Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN

PENANGGULANGAN KEBAKARAN

KLINIK PRATAMA SARBRIMOB POLDA JATIM


TAHUN 2023
PENETAPAN
KEPALA KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM
NOMOR : .../…/ …/…/...

TENTANG

PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


DI WILAYAH KERJA KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi Klinik Pratama
Satbrimob Polda Jatim dan dalam rangka mengahadapi tuntutan akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas;

b. bahwa dalam rangka mengutamakan keselamatan pasien, staf serta


pengunjung antisipasi situasi kondisi yang sangat dinamis baik internal
maupun eksternal maka perlu adanya kebijakan manajemen fasilitas
dan keselamatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan;

bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b, maka perlu


menetapkan penetapan kepala klinik tentang program manajemen
c. fasilitas dan keselamatan di wilayah kerja klinik pratama satbrimob
polda jatim.

Mengingat : 1. Undang-undang RI no. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-undang RI no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
3. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia No.17 tahun 2018 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dalam Keadaan Tertentu;
6. Peraturan Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor
188/MENKES/PB/I/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok;
7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor : P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan pasien;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018 Tentang Aplikasi
Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2018
tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2022
tentang Tentang Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, Unit Tranfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi.

ii
Menetapkan : PENETAPAN KEPALA KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA
JATIM TENTANG PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN
KESELAMATAN

Kesatu : Memberlakukan Kebijakan Manajemen Fasilitas Dan


Keselamatan sebagaimana dalam terlampir dalam Penetapan ini
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Penetapan ini
dibebankan pada anggaran Klinik Pratama Satbrimob Polda
Jatim.
Ketiga : Surat Penetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Surabaya
pada tanggal : Januari 2023
KEPALA KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM

dr. NIKEN WULANDARI. A., M.M.

NIP. 197707072003122004

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Panduan penanggulangan kebakaran Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim


telah dibaca dan disahkan pada tanggal Januari 2023.

KEPALA KLINIK PRATAMA SATBRIMOB POLDA JATIM

dr. NIKEN WULANDARI ADI PUTRI, MM

PEMBINA NIP. 197707072003122004

iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan berkatNya, sehingga penyusunan Panduan Penanggulangan
Kebakaran Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim dapat diselesaikan dengan baik.

Panduan Penanggulangan Kebakaran Klinik Pratama Satbrimob Polda


Jatim merupakan salah satu a c u a n dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. Klinik
Pratama Satbrimob Polda Jatim merupakan pengemban fungsi bidang kesehatan
yang menjadi bagian dari Sikesjas Satbrimob Polda Jatim yang bertanggung jawab
kepada Dansatbrimob Polda Jatim dan sebagai pembina fungsi adalah Kabiddokkes
Polda Jatim. Anggota Polda Jatim dibawah bimbingan Kabiddokkes dalam setiap
pelaksanaan tugasnya. Klinik pratama satbrimob polda jatim memberikan pelayanan
kepada anggota Brimob dan keluarga yang menjadi anggota Faskes BPJS.

Harapan setelah disusunnya Panduan Penanggulangan Kebakaran Klinik


Pratama Satbrimob Polda Jatim ini, pelaksanaan pelayanan bisa berjalan dengan
lancar dan menjadikan mutu pelayanan di Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim
menjadi lebih baik, lebih efektif, efisien dan mendapat kepercayaan dari
masyarakat, serta mampu bersaing di era yang penuh perubahan sehingga
masyarakat dapat memperoleh pelayanan yang sesuai dengan standar

Penyusunan Panduan Penanggulangan Kebakaran Klinik Pratama


Satbrimob Polda Jatim ini sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas dari
penangungjawab klinik. Harapannya yang dimiliki Klinik Pratama Satbrimob Polda
Jatim ini benar-benar diimplementasikan oleh seluruh penanggung jawab dan unit-
unit yang terkait pada Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim.

Surabaya, Januari 2023

v
DAFTAR ISI

PENETAPAN......................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP..................................................................................................2
BAB III TATA LAKSANA....................................................................................................3
A. LINGKUP KEGIATAN..............................................................................................3
B. METODE..................................................................................................................3
C. LANGKAH KEGIATAN.............................................................................................3
BAB IV DOKUMENTASI....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak bisa kita perkirakan terjadinya, dapat
terjadi kapan saja dan dimana saja, tidak ada tempat yang dijamin bebas dari resiko
kebakaran. Kebakaran ditempat kerja dapat membawa konsekuensi yang berdampak
merugikan banyak pihak, baik dari pihak klinik, pegawai maupun bagi masyarakat
banyak. Akibat yang ditimbulkan dari kebakaran yang terjadi di tempat kerja dapat
berupa korban terbakar maupun korban jiwa, kerugian material, hilangnya tempat kerja
dan kerugian lain yang tidak langsung, apalagi jika terjadi kebakaran di objek vital maka
dapat berdampak lebih luas.

B. TUJUAN
Panduan ini dimaksudkan untuk memberikan arahan yang jelas bagi seluruh
petugas dan pengunjung yang berada di lingkungan Klinik Pratama Satbrimob Polda
Jatim dalam menangani bahaya kebakaran secara terorganisir dan terpadu dalam
bertindak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

C. SASARAN
Seluruh petugas dan masyarakat yang berada di linkungan Klinik Satbrimob Polda
Jatim
D. DASAR HUKUM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48
TAHUN 2016 tentang standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran

E. BATASAN OPERASIONAL
Batasan oprasional Panduan Penanggulangan Kebakaran hanya diberlakukan di
Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup proteksi kebakaran yaitu seluruh ruangan yang ada di di Klinik
Pratama Satbrimob Polda Jatim.

2
BAB III

TATA LAKSANA
A. LINGKUP KEGIATAN
Tempat beresiko ini perlu mendapatkan tanda atau rambu sebagai kawasan
beresiko, mudah meledak, atau mudah terbakar. Sehingga petugas dan masyarakat
yang melihat, mengetahui bahwa tempat tersebut rawan atau berbahaya.
B. METODE
Metode pada proteksi kebakaran adalah pemeliharaan apar. Pengecekan APAR
setiap hari
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Pencegahan Bahaya Kebakaran.
a) Melakukan pengecekan rutin dan teliti pada instalasi dan peralatan listrik, dan
APAR.
b) Jangan membebani listrik terlalu berlebihan / melebihi kapasitas yang ada
(contoh: stop kontak isi 3 sudah terisi semua masih ditambahi sambungan T
listrik hingga bertumpuk – tumpuk).
c) Tidak melakukan penggantian sekering arus induk tanpa sepengetahuan
petugas yang berwenang.
d) Cabut kabel peralatan elektronik jika tidak dipakai / hendak ditinggal pulang,
jangan dibiarkan terus menancap di stop kontak (contoh: computer,
printer,dll).
e) Pastikan seluruh jaringan kabel dan peralatan elektronik tidak ada yang
rusak/terkelupas kabelnya.
f) Pastikan agar semua pintu keluar bebas dari bahan – bahan mudah terbakar.
g) Simpan cairan yang mudah terbakar di tempat yang aman dan jauh dari nyala
api atau aktivitas manusia yang padat, gudang penyimpanan logistic, dll.
h) Gunakan wadah yang tepat untuk menyimpan atau menuangkan bahan cair
mudah terbakar.
i) Jangan menempatkan tabung APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang telah
terpakai/kosong pada tempat semula. Segera laporkan tabung APAR yang
telah terpakai kepada petugas terkait untuk dilakukan pengisian.
j) Untuk mengatasi kebakaran, pasanglah APAR cukup sesuai peraturan yang
telah ada yaitu 120cm diatas lantai
k) Rawat dan periksa APAR serta hidran secara berkala.
l) Jika terlihat puntung rokok yang masih ada apinya segera matikan dan
pastikan tidak ada puntung rokok di ruangan/area yang mudah terbakar.
m) Memberikan tanda jalur evakuasi dilantai dan didinding menunuju ke titik
kumpul terdekat.

