Anda di halaman 1dari 38

KURIKULUM 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK ROSMA

Kelas / Semester : X (Sepuluh) / 2

Nama Guru : Dhimas Noval Fauzan, S.T

NIP / NIK : _______________________________


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMK Rosma


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Mesin
Kompetensi Keahlian : Teknik Mekanik Industri (C2)
Mata Pelajaran : Gambar Teknik Mesin
Kelas / Semester : X / II
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Jam Pelajaran : 16 JP (@ 45 Menit)

A. KompetensiInti
KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Mekanik Industri. Pada
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia
kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional
KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Teknik Mekanik Industri. Menampilkan kinerja di
bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KompetensiDasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10 Mengevaluasi hasil sketsa gambar 3.10.1 Menjelaskan proyeksi sebuah titik
benda 2D dan 3D standard proyeksi 3.10.2 Mengemukakan gambar proyeksi sebuah
orthogonal garis
3.10.3 Menjabarkan gambar proyeksi sebuah
4.10 Menyajikan hasil evaluasi sketsa bidang
gambar benda 2D dan 3D standard 3.10.4 Menjelaskan gambar proyeksi sebuah
proyeksi orthogonal benda tiga dimensi

4.10.1 Membuat evaluasi sketsa gambar benda


2D dan 3D standard proyeksi orthogonal.
C. Tujuan Pembelajaran
 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik
peserta didik mengevaluasi hasil sketsa gambar benda 2D dan 3D standard proyeksi
orthogonal, mengajukan pertanyaan, mengajukan jawaban sementara, mengumpulkan
data, menganalisa data, menyusun simpulan untuk dapat mencapai kompetensi
pengetahuan (memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi),

 Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan saintifik


peserta didik menyajikan hasil evaluasi sketsa gambar benda 2D dan 3D standard
proyeksi orthogonal, mengajukan pertanyaan, mengajukan jawaban sementara,
mengumpulkan data, menganalisa data, menyusun simpulan untuk dapat mencapai
kompetensi keterampilan (mengamati, mencoba, menyaji, dan menalar), dan sikap
(jujur, santun, dan tanggungjawab).

D. Materi Pembelajaran
Materi Faktual  Gambar benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua
dapat diamati dengan indera dimensi
atau alat  Proyeksi
 Proyeksi Ortogonal
 Sudut tegak lurus
 Standar ISO (ISO/DIS) 128

Materi Konseptual  Standard proyeksi orthogonal


Gabungan antar fakta-fakta yang
saling berhubungan
Materi Prinsip  Proyeksi Sebuah Titik
Generalisasi hubungan antar  Gambar Proyeksi Sebuah Garis
konsep-konsep yang saling  Gambar Proyeksi Sebuah Bidang
terkait  Gambar Proyeksi Sebuah Benda Tiga Dimensi
Materi Prosedural  Membuat evaluasi sketsa gambar benda 2D dan 3D
Sederetan langkah yang standard proyeksi orthogonal.
sistematis dalam menerapkan
prinsip

E. Pendekatan, Strategi dan Metode


 Pendekatan : Saintifik
 Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Demontrasi, Praktek dan Penugasan
 Model : Problem Based Learning

F. Alat dan Media Pembelajaran


 Slide Powerpoint.
 LCD Proyektor.

G. SumberBelajar
 Hand Out
 Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran 1
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan  Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
 Guru menampilkan
tayangan tentang 
Sketsa gambar
benda 3D
Stimulus  Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Sketsa gambar
benda 3D
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Sketsa gambar
Inti Identifikasi masal benda 3D
ah  Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Sketsa
gambar benda 3D
 Guru meminta siswa
mengali informasi
tentang Sketsa
Pengumpulan gambar benda 3D
data  Siswa menggali 
informasi tentang
tentang Sketsa
gambar benda 3D
 Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Sketsa
gambar benda 3D
Pembuktian
 Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
Menarik  Siswa menyajikan 
kesimpulan dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Sketsa
gambar benda 3D
 Siswa lain 
memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Sketsa
gambar benda 3D
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang
Sketsa gambar
benda 3D
 Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
Penutup pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

Pembelajaran 2
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan  Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
 Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
 Menyiapkan fisik dan 
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
 Memberikan  Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
 Menyampaikan 
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
 Mengaitkan materi  Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
 Guru menyampaikan 
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
 Guru menampilkan
tayangan tentang 
Sketsa gambar
benda 2D
Stimulus  Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Sketsa gambar
benda 2D
 Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Sketsa gambar
Inti Identifikasi masal benda 2D
ah  Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Sketsa
gambar benda 2D
 Guru meminta siswa
mengali informasi
tentang Sketsa
Pengumpulan gambar benda 2D
data  Siswa menggali 
informasi tentang
tentang Sketsa
gambar benda 2D
Pembuktian  Guru memberikan 
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Sketsa
gambar benda 2D
 Siswa menjawab dan 
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
 Siswa menyajikan 
dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Sketsa
gambar benda 2D
Menarik
 Siswa lain 
kesimpulan
memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Sketsa
gambar benda 2D
 Siswa menerima 
tanggapan dari siswa
lain dan guru
 Siswa menyimpulkan 
materi tentang
Sketsa gambar
benda 2D
 Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
 Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
 Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
Penutup pertemuan
selanjutnya.
 Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
 Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.

