26/DIKTI/Kep/2005
Ferry Darmawan
ABSTRACT
Ferry Darmawan. Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika 27
terciptanya kemajuan fotografi dengan pesat ture Post (London), Paris Match (Paris), Life
(termasuk perfilman dan video untuk pemberitaan). (USA), Sports Illustrated (USA)) dan beberapa
suratkabar seperti The Daily Mirror (London), The
Daily Graphic (New York) mampu merangkul
pembaca yang besar melalui penggunaan fotografi.
Saat itu, muncul beberapa nama fotografer yang
cukup dikenal seperti Robert Capa, Alfred
Eisenstaedt, Margaret Bourke-White, W. Eugene
Smith. Percepatan pemakaian fotografi sebagai
elemen berita dipacu oleh terbitnya majalah Life di
Amerika Serikat sekitar tahun 1930-an. Dunia
jurnalistik bisa dikatakan berhutang budi pada Wil-
son Hick yang menjadi redaktur pertama majalah
tersebut selama 20 tahun lamanya. Hick dianggap
sebagai perintis kemajuan foto jurnalistik di dunia
ini. Hick tidak pernah memotret, tapi lewat
ketajaman intuisinya dan kepemimpinannya
lahirlah beberapa fotografer kelas dunia seperti
Elliot Ellisofon, Edward Steichen, Robert Capa, gambar diam, dan beberapa kasus menyangkut
dan banyak lagi. Dari Hicks pulalah lahir dasar- video yang digunakan pada jurnalistik broadcast.
dasar foto jurnalistik, dengan teorinya yang Jurnalistik foto dibedakan dari beberapa cabang
terkenal yaitu Foto Jurnalistik adalah gambar dan fotografi lain seperti fotografi dokumentasi, street
kata. photography, atau fotografi selebritas,
Walau begitu, foto jurnalistik usianya jauh berdasarkan kualitas dari :
lebih muda daripada jurnalistik tulis. Hal ini (1) Ketepatan waktu (Timeliness). Foto mempunyai
disebabkan pada saat fotografi ditemukan, makna dalam konteks kronologi peristiwa yang
teknologi percetakan belum bisa membawa foto ke direkam dan dipublikasikan.
suratkabar. Yang terjadi adalah foto sebuah (2) Objektivitas. Situasi yang dijelaskan oleh foto
kejadian diberitakan dengan cara digambar ulang adalah gambaran representasi peristiwa yang
dengan sketsa. Suratkabar pertama yang memuat akurat dan jujur.
gambar sketsa sebagai berita adalah The Daily (3) Narasi. Foto merupakan kombinasi elemen-
Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama elemen berita, yang menginformasikan dan
tersebut tentang peristiwa kebakaran. memberi pengertian yang dalam kepada pembaca.
Sejalan dengan teknologi dunia cetak, akhirnya Para jurnalis foto sering harus membuat
foto bisa ditransfer ke media cetak massal. Foto keputusan dengan cepat dan membawa peralatan
pertama di suratkabar adalah foto tambang fotografi di bawah keadaan yang sama di mana
pengeboran minyak Shantytown yang muncul di para jurnalis ini terlibat dengan subjek fotonya
suratkabar New York Daily Graphic di Amerika (kebakaran, perang, kerusuhan) —bahkan tak
jarang memiliki resiko yang sama. Sedangkan
fotografer wedding bukan jenis yang mewakili
gambaran jurnalistik foto, meskipun mereka
merekam kejadian sehari-hari dan mungkin
menyebarluaskan fotonya pada media massa.
Istilah jurnalistik foto lebih mendekati istilah
reportase.
Ferry Darmawan. Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika 29
tidak terlepas dari fungsinya sebagai penghias atau
memperindah halaman surat kabar. Foto juga dapat
digunakan sebagai pemisah antara dua berita
terhangat yang ditempatkan di halaman muka surat
kabar. Dalam dunia jurnalistik, foto merupakan
kebutuhan yang vital, sebab foto merupakan salah
satu daya pemikat bagi para pembacanya. Selain
itu, foto merupakan pelengkap dari berita tulis.
Penggabungan keduanya, kata-kata dan gambar,
selain menjadi lebih teliti dan sesuai dengan
kenyataan dari sebuah peristiwa, juga seolah
mengikutsertakan pembaca sebagai saksi dari
peristiwa tersebut. Kelebihan dari sebuah foto
Gambar 4. Jenis foto “spot news” yang sebagai medium komunikasi visual menjadikan
menyeritakan peristiwa tunggal lebih mudah dipahami daripada tulisan yang
(sumber foto : google images). membutuhkan tenaga dan pikiran. Seorang
wartawan perang senior, Hendro Subroto, berujar,
isinya menunjukkan penyakit masyarakat yang “…foto jurnalistik harus bisa menceritakan kejadian
perlu mendapat perhatian pemerintah maupun sehingga tidak banyak komentar pun orang sudah
mayarakat itu sendiri. tahu cerita fotonya foto itu dan yang terpenting
dalam foto jurnalistik adalah momen”.
