Anda di halaman 1dari 14

Gambar 2-7 Bekas area quarry/borrw yang menjadi

Gambar 2-6 Penanaman Solid Sodding persawahan dan kolam perikanan


di Section 1

2.2.8. Pengelolaan Terhadap Dampak Sosial, Ekonomi dan Budaya


Telah dijelaskan pada laporan semester terdahulu, bahwa selain mengacu kepada dokumen
RKL/RPL yang terdapat didalam Laporan AMDAL, acuan lain untuk pengelolaan terhadap dampak
sosial, ekonomi dan budaya adalah rencana pengelolaan sosial dan lingkungan atau ESMP
(Environmental Social Management Plan). Sedangkan laporan ini merupakan update status kegiatan-
kegiatan pengelolaan dampak sosial, ekonomi dan budaya yang dikerjakan sampai dengan
Desember 2014.
Dimana ESMP tersebut merupakan penjabaran rencana tindak lanjut terhadap pengelolaan
lingkungan dan sosial yang merupakan bagian dari laporan analisa dampak lingkungan, yaitu ESHIA
(Environmental Social HealthImpact Assessment- Analisa Dampak Lingkungan, Sosial dan Kesehatan)
yang berbasis pada standar World Bank.
Sedangkan ketersediaan laporan ESHIA dan pelaksanaan ESMP tersebut merupakan suatu kewajiban
dari PT LMS sebagai pemrakarsa dalam rangka memenuhi model pendanaan kepada Indonesia
Infrastructure Finance (IIF), dimana pemenuhan prinsip-prinsip lingkungan dan sosial merupakan
persyaratan yang harus dilakukan.
Salah satu dari tujuan utama proyek-proyek yang didanai oleh IIF adalah mempromosikan
kehidupan sosial yang baik bagi masyarakat setempat. Selain itu, sebagai bagian dari pendekatan
pembangunan proyek yang berkelanjutan, pelaksanaan program sosial dan lingkungan dapat
menciptakan dukungan yang lebih luas bagi investasi, mengurangi resiko sosial, menjaga
penerimaan/ijin daerah dan masyarakat lokal untuk beroperasi, dan meningkatkan reputasi
perusahaan.
2.2.8.1. Melaksanaan Program Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social
Management Plan/ESMP)

Pelaksanaan rencana pengelolaan program lingkungan dan sosial (ESMP) ditujukan bagi masyarakat
dan desa terdampak, hingga saat ini telah merncapai beberapa perkembangan:

• Kegiatan-kegiatan Supplemental Resettlement Action Plan (SRAP) dengan target penerima


manfaat:
- rumah tangga terdampak kehilangan asset lebih dari 30%, kehilangan pendapatan lebih dari
10% dan di bawah upah minimum regional (UMR);

LAPORAN PELAKSANAAN IJIN LINGKUNGAN – PROYEK JALAN TOL CIKAMPEK - PALIMANAN


Laporan 6-Bulanan Periode Juli – Desember 2014
19
- penghuni liar dan pedagang kaki lima (Squatters and Sharecroppers).
• Pelayanan Masyarakat (Community Services).
• Mekanisme pengelolaan keluhan (Grievance) untuk desa-desa terdampak.
• Hubungan para pihak (stakeholders) terhadap organisasi-organisasi masyarakat lokal.

Pelaksanaan ESMP itu sendiri terdiri dari beberapa program yang dilaksanakan oleh masing-masing
unit kerja, yaitu :

1) Unit Supplemental Resettlement Action Plan (SRAP - Pemulihan Mata Pencaharian)


