutang belum
tan Pengikatan jaminan kredit secara umum dewasa. Dalam hukum penanggungan, si
akan mengamankan kepentingan bank adalah penanggung tidak boleh diikat lebih berat
bila dilakukan melalui suatu lembaga jaminan. kecuali sama dengan apa yang ditanggung-
3. Kekuatan Hukum Pengikatan Jaminan nya. Bahkan si penanggung diperbolehkan
Kredit Ada Dalam Perjanjian Jaminan menanggung hanya sebagian utangnya saja.
Jaminan perorangan dan jaminan Apabila penanggungan itu lebih berat dari
kebendaan perlu diikat keberadaannya, yaitu utangnya atau dengan syarat yang lebih
dengan ikatan hukum agar memiliki kepastian berat, maka dalam hukum, penanggungan
hukum yang jelas bagi kreditur maupun tersebut tidak sah dan sahnya penanggu-
ngan hanya meliputi perikatan pokoknya

61
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

saja. Seseorang dapat menjadi penanggung bergerak dalam perjanjian kredit adalah
utang baik diminta maupun tidak oleh para tanah dengan dan tanpa bangunan atau ta-
pihak yang mengikatkan dari dalam utang naman diatasnya, mesin dan peralatan yang
piutang. Bahkan penanggung dapat mela- melakat pada tanah atau bangunan dan
kukan perbuatan penanggungan tersebut di merupakan satu kesatuan, kapal laut bervo-
luar sepengetahuan debitur. Tetapi bagi lume 20 meter kubik ke atas dan sudah
penanggung yang tidak diketahui oleh didaftarkan.
debitur harus menyatakan dirinya secara Hak Tanggungan
tegas dan tidak menanggung selain mele- Hak tanggungan adalah hak jaminan
bihi ketentuan yang menjadi syarat sewaktu atas tanah untuk pelunasan utang yang mem-
mengadakan tanggungan itu. Seseorang berikan kedudukan istimewa kepada seseo-
dapat menjadi penangung atas putusan rang kreditur terhadap kreditur-kreditur lain.
hakim, namum pada kemudian hari tidak Hak tanggungan tesebut dapat dilaksanakan
dapat menanggung lagi karena ketidak- apabila debitur cedera janji, kreditur peme-
mampuannya, maka haruslah ditunjuk gang hak tanggungan berhak menjual melalui
penanggung baru. Penanggungan juga da- pelelangan umum terhadap tanah yang dijadi-
pat berpindah kepada ahli waris. kan jaminan dengan hak mendahului daripada
3. Jaminan Kebendaan kreditur - kreditur yang lain.
4. Di dalam hukum, benda dibedakan menjadi Hak tanggungan merupakan suatu hak
benda bergerak dan benda tidak begerak. kebendaan yang harus dibuat dengan akta
Benda bergerak terdiri dari jaminan benda otentik dan didaftarkan serta bersifat accessoir
bertubuh dan benda tidak bertubuh. Seba- dan eksekutorial, yang diberikan oleh debitur
gai contoh, benda bertubuh adalah kendara- kepada kreditur sebagai jaminan atas pemba-
an bermotor, mesin dan peralatan kantor, yaran utang-utangnya yang berobjekkan tanah
barang periasan, dan sebagainya. Benda dengan atau tanpa segala sesuatu yang ada di
tidak bertubuh adalah wesel, promes, depo- atas tanah tersebut, yang memberikan hak
sito berjangka, sertifikat deposito, piutang prioritas bagi pemegangnya untuk mendapat-
dagang, surat saham, obligasi, dan surat kan pembayaran utang terlebih dahulu daripa-
berharga sekuritas lainnya. Benda tidak

