Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Independent Vol 5 No.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK


TANGGUNGAN (SKMHT) SEBAGAI MEDIA PENGIKATAN JAMINAN PADA
PROSES KREDIT TAKE OVER PADA PERUSAHAN PERBANKAN

Oleh
Dhevi Nayasari Sastradinata
Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK
agunan yang lazim dan banyak dijadikan jaminan dalam usaha kredit perbankan adalah
tanah dan atau bangunan, sehingga dalam pengikatan jaminan atas kredit yang telah diberikan
berupa pembebanan Hak Tanggungan atas tanah yang menjadi agunan
tersebut.Perkembangan dunia sangat kompetitif, hal itu yang menjadikan adanya perebutan
calon nasabah (debitur), penyebabnya adalah perkembangan target market,maka tidak bisa
terhindarkan adanya proses saling take over nasabah dari bank satu ke bank lainnya.Untuk
mengetahui lamanya jangka waktu berlakunya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
(SKMHT) pada pengikatan atas pengikatan dan pembebanan jaminan dan mengenai akibat
hukum atas terbitnya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT).dengan tujuan
untuk meghasilkan bahan pustaka dan gambaran mengenai jangka waktu berlakunya SKMHT
dan Akibat Hukum terbitnya Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) pada
proses Take Over.Dengan menggunakan type penelitian hukum normatif dan penelitian
hukum sosiologis atau empiris.

Kata Kunci : Tinjauan yuridis, Surat Kuasa ,Membebankan Hak Tanggungan, kredit take
over.

PENDAHULUAN Oleh karenanya pada beberapa


Latar Belakang Masalah lembaga perbankan yang bergerak di
perkembangan dunia perbankan segment micro saat ini banyak yang
terutama pada aspek pemberian kredit di membuat aturan internal dan kebijakan
segment small and micro banking sangat kredit yang intinya mencegah nasabah
kompetitif.Saat ini semua berlomba yang mempunyai historical loan yang baik
melayani kredit pada segment small and untuk keluar/ melunasi fasilitas
micro, karena dianggap bahwa segment pinjamannya, sehingga hal itu pula yang
small and micro banking sangat profitable, tidak jarang menjadi hambatan pada proses
sehingga hal itu yang menjadikan adanya kredit take over pada suatu bank, terutama
perebutan calon nasabah (debitur) baik untuk fasilitas kredit secure loan (fasilitas
yang belum pernah menjadi nasabah suatu kredit dengan pinjaman), dimana
bank, maupun calon debitur yang saat ini seseorang yang saat ini menjadi nasabah
masih menjadi nasbah di bank lain, kredit secure loan dari bank A, ia ingin
penyebabnya adalah perkembangan target pindah menjadi nasabah kredit secure loan
market yang relative stagnant, disisi lain pada bank B dengan cara bank B melunasi
perkembangan lembaga keuangan baik fasilitas kreditnya yang ada di bank A,
perbankan maupun non perbankan sangat karena bank B akan mengambil alih
cepat, maka tidak bisa terhindarkan adanya jaminan yang ada di bank A, artinya pada
proses saling take over nasabah dari bank saat bank B mencairkan fasilitas kredit
satu ke bank lainnya dengan cara melunasi kredit yang ada di

