Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN HUTANG PIUTANG

BERDASARKAN KETENTUAN PASAL 1820 KUHPERDATA

Johanudin
Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia.

ABSTRAK

Pemberian jaminan merupakan hal yang signifikan dalam suatu perjanjian


hutang piutang. Permasalahan penanggungan hutang bisa timbul kapanpun dan
oleh siapapun. Dalam praktiknya seringkali ditemukan kreditur selain meminta
jaminan kebendaan kepada debitur, juga meminta jaminan tambahan berupa
jaminan non kebendaan atau personal guarantee.

Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjawab perumusan masalah yang


diangkat dalam penulisan ini. Tujuannya yaitu untuk mengetahui akibat hukum
penanggungan hutang antara kreditur dengan penanggung, dan juga untuk
mengetahui akibat hukum penanggungan hutang antara debitur dengan
penanggung dan antara para penanggung.

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian


yuridis normatif dan metode penelitian yuridis sosiologis. Penulis menggunakan
studi kepustakaan berdasarkan buku-buku, literatur, dan peraturan perundang-
undangan yang mempunyai hubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini.
Penulis juga melakukan penelitian langsung ke lapangan yaitu dengan melakukan
wawancara kepada responden yang berhubungan dengan masalah yang diteliti
dengan menggunakan pertanyaan yang tersusun secara sistematis.

Data yang didapatkan dari penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder, kemudian dilakukan reduksi data yang dirangkum dengan memilih hal
yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga mudah diarahkan. Dalam hal
ini penulis menggunakan analisa deskriptif normatif, yaitu suatu metode yang
bertujuan untuk menggambarkan secara obyektif dalam rangka mengadakan
perbaikan terhadap permasalahan yang dihadapi.

Kesimpulan dari penelitian ini dapat diketahui bagaimana hubungan hukum


penanggungan hutang antara kreditur dengan penanggung, dan bagaimana
hubungan hukum penanggungan hutang antara debitur dengan penanggung dan
antara para penanggung. Selain itu juga akan diketahui hak-hak dan kewajiban-
kewajiban para pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian hutang piutang
dengan jaminan perorangan penanggungan hutang.
1
Kata Kunci : Hutang Piutang, Pasal 1820 KUHPerdata.

ABSTRACT

Provision of guarantees is significant in an agreement accounts payable.


Debt underwriting problems can arise at any time and by anyone. In practice
often found in addition to asking for collateral material creditor to the debtor,
also ask for additional collateral in the form of a guarantee of non material or
personal guarantee.

This study aims to answer the formulation of the issues raised in this paper.
The goal is to determine the legal consequences underwriting of debt between
creditor with the insurer, and also to determine the legal consequences of debt
underwriting between the insurer and the debtor with the insurer.

In conducting this research the writer uses research methods normative


juridical and sociological research methods. The author uses literature study
based on books, literature, and legislation that have a relationship with problems
in this study. I also conduct research directly to the field namely by interviewing
the respondents related to the problems examined by using the question
systematically arranged.

The data obtained from this study are primary data and secondary data,
then performed summarized data reduction by selecting the subject and prepared
more systematically so easily directed. In this case the author uses descriptive
analysis of normative, which is a method that aims to describe objectively in order
to make repairs to the problems faced.

The conclusion of this study can be seen how the legal relationship between
the creditor and debt underwriting insurer, and how the legal relationship
between the debtor and debt underwriting insurer and among the insurer. They
will also be known to the rights and obligations of the parties involved in an
agreement with the guarantee of individual accounts payable debt underwriting.

Keywords : Debts and receivables, Article 1820 of the Civil Code.

