Anda di halaman 1dari 50

KEBIJAKAN DAN KERANGKA

PENANGANAN DARURAT BENCANA

Pelatihan Perencanaan
Kontingensi Bencana

AG. Bayu Pradana, STP, M.Sc.


Widyaiswara Ahli Madya

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENANGGULANGAN BENCANA


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Perkenalkan ........
• Nama : AG. Bayu Pradana, STP, M.Sc • Penugasan : - Bencana Letusan Merapi
• Unit Kerja : Pusdiklat PB – BNPB - Bencana Banjir Jakarta
• Kantor : Ina DRTG BNPB, Sentul, Bogor, Jabar - Bencana Gempa Bumi Lombok
• Jabatan : Widyaiswara Ahli Madya / IVa - Bencana Gempa Bumi & Tsunami Palu
• Rumah : Pamulang Permai I C34/6, Tangsel - Simulasi PB MMDIREX, ARDEX, dll
• HP : 085717740405 - Pelatihan Teknis PB Indonesia
- Pelatihan PRB Bangkok Thailand
• Website : https://berbagipembelajar.wordpress.com - Pelatihan Simulator Bencana, USA
- Pelatihan DM Korea Selatan
• Pengampu : - Pelatihan Dasar Manaj. Bencana - Pelatihan Climate Change China
- Pelatihan Rencana Kontinjensi PB - Penugasan lainnya
- Pelatihan Kajian Risiko Bencana
- Pelatihan Kaji Cepat Bencana
- Pelatihan Pusdalops PB
- Pelatihan Rehab & Rekonstruksi
- Pelatihan Logistik dan Peralatan
- Simulasi Penanggulangan Bencana
- dll
MATERI POKOK

Kebijakan dan kerangka penanganan kedaruratan

3. Tahap 5. Pembagian Tugas


1. Landasan Hukum Penanganan penanganan Darurat
Penanganan Darurat
Darurat Bencana Bencana Bencana

1 2 3 4 5
2. Kerangka 4. Prinsip-prinsip
Penanganan Darurat Darurat Bencana
Bencana
1

Landasan Hukum
Penanganan Darurat
Bencana

5
Pasal 45 ayat (2) UU no.24/2007
• Penyusunan dan ujicoba rencana penanggulangan
kedaruratan bencana
• Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan, dan gladi
LANDASAN HUKUM mekanisme tanggap darurat

UNTUK • …………….pemutakhiran prosedur tetap tanggap darurat


bencana.
KEDARURATAN
Pasal 28 UU no.24/2007
Penyelenggaraan saat tanggap darurat

Pasal 50 UU no.24/2007
• Ayat (1):
BNPB/BPBD mempunyai kemudahan akses yg meliputi 8
kewenangan (butir a – h)
• Ayat (2):
Ketentuan lebih lanjut mengenai kemudahan akses diatur
dengan Peraturan Pemerintah. 6
What is Policy, Standard, Procedure and Guideline?
(Dr. Mahboob Ali Khan Ph.D)

Policy ➢ What do we need to do this?

Standard ➢ What is required?

➢ How do we do it?
Procedure
➢ How to perform the task?
Guideline

7
Hierarki Kerangka, Standar, Prosedur dan Panduan
Penanganan Darurat Bencana

• Undang-undang Penanggulangan Bencana


Policy (UUPB)
• Kerangka Nasional Penanganan Darurat
Bencana (RPKB) – Peraturan Pemerintah /
Standard •
Presiden
Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana
(SKPDB) – Peraturan Presiden
• Standard Operating Prosedure (SOP) di
Procedure Masing-masing Kementerian / Lembaga –
Peraturan Menteri / Panglima TNI /
Kapolri
• Panduan atau Manual bagi Pelaksana
Guideline Lapangan – Peraturan Lembaga Terkait
MM.DD.20XX
8
2

Kerangka
Penanganan Darurat
Bencana

9
Mengapa perlu • UU No. 24/2007 mengamanatkan BNPB dan BPBD
berfungsi sebagai koordinasi, komando dan pelaksana
Kerangka dalam penanggulangan bencana.
Penanganan • Penanggulangan bencana bersifat:
Darurat • Multi-sektor