I. Penilaian Pembelajaran
 Penilaian Skala Sikap
 Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
 Bentuk penilaian : lembar pengamatan
 Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)

 Pengetahuan
 Jenis/Teknik tes : tertulis, lisan,dan Penugasan
 Bentuk tes : uraian
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

 Keterampilan
Teknik/Bentuk Penilaian :
 Praktik/Performence
 Fortofolio
 Instrumen Penilaian : (terlampir)

Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya.

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan Keterangan
Ulangan Remedial
Didik Dikuasai Remedial
1
2
3
4
5
6
dst

Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
.............……..,.....................

Mengetahui
Kepala Sekolah …………. Guru Mata Pelajaran

…………………………… ……………………………….
NIP/NRK. NIP/NRK.
Catatan Kepala Sekolah
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
Lampiran
Materi Pembelajaran

Pengertian Proyeksi gambar

Proyeksi
Proyeksi adalah gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda atau imajiner yang
dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu . Proyeksi dibagikan menjadi dua
yaitu Proyeksi Aksonometri dan Proyeksi Oblique .

Proyeksi Pictorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati mendekati bentuk
dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal .

Proyeksi Aksonometri
Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan sudut proyeksi
dan skala pemendekan yang telah ditetapkan melalui proyeksi isometri, dimetri dan trimetri.
Aksonometri adalah sebuh sebutan umum untuk pandangan yang dihasilkan oleh garis-garis
proyeksi suatu benda. Dalam penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik tegak lurus
terhadap bidang proyeksi.

Aksonometri merupakan salah satu modifikasi penggambaran satu bentuk yang berskala.
Gambar aksonometri berguna untuk dapat lebih menjelaskan bentuk suatu bangunan, baik itu
bentuk bangunan seutuhnya, potongan bangunan yang memperlihatkan struktur atau
interiornya, detail bagian bangunan atau sampai menunjukkan skema utilitas suatu bangunan.
Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan sudut proyeksi
dan skala pemendekan yang telah ditetapkan meliputi proyeksi isometri, dimetri dan trimetri.
Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi benda dimiringkan
terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak dan
memberikan gambaran bentuk benda seperti sebenarnya.

Kelemahan dari gambar aksonometri adalah agak tidak enak dipandang, dikarenakan bagian
belakan benda terlihat seolah-olah lebih besar dari bagian depannya (terjadi distorsi).

Proyeksi aksonometri adalah proyeksi miring di mana tiga muka (dimensi) dari benda akan
terlihat dengan bentuk dan ukuran yang sebanding benda aslinya. Proyeksi ini disebut jugs
proyeksi sejajar karena garis-garis objek yang sejajar tetap sejajar. Proyeksi ini dapat juga
disebut sebagai proyeksi dengan titik hilang tak terhingga.

Untuk menggambarkan proyeksi aksonometri dapat dilakukan dengan berbagai posisi. Ada
beberapa jenis penggambaran Aksonometri yaitu: Isometri, Dimetri dan Trimetri.
Proyeksi Orthogonal
Proyeksi orthogonal adalah proyeksi suatu titik, garis, bidang, dan benda terhadap suatu bidang
proyektor yang tegak lurus terhadap bidang proyektornya .

PROYEKSI GAMBAR

Untuk bisa membaca gambar, maka terlebih dahulu anda harus memahami informasi yang
terdapat pada gambar tersebut. Untuk bisa memahami informasi dari sebuah gambar, antara
designer (perancang gambar), drafter (juru gambar) dan operator (pengguna gambar) harus
mempunyai konsep yang sama sehingga informasi gambar yang dimaksudkan tidak terjadi
salah pengertian di antara ketiga orang tersebut.

Untuk itu designer, drafter dan operator harus memahami, simbol, ukuran dan skala gambar
yang telah distandarkan. Cara yang lain dapat dilakukan untuk bisa membaca gambar adalah
dengan memahami jenis proyeksi dari gambar tersebut.

Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan menurut garis-garis
pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar. Proyeksi juga berfungsi untuk
menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.