62
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

da kreditur lainnya meskipun tidak harus yang bebankan Hak Tanggungan (SKMHT) yang
mendapat pertama. berbentuk akta autentik. Pembuatan SKMHT
Proses pembebasan hak tanggungan selain kepada notaris, ditugaskan juga kepada
dilaksanakan melalui dua tahap kegiatan, PPAT yang keberadaannya sampai pada wila-
yaitu: yah kecamatan, dalam rangka memudahkan
1) Tahap pemberian hak tanggungan, dengan pemberian pelayanan kepada pihak-pihak
dibuatnya Akta Pemberian Hak Tanggu- yang memerlukan.
ngan oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah, Pada saat membuah SKMHT dan akta
untuk selanjutnya disebut PPAT, yang pemberian hak tanggungan, harus terdapat ke-
didahului dengan perjanjian utang piutang yakinan pada notaris atau PPAT yang ber-
atau yang dijamin. sangkutan, bahwa pemberi hak tanggungan
2) Tahap pendaftaran oleh kantor Pertanahan, mempunyai kewenangan untuk melakukan
yang merupakan saat lahirnya hak tanggu- perbuatan hukum terhadap objek hak tanggu-
ngan yang dibebankan. Menurut Undang- ngan yang dibebankan. Walaupun kepastian
Undang, PPAT adalah pejabat umum yang mengenai dimilikinya kewenangan tersebut
berwenang membuat akta pemindahan hak baru dipersyaratkan pada waktu pemberian
atas tanah dan akta lain dalam rangka pem- hak tanggungan itu didaftarkan. Tahap pembe-
bebanan hak atas tanah, yang bentuk rian hak tanggungan oleh pemberi hak tanggu-
aktanya ditetapkan sebagai bukti dilaku- ngan kepada kreditur, hak tanggungan yang
kannya perbuatan hukum tertentu mengenai bersangkutan belum lahir.
tanah yang terletak dalam daerah kerjanya Hak tanggungan itu baru lahir pada saat
masing-masing. Dalam kedudukan sebagai dibukukannya dalam buku tanah di kantor
yang disebutkan di atas, maka aktaakta pertanahan. Oleh karena itu, kepastian menge-
yang dibuat oleh PPAT berupa akta otentik. nai saat didaftarkannya hak tanggungan terse-
Dalam memberikan hak tanggungan, but adalah sangat penting bagi kreditur.
pemberi hak tanggungan wajib hadir dihada- V. KESIMPULAN
pan PPAT. Jika karena suatu sebab tidak dapat Proses pemberian kredit bank menurut
hadir sendiri, ia wajib menunjuk pihak lain Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
sebagai kuasanya, dengan Surat Kuasa Mem- sebagaimana telah diubah dengan Undang-

63
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Arthesa, Ade. 2006. Bank dan Analisa lapo-
ran keuanagan Lembaga Keuangan
perbankan yaitu melalui beberapa tahapan.
bukan Bank. PT INDEX Kelompok
Kekuatan hukum ada segala tahapan. Tahapan Gramedia: Jakarta.
yang pertama adalah mengajukan permohonan
Azhari, TT. Perlindungan Hukum bagi
kredit secara tertulis. Tahapan yang kedua nasabah Perbankan Syariah. Makalah.
adalah melakukan analisis kredit dengan cara
Ahmadi Miru. 2007. Hukum Kontrak dan
menggunakan penilaian 5C (character, capa- Perancangan Kontrak.Rajawali Press:
Jakarta.
city, capital, condition, dan collateral). Tahap
ketiga persetujuan kredit; tahap keempat Ahmadi Miru dan Sakka Pati. 2012. Hukum
Perikatan: Penjelasan Pasal 1233
melakukan perjanjian kredit; dan tahap kelima
sampai 1456 BW. Raja Grafindo
pencairan fasilitas kredit oleh bank kepada Persada: Jakarta.
pemohon.
Adrian Sutedi. 2012. Hukum Hak Tang-
gungan, Sinar Grafika: Jakarta. (selan-
jutnya disebut Adrian Sutedi I),
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir Muhammad. 2000. Hukum Per- Ahmad Muliadi. 2013. Politik Hukum.
data Indonesia. Bandung: PT. Citra Padang: Academia Permata.
Aditya Bakti.
Badriyah Harun. 2010. Penyelesaian Sengketa
Adrian Sutedi. 2012. Hukum Hak Tang- Kredit Bermasalah. Yogyakarta:
gungan Sinar Grafika: Jakarta,. Pustaka Yustisia.

Ahmad Muliadi. 2013. Politik Hukum. Padang Badrulzaman, Mariam Darus. 1998. Bab - bab
Academia Permata. Tentang Creditverband, Gadai dan
Fidusia. Cetakan Kelima Bandung: PT.
Ariyanti. 2004. Manajemen Perkreditan dan Citra Aditya Bakti.
Pengembangan Usaha Kecil. Bank
Indonesia: Jakarta. Bahsan.M. 2007. Hukum Jaminan dan
Jaminan Kredit Perbankan Indonesia.
Artadi, I Ketut dan I Dewa Nyoman Rai Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Asmara Putra. 2010. Implementasi
Ketentuan Hukum Perjanjian Ke Dalam Budi Untung. 2005. Kredit Perbankan di
Perancangan Kontrak. Udayana Uni- Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi.
versity Press: Denpasar.
Buchari Alma. 2010. Pengantar Bisnis. Alfa-
beta: Bandung.

64
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 5 Nomor 1 Edisi Februari 2020 (55-65)

Daeng Naja, HR. 2005. Hukum Kredit dan Kasmir, Kewirausahaan. 2008. Edisi Revisi
Bank Garansi, The Bankers Hand cet 8, Rajawali Pers. PT. Rajagrafindo
Book. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Persada: Jakarta.

Djoni S. Gazali dan Rachmadi Usman. 2012. M. Bahsan. 2007. Hukum Jaminan dan
Hukum Perbankan. Sinar Grafika: Jaminan Kredit Perbankan Indonesia.
Jakarta. Jakarta: PT. Raja Grasindo Persada.

Gatot Supramono. 1996. Perbankan dan Mahmoeddin. 2004. Kredit Bermasalah.


Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta: Djambatan.
Mertokusumo, Sudikno. 1996. Mengenal
Handri Raharjo. 2009. Hukum Perjanjian di Hukum (Suatu Pengantar), Yogyakarta:
Indonesia. Pustaka Yustisia: Yog- Penerbit Liberty.
yakarta.
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi
Hadjon, Phillipus M. 1987. “Perlindungan Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Hukum Bagi Rakyat Indonesia”, Rosdakarya Offset.
Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Mudiarjo, Rapin. 1993. Bekerjanya Hukum
Herlien Budiono. 2010. Ajaran Umum Hukum Positif. Jakata: PT. Sinar Grafika.
Perjanjian dan Penerapannya di
Bidang Kenotariatan. Bandung: Citra Munir Fuady. 2001. Hukum Kontrak: Dari
Aditya. Sudut Pandang Hukum Bisnis, Citra
Aditya Bakti: Bandung.
Herlien Budiono. 2010. Kumpulan Tulisan
Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan. Nindyo Pramono. 2003. Hukum Komersil.
Citra Aditya Bakti: Bandung. Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Hermansyah. 2008. Hukum Perbankan Nasio- Purwahid Patrik dan Kashadi. 2010. Hukum
nal Indonesia. edisi revisi, Kencana: Jaminan Edisi Revisi dengan UUHT.
Jakarta. Semarang: Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro.
Ismail. 2010. Manajemen Perbankan dari
Teori Menuju Aplikasi. Kencana: Rahman, Hasanuddin. 1995. Aspek-Aspek
Jakarta. Hukum Pemberian Kredit Perbankan
di Indonesia (Panduan Dasar: Legal
Jamal Wiwoho. 2011. Hukum Perbankan. Officer). Bandung: PT. Citra Aditya
Surakarta Sebelas Maret University Bakti
Press: Surakarta.
Rijin. 2002. Pengantar Ekonomi Perbankan
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Indonesia. Gunung Agung: Jakarta.
Lainnya, Edisi Revisi; Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

65

Anda mungkin juga menyukai