1
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KEDUNDUNG
Jln. By Pass Kedundung Telp (0321) 392028 Mojokerto 61316
Email : puskesmaskedundung@gmail.com
MOJOKERTO
1. PENDAHULUAN
TBC Merupakan penyakit yang sangat menular, dimana indonesia saat ini
merupakan penyumbang pada peringkat ke – 5, yang sebelumnya menduduki pada
peringkat ke – 3.
Permasalahan yang muncul dalam penanganan penyakit TBC, bukan saja pada
penemuan penderita tetapi lebih berkembang lagi pada kendala keteraturan minum
obat. Sekalipun dalam paket pengobatan selalu didampingi pengawas menelan obat
( PMO ) dan konseling pada penderita TBC. Sehingga trend tidak konversi dan gagal
pengobatan di tahun 2010 s/d 2011 cenderung meningkat.
Berdasarkan dari permasalahan tersebut, perlu adanya Pengawas Minum Obat
(PMO) yang bertujuan untuk memotivasi penderita TBC baru agar teratur minum
obat,sehingga menekan resiko terjadinya gagal pengobatan dan MDR ( Multi Drug
resistanse ) akibat keteraturan minum obat yang tidak baik.
Kegiatan program yang dilakukan harus sejalan dengan visi, misi dan tata nilai yang
berlaku di Puskesmas Kedundung. Visi Puskesmas Kedundung adalah menjadi
puskesmas perawatan yang unggul dalam penanganan dan pelayanan kesehatan
secera berkesinambungan dan terusmenerus di Kota Mojokerto. Misi Puskesmas
Kedundung adalah menyelenggarakan kesehatan dasar yang bermutu, meningkatkan
profesonalisme Sumber Daya Manusia, Melengkapi sarana dan prasana yang bermutu
dan sesuai kebutuhan pelanggan, menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman,
mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan dan mengembangkan
puskesmas Kedundung sebagai puskesmas pendidikan. Sedangkan tata nilai
Puskesmas Kedundung adalah kejujuran, profesionalisme, keterbukaan, ramah dan
santun.
2. LATAR BELAKANG
2
TB sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
didunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan di
banyak negara sejak tahun 1995.
Pada tahun 2013 WHO memperkirakan terdapat 6800 kasus baru TB MDR di
indonesia setiap tahunnya. Diperkirakan 2% dari kasus TB baru dan 12% dari kasus TB
pengobatan ulang merupakan kasus TB MDR. Indonesia telah memulai program
MTPTRO sejak tahun 2009 dan dikembangkansecara bertahap ke seluruh wilayah di
indonesia sehingga seluruh pasien TB MDR dapat mengakses penatalaksanaan TB
MDR yang terstandart dan cepat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 13/MENKES/PER/II/2013 program MTPTRO merupakan bagian
integral dari program Pengendalian TB Nasional.
Dalam laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun
2012 dimama 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif.
Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang menderita TBMDR dan 170.000
orang diantaranya meninggal dunia. Proporsi kasus TB anak diantara semua kasus TB
secara global mencapai 6% pertahunnya.
Meskipun jumlah kasus TB dan jumlah kematian TB teteap tinggi untuk penyakit yang
sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta juga menunjukkan keberhasilan
dalam pengendalian TB. Peningkatan angka insiden TB secara global telah berhasil
dihentikan dan telah menunjukkan tren penurunan ( turun 2% per tahun pada tahun
2012), angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45% bila dibandingkan tahun
1990.
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain adalah kemiskinan
pada berbagai kelompok masyarakat seperti pada negara negara yang berkembang,
pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi dengan disparitas yang terlalu lebar sehingga
masyarakat masih mengalami masalah dengan kondisi sanitasi papan sandang dan
pangan yang buruk, beban determinan sosial yang masih berat seperti angka
pengangguran, tingkat pendidikan, pendapatan yang masih rendah yang berakibat pada
kerentanan masyarakat terhadap TB, kegagalan program TB, perubahan demografik
karena meningkatnya penduduk dunia dan perubahan struktur umur kependudukan,
besarnya masalah lain yang bisa mempengauhi tetap tingginya beban TB seperti
merokok gizi buruk diabetes, dampak pandemi HIV akan meningkatkan resiko kejadian
TB secara signifikan, kekebalan ganda terhadap obat anti TB semakin menjadi masalah
akibat kasus yang tidak berhasil disembukan yang kemudian menjadi epidemi TB yang
sulit ditangani.
3
Meningkatkan angka penemuan TB baru dan menurunkan resiko gagal
pengobatan dan MDR
b. Tujuan Khusus :
Meningkatkan penemuan TB baru
Meningkatkan kepatuhan dalam berobat.
Meningkatkan angka sucses rate ( 90 % ) di puskesmas kedundung.
6. SASARAN
Masyarakat
7. JADWALKEGIATAN
2019
Agust
Kegiatan
Febr
Nov
Sep
Des
Jun
Mar
Jan
Apr
Mei
Okt
Jul
P2TB X X X X X X X X X X X X
Pemeriksaan kontak TB
paru
4
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai jadwal
kegiatan,dengan pelaporanhasil hasil yg dicapai pada bulan tersebut.