Bencana? • Multi-pemangku kepentingan (stakeholder)


• Multi-bahaya (hazard)
• Kunci sukses dari Penanggulangan Bencana adalah
koordinasi dan komando
• RPKB/DRF sangat diperlukan untuk menjawab fungsi
koordinasi dan komando dalam penanganan darurat
bencana.
• Idealnya setiap tahapan (pra dan pasca) juga dibuat
kerangka nya, sehingga jelas: Siapa, Apa yang dilakukan
dan Bagaimana mekanisme kerjanya penanganannya.
10
▪ Rencana (atau Kerangka Kerja)
Penanggulangan Kedaruratan Bencana
disebut dalam UU No. 24/2007 pasal 45,
dokumen ini sangat diperlukan tetapi tidak
diamanatkan untuk penjelasan lebih lanjut
dalam bentuk Peraturan Pemerintah atau
Peraturan Presiden.
▪ RPKB ini merupakan acuan bagi
pelaksanaan penanggulangan darurat
bencana, sehingga perlu diuraikan siapa
berbuat apa dalam setiap kegiatan
penanganan darurat.
▪ RPKB dapat dilengkapi dengan
penyusunan rencana kontingensi, oleh
karenanya RPKB merupakan induk dari
perencanaan kontingensi.
11
ALUR SISTEM Kajian Risiko
PERENCANAAN Bencana (KRB)

PENANGGULANGAN
BENCANA INDONESIA Rencana
UU Ps. 38; PP Ps . 6
Penanggulangan
Bencana (RPB) Lima tahunan seperti RPJMN, ditinjau tiap 2 tahun

RPKB
Rencana-Rencana Rencana Rehabilitasi dan
(Rencana Penanggulangan Rekonstruksi
Teknis PRB/Rencana Aksi PRB Kedaruratan Bencana)
(PP. Ps 8) (PP. Ps 8) (PP. Ps. 57)

Rencana Rencana Aksi Rehabilitasi


Kontingensi dan Reknonstruksi
• RPKB: UU Ps 45 (2) a, PP Ps. 17 (Renkon) (Renaksi RR)
(Rencana umum untuk semua ancaman
• RENKON: (PP Ps. 17.3)
(Rencana tanggapan terhadap ancaman
ancaman tertentu Rencana Operasi
• RENOPS: Perintah pelaksanaan dari Darurat Bencana
Komandan pada saat darurat (RenOps)
PENYUSUNAN NDRF
SAAT INI (BNPB-MFAT NZ)

❑ Identifikasi Praktik-praktik Baik dalam Perumusan Kerangka-


kerangka Tanggap Bencana (di negara-negara lain)
❑ Praktik-praktik dan Peran-peran Penanganan Darurat Bencana
di Indonesia
❑ Kerangka Nasional Penanganan Darurat Bencana
❑ Draft Naskah Akademis dan Draft Regulasi (PP atau Perpres)
❑ Konsultasi dengan Pemerintah Indonesia dan pemangku
kepentingan lainnya di Indonesia;
❑ Pelajaran-pelajaran dari tanggap-tanggap darurat belakangan
ini

13
Kerangka PDB
memuat tentang:

• Tujuan (goal)
• Doktrin (doctrine)
• Prinsip (principle)
• Koordinasi dan Komando (coordination and command)
• Peran dan Tanggungjawab (role and responsibility)
• Fungsi Satuan Tugas (task force function)
• Tatalaksana (mechanism)
14
Tujuan Penyusunan
• Menjelaskan tentang koordinasi dan integrasi
penanganan darurat tingkat nasional,
provinsi dan daerah
• Memadukan peraturan dan perundangan Isi Dokumen
terkait kebijakan penanganan darurat ▪ Buku Utama
bencana ▪ Lampiran Satuan Tugas PDB
• Menegaskan peran dan tanggungjawab ▪ Lampiran Manajemen Pendukung
pemeran kunci penanganan darurat bencana
• Tinjauan terhadap lapis sanding tertentu
(cross cutting issues)