Moment atau peristiwa atau kejadian yang
ditangkap oleh kamera dan tidak dapat diulangi
untuk yang kedua kali. Kemampuan seorang
fotografer menangkap momen yang pas itulah yang
seringkali membuat perbedaan di antara beberapa
fotografer jurnalistik. Momen yang menarik untuk
diabadikan tidak bisa diramalkan. Disinilah unsur
lucky atau keberuntungan berperan lebih. Pembuat
foto bagus itu banyak, tapi yang mendapatkan
moment yang bagus hanya orang-orang tertentu.
Syarat sebuah foto berita yang berhasil adalah
foto berita harus mampu menyajikan beritanya
dengan kekayaan detail gambar yang dengan
Gambar 5. Jenis foto “human interest” adalah mudah dapat dikenali (prinsip originalitas harus
tema foto yang bercerita seputar diperhatikan). Selain itu, foto berita harus benar-
kehidupan manusia (sumber foto: dok benar terjadi karena bila terjadi pemalsuan dalam
pribadi). jangka waktu tertentu dapat terjadi penolakan
(prinsip dapat dipercaya harus diperhatikan).
Jenis yang lain dari jurnalistik foto, ada yang
disebut foto essay, foto sequence, dan picture
4. Jurnalistik Foto di Era Digital
story. Ketiganya merupakan rangkaian foto yang
bercerita. Berbagai peristiwa ditampilkan dalam Dunia jurnalistik tak luput dari pengaruh era
beberapa foto yang saling berkaitan satu dengan digital. Kehadiran World Wide Web atau lebih
yang lain, jadi tidak hanya satu foto saja. dikenal dengan nama internet telah mengganti
Dalam perkembangannya, jurnalistik foto juga wajah jurnalistik. Saat ini, sudah tak terhitung surat
kabar dan majalah di belahan dunia ini. Lahirnya pengerjaan media online.
Broadband Internet mulai menggeser keberadaan Demikian juga dengan foto-foto yang
TV Broadcast. Mungkin saja, tapi bisa juga tidak. ditampilkan dalam jurnalisme website. Pengetahuan
Sementara itu, ada sebagian jurnalis yang telah akan dasar digital fotografi mutlak dimiliki oleh
mempertimbangkan masa depan keahlian dan seorang jurnalis web, khususnya mereka yang
profesi mereka dalam dunia yang baru ini. menangani tata letak halaman web. Dalam halaman
Meskipun kehadiran dunia internet telah web, foto tidak ditampilkan seperti dalam surat
mengubah arah jurnalisme, tetapi yang tetap sama kabar atau majalah. Walaupun di era komputerisasi
dengan semua medium tadi adalah newsroom. seperti sekarang ini, pengerjaan dummy hingga
Saat ini, jalur lalulintas berita sudah sangat penataletakkan halaman media cetak pun sudah
cepat dan dinamis. Kebutuhan akan informasi menggunakan komputer. Pada lay out halaman
memaksa seluruh komponen yang berada dalam web, foto harus disimpan dalam format digital, dan
ruang lingkup jurnalistik untuk dapat yang paling penting adalah bahwa resolusi foto
mengantisipasi hal tersebut. Pada tahun 90-an, akan berpengaruh terhadap besarnya file. Dan
dalam dunia cetak mencetak, telah dikenal yang sudah pasti akan berpengaruh pula terhadap
namanya cetak jarak jauh, sehingga media massa kecepatan pembukaan halaman di browser internet.
cetak tidak lagi tertinggal oleh media elektronik Makin besar resolusi foto yang digunakan maka
yang belakangan ini sedang booming di negeri akan memperlambat pemunculan image di browser
kita. Dalam dunia jurnalistik kecepatan internet. Biasanya resolusi yang ditampilkan pada
penyampaian berita adalah pilar utama, maka halaman web hanya sebesar 72 dpi. Bandingkan
dengan kehadiran fotografi digital menjawab dengan resolusi minimal foto digital ketika akan
permasalahan akan kecepatan ini. Dengan dicetak yaitu 300 dpi.