39 | P a g e
Jurnal Independent Vol 5 No. 1

bankA, agunan yang akan dijaminkan kelengkapan data. Data sekunder


masih berada dan masih dalam ikatan merupakan metode pengumpulan data
pembebanan di bank A, sedangkan bank B yang dilakukan secara tidak langsung
telah melakukan pengikatan jaminan yang dengan penelitian kepustakaan, guna
sama melalui Surat Kuasa Membebankan mendapatkan landasan teoritis dan
Hak Tanggungan. beberapa pendapat maupun tulisan para
ahli dan juga untuk memperoleh informasi
METODE PENELITIAN baik dalam bentuk ketentuan formal
Tipe Penelitian maupun data melalui naskah resmi yang
Tipe penelitian yang digunakan ada. Data sekunder dalam penelitian ini
dalam penelitian ini adalah penelitian dikelompokkan menjadi 2 (dua) ,
hukum normatif. Penelitian normatif yaitu :
digunakan untuk menemukan hukum bagi a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan yang
suatu perkara in concreto yaitu suatu usaha mengikat, terdiri dari :
untuk menemukan apakah hukumnya 1. Undang-undang Nomor 4 tahun 1996,
sesuai untuk diterapkan dan digunakan tentang Hak Tanggungan
untuk menyelesaikan suatu perkara. Oleh 2. Undang-undang UUPA nomor 5 tahun
karena itu tipe penelitian yang dilakukan 1960
dalam penelitian ini adalah dilakukan secara 3. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
normatif mengenai Akibat Hukum yang 4. Undang-undang nomor 10 tahun 1998
timbul dengan penerbitan Surat Kuasa tentang perbankan
Membebankan Hak Tanggungan yang b. Bahan Hukum Sekunder, yaittu bahan yang
tidak dan atau menjadi Akta Pemberian memberi penjelasan bagi bahan primer,
Hak Tanggungan. terdiri dari :
1. Buku-buku atau hasil penelitian yang
Pendekatan Masalah membahas tentang Surat Kuasa
pendekatan yang digunakan adalah Membebankan Hak Tanggungan.
pendekatan perundang-undangan (statue 2. Majalah-majalah atau dokumen-dokumen
approach) dalam pendekatan perundang- yang berkaitan dengan pengikatan
undangan peneliti perlu memahami Pengikatan Hak Tanggungan.
hierarki, dan asas-asas dalam perundang-
undangan. Selain itu juga digunakan Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum
pendekatan konsep (conseptual). Baik bahan hukum primer maupun
Pendekatan konsep ini di gunakan dalam sekunder dikumpulkan berdasarkan topik
rangka untuk melihat konsep-konsep permasalahan yang dirumuskan dan di
Akibat Hukum yang timbul dengan klarifikasi menurut sumber untuk dikaji
penerbitan Surat Kuasa Membebankan secara komprehensif.
Hak Tanggungan yang tidak dan atau
menjadi Akta Pemberian Hak Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Tanggungan.Dari pengertian tersebut, Adapun bahan hukum yang
secara singkat dapat dikatakan bahwa yang diperoleh dalam penelitian adalah studi
dimaksud sebagai statue berupa legislaasi kepustakaan aturan perundang undangan
dan regulasi. Jika demikian, pendekatan yang penulis uraikan dan dihubungkan
perundang-undangan adalah pendekatan sedemikian rupa sehingga disajikan dalam
dengan menggunakan legislasi dan penulisan yang lebih sistematis guna
regulasi. menjawab perumusan masalah yang
dirumuskan dan dilakukan secara deduktif
Bahan Hukum yakni menarik kesimpulan dari suatu
Dalam penelitian ini digunakan permasalahan yang bersifat umum
data sekunder sebagai penyalur terhadap permasalahan kongkrit yang
dihadapi.
40 | P a g e
Jurnal Independent Vol 5 No. 1