1. PENDAHULUAN dalam hal ini melibatkan beberapa


Pada dunia usaha dan bisnis pihak seperti debitur, kreditur, dan
selalu dihadapkan pada suatu pihak penjamin. Jika kita lihat
perikatan hutang piutang dimana pengertian hutang piutang sama
2
dengan perjanjian pinjam yang untuk kepentingan si berhutang
dijumpai dalam Kitab Undang- mengikatkan diri untuk memenuhi
Undang Hukum Perdata Pasal 1721 perikatan apabila pada waktunya si
yang berbunyi: “Pinjam meminjam berhutang sendiri tidak berhasil
adalah suatu perjanjian dengan mana memenuhi kewajibannya.
pihak yang satu memberikan kepada Pada dasarnya, adanya
pihak yang lain suatu jumlah barang jaminan perorangan tersebut
tertentu dan habis pemakaian dengan ditujukan untuk mendapatkan suatu
syarat bahwa yang belakangan ini kepercayaan atau meyakinkan pihak
akan mengembalikan sejumlah yang kreditur atau bank untuk memberikan
sama dari macam keadaan yang sama suatu pinjaman kepada debitur. Pada
pula”. Jadi hutang piutang yaitu prinsipnya penanggung hutang tidak
merupakan kegiatan antara orang wajib membayar hutang debitur
yang berhutang dengan orang lain/ kepada kreditur, kecuali jika debitur
pihak lain pemberi hutang atau lalai membayar hutangnya.
disebut pelaku piutang, dimana
kewajiban untuk melakukan suatu 2. METODE PENELITIAN
prestasi yang dipaksakan melalui
suatu perjanjian atau melalui Sebagaimana metode penelitian
pengadilan, atau dengan kata lain dalam penulisan hukum ini, penulis
merupakan hubungan yang menggunakan metode dan data yang
menyangkut hukum atas dasar valid serta ilmiah agar hasilnya dapat
seseorang mengharapkan prestasi dipertanggungjawabkan secara
dari seorang yang lain jika perlu ilmiah. Metode yang penulis
dengan perantara hukum. gunakan adalah sebagai berikut :
Setiap perikatan tentunya 1. Metode Penelitian Yuridis
menimbulkan hak dan kewajiban Normatif
para pihak yang terikat dalam suatu Metode penelitian yuridis
perjanjian tersebut. Dalam perikatan normatif adalah suatu penelitian
hutang piutang secara lazim yang bisa berwujud data yang
melibatkan debitur dan kreditur, diperoleh melalui buku-buku atau
namun dalam kondisi tertentu juga bahan-bahan kepustakaan serta
melibatkan pihak ketiga yang peraturan perundang-undangan,
seringkali berkedudukan sebagi atau bisa juga disebut data
pihak penjamin perorangan sekunder serta informasi yang
yangmerupakan bagian dari mempunyai hubungan dengan
perjanjian penanggungan yang diatur penulisan ini.
dalam KUHPerdata, dimana inti dari 2. Metode Penelitian Yuridis
perjanjian penanggungan ini yaitu Sosiologis
adanya pihak ketiga yang setuju
3
Yaitu mengumpulkan data berdasarkan aturan teori-teori
dengan mengadakan interview atau kaidah hukum yang
secara sistematis kepada berlaku dengan memperhatikan
beberapa anggota masyarakat praktik kenyataan dalam
atau instansi yang dianggap masyarakat.
berhubungan dengan masalah
yang dibahas dalam skripsi ini. Bahwa untuk memperoleh data
yang akurat dan valid agar penulisan
Selain metode penelitian diatas, ini dapat dipertanggungjawabkan
penulis juga menggunakan tehnik secara ilmiah, maka perlu dilakukan
pengumpulan data agar lebih beberapa langkah penyusunan yang
memudahkan dalam mengumpulkan diterapkan secara sistematis agar
data yang ada kaitannya dengan dapat diperoleh data yang lengkap
masalah yang dibahas dalam skripsi serta mempunyai keterkaitan dengan
ini. Untuk tehnik pengumpulan penulisan hukum ini. Adapun
data yang digunakan dalam langkah-langkah yang penulis
penelitian ini, penulis menggunakan gunakan adalah seperti yang terurai
beberapa cara antara lain : dibawah ini :