memanfaatkan data digital, berita atau foto mudah Mengirim foto di masa lalu memang
sekali dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. menyulitkan. Sampai tahun 1980-an pun fotografer
Kemunculan internet pun menambah masih sering terlihat berlari-lari ke bandara untuk
semaraknya kompetisi dalam dunia jurnalistik. mengirimkan hasil foto lewat jasa cargo. Setelah
Sehingga, mau tidak mau, hampir seluruh media era internet mendunia sejak pertengah 1990-an,
massa, baik cetak maupun elektronik, memiliki fotografi digital telah menjadi hal yang wajib bagi
alamat di internet. Sementara itu, kecepatan para jurnalis foto. Foto dengan mudah bisa dikirim
jurnalisme internet, di mana website mengharuskan ke mana pun walaupun masih melalui proses scan
pembaharuan yang konstan terhadap isinya, foto. Ketika kamera digital pertama ditemukan,
membuat para reporter, editor, dan bagian produksi proses scan tersebut tidak perlu lagi dilakukan.
diburu oleh stres dan tekanan. Keinginan untuk Dengan beralihnya fotografi film ke digital, banyak
menjadi yang pertama menyebabkan tekanan tadi. sekali hal yang dimudahkan. Proses penyimpanan
Tapi, yang paling penting bagi jurnalis web untuk foto hingga pengolahan foto bisa dilakukan
berusaha tidak mengorbankan kualitas dan dengan mudah di komputer.
keakuratan berita demi kecepatan. Tekanan untuk Begitu mudahnya, pengeditan foto digital
menjadi yang pertama dapat menyebabkan memunculkan beberapa kasus yang terjadi pada
kesalahan. Namun demikian, kesalahan-kesalahan manipulasi foto jurnalistik. Masih ingat foto yang
yang terjadi dalam dunia digital akan sangat mudah menghebohkan dari mantan presiden kita,
diperbaiki. Lain halnya dengan surat kabar, sekali Abdurahman Wahid (Gus Dur), dengan seorang
turun cetak, kesalahan yang dibuat tidak akan bisa wanita yang disinyalir sebagai selingkuhannya?
diperbaiki. Namun, yang utama adalah ide bahwa Waktu itu banyak orang pro dan kontra. Muncul
semua titik perhatian jurnalistik, etika, kebiasaan pendapat yang mengatakan foto tersebut hasil
dan sebagainya yang diterapkan dalam media rekayasa digital yang dibuat demi menjatuhkan
tradisional seharusnya pula diterapkan dalam presiden Gus Dur pada waktu itu dari kursi
Ferry Darmawan. Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika 31
Gambar 6. Foto 1 dan 2 merupakan foto asli Walski yang digabungkan menjadi sebuah foto jurnalistik
yang mempunyai latar belakang yang kuat, yaitu Perang Teluk II (bawah). Adegannya
menampilkan seorang Marinir Inggris sedang mengatur beberapa warga sipil Irak yang
tampaknya sedang mengungsi. Pose si marinir sangat fotogenik, tegas dan berwibawa.
Sementara pengungsipun tampil meyakinkan dengan adanya pusat perhatian pada seorang
bapak yang menggendong anaknya. Tapi lihat pada bagian yang ditandai. (sumber :
Repro)
kepresidenan. Atau kasus Sophia Latjuba yang warna esensial seperti mengubah warna rambut
tampil tanpa busana di sampul salah satu majalah untuk keperluan merubah usia, dan
pria terbitan ibukota? Itupun kata sang fotografer, sebagainya.
sebenarnya hanyalah sebuah rekayasa digital. (2) Burning. Membakar bagian-bagian sudut foto
Namun, apa pun alasan foto tersebut ada dan yang gelap agar tampak lebih terang dan jelas
ditampilkan di media, foto bisa berbicara lebih, sehingga lebih menonjolkan objek atau subjek
terlepas apakah itu hasil rekayasa atau tidak, toh yang terdapat pada gambar.
orang tetap akan menikmatinya. (3) Koreksi distorsi lensa. Bila foto yang
Kasus yang pernah menghebohkan dunia dihasilkan tidak berukuran normal akibat
jurnalistik adalah foto yang ditampilkan harian Los penggunaan lensa yang bukan standar,
Angeles Times yang terbit di Los Angeles, AS, pada misalnya objek menjadi membulat, maka
Senin, 31 Maret 2003. Pada waktu itu, harian perubahan pada software pengolah foto untuk
tersebut menempatkan sebuah foto berita tentang menjadikan foto normal, masih dimungkinkan
Perang Irak di halaman pertamanya. Foto tersebut sebatas mengoreksi distorsi lensa yang terjadi
diambil oleh fotografer harian itu sendiri, Brian tersebut.
Walski. Namun, salah seorang pembaca melihat (4) Menghilangkan noda. Bila dalam foto terdapat
kejanggalan dari foto Walski, yaitu terdapat lebih noda cacat atau terdapat noda bekas
dari satu orang yang muncul dua kali. Tak urung pencetakan, dengan olah digital,
hal tersebut menyebabkan Walski dipecat dari dimungkinkan perbaikan tersebut dan memang
pekerjaannya. ini sebenarnya fungsi olah digital dalam
Kalau dipikir secara sederhana, foto Walski jurnalistik foto.
yang dimanipulasi tersebut sama sekali tidak (5) Dodging. Memperbaiki pencahayaan pada
mengubah fakta apa pun. Kejadiannya memang hasil foto agar mendapatkan hasil yang nor-
ada. Semua “tokoh” pada foto pun nyata adanya. mal, seperti halnya burning process.