15
ISI BUKU UTAMA RPKB Nasional
❑ Pendahuluan
❑ Maksud dan Susunan Dokumen
❑ Prinsip-prinsip Panduan
❑ Isu-isu Pokok (cross cutting issues)
❑ Kerangka Kebijakan
❑ Tatakelola, Koordinasi dan Keterpaduan
❑ Struktur Tatakelola
❑ Keterbukaan dan Akuntabilitas
❑ Mekanisme Keuangan dan Pendanaan
❑ Telaah, Pemantauan dan Pemutakhiran
16
TUJUAN DAN FUNGSI RPKB Nasional

❑ Memberikan pedoman bagaimana Negara menangani darurat


bencana;
❑ Menegaskan perundangan dan peraturan yg menjadi rujukan;
❑ Menjelaskan peran dan tanggung jawab dari K/L terkait dan pemangku
kepentingan lainnya;
❑ Mengidentifikasi mekanisme tatakelola;
❑ Menjabarkan transparansi;
❑ Menggunakan pendekatan multi bahaya; dan
❑ Luwes dapat digunakan untuk berbagai skala bencana
17
Hierarki tentang RPKB dalam peraturan

Undang-undang Pasal 28, 45 &


50
(UU 24/2007)

PP 21/2008 PP 22/2008 PP 23/2008


Peraturan Pemerintah Ps. 47 Ps. 5 & 28 Ps. 4

Peraturan Presiden/ Perpres Perpres Inpres Inpres


8/2008 17/2018 11/2015 4/2012
Instruksi Presiden

Peraturan Kepala Perka 3/2016 Perka 12/2010 Perka 23/2010 Perka Perka 22/2010
6A/2011 Dana Peran
SKPDB Bantu Darurat Dana Publik
BNPB Siap Pakai International

18
3
Tahap Penanganan Darurat
Bencana

19
20
Tahapan Penanganan Darurat

Tanggap Transisi Darurat


Siaga Darurat
Darurat ke Pemulihan

21
Siaga Darurat
▪ Sistem Peringatan Dini
▪ Perencanaan Kontingensi
▪ Penyiapan Sumberdaya (SDM, Logistik & Peralatan)
▪ Sistem Peralatan Komunikasi dan Informasi
▪ Penyiapan Tempat Evakuasi
▪ Pelatihan dan Gladi
Tanggap Darurat
▪ Pengkajian Cepat (rapid assesement)
▪ Penentuan dan Pernyataan Status Darurat Bencana
▪ Pencarian dan Penyelamatan Korban Bencana
▪ Pemberian bantuan / kebutuhan dasar (tempat tinggal, pangan,
sandang dan kesehatan).
▪ Perlindungan kepada kelompok rentan (wanita, anak, lansia dan
penyandang disabilitas).
Transisi Tanggap Darurat Ke Pemulihan

▪ Perbaikan prasarana dan sarana penting (listrik, air bersih,


telekomunikasi dan ketersediaan BBM)
▪ Perbaikan prasarana umum (jalan, jembatan, pasar, rumah sakit
dan tempat ibadah)
▪ Pemulihan ekonomi masyarakat
▪ Pemulihan psiko sosial
▪ Pemulihan pendidikan
4
Prinsip-prinsip Penanganan
darurat bencana

25
PRINSIP UTAMA
• Penanggap awal adalah Pemerintah Daerah dan
Masyarakat setempat
• Pelibatan berbagai sektor dan para pihak
• Penanganan darurat bencana harus dilakukan secara
cepat, efisien, terkoordinasi, terpadu, transparan dan
akuntabel.