akan berakhir seiring dengan jangka waktu


HASIL PENELITIAN DAN kredit berakhir.
PEMBAHASAN Selain itu, masa berlakunya
Jangka waktu pembuatan Surat Kuasa Surat Kuasa Membebankan Hak
Membebankan Hak Tanggungan Tanggungan (SKMHT), akan berlaku
Surat Kuasa Membebankan Hak selama 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) bulan
Tanggungan tidak diperlukan, selama sejak ditandatanganinya Surat Kuasa
pemberi kuasa bisa hadir dan Membebankan Hak Tanggungan, hal itu
menandatangani Akta Pemberian Hak seperti yang diatur dalam pasal 15
Tanggungan atas jaminan yang diagunkan Undang-undang Hak Tanggungan,
kepada pihak kreditur di hadapan Notaris/ khususnya pada ayat (3) dan ayat (4), yang
PPAT, namun ketika proses kredit Take berbunyi:
Over, maka pengikatan jaminan atas Pasal 15 ayat (3): Surat Kuasa
fasilitas kredit, memakai media Surat Membebankan Hak Tanggungan
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan, mengenai hak atas tanah yang
karena pada saat penandatanganan sudah terdaftar wajib diikuti
Perjanjian Kredit, jaminan tidak bisa dengan pembuatan Akta
langsung diikat dengan Akta Pemberian Pemberian Hak Tanggungan
Hak Tanggungan, sehingga pemberi kuasa selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
tidak bisa hadir dan menandatangani Akta sesudah diberikan.
Pemberian Hak Tanggungan sendiri Pasal 15 ayat (4): Surat Kuasa
dihadapan notaris, karena pada saat Membebankan Hak Tanggungan
penandatanganan Perjanjian Kredit posisi mengenai hak atas tanah yang
jaminan masih berada di Bank atau belum terdaftar wajib diikuti
Lembaga Keuangan lain, atau Surat Kuasa dengan pembuatan Akta
Membebankan Hak Tanggungan ada Pemberian Hak Tanggungan
dikarenakan fasilitas pinjaman pada plafon selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan
tertentu dimana menurut aturan internal sesudah diberikan.
Bank pengikatan jaminan tidak perlu
dibebankan Hak Tanggungan, sehingga Akibat Hukum atas Penerbitan Surat
sebagai media pengikatan jaminannya di Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
lakukan melalui Surat Kuasa (SKMHT) yang tidak dilanjutkan
Membebankan Hak Tanggungan, hal itu menjadi Akta Pemberian Hak
didasarkan atas pasal 15 ayat (5) Undang- Tanggungan (APHT)
undang Hak Tanggungan yang Surat Kuasa Membebankan Hak
menyatakan: Tanggungan Dalam pasal 15 ayat 2
“Ketentuan sebagaimana dimaksud pada Undang-undang No.4 Tahun 1996 tentang
ayat (3) dan ayat (4) tidak ber-laku dalam Hak Tanggungan atas tanah berikut benda-
hal Surat Kuasa Membebankan Hak benda yang berkaitan dengan tanah
Tanggungan diberikan untuk menjamin menyebutan bahwa ” Kuasa untuk
kredit tertentu yang ditetapkan dalam membebankan hak tanggungan tidak dapat
peraturan perundang-undangan yang ditarik kembali atau tidak dapat berakhir
berlaku.” oleh sebab apapun juga kecuali karena
Dimana menurut pasal 15 ayat kuasa tersebut telah dilaksanakan atau
(5) tersebut diatas, bahwa berlakunya Surat karena telah habis jangka waktunya
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan sebgaimana dimaksus ayat (3) dan ayat
adalah menyesuaikan jangka waktu (tenor) (4)” dan Pada ayat 6 Pasal 15 Undang-
kredit yang diberikan kreditur (Bank) undang ini menjelaskan bahwa “ Surat
kepada debitur. Sehingga masa Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan yang tidak diikuti dengan pembuatan Akta

41 | P a g e
Jurnal Independent Vol 5 No. 1

Pemberian Hak Tanggungan dalam waktu karena jika SKMHT akan menjadi Akta
yang ditentukan sebagaimana dimaksud Pemberian Hak Tanggungan (APHT) maka
dalam ayat (3) atau ayat (4) atau waktu akibat hukum adalah sifat dan ketentuan
yang ditentukan menurut ketentuan yang melekat pada APHT termasuk sifat
seabagaimana yang dimaksud pada ayat eksekutorial. Apabila SKMHT berlaku
(5) batal demi hukum”. untuk jangka waktu kredit, maka akibat
hukum yang terjadi adalah seperti Surat
Akibat Hukum atas Penerbitan Surat Kuasa lain yaitu beralihnya segala hal yang
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan dikuasakan ke penerima kuasa, termasuk
(SKMHT) yang dilanjutkan menjadi apabila dikemudian ditingkatkan menjadi
Akta Pemberian Hak Tanggungan Akta Pemberian Hak Tanggungan
(APHT) (APHT).
Apabila Surat Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan Saran
(SKMHT) dilanjutkan untuk dijadikan Setelah menganalisa data-data yang
Akta Pemberian Hak Tanggungan ada, maka saran penulis mengenai
(APHT), maka fungsi dan akibat hukum Tinjauan yuridis terhadap Surat Kuasa
yang ditimbulkan hanya berlaku sampai Membebankan Hak Tanggungan
pada saat diterbitkan Akta Pemberian Hak (SKMHT) sebagai media pengikatan
Tanggungan (APHT), maka akibat hukum jaminan pada proses kredit take over pada
yang terjadi akan beralih menjadi akibat perusahaan perbankan, saran untuk
hukum pertanggungan, dimana akibat perbankan sendiri agar memastikan
hukum tersebut ditimbulkan akibat kelengakapan dan keabsahan dokument
terbitnya Akta Pemberian Hak kredit, mulai dari identitas dari calon
Tanggungan (APHT). debitor, dokumen keuangan dan dokumen
Akibat hukum yang terjadi legalitas lainnya, terutama mengenai
karena pengikatan jaminan dengan Akta dokumen jaminan, karena pada saat proses
Pemberian Hak Tanggungan (APHT) pemberian kredit dokumen asli jaminan
adalah antara lain seperti yang dinyatakan masih berada di bank lain (jika proses
dalam Undang-undang nomor 4 tahun Take Over). Dan perbankan lebih teliti
1996 tentang Hak Tanggungan dalam membuat analisa kebutuhan
keuangan calon debitur, tujuan pengajuan
KESIMPULAN DAN SARAN kredit, kelayakan calon debitur, mulai dari
Kesimpulan usaha, kemampuan dan jaminan.Serta
Jangka waktu 1 (satu) bulan, untuk Debitor atau Masyarakat Bagi calon
SKMHT ini untuk jaminan yang telah debitor dan masyarakat agar lebih
terdaftar, SKMHT ini diperlukan karena mempelajari dan mendalami tentang proses
pada saat pemberian kredit jaminan dalam kredit dan pengikatan jaminan dengan
proses balik nama atau jaminan masih benar, sehingga tidak terjadi salah
berada di bank lain karena pemberian pengertian dan salah pemahaman, terutama
kredit dengan proses Take Over.Jangka tentang akibat pengikatan jaminan.
Waktu 3 (tiga) bulan, SKMHT ini untuk
jaminan yang belum terdaftar (proses DAFTAR PUSTAKA
sertifikat).Jangka waktu sesuai tenor kredit Literatur
yang diberikan oleh bank. SKMHT ini a. Soerjono Soekanto. pengantar
berlaku bagi plafon kredit tertentu menurut penelitian hukum. penerbit Universitas
aturan internal bank. Indonesia (UIPress).Jakarta. 1986.
Mengenai akibat hukum atas b. Peter Mahmud Marzuki. Penelitian
terbitnya Surat Kuasa Membebankan Hak Hukum. Penerbit Kencana Prenada
Tanggungan (SKMHT) tidak lepas dari Media Group.
jenis jangka waktu berlakunya SKMHT,
42 | P a g e
Jurnal Independent Vol 5 No. 1

Jakarta.2010.
c. Soerjono Soekanto. Pengantar
Penelitian Hukum. penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press). 1986.
d. KAMSIR, Bank dan Lembaga
Keuangan lainnya, Edisi Revisi 2014,
Jakarta 17 Juni
2014.
e. KAMSIR, Dasar-dasar Perbankan, Raja
Grafindo Persada, Jakarta 2002.

Peraturan Perundang-undangan
a. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
b. Undang-undang nomor 4 tahun 1996
tentang Hak Tanggungan
c. Undang-undang nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan

Artikel
a. raypratama.blogspot.com/2012/02/pe
ngertian-surat-kuasa-membebankan-
hak.html
b. http://po-
box2000.blogspot.co.id/2010/11/surat-
kuasa.html
c. https://operasionalperbankan.wordpres
s.com/2012/07/10/masaberlakuskmht/ga
daibpkbmobil.co.id/pengertian-dan-
definisi-take-over-kredit/

43 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai