Anda di halaman 1dari 2

IINTERPROFESION

AL

Nama : Iva Sulistya


Nim : 190612642827

Judul Artikel : Praktik Kolaborasi Perawat-Dokter Dan Faktor Yang Memengaruhinya


Penerbit : Wiwin Martiningsih

Analisis :

Tujuan dan sasaran kolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
menggabungkan keahlian unik dari masing-masing profesi (perawat-dokter)

Tenaga kesehatan yang berkolaborasi: perawat dan dokter

Proses mereka dalam berkolaborasi tidak ada sikap bersaing, menghindar-bersaing, dan
akomodasi baik pada perawat maupun dokter sikap yang sering ditunjukkan perawat adalah
meminta masukan sejawat untuk memperkuat sistem pendukung, menceritakan kesulitan pasien,
dan melakukan negosiasi menentukan tanggung jawab masing-masing, sedangkan pada dokter
adalah menyampaikan apabila tindakan perawat kurang tepat, memberi saran cara pendekatan
yang bermanfaat, dan menekankan pentingnya bidang medis maupun keperawatan pada pasien.
Sikap perawat dan dokter tentang praktik kolaborasi terbanyak adalah berunding atau kompromi.
Sikap perawat dan dokter yang paling jarang dilakukan adalah menjelaskan lingkup keahlian
masing-masing dan diskusi bidang mana termasuk keperawatan dan mana termasuk medis,
karena dianggap masing-masing profesi sudah jelas tentang peran dan fungsinya masing-masing,
keberanian mengambil sikap pada dokter dalam hal ini masih dominan karena dokter
kebanyakan berani mengingatkan jika tindakan kurang tepat, dan memberi saran cara pendekatan
yang bermanfaat. Mereka memahami bahwa profesi mereka berbeda tetapi kerja sama harus
tetap dilakukan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing profesi, walau
masih didominasi oleh sikap berunding, selain itu perawat dan dokter juga mengenali, menyadari
adanya pengetahuan dan keterampilan yang overlapping. Mereka juga mengerti bahwa
kolaborasi merupakan suatu pengakuan keahlian seseorang oleh orang lain di dalam maupun di
luar profesi orang tersebut.

Dampak dari kolaborasi tersebut: meningkatkan kerjasama antar dokter dan perawat dengan cara
berdiskusi otomatis komunikasi juga baik antar kedua profesi tersebut.

Pendapat: menurut saya kolaborasi tersebut cukup bagus karena dari kedua pihak yaitu perawat
dan dokter sudah mengerti pentingnya kolaborasi antar masing-masing profesi. Namun terdapat
beberapa orang saja yang belum melaksanakan kolaborasi secara optimal seperti lebih memilih
untuk menghindar dari konflik yang ditimbulkan dari diskusi antara dokter dan perawat.
Kekurangan dari kolaborasi tersebut pertama, perawat tidak berani mengatakan “tidak” apabila
tidak sesuai dengan standar yang ada karena sungkan kepada dokter dan hanya berani
mengingatkan hanya kepada dokter yang mau menerima masukan dan saran saja, serta takut
dikatakan menggurui. Kedua, terdapat keterbatasan waktu, beban yang makin besar dan
kesibukan dokter untuk melakukan diskusi bersama perawat. Sedangkan kelebihan dari
kolaborasi tesebut adalah mengedepankan berunding atau kompromi dalam mengambil
keputusan sehingga tidak dilakukan secara gegabah yang nantinya merugikan pasien. Sebagai
kesmas saya akan membuat sebuah inovasi untuk memecahkan masalah tersebut dengan
membuat suatu kegiatan yang namanya “sambat day “ dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk
menampung semua keluhan kesah baik dari perawat maupun dokter kemudian hasilnya diberikan
kepada pemimpin rumah sakit agar bisa ditindak lanjuti. Serta memberikan saran kepada pihak
rumah sakit untuk melakukan pemberian reward bagi mereka yang sudah lama bekerja agar
mereka tetap punya motivasi dalam bekerja, dan tidak mengalami titik kejenuhan dalam bekerja.,
melakukan refreshing bersama, dan peningkatan kemampuan melalui seminar ataupun pelatihan-
pelatihan, merupakan salah satu solusi yang dapat diambil, dan secara rutin melakukan
pertemuan melalui kegiatan bulanan atau triwulan antara profesi perawat dan dokter, agar terjalin
komunikasi yang lebih optimal sebagai dasar pelaksanaan kolaborasi.

Anda mungkin juga menyukai