Proyeksi dikelompokkan atas 2 klasifikasi yaitu proyeksi piktorial dan proyeksi ortogonal.
Proyeksi Gambar

PIKTORIAL
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran
sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal. Gambar piktorial disebut juga
gambar ilustrasi, tetapi tidak semua gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.
Dari contoh berikut dapat dibedakan gambar ilustrasi teknik jenis piktorial dan yang bukan
piktorial.

1. PROYEKSI AKSONOMETRI
Proyeksi aksonometri merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial.
Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi benda dimiringkan
terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak dan
memberikan gambaran bentuk benda seperti sebenarnya.

Proyeksi

2. PROYEKSI ISOMETRI
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang garis pada sumbu-
sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya. Cara menggambarnya sangat sederhana
karena tidak ada ukuran-ukuran benda yang mengalami skala perpendekan.
Gambar menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat dipilih sesuai dengan
tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan gambar paling jelas.

3. PROYEKSI DIMETRI
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri, dimana garis-garis yang
tumpang-tindih yang terdapat pada gambar isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.

PROYEKSI TRIMETRI
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada besarnya sudut antara sumbu-
sumbu (x,y,z) dan panjang garis sumbu-sumbu tersebut. Sudut proyeksi trimetri adalah 20
derajat untuk alfa dan 30 derajat untuk beta atau 10 derajat untuk alfa dan 20 derajat untuk
beta.

4. PROYEKSI MIRING (OBLIQUE)


Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi tidak tegak lurus
bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang (miring). Permukaan depan dari benda
pada proyeksi ditempatkan dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya.

Jika kedalaman benda sama dengan panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier,
sedangkan untuk panjang kedalaman yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring
cabinet. Gambar oblique biasanya dimulai dengan 3 basis sumbu yaitu 0 derajat, 45 derajat dan
90 derajat.

5. PROYEKSI PERSPEKTIF
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan visualnya, tetapi cara
penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar bagian-bagian yang rumit
dan kecil. Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada
satu atau beberapa titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat.
Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut dengan gambar perspektif.

PROYEKSI ORTOGONAL
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak
lurus terhadap proyektornya. Proyektor adalah garis-garis yang memproyeksikan benda
terhadap bidang proyeksi.

1. PROYEKSI EROPA
Proyeksi Eropa termasuk kedalam jenis proyeksi ortogonal, disebut juga proyeksi sudut
pertama atau proyeksi kwadran I. Proyeksi Eropa merupakan proyeksi yang letaknya terbalik
dengan arah pandangnya. Coba kita perhatikan kembali gambar dibawah ini, dengan model
yang sama kita proyeksikan gambar tersebut kedalam proyeksi Eropa.
2. PROYEKSI AMERIKA
Proyeksi Amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi kwadran III, , perbedaan
istilah ini tergantung dari masing-masing pengarang yang menjadi refernsi. Proyekasi Amerika
merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya.

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar
proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika.
Pada cara Eropa mempergunakan tiga bidang proyeksi saling berpotongan tegak lurus satu
sama yang lain, di mana benda yang diproyeksikan berada di antara ketiga bidang tersebut.
Sedangkan cara Amerika mempergunakan enam bidang proyeksi yaitu benda dipandang dari
enam sisi. Berikut yang dibahas hanya gambar proyeksi cara Eropa.
Perpotongan di antara tiga bidang proyeksi cara Eropa akan membentuk sebuah ruangan yang
disebut dengan ruang nyata. Bidang-bidang proyeksi tersebut adalah :
1. Bidang mendatar, disebut Bidang Proyeksi 1 (benda dilihat dari arah atas)
2. Bidang tegak, disebut Bidang Proyeksi 2 (benda dilihat dari arah depan)
3. Bidang samping, disebut Bidang Proyeksi 3 (benda dilihat dari arah samping)

Perhatikan gambar berikut ini!

Selanjutnya, dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa perpotongan tiga bidang proyeksi
tersebut membentuk tiga buah sumbu, masing-masing adalah :
1. Sumbu o-x, sebagai perpotongan bidang P1 dan P2.
2. Sumbu o-y, sebagai perpotongan bidang P1 dan P3.
3. Sumbu o-z, sebagai perpotongan bidang P2 dan P3
Susunan bidang-bidang proyeksi seperti di atas yang membentuk ruang nyata disebut dengan
bidang gambar proyeksi stereometri. Dalam gambar stereometri ini, di samping menampilkan
gambar proyeksi 1, 2, dan 3 juga menampilkan gambar ruang objeknya. Dari bentuk gambar
stereometri akan disederhanakan menjadi bentuk gambar proyeksinya saja.
Perhatikan bentuk gambar berikut.

Penjelasan gambar
Untuk mendapatkan bidang-bidang proyeksi yang datar, dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Sumbu o-x dan o-z dianggap sebagai engsel, sedangkan sumbu o-y dianggap dapat
dibagi menjadi dua bilah.
2. Bidang P1 diputar ke bawah hingga datar dengan bidang P2.
3. Bidang P3 diputar ke samping hingga datar dengan P3 (perhatikan Gambar. B).
Setelah memahami bagaimana terbentuknya bidang-bidang proyeksi dan sumbu-sumbu
proyeksi, sekarang kita mulai membuat gambar proyeksi itu sendiri. Kita akan mempelajarinya
secara bertahap, dimulai dari proyeksi sebuah titik, kemudian garis, bidang, baru selanjutnya
memproyeksikan suatu benda (benda geometris tiga dimensi).

A. Proyeksi Sebuah Titik


Untuk membuat gambar proyeksi dari sebuah titik, atau juga objek lainnya, sebaiknya dilakukan
dua tahapan kerja, yang pertama membuat gambar stereometrinya dan kedua membuat
gambar proyeksinya. Berikut ini perhatikan gambar proyeksi titik A yang terletak 2 cm di atas
bidang P1, 1 cm di depan bidang P2 dan 3 cm di samping bidang P3.
Perhatikan bentuk gambar berikut.

Penjelasan gambar
1) Titik A1 adalah proyeksi titik A pada bidang P1 dengan koordinat (x,y) dengan nilai (3,1).
Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai y dan sebaliknya.
2) Titik A2 adalah proyeksi titik A pada bidang P2 dengan koordinat (x,z) dengan nilai (3,2).
Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai z dan sebaliknya.
3) Titik A3 adalah proyeksi titik A pada bidang P3 dengan koordinat (y,z) dengan nilai (1,2).
Tarik garis proyeksi dari nilai y tegak lurus sumbu o-y dengan jarak nilai z dan sebaliknya.
4) Titik A pada gambar stereometri adalah benda yang sebenarnya dengan koordinat (x,y,z)
dengan nilai (3,1,2). Titik A didapat dengan menarik garis proyeksi dari titik A1, A2 dan A3
tegak lurus dengan bidang-bidang proyeksinya.

Latihan Soal :
6. Diketahui titik B yang terletak pada koordinat (4,3,5). Cari dan buat gambar stereometri serta
gambar proyeksinya!
7. Diketahui titik C dengan koordinat (4, 6, 0). Cari dan buat gambar stereometri serta gambar
proyeksinya!

B. Gambar Proyeksi Sebuah Garis


Menggambar proyeksi sebuah garis dapat diartikan menggambar proyeksi dua buah titik.
Namun dalam membuat gambar proyeksinya harus kita pandang sebagai sebuah garis yang
utuh, hal itu menyebabkan terdapatnya beberapa kemungkinan hasil gambar proyeksi sebyah
garis, antara lain :
 Proyeksi dari sebuah garis lurus akan berupa garis lurus juga, tetapi bila garis tersebut
tegak lurus dengan bidang proyeksinya maka hasil proyeksinya berupa sebuah titik.
 Proyeksi dari sebuah garis yang sejajar dengan bidang priyeksinya maka hasil
proyeksinya akan sama panjang dengan garis tersebut, dan bila sebuah garis yang tidak
sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang proyeksinya maka hasil proyeksinya lebih
pendek dari garis tersebut.
Perhatikan dan pelajari gambar-gambar berikut.

Latihan Soal :
1. Diketahui garis BC dengan koordinat titik B (1,2,3,). Garis BC panjangnya 5 cm dan sejajar
dengan sumbu o-y Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
2. Diketahui garis CD dengan koordinat titik C (2,2,1). Garis CD = 6 cm yang semula sejajar
dengan sumbu o-z, kemudian diputar kekanan hingga membentuk sudut 450 dengan sumbu o-x
Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!

C. Gambar Proyeksi Sebuah Bidang


Sebuah bidang dibentuk oleh tiga buah garis atau lebih. Oleh karena itu, untuk membuat
gambar proyeksi sebuah bidang sama dengan memproyeksi beberapa buah garis.
Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada proyeksi garis dapat berlaku juga pada proyeksi
bidang.
Perhatikan dan pelajari gambar berikut.
Penjelasan Gambar
 Bidang ABCD gambar proyeksinya pada bidang P1 berupa sebuah garis yang sama
panjang dengan sisi AB, sejajar sumbu o-x atau tegak lurus sumbu o-y.
 Proyeksi bidang ABCD pada bidang P2 berupa bidang yang sama besar dengan bidang
asalnya, bidang tersebut sejajar dengan bidang P2 dan tegak lurus dengan bidang P1
dan P3.
 Proyeksi bidang ABCD pada bidang P3 berupa sebuah garis yang sama panjang
dengan sisi BC, sejajar sumbu o-z dan tegak lurus sumbu o-y.
Penjelasan gambar
 Gambar Proyeksi pada bidang P1, P2 dan P3 berupa bidang segitiga.
 Ketiga segitiga pada masing-masing bidang proyeksi tidak ada yang ukuranya dengan
segitiga asalnya yaitu segitiga EFG, ini disebabkan karena letak dari segitiga EFG tidak
sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang-bidang proyeksinya.
Latihan Soal :
1. Diketahui bidang berbentuk ‘T’ dengan koordinat titik A (3,2,1,). Garis AB // dengan sumbu o-
x dan garis BC // dengan sumbu o-z Cari dan buat gambar stereometri serta gambar
proyeksinya!

2. Diketahui Bidang segi-empat ABCD dengan koordinat titik A (2,2,1). Garis AB = 6 cm //


dengan sumbu o-y dan garis BC = 7 cm // sumbu o-z. Bidang ABCD semula sejajar dengan
bidang P3, kemudian diputar ke kanan dengan garis AB sebagai sumbu putar hingga
membentuk sudut 450dengan bidang P1. Cari dan buat gambar stereometri serta gambar
proyeksinya!

D. Gambar Proyeksi Sebuah Benda Tiga Dimensi


Memproyeksikan sebuah benda tiga dimensi seperti kubus, balok, limas dan sebagainya sama
artinya memproyeksikan beberapa buah bidang. Kemungkinan gambar proyeksinya pada
bidang P1,P2 dan P3 berupa sebuah bidang.
Perhatikan gambar berikut dan pelajarilah.

Ketentuan gambar proyeksi balok di atas adalah sebagai berikut.


Ditentukan proyeksi balok dengan kordinat titik A (1,1,1), Garis AB
panjangnya 5 cm sejajar dengan sumbu o-x dan tegak lurus sumbu o-y. Garis BC panjangnya 4
cm sejajar sumbu o-y dan tegak lurus sumbu o-x. Alas balok adalah bidang ABCD sejajar
dengan bidang P1. Tinggi balok 2,5 cm.
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah
3. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
Titik A terletak pada koordinat (1,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas
bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya dan diarsir rapi
dengan pensil tipis!

Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah

Referensi
http://pengertianproyeksi.blogspot.com/2016/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://gurupujaz.wordpress.com/2016/01/24/proyeksi-gambar/
http://sumberilmu.info/2008/07/21/112/

Lampiran Instrumen Penilaian

1. ISTRUMEN PENILAIAN SIKAP


- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari,
baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung
dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4
1 Zulkifli
2 Sugih Handoyo
3 Nanang Haryono
4 Wiwid
5 Said

a. Sikap Spiritual

Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:


• Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran
• Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
• Saling menghormati, toleransi
• Memelihara hubungan baik dengan sesama teman sekelas.
Rubrik pemberian skor:
• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

b. Sikap Sosial

1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

2. Sikap kerja sama


Indikator sikap sosial “kerja sama”
• Peduli kepada sesama
• Saling membantu dalam hal kebaikan
• Saling menghargai/ toleran
• Ramah dengan sesama.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

3. Sikap Harga diri


Indikator sikap sosial “harga diri”
• Tidak suka dengan dominasi asing
• Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
• Cinta produk negeri sendiri
• Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri.

Rubrik pemberian skor


• 4 = jika peserta didik melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut
• 3 = jika peserta didik melakukan 3 (tiga) kegiatan tersebut
• 2 = jika peserta didik melakukan 2 (dua) kegiatan tersebut
• 1 = jika peserta didik melakukan 1 (satu) kegiatan tersebut.

2. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Kisi Kisi Soal Uraian


Nama Sekolah : SMK Rosma
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Mesin
Kompetensi Keahlian : Teknik Mekanik Industri (C2)
Mata Pelajaran : Gambar Teknik Mesin
Kelas / Semester : X / II

Bahan/
Kompetensi Level
KD Kelas Konten/ Materi Indikator Soal No Soal
Dasar Kognitif
Semester
3.10 Mengevaluasi X/2 Menjelaskan C1 Peserta didik 1
hasil sketsa proyeksi sebuah diminta
gambar benda titik menjelaskan
2D dan 3D proyeksi sebuah
standard titik
proyeksi Mengemukakan Peserta didik
C2 2 dst
orthogonal gambar proyeksi diminta
mengemukakan
gambar proyeksi