1. Interview/ wawancara 1. Sumber data


Yaitu pengumpulan data yang Dalam penulisan skripsi ini
dilakukan dengan jalan tanya penulis mengelompokkan data
jawab secara langsung dengan agar lebih memudahkan dalam
responden yang dilakukan menyusun dan menganalisa data
secara sistematis berdasarkan yang diperoleh. Penulis
pada tujuan penelitian. membagi sumber data yang ada
2. Studi pustaka dalam dua bagian yaitu :
Yaitu pengumpulan data yang a. Data primer adalah data yang
dilakukan dengan cara studi diperoleh langsung dari
kepustakaan dan peraturan subyek penelitian tentang
perundang-undangan yang masalah yang akan diteliti
berhubungan dengan tujuan sehingga dapat memperoleh
penulisan. kejelasan, kepastian, serta
lebih menjamin kebenaran
3. Analisa data data yang didapat. Peneliti
Data yang diperoleh dari memperoleh data dengan
penelitian akan dikaji dan langsung melihat praktiknya
dianalisa dengan menggunakan di lapangan, yaitu dengan
metode yuridis normatif, melakukan wawancara secara
dimana data yang didapat dari sistematis dan terstruktur
hasil penelitian akan dikaji kepada responden atau
4
anggota masyarakat yang penulis menggunakan analisa
berhubungan dengan masalah deskriptif normatif, yaitu suatu
yang diteliti. metode yang bertujuan untuk
b. Data sekunder merupakan menggambarkan secara obyektif
data yang diperoleh dari dalam rangka mengadakan
buku-buku dan dokumen- perbaikan terhadap permasalahan
dokumen. Data hukum yang yang dihadapi sekarang.
erat kaitannya dengan bahan
hukum primer yang dapat Demi mendapatkan data yang
membantu, menganalisis, valid sesuai praktik kenyataan dalam
memahami dan menjelaskan masyarakat, maka penulis
bahan hukum primer, antara mengadakan penelitian langsung ke
lain hasil-hasil penelitian, lapangan agar penyusunan skripsi ini
karya tulis dari ahli hukum dapat dipertanggungjawabkan secara
serta teori yang berkaitan ilmiah. Penelitian yang penulis
dengan permasalahan yang laksanakan berupa wawancara
diteliti. kepada responden yang berhubungan
2. Metode pengumpulan data dengan permasalahan yang akan
Sesuai dengan jenis penelitian, dibahas, dengan menggunakan
maka dalam .pengumpulan data pertanyaan yang terstruktur secara
penulis menggunakan studi sistematis.
kepustakaan. Dalam Penelitian ini dilaksanakan
melaksanakan studi kepustakaan selama 2 (dua) hari yaitu pada
penulis mengumpulkan data tanggal 9 April 2015 dan 10 April
tertulis seperti buku-buku, 2015 dengan lokasi penelitian yaitu
artikel, undang-undang dan di Kantor Cabang Pembantu
sebagainya. Bankaltim Sesayap Hilir Kabupaten
3. Metode Analisa data Tana Tidung dan kantor perkebunan
Berdasarkan pada tujuan kelapa sawit PT. TH. Felda
penelitian yang ingin dicapai, Nusantara Wilayah Kaltim yang
maka dimulai dengan menelaah terletak di Desa Sepala Dalung Kec.
seluruh data yang sudah tersedia Sesayap Hilir Kabupaten Tana
dari berbagai sumber yaitu Tidung.
pengamatan, wawancara, dan 3. HASIL PENELITIAN DAN
data yang diperoleh dari pustaka PEMBAHASAN
dengan mengadakan reduksi data Perjanjian penanggungan
yang dirangkum dengan memilih utang pada dasarnya diatur dalam
hal yang pokok serta disusun ketentuan Pasal 1820 sampai dengan
lebih sistematis sehingga mudah Pasal 1850 Kitab Undang-Undang
diarahkan, maka dalam hal ini Hukum Perdata. Yang dimaksud
5
dengan penanggungan menurut mengikatkan dirinya untuk
ketentuan Pasal 1820 Kitab Undang- memenuhi prestasi berupa hutang
Undang Hukum Perdata adalah suatu guna kepentingan kreditur, namun
perjanjian, di mana pihak ketiga dalam hubungan hukum tersebut juga
demi kepentingan kreditur menimbulkan hak–hak bagi
mengikatkan dirinya untuk penanggung. Hak-hak penanggung
memenuhi perikatan debitur apabila ini akan semakin baik apabila
debitur itu tidak memenuhi termuat dalam klausul perjanjian
perikatannya. penanggungan hutang tersebut,
Memperhatikan pengertian sehingga menjadi jelas apa saja hak-
tersebut di atas, maka jelaslah bahwa hak dari penanggung hutang yang
terdapat tiga pihak yang terkait diperjanjikan.
dalam perjanjian penanggungan Sebagai akibat dari adanya
utang tersebut, yaitu pihak kreditur, hubungan hukum perjanjian
debitur dan pihak ketiga. Kreditur di penanggungan antara kreditur dan
sini berkedudukan sebagai pemberi penanggung, si kreditur juga
kredit atau orang berpiutang, mempunyai kewajiban-kewajiban
sedangkan debitur adalah orang yang terhadap penanggung, meskipun si
mendapat pinjaman uang atau kredit penanggung mengikatkan diri untuk
dari kreditur, dan pihak ketiga adalah kepentingan si kreditur, karena
orang yang akan menjadi seperti halnya perjanjian yang lain,
penanggung hutang debitur kepada pada asasnya setiap perjanjian itu
kreditur, manakala debitur tidak harus dilaksanakan dengan itikad
memenuhi prestasinya. baik sebagaimana yang dimaksud
dalam ketentuan Pasal 1338
A. Akibat Hukum Penanggungan KUHPerdata. Dan oleh karenanya,
Hutang Antara Kreditur sekalipun ada janji-janji agar
Dengan Penanggung penanggung melepaskan hak-haknya,
Dengan adanya perjanjian misalnya bagi kreditur yang
penanggungan antara kreditur dan melaksanakan hak-haknya, ada
penanggung, maka lahirlah akibat- kewajiban untuk bertindak
akibat hukum yang antara lain sedemikian rupa yang
berupa hak-hak dan kewajiban menguntungkan bagi penanggung,
tertentu yang harus diperhatikan, asalkan dengan berbuat demikian
baik oleh si penanggung maupun tidak merugikan kepentingannya
oleh si kreditur. sendiri. Hal ini dapat berupa
Sekalipun perjanjian kewajiban untuk memberitahukan
penanggungan kelihatannya hanya kepada penanggung, hal-hal yang
membebankan kewajiban-kewajiban seharusnya diketahui oleh
bagi penanggung karena penanggung
6
penanggung untuk dapat menjaga yaitu pengakuan hutang dari
kepentingannya. debitur utama maupun hutang
Sehubungan dengan uraian- dari penanggung. Akta
uraian tersebut di atas, maka penanggungan itu mempunyai 2
beberapa akibat hukum yang timbul (dua) fungsi penting yaitu :
dari adanya penanggungan hutang a) Sebagai alat pembuktian
antara kreditur dan penanggung, tentang adanya
dapat digambarkan sebagai berikut : penanggungan tersebut oleh
1. Hak-hak dari si penanggung penanggung; dan
a) Hak untuk menuntut lebih b) Memuat ketentuan-ketentuan
dahulu (voorrecht van ataupun janji-janji yang
uitwinning) mengatur perjanjian
b) Hak untuk membagi hutang penanggungan tersebut.
(voorrecht van Adapun mengenai
schuldsplitsing) ketentuan-ketentuan atau janji-
c) Hak untuk mengajukan janji yang biasanya diadakan atau
tangkisan gugat (Pasal 1849 dicantumkan dalam akta
dan 1850 KUHPerdata) penanggungan adalah:
d) Hak untuk diberhentikan dari a) Janji agar penanggung
penanggungan karena melepaskan haknya untuk
terhalang melakukan menuntut penjualan harta
subrogasi akibat perbuatan benda debitur lebih dahulu.
kesalahan kreditur b) Janji agar penanggung
2. Janji-janji dalam penanggungan melepaskan haknya untuk
Dalam praktik, baik pada membagi-bagi hutang
praktik perbankan maupun dalam (voorrecht van
perjanjian pemborongan schuldsplitsing).
bangunan, perjanjian c) Janji agar penanggung
penanggungan senantiasa melepaskan haknya untuk
dituangkan dalam akta di bawah diberhentikan dari
tangan, akta notaris atau penanggungan, jika karena
tercantum dalam model atau perbuatan kreditur
formulir tertentu dari bank. mengakibatkan tidak dapat
Akta-akta tersebut ditandatangani lagi menggantikan hak-
oleh peminjam, penanggung dan haknya, hipotiknya dan hak-
diserahkan kepada debitur. hak utama dari kreditur
Perjanjian penanggungan (afstand van beroep).
ini, lazimnya juga dituangkan
atau dirumuskan dalam bentuk Selain janji-janji tersebut di
perjanjian pengakuan hutang, atas, yang senantiasa termuat
dalam setiap akta pertanggungan
7
dalam praktik, masih ada janji- Janji tentang kuasa yang tidak
janji lain yang lazimnya juga dapat ditarik kembali untuk