Sejak bulan Maret 2014 SRAP telah bermitra dengan tiga LSM untuk melaksanakan program
pemulihan mata pencaharian.Ditargetkan 1.248 KK, 267 petani penggarap dan 18 pedagang kaki
lima diikutsertakan dalam program SRAP. LSM tersebut adalah IBU Foundation, PKPEK dan
PUPUK.Tugasnya adalah mengidentifikasi kepentingan PAP dalam sayuran tanam, tanaman tahunan
dan pupuk organik. Pelaksanaan program SRAP akan diberikan kepada penerima manfaat
masyarakat terdampak berdasarkan kelompok target pada CAP sebagai berikut:

a) Squatters: Kelompok ini memasukkan rumah tangga (households) dalam kelompok target 2.i
dan 2.v. CAP mengklasifikasikan squatters ke dalam dua kelompok berbeda; penghuni liar
(residential) dan pedagang kaki lima (business squatters), meskipun pada akhirnya klasifikasi
kedua kelompok ini seringkali digunakan sama.
b) Rumah Tangga Terdampak Signifikan (Significantly Affected Households): Kelompok ini
merupakan target kelompok penerima manfaat terbesar dan memasukkan rumah tangga dalam
kelompok target CAP 2.ii, 2.iv, dan 2.vi. Kelompok-kelompok ini sulit dibedakan karena beberapa
rumah tangga masuk dalam lebih dari satu kategori.
c) Sharecroppers: Kelompok ini meliputi rumah tangga di dalam target kelompok CAP 2.iiia dan
2.iiib, termasuk petani penggarap lahan milik swasta maupun lahan Perhutani.

Enam kelompok utama yang menjadi target penerima manfaat program SRAP dalam CAP dapat
dilihat pada Tabel 2.1. berikut.

LAPORAN PELAKSANAAN IJIN LINGKUNGAN – PROYEK JALAN TOL CIKAMPEK - PALIMANAN


Laporan 6-Bulanan Periode Juli – Desember 2014
20
Tabel 2.1. Target Rumah Tangga untuk Program Pemulihan Mata Pencaharian

Jumlah
Penerima
Kelompok Kode
Kategori Rumah Tangga Target CAP Manfaat yang
Terdampak CAP
Teridentifikasi
dalam SRAP
Pemulihan mata pencaharian (livelihood) Keluarga memberikan
kemampuan untuk menyewa tempat tinggal bagi penghuni lahan
2.i
Penduduk liar tidak sah/resmi (residential squatters) yang mengalami kehilangan 18
(Squatters) aset
Usaha informal (squatters) yang mengalami kehilangan asset dan
2.v
sumber pendapatan secara signifikan
Rumah tangga mengalami lebih dari 30% kehilangan lahan dan
2.ii
lebih dari 10% kehilangan pendapatan
Rumah tangga yang mengalami lebih dari 10% kehilangan
Rumah Tangga
2.iv pendapatan dan yang tergantung hanya pada satu sumber 1,248
Terdampak
penghidupan.
Signifikan
Rumah tangga yang mengalami lebih dari 10% kehilangan
2.vi pendapatan dan memiliki pendapatan bulanan di bawah upah
minimum regional (UMR)
Petani 2.iiia Bantuan keuangan mikro kepada kurang lebih 60 rumah tangga
penggarap Penggarap lahan Perhutani (PAPs) 267
2.iiib
(Sharecroppers)
Total 1,533
Sumber: ERM (2014)

Secara garis besar, hasil pelaksanaan program SRAP ini dapat dilihat pada Matriks Rangkuman
Pelaksanaan Kegiatan SRAP seperti terlampir pada Lampiran 1 : No.1.1.

2) Unit Pengembangan Masyarakat (Community Development Unit – CDU)


CDU merupakan unit kerja untuk merencanakan dan melaksanakan pengembangan
masyarakat (CommunityDevelopment).

Sampai pada bulan Desemberi 2014, CDU telah menerapkan program pelayanan kesehatan
bagi masyarakat yang terkena dampak di 64 desa dan menyusun rencana implementasi bagi
masyarakat dalam kaitannya untuk menutup kesenjangan dalam menangani dampak sosial
di bidang kesehatan dan pendidikan.

Secara garis besar hasil pelaksanaan program kegiatan pengembangan masyarakat dapat
dilihat pada Matriks Rangkuman Pelaksanaan Kegiatan CDU seperti terlampir pada Lampiran
1 : No.1.2.