Soal Uraian :
1. Uraikan definisi proyeksi sesuai standar ISO..? ( C3 )
2. Ricikan Jenis jenis proyeksi sesuai standar ISO..? ( C4 )
3. Uraikan cara-cara menggambar proyeksi pictorial sesuai standar ISO..? ( C3 )
4. Sebutkan macam macam proyeksi piktoria! sesuai standar ISO ….? ( C3 )
5. Uraikan cara menggambar proyeksi Ortogona! sesuai standar ISO..? ( C3)

Pedoman Penskoran Soal Uraian :

NO
KUNCI JAWABAN SKOR
SOAL
1. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap
bidang dua dimensi, untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada
sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukandengan beberapa macam cara
proyeksi sesuai dengan aturan menggambar
SKOR MAKSIMUM 20
2. Proyeksi dikelompokkan atas 2 klasifikasi yaitu proyeksi piktorial dan proyeksi
ortogonal.
5) Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati
bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan
tunggal. Gambar piktorial disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua
gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.
 Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial.
Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi
benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda
tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda
seperti sebenarnya.
 Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang
garis pada sumbu-sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya.
Cara menggambarnya sangat sederhana karena tidak ada ukuran-
ukuran benda yang mengalami skala perpendekan. Gambar
menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat dipilih
sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan
gambar paling jelas.
 Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri,
dimana garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar
isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.
 Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis
sumbusumbu tersebut.
 Proyeksi Miring (Oblique)
Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi
tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang
(miring). Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan
dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya. Jika kedalaman benda sama dengan
panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk
panjang kedalaman yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring
cabinet.
 Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan
visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi
untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Pada proyeksi
perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu
atau beberapa titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat.
Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut dengan gambar
perspektif.

6) Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Proyektor adalah
garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi.
 Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa termasuk kedalam jenis proyeksi ortogonal, disebut juga
proyeksi sudut pertama atau proyeksi kwadran I. Proyeksi Eropa
merupakan proyeksi yang letaknya terbalik dengan arah pandangnya.
 Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi
kwadran III, , perbedaan istilah ini tergantung dari masing-masing
pengarang yang menjadi refernsi. Proyekasi Amerika merupakan
proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya.
SKOR MAKSIMUM 20
3. Proyeksi Piktorial
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua
dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai
dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain :
Proyeksi piktorial isometri
Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometri
atau untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan
proyeksi isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk
menampilkan suatau gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri dan syarat
proyeksi tersebut sebagai berikut :
1. Ciri pada sumbu
– Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.
– Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
2. Ciri pada ukurannya
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda
yang digambarnya.
Contoh :

Gambar 9.5. Proyeksi isometri


1. Penyajian Proyeksi Isometri
Penyajian gambar dengan proyeksi isometri dapat dilakukan dengan
beberapa posisi (kedudukan), yaitu posisi normal, terbalik, dan horisontal.
Proyeksi isometri dengan posisi normal
Contoh :

Gambar 9.6. Proyeksi isometri dengan posisi normal


Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

Gambar 9.7. Proyeksi isometri dengan posisi terbalik

Proyeksi isometri dengan posisi horisontal


Contoh :

Gambar 9.8.Proyeksi isometri dengan posisi horisontal


2. Proyeksi Dimetri
Pada proyeksi dimetri terdapat beberapa ciri dan ketentuan yang perlu
diketahui, ciri dan ketentuan tersebut antara lain :
Ciri pada sumbu
Pada sumbu x mempunyai sudut 10°, sedangkan pada sumbu y
mempunyai sudut 40°.
Ketentuan ukuran
Perbandingan skala ukuran pada sumbu x = 1 : 1, dan skala pada sumbu y
= 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 : 1
Contoh :
Gambar 9.9. Proyeksi dimetri
Keterangan :
Ukuran pada sumbu x 40 mm
Ukuran gambar pada sumbu y digambar 1/2 nya, yaitu 20 mm
Ukuran pada sumbu z 40 mm

3. Proyeksi miring
Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar
dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada
proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada
sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 :
1.

Contoh:

Gambar 9.10. Proyeksi miring


Gambar Perspektif
Dalam gambar teknik, gambar perspektif jarang dipakai. Gambar perspektif
dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
Perspektif dengan satu titik hilang
Perspektif dengan dua titik hilang
Perspektif dengan tiga titik hilang
 Contoh :     TH (Titik Hilang)
Gambar 10.1. Perspektif dengan satu titik hilang

SKOR MAKSIMUM 20
4. Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati
bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan
tunggal. Gambar piktorial disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua
gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.
 Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial.
Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi
benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda
tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda
seperti sebenarnya.
 Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang
garis pada sumbu-sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya.
Cara menggambarnya sangat sederhana karena tidak ada ukuran-
ukuran benda yang mengalami skala perpendekan. Gambar
menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat dipilih
sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan
gambar paling jelas.
 Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri,
dimana garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar
isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.
 Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis
sumbusumbu tersebut.
 Proyeksi Miring (Oblique)
Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi
tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang
(miring). Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan
dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya. Jika kedalaman benda sama dengan
panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk
panjang kedalaman yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring
cabinet.
 Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan
visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi
untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Pada proyeksi
perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu
atau beberapa titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat.
Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut dengan gambar
perspektif.
SKOR MAKSIMUM 20
5. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang
memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain
proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor
tersebut sejajar satu sama lain. Contoh-contoh proyeksi ortogonal dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Proyeksi ortogonal dari sebuah titik


Keterangan Gambar
Panah paling atas : Proyektor
Panah ditengah :Bidang proyeksi
Panah dibawah : Proyeksi

Gambar 10.2.
Proyeksi ortogonal dari sebuah titik

1. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis


Gambar 10.3. Proyeksi ortogonal dari sebuah garis
Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang
Gambar 10.4. Proyeksi ortogonal dari sebuah bidang

2. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

Gambar 10.5. Proyeksi ortogonal dari sebuah benda

3. Proyeksi Pandangan
Proyeksi Eropa dan Amerika
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan
untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi
terhadap bidang dua dimensi.

 Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung
dari masing pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan
bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak bidangnya
terbalik dengan arah pandangannya (lihat gambar 2.3).
Keterangan :
P.A    = Pandangan Atas
P.Ki    = Pandangan Kiri
P.Ka= Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang

Gambar 10.6. Proyeksi Eropa


 Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika dikatakan juga proyeksi sudut ketiga dan juga ada
yang menyebutkan proyeksi kuadran III. Proyekasi Amerika
merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah
pandangannya (lihat gambar 2.4).
Keterangan :
P.A    = Pandangan Atas
P.Ki    = Pandangan Kiri
P.Ka    = Pandangan Kanan
P.Ba     = Pandangan Bawah
P.Be     = Pandangan Belakang

Gambar 10.7. Proyeksi Amerika

SKOR MAKSIMUM 20
TOTAL SKOR MAKSIMUM 100

Kisi Kisi Soal Pilihan Ganda

Jenjang Sekolah : SMK


Mata Pelajaran : Gambar Teknik Mesin
Kurikulum : 2013
Kelas :X
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Bahan/
No Kompetensi Level
Kelas Konten/ Materi Indikator Soal No Soal
KD Dasar Kognitif
Semester
3.6. Mengevaluasi X/2 Menjelaskan C1 Peserta didik 1
hasil sketsa proyeksi sebuah diminta
Bahan/
No Kompetensi Level
Kelas Konten/ Materi Indikator Soal No Soal
KD Dasar Kognitif
Semester
gambar benda titik menjelaskan
2D dan 3D proyeksi sebuah
standard titik
proyeksi Mengemukakan Peserta didik
C2 2 dst
orthogonal gambar proyeksi diminta
mengemukakan
gambar proyeksi

Soal Pilihan Ganda :

1. Cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu
benda terhadap suatu bidang gambar yang dilihat dari satu/lebih sisi pandang merupakan
definisi dari....
a. Sketsa
b. Potongan
c. Ortogonal
d. Perspektif
e. Proyeksi

2. Proyeksi yang carapenyajiansuatugambartigadimensiterhadapbidangduadimensi yang


kelihatan tiga pandangan disebut Proyeksi ....
a. Ortogonal
b. Piktorial
c. Konstruksi geometris
d. Perspektif
e. Potongan
3. Adapun proyeksi yang carapenyajiansuatugambartigadimensiyang dibuat menjadi gambar
2 dimensi dalam 6 pandangan disebut Proyeksi ....
a. Ortogonal
b. Piktorial
c. Konstruksi geometris
d. Perspektif
e. Potongan

4. Berikut ini yang bukan termasuk Proyeksi Piktorial adalah Proyeksi ....
a. Eropa
b. Isometri
c. Miring
d. Trimetri
e. Dimetri

5. Ciri skala ukuran 1:1:1baik sumbu dan sudut x, y dan z adalah Proyeksi ....
a. Eropa
b. Isometri
c. Miring
d. Trimetri
e. Dimetri

6. Perbandingan skala dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, sedangkan sisi
vertikalnya digambarkan dengan skala 1 : 2 disebut Proyeksi ....
a. Eropa
b. Isometri
c. Miring
d. Trimetri
e. Dimetri

7. Sumbu X berhimpit dengan garis horisontal/ mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45°
dengan garis mendatar disebut Proyeksi ....
a. Eropa
b. Isometri
c. Miring
d. Trimetri
e. Dimetri

8. Perhatikan gambar berikut!

Gambar diatas merupakan jenis gambar perspektif....


a. sejajar
b. sudut
c. satu titik hilang
d. tiga titik hilang
e. dua titik hilang

9. Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu sisi dalam
ruang, yang dinamakan...
a. proyeksi
b. bayangan
c. bidang proyeksi
d. titik hilang
e. titik sudut

10. Perhatikan gambar berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 10-12


W

Gambar diatas merupakan Proyeksi Ortogonal...


a. dalam sebuah titik
b. dalam sebuah bidang
c. dalam sebuah garis
d. dalam sebuah bayangan
e. dalam sebuah benda

Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda :


NO SKOR
KUNCI JAWABAN
SOAL Benar Salah
1 Jawaban : D 1 0
2 Jawaban : B 1 0
3 Jawaban : A 1 0
4 Jawaban : B 1 0
5 Jawaban : D 1 0
6 Jawaban : C 1 0
7 Jawaban : D 1 0
8 Jawaban : D 1 0
9 Jawaban : B 1 0
10 Jawaban : C 1 0
TOTAL SKOR MAKSIMUM 10 0

3. INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Nama Sekolah : SMK Rosma


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Mesin
Kompetensi Keahlian : Teknik Mekanik Industri (C2)
Mata Pelajaran : Gambar Teknik Mesin
Kelas / Semester : X / II

Bentuk No
Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal
Soal Soal
4.10 Menyajikan 4.10.1 Membuat  Standard proyeksi  Siswa diminta Tes
hasil evaluasi orthogonal membuat Praktek
evaluasi sketsa evaluasi
sketsa gambar sketsa gambar
gambar benda 2D benda 2D dan
benda 2D dan 3D 3D standard
dan 3D standard proyeksi
standard proyeksi orthogonal.
proyeksi orthogonal.
orthogonal

Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur 91 - 100
Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur 80 - 90
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur 70 - 79
b. Ketersediaan alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91 - 100
Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap 80 - 90
Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap 70 - 79
2 Proses dan Hasil Kerja  
a. Memahami Mengevaluasi hasil Mengevaluasi hasil sketsa gambar benda 2D dan 3D
91 - 100
sketsa gambar benda 2D dan standard proyeksi orthogonal. tinggi
3D standard proyeksi Mengevaluasi hasil sketsa gambar benda 2D dan 3D
80 - 90
orthogonal. standard proyeksi orthogonal. cukup
Mengevaluasi hasil sketsa gambar benda 2D dan 3D
70 - 79
standard proyeksi orthogonal. kurang
b. Kemampuan menyajikan hasil Kemampuan menyajikan hasil evaluasi sketsa gambar
91 - 100
evaluasi sketsa gambar benda benda 2D dan 3D standard proyeksi orthogonal tinggi
2D dan 3D standard proyeksi Kemampuan menyajikan hasil evaluasi sketsa gambar
80 - 90
orthogonal benda 2D dan 3D standard proyeksi orthogonal cukup
Kemampuan menyajikan hasil evaluasi sketsa gambar
70 - 79
benda 2D dan 3D standard proyeksi orthogonal kurang
c. Kemampuan mendapatkan Kemampuan mendapatkan informasi lengkap 91 - 100
informasi Kemampuan mendapatkan informasi cukup lengkap 80 - 90
Kemampuan mendapatkan informasi kurang lengkap 70 - 79
d. Kemampuan dalam bekerja Kemampuan dalam bekerja tepat 91 - 100
Kemampuan dalam bekerja cukup tepat 80 - 90
Kemampuan dalam bekerja kurang tepat 70 - 79
e. Laporan Hasil Laporan disusun rapih 91 - 100
Hasil Laporan disusun cukup rapih 80 - 90
Hasil Laporan disusun kurang rapih 70 - 79
3 Sikap kerja  
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91 -100
Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 91 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab 91 - 100
Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d.  Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 - 79
4 Waktu  
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79

Pengolahan Nilai Keterampilan :

Nilai Praktik (NP)


Proses dan
Persiapan Sikap Kerja Waktu ∑ NK
Hasil Kerja
1 2 3 5 6

Skor Perolehan

Skor Maksimal

Bobot 10% 60% 20% 10%

NK

Keterangan:
 Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
 Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
 Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
 NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal

 NP = Nilai Praktik merupakan penjumlahan dari NK

.......……..,.....................

Mengetahui
Kepala Sekolah ………. Guru Mata Pelajaran

…………………………… ………………………….
NIP/NRK. NIP/NRK.

Anda mungkin juga menyukai