Hanya kecerobohanlah yang membuat semua jadi (6) Titik Fokus. Membantu membuat titik fokus
berantakan. Seandainya Walski lebih teliti dan dengan membuat blur objek-objek di sekeliling
berhati-hati dalam melakukan montase terhadap focus of interest, tapi tidak mengubah esensi
fotonya, mungkin kecurangan ini tidak akan dari isi pesan foto.
terbongkar sampai kapan pun. Namun, memang di (7) Optimalisasi File. Membuang objek-objek yang
sinilah masalah utama foto jurnalistik yaitu tidak perlu (cropping, dsb) untuk
kejujuran seorang fotografer. mengoptimalkan ukuran file.
Untuk menjaga agar keutuhan nilai-nilai (8) Menghilangkan cahaya yang menyilaukan
jurnalistik tetap terjaga ketika dilakukan proses (glare elimination). Terkadang kita tidak jeli
pengeditan digital pada sebuah foto jurnalistik, dengan pemotretan, apalagi yang
maka perlu adanya batasan-batasan yang jelas berhubungan dengan momen. Maka, bisa saja
tentang sejauhmana sentuhan digital terdapat glare elimination yang mengganggu
diperbolehkan dalam jurnalistik foto. Berikut ini hasil foto. Penggunaan olah digital untuk
panduan etika prosedur pengeditan digital image menghilangkan hal tersebut masih
yang diperbolehkan untuk mengimbangi dimungkinkan dalam jurnalistik foto.
keterbatasan dan kerusakan yang ada dalam (9) Pencahayaan keseluruhan. Memperbaiki
proses fotografi digital, asalkan semata-mata hanya pencahayaan keseluruhan dari foto.
untuk membuat foto jurnalistik lebih akurat. (10) Menghilangkan mata merah (red eye elimina-
(1) Koreksi warna (color balancing/ correction). tion). Mata merah atau red eye sering terjadi
Dengan pengkoreksian warna diharapkan jika objek yang kita foto menatap cahaya flash
obyek yang ditampilkan tidak akan terlihat langsung. Melalui software pengolah foto, red
buram atau tidak jelas. Tetapi, tidak mengubah eye dapat dihilangkan sehingga tidak
Ferry Darmawan. Jurnalistik Foto di Era Digital: Antara Teknologi dan Etika 33
mengganggu keindahan objek foto. dapat menerima dampak dari era digital tadi.
Penggunaan teknologi sah saja dalam jurnalistik
Selain itu, hal-hal yang umum diperbolehkan
foto, tapi panduan etika dalam prosedur digital
dalam pengeditan digital image untuk kepentingan
image editing pada jurnalistik foto harus tetap
pemberitaan atau editorial adalah:
dijaga.
(1) Cropping, darkening, atau focus-softening
untuk mengurangi atau menghilangkan objek
yang tak berguna untuk menjaga konteks foto.
(2) Memperbaiki keseluruhan image atau Sumber Bacaan
sebagian, di mana penggunaan teknik-teknik A. Buku
perbaikan image (enhancement) seharusnya
diungkapkan. Dalam arti, tidak mengubah Alwi, Audy Mirza, 2006, Foto Jurnalistik, Jakarta,
konteks dari foto jurnalistik. PT Bumi Aksara.
Sedangkan hal-hal yang dilarang dalam Soelarko, 1985, Pengantar Foto Jurnalistik,
pengeditan digital image untuk kepentingan Bandung, PT Karya Nusantara.
pemberitaan adalah:
Majalah Foto Media, edisi April 2003
(1) Menambah, menukar, atau menghilangkan
objek di mana akan mengubah keseluruhan Majalah Imaging Plus, edisi 01/2003
konteks dari foto yang ditampilkan.
(2) Memanipulasi usia, misalnya dengan membuat
lebih muda atau lebih tua sebuah subyek foto B. Internet :
(contohnya, mengubah warna rambut).
http://wikipedia.org
(3) Mengubah ekspresi subjek foto, gerakan
tubuh, sebagian anatomi tubuh atau asesoris http://www.time.com
tubuh lainnya. http://www.digitalcustom.com/
Pada intinya, tidak dibenarkan sama sekali http://www.arunkristiandas.com/
adanya manipulasi dalam jurnalistik foto. Namun,
dengan perkembangan peralatan fotografi dan http://www.fno.org/
teknologi komunikasi saat ini, fotografer jurnalistik http://www.adobe.com/