3) Unit Penanganan Keluhan (Grievance Redress Unit – GRU)


GRU merupakan unit kerja untuk pengelolaan dalam penanganan keluhan masyarakat yang
berkaitan dengan isu sosial dan lingkungan terhadap berlangsungnya kegiatan pembangunan
Jalan Tol Cikampek – Palimanan.

Secara garis besar, hasil pelaksanaan program pengelolaan keluhan dapat dilihat pada
Matriks Rangkuman Pelaksanaan Kegiatan GRU seperti terlampir pada Lampiran 1 : No.1.3.

LAPORAN PELAKSANAAN IJIN LINGKUNGAN – PROYEK JALAN TOL CIKAMPEK - PALIMANAN


Laporan 6-Bulanan Periode Juli – Desember 2014
21
4) Unit Hubungan Stakeholder (Stakeholder Relation Unit – SRU)
SRU merupakan unit kerja dalam membina hubungan dengan berbagai pemangku
kepentingan yang terlibat pada proyek pembangunan Jalan Tol Cikampek – Palimanan,
(selain pihak pengelola proyek) seperti instansi – instansi pemerintahan, masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat dan organisasi-organisasi berbasis kemasyarakatan dan pers
media.

Secara garis besar, hasil pelaksanaan program kegiatan SRU dapat dilihat pada Matriks
Rangkuman Pelaksanaan Kegiatan SRU seperti terlampir pada Lampiran 1 : No.1.4.

5) Unit Evaluasi dan Monitoring (Monitoring and Evaluation Unit – Unit Monev)
Unit Monev sebagai unit kerja yang memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan dan
evaluasi terhadap hasil kerja dan kinerja semua unit kerja program ESMP.

Secara garis besar, hasil pelaksanaan kegiatan pengawasan dan evaluasi dapat dilihat pada
Matriks Rangkuman Pelaksanaan Kegiatan Unit Monev seperti terlampir pada Lampiran 1 :
No.1.5.

6) Sistem Pengelolaan Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan (Health, Safety, and


Environment Management System – HSEMS)
Selain isu sosial, pelaksanaan ESMP juga mencakup isu lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja, dimana program kerjanya lebih kepada membangun suatu sistem
pengelolaan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja serta pelaksanaannya.

Secara garis besar, hasil pelaksanaan sistem pengelolaan, kesehatan dan keselamatan kerja
dapat dilihat pada Matriks Rangkuman Pelaksanaan Kegiatan HSEMS seperti terlampir pada
Lampiran 1 : No.1.6.

7) Dukungan Pengelolaan Program dan Rapat-rapat


Tabel 2.2. Matriks Rangkuman Pelaksanaan Kegiatan Dukungan Pengelolaan Program dan
Rapat-Rapat

PENGELOLAAN KEGIATAN
WAKTU
KEGIATAN LOKASI KEGIATAN
KEGIATAN TARGET HASIL
Rapat- Kantor PMC, Juni - Rapat rutin Serangkaian rapat yang
Rapat Kortraktor dan Desember dan non rutin diselenggarakan oleh atau
pihak lain di area 2014 dengan PMC, Kontraktor (KG-
pembangunan jalan NRC, dll), warga, stakeholder
tol CIkopal. dan pihak-pihak lain terkait isu
lingkungan dan sosial,
kerusakan asset warga dan
desa, dampak debu dan
kebisingan, dll.
Sumber: ERM (2014)

LAPORAN PELAKSANAAN IJIN LINGKUNGAN – PROYEK JALAN TOL CIKAMPEK - PALIMANAN


Laporan 6-Bulanan Periode Juli – Desember 2014
22
LAMPIRAN 1
MATRIKS KEGIATAN PENGELOLAAN
DAMPAK SOSIAL EKONOMI
1.1. Matriks Kegiatan SRAP (Supplemental Resettlement Action Plan)
PENGELOLAAN KEGIATAN
WAKTU
No. KEGIATAN LOKASI KEGIATAN
KEGIATAN TARGET HASIL
A Squatters