diadakan atau dicantumkan melakukan hak regres ini,
dalam akta penanggungan demi maksudnya adalah janji
kepentingan kreditur, yaitu tentang adanya kuasa kepada
sebagai berikut : kreditur yang tidak dapat
ditarik kembali untuk dan
a) Janji untuk tidak dibagi atas nama penanggung
Dalam akta penanggungan melaksanakan hak regres
lazim dicantumkan bahwa terhadap peminjam.
kewajiban perutangan dari
penanggung terhadap para B. Akibat Hukum Penanggungan
ahli warisnya dianggap Hutang Antara Debitur
merupakan hutang yang tidak Dengan Penanggung dan
dapat dibagi-bagi, yaitu Antara Para Penanggung
kreditur dapat menuntut Apabila penanggung telah
kepada setiap pewaris membayar hutang debitur, maka
mengenai pemenuhan untuk penanggung dapat menuntut kembali
seluruh piutangnya dan tidak pembayaran tersebut dari debitur,
dapat dibagi-bagi di antara baik penanggungan itu terjadi
para pewaris. dengan pengetahuan ataupun tanpa
b) Janji agar penanggung tetap pengetahuan debitur. Hak menuntut
sah kembali tersebut lazimnya disebut
Dalam akta penanggungan sebagai hak regres yang timbulnya
sering juga ditentukan bahwa karena diberikan oleh undang-
jika dalam akta disebutkan undang.
beberapa nama dari para Hak regres yang demikian ini
penanggung yang akan tetap ada sekalipun tidak tercantum
mengikat diri sebagai secara khusus dalam akta
penanggung, maka mereka penanggungan ataupun surat-surat
terikat untuk memenuhi tanda bukti lainnya. Hak regres ini
perikatan sebagai timbul setelah penanggung
penanggung, tidak perduli membayar hutang debitur, baik
apakah kenyataannya mereka pembayaran itu terjadi secara
menandatangani akta tersebut sukarela maupun atas dasar
sebagai penanggung. keputusan hakim sekalipun tidak
c) Janji tentang adanya kuasa tercantum secara khusus dalam akta
yang tak dapat ditarik penanggungan ataupun surat-surat
kembali untuk melaksanakan tanda bukti lainnya. Jadi dapat
hak regres disimpulkan bahwa hak regres ini
8
secara otomatis akan timbul dengan jaminan yang diadakan untuk
sendirinya apabila penanggung menjamin dipenuhinya
membayar hutang debitur, terlepas perhutangan pokok. Hak-hak
pembayaran tersebut merupakan tersebut antara lain sebagai
keputusan hakim atau secara berikut :
sukarela a) Hak tanggungan yang
Hak menuntut penggantian diberikan kepada kreditur
kerugian yang timbul dari hak sebagai jaminan.
regres, yang merupakan haknya b) Hak gadai sebagai jaminan
sendiri dari penanggung ini, meliputi hutang yang diberikan
pembayaran yang berupa: kepada penanggung.
a) Pembayaran ongkos perkara, c) Hak privilegi, yaitu piutang
yaitu ongkos perkara yang telah yang didahulukan
dibayarkan oleh penanggung pemenuhannya sesuai dengan
karena ia digugat oleh kreditur sifat piutangnya.
untuk memenuhi hutang debitur. Jadi pada hakikatnya, hak
Penanggung hanya dapat subrogasi dari penanggung yang
menuntut pembayaran ongkos telah membayar sebagian hutang,
perkara kepada debitur apabila ia pelaksanaannya tidak boleh
memberitahukan tentang adanya merugikan kreditur. Hak dari
gugatan dari kreditur kreditur lebih didahulukan dari
terhadapnya tidak terlambat. pada penanggung. Namun hal
b) Pembayaran bunga, yaitu bunga ini hanya berlaku pada
terhadap hutang pokok yang penuntutan pemenuhan piutang
telah dibayar oleh penanggung. yang berupa privilegi, gadai dan
c) Pembayaran kerugian, yaitu hipotik. Jadi di sini, kreditur
penanggung berhak untuk akan minta pemenuhan mengenai
menuntut penggantian kerugian bagian hutang yang belum
yang lain yang dideritanya terbayar, sedangkan penanggung
sebagai akibat pemenuhan akan minta pemenuhan mengenai
perhutangan dalam apa yang telah dibayarkan tanpa
penanggungan, misalnya merugikan hak-hak kreditur.
kerugian-kerugian yang timbul Kreditur tidak mempunyai hak
karena adanya penyitaan, untuk didahulukan dari
penjualan terhadap barang penanggung, apabila untuk
penanggung oleh kreditur. pemenuhan piutang tersebut
Sedangkan hak-hak dari kreditur dan penanggung muncul
kreditur yang ikut beralih kepada secara bersamaan sebagai
penanggung karena adanya kreditur konkuren yang akan
subrogasi adalah hak-hak melaksanakan hak-haknya
9
terhadap harta kekayaan debitur. kepentingan si kreditur, karena
Dan juga bagi penanggung yang seperti halnya perjanjian yang
telah membayar sebagian hutang, lain, pada asasnya setiap
meskipun kedudukannya kalah perjanjian itu harus dilaksanakan
dari kreditur, namun tidak berarti dengan itikad baik sebagaimana
bahwa dalam melaksanakan yang dimaksud dalam ketentuan
haknya itu dikalahkan dari Pasal 1338 KUHPerdata.
kreditur yang mempunyai 2. Apabila penanggung telah
kedudukan yang sederajat membayar hutang debitur, maka
dengan penanggung. penanggung dapat menuntut
kembali pembayaran tersebut
4. PENUTUP dari debitur, baik penanggungan
A. Kesimpulan itu terjadi dengan pengetahuan
Beberapa kesimpulan yang dapat ataupun tanpa pengetahuan
disampaikan di sini adalah sebagai debitur. Hak menuntut kembali
berikut: tersebut lazimnya disebut sebagai
1. Dengan adanya perjanjian hak regres yang timbul setelah
penanggungan antara kreditur penanggung membayar hutang
dan penanggung, maka lahirlah debitur, baik pembayaran itu
akibat-akibat hukum yang antara terjadi secara sukarela maupun
lain berupa hak-hak dan atas dasar keputusan hakim yang
kewajiban tertentu yang harus memutuskan atau menghukum
diperhatikan, baik oleh si penanggung untuk membayar
penanggung maupun oleh si hutang debitur tersebut. Hak
kreditur. Hak-hak yang regres atau menuntut kembali ini
diberikan oleh undang-undang ada 2 (dua) macam, yaitu
kepada penanggung tersebut pertama, penanggung
merupakan perlindungan bagi mempunyai hak menuntut
penanggung terhadap perlakuan- kembali, yang merupakan
perlakuan atau tindakan-tindakan haknya sendiri terhadap debitur
dari kreditur yang memberatkan (eigen verhaalsrecht); kedua,
bagi penanggung. Selain itu penanggung yang telah
juga, sebagai akibat dari adanya membayar itu karena hukum
hubungan hukum perjanjian (van rechtswage) bertindak
penanggungan antar kreditur dan menggantikan kedudukan
penanggung, si kreditur juga kreditur yang terjadi karena
mempunyai kewajiban- subrogasi.
kewajiban terhadap penanggung, B. Saran
meskipun si penanggung
mengikatkan diri untuk
10
Beberapa saran yang dapat Termasuk Hak Tanggungan
disampaikan di sini, pada pokoknya Menurut Hukum Indonesia,
adalah sebagai berikut : Penerbit Citra Aditya Bhakti,
1. Meskipun kedudukan Bandung.
penanggung yang telah
membayar sebagian hutang Riduan Syahrani, 2000, Seluk Beluk
debitur tidak sederajat dengan dan Asas-asas Hukum
kreditur, akan tetapi hendaknya Perdata, Penerbit Alumni,
dalam melaksanakan haknya Bandung.
menuntut pembayaran kembali Soetojo Prawirohamidjojo, 2005,
dari debitur, disejajarkan dengan Hukum Perikatan, Penerbit
kreditur. Bina Ilmu, Surabaya.
2. Ketentuan tersebut diatas,
hendaknya juga berlaku dalam Sutan Remi Sjahdeini, 2004, Hukum
hal tidak terdapat jaminan lain Kepailitan: Memahami
selain penanggungan, yaitu Undang-Undang No 37
bahwa kreditur juga tidak Tahun 2004 Tentang
mempunyai hak yang Kepailitan, Penerbit Pustaka
didahulukan dari penanggung Utama Grafiti, Jakarta.
apabila debitur tidak dijamin
Tirtodiningrat, 1980, Ikhtisar Hukum
dengan jaminan kebendaan
Perdata dan Hukum Dagang,
lainnya selain penanggungan.
Penerbit Pembangunan,
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
W.J.S. Poerwadarminta, 1976,
Kamus Besar Bahasa
Achmad Ichsan, 2000, Hukum
Indonesia, Penerbit Balai
Perjanjian, Penerbit
Pustaka, Jakarta.
Pembimbing Masa, Jakarta.
Yan Pramadya Puspa, 1977, Kamus
Halim H.S, 2005, Perkembangan
Hukum, Penerbit Aneka Ilmu,
Hukum Jaminan Di
Semarang.
Indonesia, Penerbit Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata).
R. Subekti, 1996, Jaminan-jaminan
Untuk Pemberian Kredit

11

Anda mungkin juga menyukai