Anda di halaman 1dari 15

ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No.

2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

KAJIAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG TENTANG MANTAN


NARAPIDANA YANG MENGAJUKAN HAK MENGUJI MATERIEL

Muzayanah
Fakultas Hukum
Universitas Stikubank (UNISBANK) Semarang
e-mail : muzayanah@edu.unisbank.ac.id

Abstrak
Negara Republik Indonesia sebagai Negara merdeka, memiliki kedaulatan
Negara yang terdiri atas kekuasaan dan kedaulatan rakyat yang berjalan
bersama dan tidak terpisah satu dengan lain serta bekerjasama untuk
melaksanakan pemerintahan Negara. Negara melaksanakan demokrasi dan
rakyat memiliki kedaulatan sepenuhnya dilaksanakan oleh Lembaga perwakilan
yang dibentuk melalui pemilihan umum. Pelaksanaan kedaulatan rakyat oleh
lembaga perwakilan dapat dilaksanakan apabila rakyat Indonesia memilikI
lembaga Perwakilan yang representatif. Untuk memilih anggota legislatif yang
berkualitas, tentu diperlukan calon anggota legislatif yang tidak bermasalah,
tidak pernah terlibat dalam kasus hukum, apalagi menyandang sebutan sebagai
Terpidana atau mantan narapidana kasus Korupsi. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah bagaimana kajian Putusan Mahkamah Agung tentang
mantan narapidana/Terpidana kasus korupsi yang mengajukan hak uji materiel
terhadap Peraturan KPU nomor 20 tahun 2018 tentang Pencalonan Anggota
Legislatif? Penelitian ini adalah penelitian Yuridis Normatif, merupakan
penelitian kepustakaan (Library Reasearch) karena mengkaji Putusan M.A. No:
55 P/HUM/2018. Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analitis, yang
menjelaskan tentang hasil kajian terhadap Putusan Mahkamah Agung tersebut.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Mahkamah Agung memiliki Hak Uji
substantif materiel P-KPU Nomor 20 tahun 2018 terhadap U.U. Nomor 7 tahun
2017 tentang Pemilu. Permohonan Uji Materiel P-KPU tersebut ditolak karena
sudah diputus pada Putusan M.A.Nomor 46 P/HUM/2018. Uji materiel
terhadap P-KPU tersebut menghapus Frasa Kasus Korupsi dan tidak menghapus
Frasa yang lain. Putusan Mahkamah Agung dengan menghapus frasa Kasus
Korupsi, maka Mantan Narapidana kasus Korupsi boleh mencalonkan diri
sebagai Anggota legislatif.

Kata kunci: Putusan Mahkamah Agung, P-KPU Nomor 20 Tahun 2018, Mantan
Narapidana

Abstract
The State of the Republic of Indonesia as an independent State, has the sovereignty of the
State consisting of Executive, Legislative and Judicial powers which run together in
mutual relations and work together to carry out the governance of the State. The state
exercises democracy and the people have full sovereignty exercised by representative
institutions formed through general elections. The exercise of people's sovereignty by a
representative institution can be carried out if the Indonesian people have a representative

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 354


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

Representative institution. To choose a qualified legislative member, of course a


legislative candidate who is not problematic is needed, who has never been involved in a
legal case, let alone be called a former convict in a corruption case. The problem in this
study is how is the Supreme Court's Decision study on ex-convicts who filed the right to
test material against KPU Regulation number 20 of 2018 concerning Nominating a
Legislative Member? This research is a Normative Juridical Research, a library research
(Library Reasearch) because it examines the M.A Decision. No: 55 P / HUM / 2018. The
specification of this research is analytical descriptive, which explains the results of the
study of the Supreme Court's Decision. The results of this study explain that the Supreme
Court has the Substantive Test Right of P-KPU material number 20 of 2018 against U.U.
Number 7 of 2017 concerning Elections. The petition for P-KPU Material Test was
rejected because it was already decided in M.A Decision Number 46 P / HUM / 2018.
The material test of the P-KPU erases the Corruption Case Phrase and does not erase the
other Phrases. The Supreme Court's ruling by removing the Corruption Case phrase,
then the former Corruption Inmate may run as a Member of the Legislature.

Keywords: Supreme Court Decision, P-KPU Number 20 Year 2018,


Form Prisoners nominate as legislative members

Pendahuluan dan ikut melaksanakan ketertiban


Negara Kesatuan Republik dunia yang berdasarkan
Indonesia sebagai Negara merdeka kemerdekaan, perdamaian abadi
memiliki tujuan yang dan keadilan social, maka
hendak dicapai untuk disusunlah Kemerdekaan
mensejahterakan seluruh rakyat Kebangsaan Indonesia itu dalam
Indonesia. Sebagai Negara merdeka suatu Undang-Undang Dasar
tentu saja memiliki kedaulatan Negara Indonesia yang terbentuk
penuh untuk menyelenggarakan dalam suatu susunan Negara
pemerintahan Negara. Dalam Republik Indonesia yang
rangka melaksanakan cita-cita berkedaulatan rakyat dengan
bangsa dan negara Republik berdasar kepada : Ketuhanan Yang
Indonesia serta mewujudkan tujuan Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
negara sebagaimana yang tercantum dan beradab, Persatuan Indonesia
dalam Pembukaan Undang-Undang dan kerakyatan yang dipimpin oleh
Dasar Negara Republik Indonesia hikmat kebijaksanaan dalam
tahun 1945, khususnya yang permusyawaratan /perwakilan,
tercantum dalam alinea keempat serta dengan mewujudkan suatu
yang menyebutkan bahwa : keadilan sosial bagi seluruh rakyat
“Kemudian dari pada itu untuk Indonesia”.
membentuk suatu Negara Kesatuan Untuk mewujudkan negara
Republik Indonesaia yang Republik Indonesia yang bersatu,
melindungi segenap bangsa berdaulat adil dan makmur
Indonesia dan seluruh tumpah diperlukan pemerintahan yang
darah Indonesia dan untuk mampu melaksanakan ideologi
memajukan kesejahteraan umum, negara Pancasila yang
mencerdaskan kehidupan bangsa, berkedaulatan rakyat. Dalam