1 Pelaksanaan  Balingbing Juni-  5 Rumah  Focus Squatters pada periode Juni – Desember 2014 adalah
Program  Lungbenda Desember Tangga impelemtasi dari pelatihan yang sudah diterima oleh PAPS
Livelihood  Tegal Karang 2014  8 Rumah  Squatters sebagian besar saat ini meliki pembukuan hasil
Tangga usaha yang telah mereka kembangkan
 5 Rumah  Squatters juga telah menerima bantuan langsung dari pihak
Tangga LMS
 Saat ini Squatters sedang mencari alternative tempat
berdagang yang representative untuk pengembangan usaha
mereka.

LAMPIRAN 1
1
B Rumah Tangga Terdampak Signifikan

1 Pelaksanaan Juni- 13 PAPs  Saat ini 13 PAPs terlibat dalam usaha ini. Pada tahap ini, PAPS
Program Desember sedang menjalankan implementasi training2 yang sudah
Livelihood – 2014 didapatkan
Pilot Project  PAPS telah menerima bantuan untuk pengembangan usaha
 Desa Pasirceuri kelompok sebesar Rp. 14.690.000
a) Kelompok  Penguatan kelompok salah satu upaya yang didorong untuk
Bambu mendorong keberlanjutan usaha bamboo yang sekarag sedang
dijalankan.
.
 Budidaya jamur ini dimulai sejak sejak bulan Maret 2014 PAPs
. Saat ini perkembangan usahanya sangat baik, penghasilan
dari 5 orang PAP yang terlibat terus meningkat setiap
bulannya.
 Usaha jamur telah mendapatkan bantuan dari LMS utuk
5 PAP pengembangan usaha sebesar 100 juta
 Pada siklus pertama 6000 log jamur telah dihasilkan
 Desa Cidahu
b) Pengemban
gan
Budidaya
Jamur dan
Usaha Tape
Ketan

LAMPIRAN 1
2
2. Pelaksanaan 1. Ibu Foundation -Purwakarta dan Juni –  425 PAPs  IBU telah mengunjungi 16 desa sasaran di Subang dan
Program Subang Desember  410 PAPs Purwakarta; 6 bulan taerakhir IBU menjalankan program
Livelihood 2. PKPEK-Subang, Majalengka dan 2014  413 PAPs penguatan kelompok, pemberian bantuan kepada PAPS, dan
oleh LSM Cirebon melakukan monitoring terhadap perkembangan bantuan
3. PUPUK - Majalengka dan Cirebon kepada bantuan yang telah diterima PAPS
 Focus Pekapek 6 bulan terakhir adalah menciptakan mata
pencaharian alternative untuk para PAPS dampingan.
 PAPS telah menerima bantuan yang berupa pelatihan
pembuatan kompos, penerimaan bantuan tanaman keras,
kambing dll. Untuk keberlanjutan program pekapek
melakukan monitoring secara terus menerus kepada PAPS.
 Dalam upaya mendorong keberlanjutan program bagi PAPS,
Fokus PUPUK 6 bulan terakhir adalah pengembangan
rumah bibit bagi PAPS, selain itu PUPUK telah menjalankan
program penerimaan bantan langsung untuk PAP

LAMPIRAN 1
3
C Sharecroppers

1. Pelaksanaan Cisaat  12 Orang  Focus 6 bulan terakhir sharecroppers


Program penggarap lahan adalah bambagian bantuan langsung
Livelihood perhutani kepada PAPS
Kertamukti  13 Orang Orang
 Untuk keberlanjutan, sharecropper
penggarap lahan
membuat kelompok-kelompok di setiap
Sanca  18 Orang Orang
penggarap lahan desa. Dari 9 desa dampingan telah
Mekarwaru  26 Orang Orang terbentuk 19 kelompok.
penggarap lahan
Cikawung  29 Orang Orang
penggarap lahan
Mekarjaya  44 Orang Orang
Orang penggarap
lahan
Sahbandar  61 Orang Orang
Orang penggarap
lahan
Walahar  12 Orang Orang
Orang penggarap
lahan
Ciwaringin  52 Orang Orang
Orang penggarap
lahan

LAMPIRAN 1
4
1.2. Matriks Kegiatan CDU (Community Development Unit)
PENGELOLAAN KEGIATAN
LOKASI WAKTU
No. KEGIATAN
KEGIATAN KEGIATAN TARGET HASIL
1. Philanthropy:  65 desa  Juni-  Peserta adalah perwakilan warga  CDU berkolaborasi dengan puskesmas, dinas
Pengobatan terdampak Desember pemukiman yang berdampingan kesehatan, pendidikan, dan tenaga kerja.
gratis debu 2014 langsung dengan pembangunan tol,  Kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS)
kelompok Posyandu, dan ormas desa di dilaksanakan di 64 desa terdampak.
65 desa terdampak, masing-masing desa  Tujuan kegiatan CPTS Meningkatkan
melibatkan kurang lebih 150 peserta. pengetahuan masyarakat tentang arti kesehatan
 Kegiatan ini mendapatkan tanggapan positif
dari perwakilan kepala/pengusrus desa
maupun masyarakat umum.
2 Community  65 desa  Juni-  Masyarakat di 65 desa terdampak a. Bidang Kesehatan:
Service; terdampak Desember proyek. - Pemberian materi pelatihan kepada kader
Pelatihan kader 2014 medis puskesmas/posyandu
kesehatan dan - Pemberian bantuan renovasi sarana
pemicuan kesehatan yang rusak
kesadaran - Mengadakan kegiatan kampanye
masyarakat kesehatan untuk masyarakat
tentang STBM. - Membangun fasilitas sanitasi/MCK
b. Bidang Pendidikan:
Pendidikan non - Mengadakan kegiatan public awareness
Formal : tentang kesehatan di sekolah
Training untuk - Mengadakan lomba karya tulis tentang
pemuda desa kesehatan di sekolah.
yang - Memberikan pelatihan untuk Kesadaran
bekerjasama dan keselamatan berlalu lintas
dengan dinas - Memberikan training skill kepada pemuda
tenaga kerja yang produktif. Training ini bekerjasama
kabupaten. dengan dinas tenaga kerja di 5 kabupaten
(Subang, Purwakarta, Majalengka,
Indramayu, dan Cirebon).

LAMPIRAN 1
5
1.3. Matriks Kegiatan GRU (Grievance Redress Unit)
PENGELOLAAN KEGIATAN
WAKTU
No. KEGIATAN LOKASI KEGIATAN
KEGIATAN TARGET HASIL
1. Pembuatan  Kantor Tim Sosial  Juni-  Sebulan sekali  Laporan secara rutin sebulan sekali disampaikan
Laporan ESMP, Subang Desember  Pelaksana kegiatan kepada LMS dan IIF.
Bulanan 2014 adalah Tim GRU dibantu
Perkembanga oleh masing-masing FD
n (Grievance
Monthly
Progress
Report)

2 Update  Kantor Tim Sosial  Juni-  Sebulan sekali  Laporan secara rutin sebulan sekali disampaikan
Grievance ESMP, Subang Desember kepada LMS dan IIF.
Log 2014

3 Reguler  Seksi 1 sampai 6  Juni-  Rutin dan non rutin  Partisipasi dalam HSE joint inspection seluruh seksi
Meeting proyek pembangunan Desember proyek
dengan jalan tol Cikopal 2014  Menghadiri rapat PMC
Fasilitator  Kantor PMC, Subang  Verifikasi dan monitoring kasus yang muncul
Desa  Lokasi proyek di desa
terdampak

4 Joint  Desa Sahbandar dan  Setiap Bulan  Rutin  Memfasilitasi pertemuan PMC dan kontraktor
Inspection Mekarjaya mengenai DED (Detail Engineering Design),
dengan PMC Pengaturan fasilitas penguhubung warga terkena
dan dampak (POB) dan memberikan konsultasi kepada
Kontraktor warga desa Jatiwangi.
 Membantu asesemen dan penyusunan rencana
usaha potensial di kabupaten Subang.