26
STRUKTUR MANAJEMEN DAN KOORDINASI PDB

❑ Dukungan Manajemen ❑ Satuan Tugas Penanganan


❑ Sistem Peringatan Dini Darurat Bencana (Satgas PDB)
❑ Kajian ❑ Pencarian & Penyelamatan
❑ Tim Reaksi Cepat ❑ Pengungsian & Perlindungan
❑ Hubungan dengan Media ❑ Kesehatan
❑ Manajemen Informasi ❑ Logistik
❑ Kapasitas Dukungan Tambahan ❑ Pekerjaan Umum & Utilitas
(Surge Capacity) ❑ Pendidikan
❑ Sistem Komando Penanganan ❑ Pemulihan Dini
Darurat Bencana (SKPDB)

27
Dukungan • Sistem Komando Penanganan Darurat
Bencana (SKPDB)
Manajemen • Kajian/asesmen
Darurat • Manajemen Informasi
• Kapasitas Dukungan Tambahan (Surge)
• Hubungan Media
• Bantuan Militer Asing
• Relawan
• Lembaga Usaha
28
Sistem Komando
Penanganan
Darurat Bencana Komponen-komponen SKPDB
▪ Pos Komando (Posko) PDB
▪ Pos Lapangan (Poslap) PDB
▪ Pos Pendamping (Pospen) PDB
▪ Pos Pendukung PDB:
➢ Pos Pendukung A
➢ Pos Pendukung B
29
Kajian/Asesmen
Idealnya dilakukan suatu kajian bersama
oleh para pemangku kepentingan yg
dipimpin oleh lembaga berwenang
dengan menggunakan alat kaji tunggal,
metodologi yang sama dan menghasilkan
satu laporan.

30
Sistem Peringatan Dini

• Memahami risiko bencana


• Pemantauan bahaya & layanan peringatan
• Penyebaran informasi & komunikasi
• Kapasitas untuk merespon

31
Manajemen Informasi
1. Menjaga
➢ Distribusi data set sektoral dan operasional bersama
yang ‘terbaik’ yang tersedia
➢ Mengelola forum-forum untuk berbagi
perkembangan mutakhir dan komunikasi
2. Mensponsori
➢ Menemu-kenali dan menghubungkan dengan
“produsen (sumber)” yang sesuai
➢ Menganalisa, mengumpulkan, membersihkan dan
mencapai kesepakatan tentang suat dataset
operasional yang spesifik
3. Menghasilkan (Sumber)
➢ Membangun, menjaga dan menghasilkan suatu meta
data yang terhubungkan dengan suatu data set
➢ Mengendalikan batasan-batasan distribusi.
Kapasitas Dukungan
Tambahan (Surge Capacity)
Bencana mungkin membutuhkan dukungan
tambahan pada tiga level yang berbeda:
➢ Kapasitas Konvensional – Pada level
Poslap PDB dan Komando
Kabupaten/Kota
➢ Kapasitas Kontijensi – Pada level Poslap
PDB dan Komando Kabupaten/Kota, bisa
berkembang ke level Provinsi/wilayah
kalau sudah siap
➢ Kapasitas Krisis – Semua level dari
sumberdaya, baik lokal, provinsi/wilayah/
nasional/ internasional bisa diminta
bantuannya sesuai situasi

33
Hubungan dengan Media
Agar media memberikan kontribusi
positif sewaktu penanganan darurat
bencana, perlu ada protokol komunikasi
yang sudah disepakati sebelumnya :
▪ Mengeluarkan peringatan dini
▪ Memberikan saran selama penanganan
bencana berlangsung
▪ Menggunakan radio, televisi, internet,
sistem peringatan SMS , dan media
sosial.
34
Bantuan Militer Asing Sewaktu Pemerintah Indonesia mengeluarkan
pernyataan menerima /menyambut bantuan
militer asing, protokolnya adalah sbb:
▪ Menelaah tawaran bantuan militer asing dari
negara sahabat;
▪ Memberikan rekomendasi berdasarkan kaji
kebutuhan yang terkini;
▪ Menelaah dan menyediakan “security
clearance” untuk personil dan peralatan militer
asing sesuai kebutuhan ;
▪ Menyediakan personil militer Indonesia yang
ditugaskan di masing-masing kelompok militer
asing; dan
▪ Memantau kebutuhan dan mengeluarkan
pernyataan penghentian layanan bantuan
sejalan dengan meredanya situasi bencana
35
Relawan

Para relawan wajib:


▪ Mandiri
▪ Mempunyai ketrampilan yang
relevan
▪ Mempunyai hak dan
akuntabilitas sesuai dengan
prinsip-prinsip relawan

36
Lembaga Usaha
Peran serta dari Lembaga Usaha dalam
tahap-tahap PDB maupun pasca-bencana
adalah:
▪ Pemenuhan kebutuhan dasar dan
penghidupan dari warga terdampak
▪ Perlu bertindak dengan
mempertimbangkan tanggung jawab
bagi keselamatan dan kesejahteraan
dari staf dan warga masyarakat yang
mungkin ada di lokasi LU sewaktu
terjadi bencana
37
5
Pembagian Tugas
Penanganan Darurat

38
TATAKELOLA, KOORDINASI DAN KETERPADUAN

❑ Tanggungjawab Pemerintah ❑ Peran Masyarakat Sipil


❑ Nasional ❑ Komunitas
❑ Provinsi ❑ LSM
❑ Kabupaten/Kota ❑ Peran Akademisi
❑ Peran Lembaga Internasional
❑ Peran Lembaga Usaha/Bisnis ❑ Badan PBB
❑ Peran Media ❑ ASEAN/AHA Centre

Partisipatif, multi pemangku kepentingan, inklusif, dan tata kelola yang dipimpin Pemerintah
Peran Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral

40
Satuan Tugas PDB
• Pencarian dan Penyelamatan;
• Pengungsian dan Perlindungan;
• Kesehatan;
• Logistik;
• Pekerjaan Umum dan Utilitas;
• Pendidikan;
• Pemulihan Dini
41
Pencarian dan
Penyelamatan

Koordinator:
BNPP (BASARNAS)

Anggota:
TNI
POLRI

42
Pengungsian dan
Perlindungan
Ko - Koordinator:
Kementerian Sosial
POLRI

Anggota:
• BNPB – Directorat Penanganan Pengungsi
• BPBD
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
• Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
• Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• Komisi Perlindungan Anak Indonesia
43
Kesehatan

Koordinator:
Kementerian Kesehatan

Anggota:
• Badan Pengawasan Obat dan Makanan
• Badan Karantika
• Pusdokkes POLRI

44
Logistik
Koordinator:
BNPB

Anggota:
• Kementerian Sosial
• Kementerian Perhubungan
• Kementerian Komunikasi dan Informasi
• Badan Urusan Logistik
• TNI
• POLRI
45
Pekerjaan Umum
Koordinator:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

Anggota:
• Kementerian Sosial
• Kementerian Kesehatan
• Kementerian Perhubungan
• Kementerian Komunikasi dan Informasi
• Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral
• TNI
• POLRI
46
Pendidikan
Ko Koordinator:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Agama

Anggota:
• Kementerian Koordinator Bidang PMK
• Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi
• Kementerian Sosial
• Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
• Kementerian Kesehatan
• BNPB
• Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• TNI
• POLRI
47
Pemulihan Dini
Koodinator:
Kementerian Dalam Negeri
Anggota:
• Kementerian Sosial
• Kementerian Koperasi dan UKM
• Kementerian Pertanian
• Kementerian Kehutanan dan LH
• Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah
Tertinggal
• Kementerian Ketenagakerjaan
• Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
• Kementerian Kelautan dan Perikanan
• BNPB
48
Perbedaan antara Klaster dan Gugus Tugas

Klaster (cluster) Gugus Tugas (task force)


▪ Pengelompokan lembaga atau ▪ Pengelompokan lembaga atau
instansi yang didasarkan pada instansi berdasarkan tugas dan
kedekatan atau kesamaan fungsi tanggungjawabnya yang melekat
dari organisasi. pada lembaga tersebut.
▪ Sifatnya tidak mengikat ▪ Sifatnya kewajiban yang mengikat
(voluntary) (mandatory)
▪ Dibentuk oleh organisasi yang ▪ Dibentuk oleh lembaga atau pihak
bersifat pemberi bantuan (donor) yang mempunyai tugas tanggung
jawab (pemerintah)

49

Anda mungkin juga menyukai