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 355


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

menyelenggarakan negara Republik melalui pemilihan umum yang


Indonesia yang melaksanakan teori memilih wakil rakyat yang akan
kekuasaan Trias Politika membagi duduk dalam Lembaga Dewan
kekuasaan negara atas 3 (tiga) Perwakilan Rakyat (DPR) dan
bidang kekuasaan yaitu: kekuasaan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Pelaksanaan kedaulatan rakyat
Pembagian kekuasaan menurut dapat dilaksanakan apabila rakyat
teori Trias Politika ini dilaksanakan Negara Republik Indonesia memiliki
di Negara Indonesia memiliki faham lembaga Perwakilan yang
integralistik (tidak terpisah) atau representatif. Dalam lembaga
faham yang saling berhubungan dan perwakilan rakyat yang mampu
bekerjasama dan tidak terpisah menyalurkan aspirasi rakyat untuk
antara kekuasaan yang satu dengan kepentingan rakyat bersama dapat
kekuasaan yang lain. Kekuasaan diwujudkan azas kerakyatan. Azas
Negara yang disebut dengan kerakyatan merupakan azas dari
Eksekutif dikepalai oleh seorang rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
Kepala Negara yang merangkap Asas yang berasal dari rakyat.
sebagai kepala pemerintahan. Kedaulatan yang berasal dari rakyat
Sementara Kekuasaan Legislatif pula dan rakyat memiliki kekuasaan
merupakan kekuasaan dalam Negara.
pembentukan Undang-Undang dan Untuk melaksanakan kedaulatan
juga berfungsi sebagai perwakilan rakyat ini, maka rakyat
Rakyat/Parlemen. Selanjutnya menyampaikan aspirasinya melalui
kekuasaan Yudikatif merupakan lembaga Legislatif yang dikenal
kekuasaan kehakiman yang dengan Dewan Perwakilan Rakyat
berfungsi dalam bidang hukum. (DPR) baik yang ada di Pusat
Negara Republik Indonesia sebagai maupun yang ada di Provinsi
Negara merdeka, memiliki maupun Kabupaten/Kota.
kedaulatan Negara yang Lembaga Perwakilan yang kita
dilaksanakan dalam kenal dengan Dewan Perwakilan
penyelenggaraan Negara. Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan
Penyelenggaraan Negara yang Rakyat Daerah (DPRD) baik yang
terdiri atas kekuasaan ada di daerah tingkat kota maupun
Pemerintahan, Pembentuk Undang- yang ada di kabupaten, juga Dewan
undang dan Kekuasaan Kehakiman Perwakian Daerah (DPD) yang ada
berjalan bersama saling di Pusat sebagai perwakilan dari
berhubungan dan saling setiap provinsi se Indonesia. Melalui
bekerjasama antara lembaga negara lembaga perwakilan rakyat ini,
satu dengan yang lain untuk aspirasi rakyat dapat disampaikan
melaksanakan pemerintahan untuk mewujudkan tujuan Negara
Negara. Sebagai Negara yang Indonesia. Tujuan nasioanal bangsa
melaksanakan demokrasi, maka Indonesia tercantum dalam
rakyat memiliki kedaulatan yang Pembukaan UUD tahun 1945 khusus
sepenuhnya dilaksanakan oleh adala Alinea keempat. Lembaga
Lembaga perwakilan. Lembaga Perwakilan Rakyat ini sangat
perwakilan di Indonesia dibentuk berperan dalam negara Republik

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 356


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

Indonesia karena perlunya Tahun 1945 yang menyebutkan


kerjasama antara Pemerintah, tentang tugas anggota legislatif
Pembentuk Ondang-Undang dan tentunya tugas dan tanggungjawab
kekuasaan Kehakiman yang setiap anggota legislatif sangatlah
berlandaskan pembagian kekuasaan berat, karena membuat suatu
dengan faham integralistik tersebut. rancangan perundang-undangan
Hukum Dasar tertulis Negara tidaklah mudah. Apalagi apabila
Republik Indonesia mengatur Rancangan suatu Undang-Undang
tentang Badan Legislatif (DPR). sudah siap untuk dibahas dalam
Juga ketentuan yang mengatur persidangan Dewan Perwakilan
tentang Susunan Dewan Rakyat, apabila sampai pada tingkat
Perwakilan Rakyat (DPR) ditetapkan pembahasan oleh Pemerintah dan
dengan Undang-Undang; tidak mendapat pengesahan dari
Kemudian ketentuan yang mengatur Presiden sudah tentu Rancangan
mengenai masa siding Badan Undang-Undang tersebut tidak
Legislatif diatur Pasal 19(2) Dewan boleh dimajukan lagi dalam
Perwakilan Rakyat bersidang persidangan Dewan Perwakilan
sedikitnya sekali dalam setahun. Rakyat pada persidangan masa itu
Selanjutnya dalam ketentuan Pasal (lihat Pasal 21 Ayat (2). Apabila hal
20 (1) Tiap-tiap Undang-Undang ini terjadi, maka sudah tentu
menghendaki persetujuan Dewan pekerjaan yang sangat berat itu
Perwakilan Rakyat; sementara pasal tentulah akan sia-sia. Untuk itu agar
20 Ayat (2) Jika sesuatu rancangan lembaga Dewan Perwakilan Rakyat
Undang-Undang tidak mendapat mampu melaksanan tugas dengan
persetujuan Dewan Perwakilan baik sebagai lembaga Perwakilan
Rakyat (DPR), maka rancangan Rakyat yang bertugas sebagai
Undang-Undang tersebut tidak pembentuk Undang-Undang, maka
boleh dimajukan lagi dalam diperlukan anggota –anggota
persidangan Dewan Perwakilan Dewan Perwakilan Rakyat yang
Rakyat masa itu. Kemudian apabila memiliki kompetensi untuk
kita lihat dalam ketentuan Pasal 21 melaksanakan aspirasi rakyat
Ayat (1) Anggota-anggota Dewan dengan membentuk Undang-
Perwakilan Rakyat berhak Undang yang berpihak kepada
memajukan Rancangan Undang- masyarakat dan untuk kepentingan
Undang/RUU; selanjutnya Pasal 20 masyarakat seluruhnya.
Ayat (2) Jika Rancangan Undang- Dalam negara Republik
Undang itu, meskipun telah Indonesia yang melaksanakan
disetujui oleh Dewan Perwakilan sistem demokrasi, maka masyarakat
Rakyat, namun tidak disahkan oleh sangat menentukan dalam memilih
Presiden, maka rancangan tadi tidak anggota Dewan Perwakilan Rakyat
boleh dimajukan lagi dalam di seluruh Indonesia, maka
persidangan Dewan Perwakilan diperlukan calon anggota Legislatif
Rakyat pada masa persidangan yang terseleksi lewat Pemilihan
berikutnya. Umum. Pergantian keanggotaan
Apabila kita mempelajari Dewan Perwakilan Rakyat ini akan
ketentuan Undang-Undang Dasar berlangsung setiap lima (5) tahun

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 357


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

sekali dalam Pemilihan Umum (caleg). Ketentuan KPU tersebut


Anggota Legislatif. Negara Republik merupakan ketentuan yang berlaku
Indonesia dalam melaksanakan untuk Pemilihan Umum yang akan
sistem demokrasi diselenggarakan pada tahun 2019.
menyelenggarakan pemilu Legislatif Sementara ketentuan ini tidak
dalam kurun waktu yang telah berlaku pada pemilu tahun 2014
ditentukan. Oleh sebab itu, maka yang lalu.
untuk memilih anggota Dewan P-KPU Nomor 20 tahun 2018 ini
Perwakilan Rakyat, kepada dimaksudkan oleh Ketua KPU, agar
masyarakat ditawarkan calon-calon tercipta calon-calon anggota
anggota legislatif yang akan dipilih legislative yang bersih dan terbebas
dalam pemilihan umum tersebut. dari kasus korupsi, kasus sebagai
Masyarakat harus hati-hati dan Bandar Narkoba serta kasus
selektif dalam menentukan kejahatan seksual terhadap
pilihannya terhadap calon anggota Anak/Predator anak.
legislatif yang akan menjadi
kontestan dalam pemilu. Setiap Perumusan Masalah
orang, warga negara Republik 1. Bagaimanakah kajian terhadap
Indonesia memiliki hak untuk Putusan Mahkamah Agung
memilih dan dipilih dalam tentang Narapidana /Terpidana
pemilihan umum. Hak Aktif dan Korupsi yang mengajukan Hak
Pasif dimiliki oleh setiap warga Menguji materiel terhadap P-
negara Republik Indonesia yang KPU tentang Pencalonan Anggota
telah dinyatakan memenuhi syarat Legislatif?
dan memiliki hak untuk memilih 2.Apakah Mantan
dan dipilih dalam pemilihan umum. narapidana/Terpidana Koruptor
Untuk mencalonkan dan dapat mendaftarkan diri sebagai
mendaftarkan diri sebagai caleg Caleg ?
telah ditentukan berdasarkan
Ketentuan Peraturan KPU nomor 20 Metode Penelitian
tahun 2018 tentang Pencalonan Metode pendekatan yang
Anggota DPR, dan DPRD. Undang- digunakan dalam penelitian ini
Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang adalah dengan pendekatan Yuridis
Pemilu juga menentukan demikian. Normatif.
P-KPU ini mengatur mengenai Terutama pada peneltian ini yang
syarat-syarat bagi warga negara menjelaskan tentang Kajian
yang ingin menjadi calon anggota terhadap Putusan Mahkamah
DPR, atau DPRD pada Pemilu yang Agung tentang Mantan Narapidana
diselenggarakan setiap 5(lima ) yang mengajukan Hak Uji Materiel
tahun sekali. Apabila kita cermati Peraturan Komisi Pemilihan Umum
peraturan KPU tersebut tardapat P-KPU Nomr 20 tahun 2018 tentang
perubahan yang sangat mencolok Pencalonan Anggota Legislatif.
yaitu adanya ketentuan yang Apakah Mantan Narapidana kasus
melarang mantan narapidana kasus korupsi masih memiliki hak Pasif ?
tertentu mencalonkan diri sebagai hak untuk dipilih dalam pemilu
calon anggota Dewan Perwakilan legislative ? Sehingga masih bisa

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 358


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

mencalonkan diri sebagai anggota berdasarkan ketentuan yang


legislative (Caleg). Putusan yang berlaku;
dikaji dalam penelitian ini adalah b). Partai Politik melakukan seleksi
Putusan M.A. Nomor: 55 terhadap balon anggota Dewan
P/HUM/2018. baik Pusat maupun daerah secara
demokratis dan terbuka sesuai
Spesifikasi Penelitian AD/ART dan peraturan internal
Spesifikasi dalam penelitian ini Parpol;
adalah deskriptif analitis, penelitian c).Pencalonan yang daitur pada
ini bertujuan untuk huruf b) telah ditentukan untuk
mendeskripsikan/menjelaskan tidak mengikutsertakan Mantan
mengenai Kajian terhadap Putusan Narapidana kasus korupsi,
M.A Nomor 55 P/HUM/2018 Bandar Narkoba dan Kejahatan
tentang Mantan Narapidana yang seksual terhadap anak.
mengajukan Hak Uji Materiel Ketentuan Pasal 4 ayat (3) inilah
terhadap P-KPU Nomor 20 tahun yang membatasi Calon Anggota
2018 tentang Pencalonan Anggota Legislatif yang berstatus Mantan
Legislatif dan Mantan Narapidana Narapidana yang ingin
tersebut berkeinginan mendaftarkan diri sebagai calon
mendaftarkan diri sebagai Anggota anggota Legislatif. Memang wajar
Legislatif (Caleg). dan sudah tentu sesuai dengan
pendapat serta penilaian masyarakat
Pembahasan pada umumnya yang memandang
Kajian terhadap Putusan mantan Narapidana merupakan
Mahkamah Agung tentang Mantan orang yang telah melakukan
Narapidana Yang Mengajukan Hak pelanggaran terhadap hukum yang
Uji materiel Peraturan KPU Nomor berlaku di Negara Republik
20 tahun 2018 tentang Pencalonan Indonesia. Kesan kurang baik
Anggota Legislatif terhadap mantan Narapidana tentu
Peraturan KPU (Komisi saja sudah melekat pada diri siapa
Pemilihan Umum) No 20 Tahun 2018 saja yang telah memiliki status
Tentang Pencalonan Anggota sebagai narapidana.Terlebih
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap narapidana Korupsi.
Provinsi, Dan Dewan Perwakilan Merupakan suatu hal yang sangat
Rakyat Daerah Kabupeten/Kota. memalukan bagi masyarakat
Dalam P-KPU khusus pada Bab II untuk seseorang yang telah
Tentang Pengajuan Bakal Calon, melakukan pelanggaran hukum,
bagian Kesatu Umum, khusus pada sehingga dipidana dan dipenjara
Pasal 4 menentukan sebagai berikut : sehingga menjadi seorang
Pada intinya adalah : narapidana. Apabila seorang
a). Partai Politik dalam mengajukan narapidana yang sudah jelas
Balon Anggota Dewan baik Pusat sebagai mantan narapidana sudah
maupun Daerah memiliki hak, tentu sering dikucilkan di
kesempatan dan menerima masyarakat, karena masyarakat
pelayanan yang setara selalu menghendaki bahwa setiap
orang berbudi baik,

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 359


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

bermasyarakat dan hidup dalam juga akan merusak masa sepan


kebersamaan yang baik pula anak-anak laki-laki yang
sehingga diharapkan setiap orang kemungkinan nantinya mereka
sebagai warga masyarakat tidak juga akan menjadi pelaku
terjerumus dalam perbuatan yang kejahatan seksual atau predator
melenggar hukum yang berlaku. anak-anak pula. Sementara untuk
KPU mentukan persyaratan yang kejahatan Korupsi, hal ini jelas
dicantumkan dalam Pasal 4 ayat akan merusak kesejahteraan
(3) ini dimaksudkan agar setiap sosial masyarakat, karena
orang yang mencalonkan diri koruptor adalah mereka yang
sebagai anggota legislatif tidak mengambil dan merampas hak
berstatus sebagai mantan milik rakyat atau uang rakyat.
narapidana pada kasus Korupsi, Negara akan dirugikan dengan
sebagai Bandar narkoba dan obat- korupsi ini, karena uang yang
obat terlarang, demikian pula seharusnya untuk biaya
bukan sebagai pelaku atau pembangunan, ternyata dikorupsi
mantan narapidana kejahatan sehingga tidak dapat secara
seksual terhadap anak yang kita maksimal digunakan untuk
kenal dengan Predator anak. Tiga pembangunan mensejahterakan
(3) hal ini yang membatasi bangsa.
mantan narapidana pada a. Pada Bab II Tentang
pelanggaran maupun pelaku Pengajuan Bakal Calon,
kejahatan untuk tidak dapat Bagian Ketiga: Persyaratan
mencalonkan diri sebagai anggota Bakal Calon khususnya pada
legislatif. Pasal 7 ayat (1) huruf g. Pada
Bagi masyarakat tentunya hal ini syarat yang dimaksud pada
dapat dimengerti dan dipahami ayat(1) huruf g, dikecualikan
dengan baik, karena memang bagi:
sudah seharusnya mantan 1) Mantan terpidana yang
narapidana yang melakukan telah menyelesaikan masa
kejahatan sebagai Bandar narkoba hukumannya ,dan
tidak sepantasnya menjadi calon dengan terus terang dan
anggota legislatif. Mengingat kejujuran yang dimilikinya
narkoba merupakan zat adiktif untuk menyampaikan
yang merusak masa depan kepada masyarakat luas
generasi muda. Demikian pula tentang statusnya sebagai
dengan pelaku kejahatan seksual mantan narapidana serta
terhadap anak, yang merusak mencantumkan status
masa depan anak-anak sebagai sebagai mantan
akibat perilaku kekerasan seksual narapidana dalam daftar
dan meruntuhkan kehidupan riwayat hidup; dan
anak-anak terutama anak 2) Mantan narapidana ini
perempuan. Kalau kejahatan juga harus menyampaikan
seksual dilakukan terhadap anak dengan jujur kepada
laki-laki berarti kejahatan sebagai masyarakat luas tentang
pelaku atau predator anak. Hal statusanya sebagai orang

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 360


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

yang telah dihukum sebagaimana dimaksud


karena perbuatan dalam ketentuan Pasal 7
ketidaksengajaan yang Ayat (1) dibuktikan dengan
dilakukan ….”
Atau kealpaan ringan Pasal 8 Ayat (1) b. angka 13
(culpa levis) atau yang menyebutkan:
terpidana karena alasan “mantan Narapidana dan
politik yang tidak bersedia secara terbuka dan
menjalani pidana dalam Jujur mengemukakan
penjara, dan secara kepada Publik”
terbuka dan jujur Pasal 8 Ayat (6) huruf c
mengumumkan kepada menyebutkan :
publik. “Surat dari pemimpin
Apabila kita mencermati Redaksi media massa bakal
syarat yang ditentukan di lokal atau nasional yang
atas, maka masih menerangkan bahwa bakal
diperbolehkan bagi mantan calon telah secara terbuka
narapidana yang secara jujur dan Jujur mengemukakan
dan terbuka untuk kepada publik sebagai
menyampaikan kepada terpidana karena kealpaan
publik tentang statusnya ringan (culpa levis) atau
sebagai mantan narapidana alasan politik yang tidak
dan mencantumkannya menjalani pidana dalam
dalam daftar riwayat penjara”
hidupnya. Demikian pula Pasal 8 Ayat (6) huruf d
untuk mantan narapidana menyebutkan: “bukti
yang dihukum karena pernyataan atau
kalpaan ringan atau menjadi pengumuman yang
terpidana karena alasan ditayangkan di media massa
politik yan tidak menjalani lokal atau nasional”
pidana dalam penjara, serta Pasal 8 Ayat (7)
terbuka dan jujur Menyebutkan :
mengemukakan statusnya “Surat pernyataan
kehadapan publik. sebagaimana dimaksud
Syarat yang ditentukan pada ayat (1) huruf b angka
dalam Pasal 7 ayat (1) huruf 13 dilengkapi dengan :
g. di atas, masih membuka a. Surat keterangan dari
kesempatan kepada Kepala Lembaga
narapidana untuk Pemasyarakatan yang
mencalonkan diri sebagai menerangkan bahwa
anggota legislatif. bakal calon yang
Pasal 8 Ayat (1) bersangkutan telah
menyebutkan yang intinya selesai menjalani
tentang admintrasi Caleg pidana penjara
baik untuk Caleg Pusat berdasarkan putusan
maupun daerah” hal ini pengadilan yang

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 361


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

telah memperoleh luas tetang


kekuatan hukum kedudukannya
tetap” sebagai Terpidana
b. Bukti Salinan putusan yang telah dihukum.
pengadilan yang Putusan pengadilan
telah berkekuatan tersebut berkekuatan
hukum tetap; hukum tetap dan
c. Keterngan tertulis Yang bersangkutan
dari Pempinan telah menyampaikan
redaksi surat kepada masyarakat
kabar/Koran atau luas dan secara
media massa local terbuka yang telah
atau nasional yang dimuat di media
menjelaskan tentang massa lokal maupun
bakal calon (Caleg) nasional yang diikuti
telah secara terbuka dengan pernyatan
dan jujur oleh Kepala Lembaga
mengemukakan Pemasyarakatan
kepada publik bahwa yang
sebagai mantan bersangkutan telah
Narapidana; selesai menjalani
d. Berita tentang Caleg pidana penjara yang
yang menyatakan diri berdasarkan putusan
sebagai mantan pengadilan yang
Narapidana yang telah berkekuatan
mencalonkan diri hukum tetap.
sebagai Caleg yang Hal ini jelas
dimuat dalam berita menerangkan bahwa
berupa mass mantan Narapidana
mesia/Koran yang telah selesai
lokal/nasional. menjalani hukuman
Apabila pidana penjara untuk
memperhatikan kasus kelapaan (culpa
ketentuan yang levis) masih
tersebut di atas, maka diperbolehkan untuk
jelaslah bahwa pasal– mendaftarkan diri
pasal tersebut sebagai calon anggota
menyatakan untuk legislatif. Demikian
mantan narapidana pula untuk mantan
yang ingin Narapidana yang
mendaftarkan diri telah nyata diputus
sebagai calon pidana karena
legislatif harus kealpaan ringan
menyampaikan (culpa Levis) atau
kepada seluruh terpidana karena
masyarakat secara alasan politis yang

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 362


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

tidak menjalani diperbolehkan untuk


pidana dalam penjara mendaftarkan diri
dan secara terbuka sebagai calon anggota
dan jujur legislatif.
mengumumkan Putusan Mahkamah Agung Nomor: 55
kepada publik yang P/HUM/2018 Tentang Mantan
dimuat dalam media Narapidana Yang Mencalonkan
massa baik yang lokal Diri Sebagai Anggota Legislatif.
maupun yang
Hak Hak Uji materiel terhadap P-KPU
nasional. Republik Indonesia Nomor 20
Bagi mantan Tahun 2018 Tentang Pencalonan
Narapidana yang Anggota Dewan Perwakilan
melakukan tindak Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat
kejahatan sebagai Daerah Provinsi, Dewan
koruptor, kasus Peewakilan Rakyat Daerah
penyalahgunaan Kabupaten/Kota terhadap
narkotika dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
kejahatan sebagai 2011 tentang Pembentukan
predator anak, maka Peraturan Perundang-undangan
kepada mereka ini pada tingkat pertama dan terakhir.
tidak diperbolehkan Hak uji materiel ini bermula dari
untuk mendaftarkan Peraturan Komisi Pemilihan
diri sebagai calon Umum Nomor
anggota legislatif, 20 Tahun 2018 tentang Pencalonan
maka khusus untuk Anggota Legislatif untuk Dewan
mantan Narapidana Perwakilan Rakyat, Dewan
yang melakukan Perwakilan Rakyat Daerah
perbuatan ini Provinsi, Dewan Perwakilan
perlakuannya tidak Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.
sama dengan mantan Selanjutnya dalam penelitian ini P-
Narapidana yang KPU Nomor 20 Tahun 2018 ini akan
melakukan perbuatan menyebut Peraturan KPU Tentang
pidana yng Pencalonan Anggota Legislatif. P-
ditentukan pada KPU ini mengatur tentang Mantan
Pasal 7 Ayat (4) huruf Narapidana yang dilarang untuk
a dan b. Mengingat mendaftarkan diri sebagai calon
mantan Narapidana anggota Legislatif (caleg) bagi
yang melakukan Pelaku tindak Pidana Korupsi,
perbuatan pidana Bandar Narkoba, Kejahatan
sebagaimana yang seksual.
ditentukan pada Mantan Narapidana yang
pasal 7 Ayat (4) huruf mengajukan Uji
a dan b merupakan Materiel terhadap Peraturan KPU
pengecualian Nomor 20 Tahun 2018 ini
terhadap Pelaku mengajukan permohonan terhadap
tindak pidana yang Peraturan KPU tersebut kepada

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 363


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

Mahkamah Agung Republik Rakyat merupakan pejabat Negara


Indonesia, karena kewenangan Uji yang terhormat sebagai wakil
Materiel Peraturan KPU ini ada rakyat tentunya harus berasal dari
pada Mahkamah Agung (MA). orang –orang yang memiliki
KPU RI sebagai Penyelenggara kualitas baik pendidikan maupun,
Pemilihan Umum khusus Anggota kehidupan bermasyarakat dan
Legislatif (Caleg), melaksanakan berperilaku baik serta bersahaja.
tugasnya secara independen, Sebagai anggota Dewan
artinya mendiri, dan tidak ada Perwakilan Rakyat tentunya
intervensi dari lembaga negara lain mampu membawa diri untuk
kecuali ada kerjasama dalam dapat menjadi contoh yang baik
hubungan antar Lembaga negara bagi masyarakat yang diwakilinya.
yang bersifat integral. Oleh sebab itu setiap anggota
Dalam melaksanakan Pemilu Dewan Perwakilan Rakyat harus
Legislatif, KPU bekerja menunjukkan diri kepada
berdasarkan ketentuan Undang- masyarakat sebagai orang yang
Undang Pemilu yakni Undang- mampu menjadi teladan dan
Undang Nomor 7 tahun 2017 contoh yang baik bagi seluruh
tentang Pemilu. Pemilihan Umum masyarakat di Negara Republik
Legislatif merupakan cara untuk Indonesia ini.
mengisi kursi lembaga perwakilan
yang ada di DPR baik Pusat Mantan Narapidana kasus korupsi
maupun yang di daerah Provinsi dapat mendaftarkan diri sebagai
dan Kabupaten/Kota. Lembaga calon anggota Legislatif ?
Perwakilan ini merupakan lembaga Beberapa calon Anggota
yang terhormat karena mewakilai Legislatif ada yang berstatus
aspirasi seluruh rakyat Indonesia. senagai mantan Narapidana.
Untuk menjadi wakil rakyat yang Lalu bagaimana dengan calon
mampu menyerap aspirasi rakyat, anggota legislatif (Caleg) untuk
maka dibutuhkan anggota anggota Dewan Perwakilan
Legislatif yang bertugas sebagai Rakyat/DPR yang berstatus atau
Pembentuk Undang-Undang yang merupakan mantan Narapidana
merupakan perwakilan tingkat yang berkeinginan untuk
Pusat, maupun yang ada dalam menjadi anggota Dewan
tingkat Propinsi dan Perwakilan Rakyat (DPR)?. Hal
Kabupaten/kota di wilayah ini tentu saja menarik perhatian
Negara Kesatuan Republik bagi masyarakat yang
Indonesia. Oleh sebab itu, maka mendengar atau melihat serta
sangat diperlukan orang-orang mengamati calon anggota Dewan
yang berkualitas yang duduk di Perwakilan Rakyat yang
lembaga Negara tersebut. Orang- merupakan mantan Narapidana
orang tersebut merupakan pilihan dalam kasus hukum terutama
rakyat yang dipilih dalam yang kasus Korupsi/Koruptor,
pemilihan umum anggota legislatif Bandar Narkoba, Pelaku
(Dewan Perwakilan Rakyat). kejahatan seksual terhadap
Anggota Dewan Perwakilan anak/Predator pelecehan seksual

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 364


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

terhadap anak. Bagi Mantan perbuatan meniadakan hak azasi


Narapidana kasus Korupsi dan atau hak sebagai warga Negara
khusus pelaku kejahatan tindak mereka untuk dipilih dan
pidana korupsi yang memilih yang dimiliki oleh setiap
berkeinginan untuk duduk warga Negara Republik
sebagai anggota Legislatif, Indonesia sebagaimana telah
apakah mereka pantas sebagai diatur dalam Pasal 28 Undang-
mantan Narapidana kasus Undang Dasar Negara Republik
korupsi berkehendak untuk Indonesia tahun 1945?. Hal inilah
mencalonkan diri sebagai Calon yang menjadi perhatian Tim
Anggota Legislatif. Kemudian Peneliti sehingga melakukan
selanjutnya yang menjadi penelitian dengan judul “kajian
pertanyaan adalah bahwa terhadap Putusan Mahkamah
mantan narapidana merupakan Agung Tentang Mantan
orang yang telah cacat perilaku Narapidana yang mengajukan
karena melakukan kejahatan, Hak Uji Materiel Peraturan KPU
baik kejahatan korupsi, kejahatan Nomor 20 tahun 2018 tentang
terhadap pelecehan Pencalonan Anggota Legislatif.
seksual/predator anak, maupun Sementera sebagai warga negara
kejahatan yang berkaitan dengan yang memiliki hak azasi manusia
Pelanggaran terhadap Kitab untuk menggunkan Hak Pilih
Undang-Undang Hukum Pidana Pasifnya, mantan Narapidana
(KUHP). Hal ini merupakan cacat tersebut berkehendak
perilaku baik sebagai manusia /berkeinginan untuk
yang seharusnya taat hukum Mencalonkan Diri Sebagai
serta patuh dalam menghormati Anggota Legislatif (Caleg).
dan melaksanakan ketentuan Diharapkan penelitian ini akan
hukum dalam Negara hukum di menjelaskan tentang apa yang
Indonesia ini. Masih pantaskah menjadi putusan Mahkamah
mantan Narapidana yang sudah Agung Tentang Mantan
jelas-jelas pelaku kejahatan yang Narapidana yang mengajukan
dihukum karena melanggar Hak Uji Materiel Peraturan KPU
ketentuan peraturan perundang- Nomor 20 tahun 2018 tentang
undangan ini khususnya KUH Pencalonan Anggota Legislatif.
Pidana masih bisa atau Hal ini mengingat apakah
diperbolehkan untuk mantan narapidana kasus
mendaftarkan diri sebagai Caleg korupsi masih dapat
pada pemilihan Umum, menggunakan hak pilih untuk
khususnya yang diselenggarakan dapat mengikuti pemilihan
pada tahun 2019 ?. Kalau mantan umum anggota legislatif dengan
narapidana ini tidak mencalonkan diri sebagai
diperbolehkan untuk Anggota Legislatif (Caleg).
mendaftarkan diri sebagai Pertimbagan apa sajakah bagi
Calaon Anggota Legislatif Mahkamah Agung dalam
(Dewan Perwakilan Rakyat), mengeluarkan Putusannya bagi
apakah hal ini merupakan Mantan Narapidana yang

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 365


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

mencalonkan diri sebagai Uji Materiel yang merupakan


anggota Legislatif (Caleg). kewenangan Mahkamah Agung
Peraturan KPU Nomor 20 berdasarkan pada UU Nomor 14
tahun 2018 tentang Pencalonan tahun 1985 jo. UU Nomor 3 tahun
Anggota Legislatif. 2009 yang mengatur tentang
Terdapat dalam P-KPU tersebut Kewenangan Hak Uji Materiel
ketentuan adanya larangan peraturan perundang-undangan
mantan narapidana mencalonkan di bawah undang-undang
diri sebagai Anggota Legislatif terhadap Undang-Undang.
secara substantif materiel Terhadap hak uji materiel yang
bertentangan dengan UU nomor diajukan oleh mantan narapidana
7 tahun 2017 tentang pemilu kasus korupsi ini adalah
khusus ketentuan yang mengatur Peraturan KPU Nomor 20 tahun
tentang mengenai syarat-syarat 2018 terhadap UU Nomor 7 tahun
untuk mendaftarkan diri sebagai 2017 tentang Pemilu maka:
anggota legislatif karena KPU Putusan Mahkamah Agung
menerbitkan Peraturan KPU terhadap HakUuji Materiel yang
Nomor 20 tahun 2018 tersebut diajukan oleh mantan narapidana
yang secara substantif-materiel kasus korupsi terhadap Peraturan
bertentengan dengan UU Nomor KPU Nomor 20 tahun 2018
7 tahun 2017 tentang pemilu UU tentang pencalonan Anggota
Nomor 7 tahun 2017 tentang legislatif mengenai larangan
pemilu tidak melarang mantan mantan narapidana untuk
narapidana kasus korupsi mencalonkan diri sebagai anggota
mendaftarkan diri sebagai calon legislatif Yaitu :
Anggota Legislatif, sementara Mahkamah Agung
Peraturan KPU Nomor 20 tahun mengahapus frasa kasus
2018 terdapat larangan bagi korupsi yang terdapat dalam
mantan narapidana kasus korupsi ketentuan Peraturan KPU
untuk mencalonkan diri sebagai Nomor 20 tahun 2018 tentang:
anggota legislative. Mantan ” larangan mantan
Narapidana kasus korupsi dapat narapidana kasus korupsi,
mengajukan Hak Uji Materiel bandar narkoba dan pelaku
terhadap Peraturan KPU Nomor kejahatan seksual terhadap
20 tahun 2018 tentang anak/predator anak” dengan
pencalonan anggota legislatif dihapus “frasa kasus
kepada Mahkamah Agung. Hak korupsi”, maka mantan
Uji Materiel yang diajukan oleh narapidana kasus korupsi
Mantan Narapidana kasus tidak terkena Frasa tersebut.
korupsi ke Mahkamah Agung Mahkamah Agung tidak
karena Mahkamah Agung menghapus frasa yang lain,
memiliki kewenangan Hak Uji berarti untuk mantan
Materiel terhadap Peraturan KPU narapidana “kasus bandar
Nomor 20 tahun 2018 yang narkoba dan pelaku
bertentangan dengan UU Nomor kejahatan seksual terhadap
7 tahun 2017 tentang Pemilu. Hak anak” tetap berlaku untuk

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 366


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

mantan narapidana kasus telah melaksanakan hukuman


tersebut. sehingga berstatus sebagai
Mantan Narapidana, karena hak
Penutup uji materiel terhadap P-KPU
Kesimpulan tersebut. Adanya larangan bagi
1. Ketentuan KPU yang Terpidana/koruptor yang
dituangkan dalam P-KPU mencalonkan dan mendaftarkan
tentang Narapidana yang diri sebagai Anggota Legislatif,
dilarang untuk mencalonkan dengan menghapus “frasa kasus
diri sebagai Caleg secara korupsi” yang ada dalam
substantif materiel bertentangan ketentuan Peraturan KPU
dengan UU Nomor 7 tahun 2017 menentukan larangan Terpidana
tentang pemilu mengenai syarat- Koruptor mendaftarkan diri
syarat untuk mendaftarkan diri sebagai Caleg/calon anggota
sebagai anggota legislatif; Legislatif, maka Mantan
2. Mantan Narapidana kasus Narapidana kasus korupsi tidak
korupsi boleh mendaftarkan diri terkena larangan yang ada
sebagai calon anggota legislatif dalam Peraturan KPU tersebut.
hal ini berarti mengembalikan Putusan Mahkamah Agung
hak azasi manusia (hak pilih mengadili hal ini, karena hak uji
pasif) bagi Mantan Narapidana materiel sudah pernah diajukan
korupsi yang merasa dirampas oleh mantan narapidana kasus
dengan terbitnya Peraturan KPU korupsi dengan putusan
Nomor 20 tahun 2018 tentang Mahkamah Agung nomor 46
pencalonan mantan narapidana P/HUM/2018 maka, untuk
untuk mendaftarkan diri sebagai putusan Mahkamah Agung
calon anggota legislatif. Nomor 55 P/HUM/2018 ditolak
Mahkamah Agung memiliki karena sudah diputus pada
kewenangan hak uji materiel kasus yang sama. Dalam
terhadap Peraturan KPU Nomor Putusan Mahkamah Agung
20 tahun 2018 tentang Nomor 55 P/HUM/2018
pencalonan mantan narapidana menolak hak uji materiel yang
kasus korupsi yang diajukan mantan narapidana ini,
mencalonkan diri sebagai dan harus membayar beaya
anggota legislatif yang perkara sebesar satu juta rupiah.
bertentangan dengan UU
Nomor 7 tahun 2017 tentang Rekomendasi
Pemilu yang tidak melarang 1. Pemerintah harus menciptakan
Mantan Narapidana untuk Lembaga Pembentuk Undang-
mendaftarkan diri sebagai calon Undang sebagai lembaga yang
anggota legislatif dengan catatan representatif, sehingga akan
mempublikasikan dirinya menghasilkan produk Undang-
sebagai Mantan Narapidana Undang yang berkualitas. Untuk
kepada masyarakat umum itu diperlukan Caleg yang
melalui media massa dan berkualita pula diantaranya
pernyataan tertulis sebagai bukti caleg tersebut harus bebas dari

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 367


ISSN : 2356-4164 (Cetak) Vol. 6 No. 2, Agustus 2020 ISSN : 2407-4276 (Online)

status sebagai Terpidana Budiarjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu


Korupsi. maka khusus untuk Politik, Jakarta: Gramedia, 1980.
Pemilu legislatif disyaratkan Buyung Nasution, Adnan, Aspirasi
dalam UU Pemilu untuk calon Pemerintahan Konstitusional Di
Anggota legislatif bebas dari Indonesia, Jakarta: Grafiti, 1995.
kasus korupsi. Farida Indrati, Maria, Ilmu
2. Untuk memenuhi hal itu , maka Perundang-undangan: Dasar-
perlu dilakukan perubahan dasar dan Pembentukannya,
terhadap UU Pemilu, sehingga Yogyakarta: Kanisius, tth.
ada ketentuan yang mengatur Mahfudz MD, Moh, Demokrasi dan
tentang larangan bagi caleg Konstitusi Di Indonesia,
Narapidana agar tidak Yogyakarta: Liberty, 1993.
mendaftarkan diri sebagai calon
Anggota legislatif ; Konvensi Internasional dan
3. Bagi pengadilan yang memutus Peraturan-Perundang Undangan
perkara korupsi, untuk Undang-Undang Dasar Republik
mencantumkan dalam amar Indonesia tahun 1945,
putusannya dengan mencabut Undang-Undang Pemilu
hak politik dalam waktu tertentu Undang-Undang tentang
bagi terpidana yang diputus Mahkamah Agung
dalam amar putusan sidang Undang-Undang tentang Kekuasaan
pengadilan untuk kasus korupsi, Kehakiman
sehingga mantan narapidana Peraturan Komisi Pemilihan Umum
tersebut tidak dapat mengikuti Republik
pemilu legislatif pada pemilu Indonesia Nomor 20 Tahun 2018
yang dilaksnakan pada kurun Peraturan Mahkamah Agun Nomor
waktu tersebut 01 Tahun 2011 Tentang hak Uji
Materiel
Daftar Pustaka Putusan Mahkamah Agung R.I.
Buku: Nomor 55 P/HUM/2018
Asshidiqie, Jimly, Pengantar Ilmu
Hukum Tata Negara, Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.
----------------, Konstitusi dan
Konstitusionalisme Indonesia di
Masa Depan, Jakarta: Pusat
Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 2002
--------------, Pokok –pokok Hukum Tata
Negara Indonesia Pasca
Reformasi, Cetakan Kedua,
Jakarta: BIP, 2008.
-----------------, Hukun Tata Negara dan
Pilar-pilar Demokrasi, Jakarta:
Kon Press, 2005.

Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) Universitas Pendidikan Ganesha 368

Anda mungkin juga menyukai