LAMPIRAN 1
6
1.4. Matriks Kegiatan SRU (Stakeholders Relation Unit)
PENGELOLAAN KEGIATAN
WAKTU
No. KEGIATAN LOKASI KEGIATAN
KEGIATAN TARGET HASIL
1 Menjaga  Desa terdampak  Juni-  Rutin dan non rutin  SRU melaksanakan koordinasi terhadap para PAP,
koordinasi  Seksi 1-6 proyek jalan Desember kepala desa, dan kontraktor dan melakukan follow
diantara tol Cikapali 2014 up terhadap kasus-kasus yang muncul.
stakeholders
di sekitar area
konstruksi
jalan tol.

Kegiatan Lain  Desa Sahbandar dan Juni-  Non rutin  Membantu CDU dalam melaksanakan kegiatan
di Luar CAP Mekarjaya Desember yang berhubungan dengan kesehatan dan pelatihan
 Subang 2014 keterampilan. SRU membantu membuka
 Desa terdampak komunikasi dengan pihak-pihak terkait dalam
rangka menjalankan kegiatan CDU
 Membantu GRU dalam pelaksaaan koordinasi rutin
dengan fasilitator desa.
 Membantu Unit SRAP unit mengupdate database
sharecropper dengan mendatangi Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan (BKPH) di bawah Perhutani
desa Sahbandar dan Mekarjaya.
 Membantu asesemen dan penyusunan rencana
usaha potensial di kabupaten Subang.
 Membantu dan mendukung kegiatan unit lain.
 Membantu dalam implementasi Catatan LMS
Satisfaction Survey

LAMPIRAN 1
7
1.5. Matriks Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
PENGELOLAAN KEGIATAN
WAKTU
No. KEGIATAN LOKASI KEGIATAN
KEGIATAN TARGET HASIL
1. Melaksanakan  Desa terdampak dan  Juni-  Laporan tiga bulanan  Konsultan ERM Indonesia sebagai Tim Monev
kegiatan rutin kantor Subang Desember (quarterly report) Eksternal melakukan monitoring dan evaluasi
ekternal 2014 kegiatan proyek ESMP dan menyusun laporannya
monitoring setiap tiga bulan sekali.
dan evaluasi
kegiatan tim
ESMP oleh
ERM
Indonesia dan
menyusun
laporannya
dalam laporan
tiga bulanan.

LAMPIRAN 1
8
1.6. Matriks Kegiatan HSEMS (Health, Safety and Environment Management System)
PENGELOLAAN KEGIATAN
WAKTU
No. KEGIATAN LOKASI KEGIATAN
KEGIATAN TARGET HASIL
1. Melaksanakan  Seksi 1 sampai 6  Maret dan  Seluruh seksi 1-6 setiap  Laporan pelaksanaan kegiatan bulanan Joint
Joint sepanjang area Juni 2014. sebulan sekali Inspection HSE yang melibatkan pihak-pihak
Inspection pembangunan jalan kontraktor, konsultan supervisei PMC dan ERM.
HSE tol Cikopal

2 Mereview  Kantor proyek di  Maret dan  Setiap 3 bulan sekali.  Review tim ERM terhadap laporan gangguan
Laporan Subang Juni 2014. kebisingan yang dibuat oleh kontraktor setiap tiga
Polusi bulan sekali sebelum disampaikan kepada
Kebisingan IIF/LeMS. Laporan quarter pertama diajukan pada
yang Dibuat bulan September.
Kontraktor

3. Menyiapkan  Area pembangunan  Mulai Juni  Setahun sekali  Laporan tahunan Emisi Green House Gas (GHG)
Laporan jalan tol CIkopal. 2014 yang diserahakn pada bulan Desember.
Tahunan
Emisi GHG

LAMPIRAN 1
9

Anda mungkin juga menyukai