3
2. Penanggulangan Jika Terjadi Kebakaran.
a) Jangan panik Ingat setiap kepanikan akan mengurangi daya pikir dan ruang
gerak
b) Sesuai dengan MKKG (Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung) maka
dalam setiap shift atau dinas jaga, setiap kepala unit kerja atau koordinator
shift wajib untuk membuat daftar jaga petugas KKG (Keselamatan
Kebakaran Gedung) di Klinik Pratama Satbrimob Polda Jatim. Di setiap shift
jaga harus ada regu pemadam, regu P3K dan regu evakuasi. Semua
petugas yang dinas wajib untuk mendapat salah satu peran tersebut. Jika
karena keterbatasan tenaga maka satu orang bisa merangkap beberapa
peran sekaligus. Ini adalah standard minimal dari struktur organisasi
Keselamatan Kebakaran Gedung (KKG), gunanya adalah agar saat terjadi
bencana kebakaran, setiap petugas diunit masing – masing telah
mengetahui peran mereka sebagai apa.
c) Rincian tugas dari masing – masing peran adalah sbb:
I. Tugas Kepala/Wakil Keselamatan Kebakaran Gedung.
 Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah dihubungi.
 Menuju ke posko kebakaran(IGD) untuk memimpin operasional.
 Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat pertama telah
dilaksanakan.
 Pastikan bahwa peran kebakaran lantai telah melaksanakan tugasnya.
 Tetap siaga untuk menerima status laporan dan memperkirakan harus
evakuasi bertahap atau evakuasi total.
II. Tugas Operator telpon/Informasi
 Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan Instansi
terkait.
 Jangan memutuskan hubungan telpon sampai Dinas Pemadam
Kebakaran mengulangi berita.
 Mengendalikan sistem pemberitahuan umum.
III. Tugas Teknisi
 Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun elektrik (lift,
pompa kebakaran, hidran, lampu darurat, peralatan evakuasi, dll).
 Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di tempat kejadian
kebakaran.
IV. Tugas Kepala/Wakil peran kebakaran lantai/ruangan/instalasi.
 Apabila kebakaran tidak berada pada lantainya,yakinkan bahwa
lantainya siap dievakuasi.

4
 Apabila kebakaran di lantainya segera laporkan ke ext 113 (tentukan ext.
khusus) :
- Nama pelapor :….
- Jenis yang terbakar :…
- Lokasi kebakaran :…
- Situasi terakhir :….
 Memimpin pelaksanaan operasional di lantainya.
 Pada saat mendengar pemberitahuan evakuasi :
- Periksa semua ruangan dan pastikan setiap penghuni di lantainya untuk
melaksanakan evakuasi.
- Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada orang
cacat,hamil,anak-anak,dll.
- Pada saat tiba di titik berkumpul,laksanakan inventarisasi terhadap
penghuni (pasien,pengunjung,pegawai) lantainya.
- Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi kepada Kepala
Keselamatan Kebakaran Gedung.
V. Tugas regu Pemadam kebakaran lantai/ruangan/instalasi
 Memadamkan dan melokalisir kebakaran serta menekan kerugian
sekecil-kecilnya.
 Memadamkan kebakaran dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam
Api Ringan) secara efektif dan efisien.
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
VI. Tugas P3K lantai
 Melaksanakan pertolongan pertama seperlunya dengan cepat dan tepat
apabila ditemukan korban yang mengalami gangguan kesehatan.
 Mentransportasikan korban ke tempat lain yang aman.
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
VII. Tugas regu evakuasi lantai
 Mengevakuasikan penghuni ke titik berkumpul terdekat.
 Memberi petunjuk,mengarahkan dan mencarikan jalan keluar kepada
penghuni.
 Selalu mengingatkan penghuni agar tidak menggunakan lift sekaligus
mengarahkan agar menuju tangga darurat terdekat.
 Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai sepatu berhak tinggi
harap dilepas.
 Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan penghuni yang perlu
mendapatkan pertolongan.
 Selalu berkoordinasi denga regu atau pihak lain.
VIII. Tugas regu penyelamat barang.
5
 Menyelamatkan barang berharga atau dokumen penting ketempat lain
yang aman yang telah ditentukan.
 Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke bagian pengamanan.
 Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran.
 Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting dari harta
benda.
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain.
IX. Tugas Satpam area.
 Mengamankan area gedung yang terbakar.
 Mengatur lalu lintas disekitar gedung.
 Mengatur perpindahan kendaraan di tempat parkir ke tempat lain yang
aman.
 Mengatur tersedianya jalan masuk bagi bantuan luar yang datang.
 Menjaga dokumen/barang yang telah diselamatkan.
 Sebagai penunjuk jalan bagi bantuan luar yang datang.
 Selalu berkoordinasi dengan regu/pihak lain.
X. Tugas P3K (Poliklinik)
 Selalu berkoordinasi dengan pihak rumah sakit terdekat.
 Melakukan pertolongan dengan cepat dan tepat apabila ada korban
yang mengalami gangguan kesehatan.
 Melakukan pelatihan tanggap bencana bersama BPBD Provinsi Jawa
Timur.

6
BAB IV

DOKUMENTASI
A. Penanda jalur evakuasi

B. Tersedia APAR dan tata cara penggunaan APAR

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai