Anda di halaman 1dari 15

PERADABAN AGAMA ISLAM DI DUNIA

Kelompok 1:
- Muhammad Azkiya Bahtsulkhoir - Pemateri
- Dede Popon - Moderator
- Nissah Amanah - Sekretaris 1
- Nena Febrianti - Sekretaris 2
- Andra Alfareza -
- Meka Faturrohman -

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Memahami Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin.

Dikutip dari laman Institut Agama Islam Negeri Surakarta karya Dr Ismail Yahya, M.A Islam
secara bahasa berarti damai, keamanan, kenyamanan, dan perlindungan. Sedangkan, secara
agama, Islam adalah manifestasi dari damai.

Islam rahmatan lil alamin adalah konsep abstrak yang mengembangkan pola hubungan antar
manusia yang pluralis, humanis, dialogis, dan toleran. Selain itu, konsep ini mengembangkan
pemanfaatan dan pengelolaan alam dengan rasa kasih sayang.

Sederhananya, maksud Islam rahmatan lil alamin adalah Islam sebagai rahmat bagi seluruh
alam semesta.

BAB 2
PEMBAHASAN

1. Peradaban Agama Islam di Benua Asia.

Asia adalah rumah bagi negara-negara yang memiliki populasi Muslim terbesar, dengan Asia
Barat, Asia Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah wilayah-wilayah yang memiliki
populasi Muslim yang signifikan. 62% populasi Muslim tinggal di Asia, dengan Indonesia,
Pakistan, India and Bangladesh merupakan empat negara dengan populasi Muslim dunia.

Dari benua Asia Islam pertama kali memancarkan sinarnya sejak masa kerasulan Nabi
Muhammad saw. Semula Islam hanya berkembang di Jazirah Arab dan sekitarnya, tetapi kian
lama Islam berkembang ke seluruh dunia.

a. India

Islam masuk ke India pada abad ke-7 bukti berkembangnya Islam di India adalah dengan
berdirinya kerajaan-kerajaan Islam serta peninggalannya.

Para sejarawan Timur Tengah berpendapat bahwa Islam masuk ke India pada abad ke-7,
lebih tepatnya pada masa Khalifah Umar bin Khattab (634-644).

Kala itu, Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan ekspedisi ke India yang bertujuan
menyebarkan agama Islam.

Pada tahun 644, setelah Khalifah Umar bin Khattab meninggal, pasukan Islam berhasil
menaklukkan Makran di Baluchistan.

Setelah berhasil menguasai Makran, islam berkembang pesat di India, terutama pada masa
Bani Umayyah.

Setelah masa Khulafaur Rasyidin, pengaruh Islam semakin disebarkan oleh Bani Umayyah,
yang melakukan ekspedisi ke India. Ekspedisi Bani Umayyah ke India dipimpin oleh
panglima militernya yang bernama Muhammad bin Qasim.

Dalam ekspedisi tersebut, pasukan Bani Umayyah yang berada di bawah pimpinan
Muhammad bin Qasim berhasil menguasai Sind. Setelah itu, orang-orang Arab mulai masuk
dan mengembangkan kehidupan di India pada tahun 871. Orang-orang Arab kemudian
mendirikan komunitas dan membaur dengan warga lokal, hingga Islam berkembang pesat.

Ditambah dengqn Kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di India di antaranya sebagai


berikut:
- Kerajaan Sabaktakin. Kerajaan ini berdiri di Ghazwah wilayah Afganistan di bawah
pimpinan Sabaktakin. Beliau mengembangkan agama Islam dan ilmu pengetahuan.
- Kerajaan Ghazi. Kerajaan Ghazi didirikan oleh Aliudin Hudain bin Husain (555 H / 1186
M), di Furoskoh, lereng gunung Afganistan. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada
masa Muhammad Abdul Muzafar bin husain Al Ghazi. Beliau memberi kemerdekaan orang-
orang Hindu dan berbuat baik terhadap budak-budak.
- Kerajaan Mamalik. Raja dari budak belian ini menyebarkan agama Islam di India. Beliau
mendirikan masjid raya di Delhi yang diberi nama ”Jami” dan menara yang tinggi dengan
nama ”Qhutub Manar” sekarang menjadi objek wisata.
- Kerajaan Keturunan Kilji. Kerajaan ini berdiri setelah menaklukkan Kerajaan Mamalik dan
sultannya bernama Alaudin dari Afganistan. Beliau tidak lama memerintah, karena muncul
kerajaan baru dari keturunan Taglak dari Turki.
- Kerajaan Taglak. Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir di India sebelum datangnya
bangsa Mongol. Di antara rajanya ialah Muhammad bin Taglak dan Firus Syah. Setelah
kerajaan Taglak berdiri, kemudian berdirilah kerajaan Mongol Islam di India. Syah Jihan
membangun ”Taj Mahal” di Agra sebagai penghormatan kepada permaisurinya yang cantik
dan dicintainya.

Umat Islam di India sekarang sekitar 100 juta jiwa yang berarti India negara ketiga terbesar
yang berpenduduk muslim, setelah Indonesia dan Pakistan. Di India pernah lahir para pemikir
handal, seperti Muhammad Iqbal, Syah Waliullah, Muhammad Ali Jinnah, Sayid Ahmad
Khan, Abdul Kadir Azad dan Sayid Amer Ali.

b. Pakistan

Mula-mula Pakistan merupakan wilayah India. Tuntutan Pakistan untuk berdiri sendiri


sebagai suatu negara Islam merdeka yang terlepas dari India sejak tahun 1900. Untuk
menyatikan langkah dalam upaya melepaskan diri dari India, didirikanlah organisasi Liga
Islam pada tahun 1906. sejak tahun 1916 organisasi ini di pimpin oleh Muhammad Ali Jinnah
dan ia di angkat menjadi Gubernur Jenderal pertama dominion Pakistan. Pada tahun 1947
baarulah negara Pakistan ini menjadi negara yang merdeka dengan bentuk republik. Pada
tahun 1971 di Pakistan terjadi perpecahan antara Pakistan Timurdan Pakistan
Barat.Perpecahan , ini berakhir dengan pemisahan pakistan Timur dari negara Pakistan yaitu
Bangladesh yang menjadi negara merdeka. Pada tanggal 17 april 1971 Republik Bangladesh
diproklamirkan sebagai negara merdeka dengan Mujibur Rachman sebagai persidennya. Pada
tahun 1974 Pakistan mengakui kemerdekaan Bangladesh dengan melalui penandatanganan
perjanjian antara Pakistan dan Bangladesh.
Agama Islam masuk di Pakistan sudah sejak lama, jauh sebeum Pakistan berdiri sendiri
sebagai suatu negara yang merdeka, yaitu pada masa pemerintah Kholifah Walid Bin Abdul
Malik (705-715) dari Daulat Bani Umayyah. Pada waktu itu daerah Sind diperintah oleh
keluarga Brahma suatu kasta dari agama Hindu. Rakyat yang di perintah oleh keluarga
Brahma ini merasa mendapatkan tekanan berat dari segi sosial dan ekonomi. Oleh karena itu
mereka mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah Islam di Damakus. Oleh
Kholifah Walid Bin Abdul Malik, dikirimlah pasukan islam di bawah panglima Muhammad
bin Qasim dan dapat menjalankan pemerintah di Sind dengan baik. Dengan pemerintahan di
bawah kepemingpinan Muhammad Bin Qasim, pada umumnya rakyat mendapatkan hak-hak
mereka baik dari segi agama, sosial dan ekonomi. Muhammad Bin Qasim memperlakukan
orang-orang Hindu dengan baik , antara lain dengan mengangkat menteri-menteri dan
pengawas-pengawas polisi dari kalangan mereka, tidak lama kemudian Muhammad Bin
Qasim di pangil oleh Kholifah Walid untuk di gantikan orang lain. Sejak keberangkatan
Muhammad Bin Qasim ke Damaskus, banyak bangsawan Hindu yang membrontak
terhadap kekuasaan Kholifah. ketika dinasti Abbasiyyah, Kholifah yang pertama
mengurimkan pasukan ke Sind untuk menggantikan Gubernur dari dinaasti Bani Umayyah.
Kemudian Kholifah yang kedua yaitu Al Mansur mengirimkan sebuah ekspedisi lagi dan
mendirikan kota Mansurah sebagai markas militer. Pada masa Kholifah Al Makmum dari
dinasti Abbasiyyah (813-833) banyak keluarga Arab yang berpindah ke Sind menjadi
propinsi yang di perintah oleh pangeran-pangeran kecil. Selanjutnya daerah Sind di perintah
oleh pemerintah Islam dari berbagai dinasti silih berganti sehingga banyak orang asli daerah
Sind yang masuk Islam.

Pada umumnya muslim Pakistan giat melakukan dakwah Islam, baik mereka yang berada di
dalam negri maupu yang ada di luar negri. Di Pakistan ada beberapa organisasi keagamaan,
misalnya golongan Maududi. Organisasi ini bermula dari salah seorang tokoh bernama Abul
A’la Al Maududi yang lahir pada tahun 1904 M.

Waktu mudanya ia pernah menjadi redaktur majalah kepunyaan kongres muslimin dan diakui
sebaga penulis yang baik. Banyak kaum intlektual Islam, terutama mereka yang belum
mendalami Barat saangat terpengaruh oleh tulisan-tulisan Al Maududi, sehingga ia dapat
mendirikan partai pada tahun 1941. Orang-orang yang di terima hanyalah orang-orang pilihan
yang di anggap memenuhi syarat-syarat minimal dari ajaran dan peraktek-peraktek Islam.
Yang akan menjadi anggota harus melalui masa percobaan. Tidak hanya yang masuk, tetapi
sejumlah besar menjadi simpatisan.

Organisasi keagamaan yang lain ialah Liga Muslimin yang sudah ada terlebih dahulu yang
berdiri pada tahun 1906. Organisasi ini berperan penting dalam usaha kemerdekaan Pakistan
dari india pada tahun 1947. Pada waktu itu yang menjadi pimpinan Liga Muslim ialah
Muhammad Ali Jinnah. Sekarang Liga Muslimin bukan hanya sebagai organisasi keagamaan
tetapi juga sebagai salah satu organisasi politik di Pakistan yang terkemuka.
c. Afganistan

Agama Islam masuk ke Afganistan sejak masa Khalifah Umar bin Khattab. Pada masa
Khalifah Usman bin Affan, Islam telah masuk ke Kabul, dan pada tahun 870 M Islam telah
mengakar di seluruh negeri Afganistan. Penduduk Afganistan 99 % beragama Islam.

Pada tahun 1933 muhammad Zahir Syah naik sebagai raja dan tahun 1953, Raja Zahir
mengangkat Muhammad Daud (kader komunis) sebagai perdana menteri.. Kemudian
munculah organisasi Perjuangan Gabungan Muslim yang bernama ”Juanan Muslim” yang
kemudian pada tahun 1968 berubah nama menjadi Al-Jamiah Al-Islamiyah di bawah
pimpinan Burhanudin Rabbani.

Uni Soviet (sekarang Rusia) semakin marah melihat perkembangan Islam itu. Kemudian pada
tahun 1972 di bawah pengaruh Uni Soviet, Muhammad Daud menggantikan Zahir. Pada
tahun 1978 Daud tewas dibunuh dan diganti oleh Nur Taraki sebagai Presiden. Akibatnya
timbul perjuangan mujahidin Afganistan.

Perjuangan mujahidin semakin kuat dengan bergabungnya tujuh organisasi menjadi satu
dengan nama ”Persatuan Mujahidin Islam Afganistan” yang mendirikan pemerintahan Islam
di Afganistan. Sebagai komando tertinggi ialah Abdu Rabbi Rasul Sayyaf.

Ulama-ulama terkenal yang lahir di Afganistan antara lain: Ibnu Hibban Al- Basti (ulama
Hadis dan Fiqih:342 H/952 M), Abu Bakar Ahmad Al-Baihaqi (penulis buku sejarah abad ke-
14), dan sebagai penggerak Pan Islamisme (abad 19) di Afganistan bernama Said Jamaluddin
Al-Afgani.

d. Tiongkok

Agama Islam masuk ke Wilayah Tiongkok sekitar abad ke-10, yaitu langsung dari bangsa
Arab dan para saudagar yang datang dari India. Agama Islam masuk ke Tiongkok melalui
perdagangan darat dan laut yang disebut jalan sutera. Adapun pertama kali terjadinya
penyebaran Islam di Tiongkok yaitu pada masa Dinasti Tang.

H. Muhammad You Nusi Maliangjie (68) adalah salah satu pemimpin Islam di cina yang
pernah berkunjung ke Indonesia. Beliau Imam besar Chin Cheen The She (Mesjid Agung) di
RRC Tengah.
Menurut You Nusi, jumlah umat Islam di Tiongkok sekarang sekitar 20 juta. Agama Islam di
Cina dapat berkembang dengan pesat, meskipun negara itu menganut komunis. Ada satu
kendala yang dirasakan umat Islam dalam pengembangannya, yaitu sistemkomunisme yang
membolehkan rakyatnya berproganda anti agama.

e. Singapura

Masuknya Islam ke Singapura diduga bermula dari kaum Muslim pendatang yang berprofesi
sebagai pedagang. Proses masuknya Islam di Singapura terjadi bersamaan dengan masuknya
para pedagang Muslim dari Arab dan Persia, yang berlangsung pada abad ke-8 hingga abad
ke-11.

Perkembangan Islam di Singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi politik
maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, yaitu ± 476.000
orang Islam. Sebagai pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di sana.

Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (Majelis Ulama Islam Singapura) yang
mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian,
kemasyarakatan dan kebudayaan Islam.

2. Peradaban Agama Islam di Benua Australia

Islam memang bukan merupakan agama mayoritas di Australia. Jumlah total umat Islam di
negeri kanguru tersebut hanya 500 ribu atau sekitar 3% dari jumlah penduduk total sebanyak
24 juta.

Meskipun demikian, Islam telah menjadi bagian dari kehidupan warga Australia. Islam juga
menjadi bagian sejarah dari negara berpenduduk asli bangsa Aborigin itu.

Di Islamic Museum Australia, yang berada di Anderson Road, Thornbury, Victoria,


dijelaskan detail tentang sejarah masuknya Islam di Australia. Ternyata, Islam pertama kali
dibawa oleh para pelaut dari Makassar ke Australia.
Pelaut-pelaut Makassar adalah yang pertama kali melakukan kontak dengan bangsa asli
Australia yaitu Aborigin. Mereka mendarat di Australia bagian utara sekitar tahun 1700an.
Kala itu mereka datang dengan sangat sopan dan meminta izin kepada penduduk asli.

Para pelaut dari Makassar itu datang untuk mencari teripang di pantai utara Australia, salah
satunya di daerah Arnhemland. Mereka datang pada bulan Desember dan menetap beberapa
lama di Australia untuk membeli teripang dari penduduk asli. Interaksi antara pelaut
Makassar dan para warga abrigin pun tak bisa dihindarkan.

Sebagian besar pelaut dari Makassar beragama Islam dan karena mereka berinteraksi dengan
suku asli, sehingga secara spiritual suku Aborigin di sebelah utara Australia terpengaruh
agama Islam yang dipeluk para pelaut.

Setelah itu, pengaruh Islam juga datang ke Australia dengan dibawa oleh para penunggang
unta yang datang dari Pakistan dan Afghanistan sekitar tahun 1870-1920. Para penunggang
unta yang berjumlah lebih dari 2.000 orang itu datang untuk bekerja di proyek pembangunan
jalur kereta yang tengah dikerjakan pemerintah Inggris. Kala itu unta dianggap sebagai
hewan yang sangat berguna untuk dijadikan alat angkut material.

Bahkan, masjid pertama di Australia didirikan pada masa itu.

Setelah itu, masuk ke tahun 1900an, Australia mulai didatangi buruh migran dari berbagai
negara di timur tengah dan Afrika. Para imigran itu kebanyakan berasal dari Turki, Albania,
Bosnia, Libanon dan beberapa negara lain di Afrika.

Jumlah imigran yang terus bertambah seiring berjalannya waktu membawa pengaruh Islam di
Australia. Hingga, Islam terus berkembang di negeri kanguru tersebut.

Hingga saat ini, Islam merupakan agama yang perkembangannya cukup pesat di Australia.
Jumlah pemeluk agama Islam terus bertambah dan jumlah masjid dan sekolah Islam pun
terus meningkat.

3. Peradaban Agama Islam di Benua Afrika

Pada tahun ke-5 dari kenabian, Rasulullah SAW memerintahkan beberapa orang sahabatnya
(berjumlah 15 orang: 11 laki-laki dan 4 wanita) untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia).
Hijrah ini dipimpin oleh Usman bin Maz’un yang bertujuan untuk menghindari penyiksaan-
penyiksaan dan menyelamatkan diri dari kaum kafir Quraisy serta mendakwahkan agama
Islam.

Selain itu, pada sekitar tahun ke-6 Hijrah, Nabi SAW mengutus sahabatnya Hatib bin Abi
Balta’ah untuk menyampaikan surat dakwah (seruan masuk Islam) kepada Muqauqis
(penguasa Mesir, Gubernur Romawi Timur). Islam akhirnya mulai menyebar ke negara-
negara Afrika Utara serta terjadi proses Islamisasi. Hal ini terjadi sekitar abad 7 – 8 M.

Adapun di Afrika Timur, faktor Islamisasi tampak jelas dengan kedatangan dan ekspansi
Islam ke Afrika Selatan, antara lain dilakukan oleh para budak Melayu yang dibawa oleh
orang-orang Eropa ke wilayah itu. Setelah dibebaskan dari Pulau Robben, tak jauh dari Cape
Town, pada tahun 1793, Imam Abdullah membuat petisi pertamanya untuk pembangunan
masjid. Saat itu, petisi tersebut sempat mendapat penolakan meski akhirnya memperoleh izin
dari Pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan masjid.

Ia pun menulis sebuah buku tentang yurisprudensi Islam pada 1781 dalam bahasa Melayu
dan Arab. Judul buku itu adalah Ma’rifa alIslam wa alIman. Buku ini memberi pengaruh
sosial dan keagamaan yang besar di kalangan komunitas Muslim di Cape Town. Pada 1793,
Imam Abdullah membangun sekolah Muslim pertama.

Pada masa awal kedatangannya di Cape Town, Islam adalah agama yang diawasi secara ketat
oleh penguasa. Pemerintah Hindia Belanda secara tegas melarang aktivitas Islam di tempat
umum, meski ibadah pribadi diperbolehkan. Tak ada komunitas Muslim yang diizinkan untuk
melakukan perkumpulan.

a. Habasyah(Etiopia)

Islam pertama kali berkembang di Habasyah bermula pada Rajab tahun kelima kenabian.
Saat itu, umat Islam di Makkah terus memperoleh perlakuan buruk dan dianiaya oleh kafir
Quraisy.

Karena tidak tahan melihat umat Islam menderita, Nabi Muhammad SAW suatu hari
mengumpulkan kaum muslimin dan bersabda:

“Jikalau kamu keluar hijrah ke negeri Habasyah adalah lebih baik, karena di sana ada seorang
raja yang di wilayahnya tidak ada seorang pun yang dianiaya sehingga Allah SWT
menjadikan suatu masa kegirangan dan keluasan kepada kamu, daripada keadaan seperti
sekarang ini.”
Berkat arahan dari Nabi Muhammad SAW, umat Islam di Makkah melakukan hijrah yang
pertama ke Habasyah, Afrika.

Raja Habasyah kemudian menyediakan suaka dengan tangan terbuka. Sejak itulah, Islam
tumbuh dan berkembang di Habasyah.

b. Mesir

Ekspansi Islam mencapai Mesir di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Saat itu,
Mesir berada di bawah kekuasaan Bizantium (Romawi Timur).

Perpecahan mazhab dan aliran Nasrani, serta sistem pemerintahannya yang tidak efisien di
wilayah Mesir menguntungkan umat Islam.

Pada 21 H atau 641 M, pasukan Islam yang dikomandoi panglima Amr bin Ash dapat
memukul mundur pertahanan pasukan Romawi.

Satu demi satu wilayah Mesir jatuh ke tangan umat Islam, mulai dari Peluse, Heliopolis,
hingga Aleksandria (Iskandariah).

c. Afrika Utara

Melanjutkan ekspansi yang dilakukan Umar bin Khattab, Afrika Utara jatuh ke tangan Islam
di masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan.

Pada 644 M, wilayah Barca di Afrika Utara diduduki pasukan Islam, selanjutnya Tripoli juga
menyerah.

Dua puluh tahun berikutnya, nyaris seluruh wilayah Afrika Utara, mulai dari Mesir hingga
Samudra Atlantik dikuasai umat Islam.
Pemerintahan Islam kemudian berkembang pesat di masa dinasti Umayyah. Di bawah arahan
gubernur Musa bin Nusair, Islam bahkan bisa menembus benteng pertahanan Spanyol
(Andalusia).

d. Afrika Barat

Jalur niaga dari Afrika Utara hingga Afrika Barat menyebabkan para pedagang bisa leluasa
mendakwahkan Islam kepada penduduk Afrika Barat, terutama di kerajaan Sudan.

Ketika banyak pejabat di kerajaan Sudan memeluk Islam, para penguasa di wilayah-wilayah
bawahan kerajaan juga turut memeluk Islam, seperti penguasa Kawkaw, Takrur, Ghana, dan
Bornu pada abad ke-10 dan 11.

Islam lantas menjadi agama di kalangan elit penguasa dan pedagang, yang kemudian
berpengaruh besar pada penyebaran berikutnya ke rakyat-rakyat Afrika Barat.

4. Peradaban Agama Islam di Benua Amerika

Islam di Benua Amerika masuk dari para imigran budak yang dikirim ke Amerika melalui
beberapa gelombang.

Islam diperkirakan masuk ke Benua Amerika jauh sebelum Columbus menemukan benua ini
pada 21 Oktober 1492.

Dikutip dari modul Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XII yang diterbitkan Kemendikbud
tahun 2019, dalam beberapa catatan sejarah, agama Islam diperkirakan sudah dipeluk oleh
sejumlah suku Indian seperti suku Iroquois dan Alqonquin sejak tahun 900 masehi.

Meski demikian, ada pula versi lain yang menyatakan Islam di Amerika masuk pada abad ke
16. Saat itu diketahui terdapat dua muslim pertama di Amerika Utara yang bernama
Estevanico dan Azamor.

Estevanico merupakan orang Berber dari Afrika Utara. Dia menjelajah ke Arizona dan New
Mexico dari Kerajaan Spanyol. Dan, Estevanico sampai ke Amerika sebagai budak
penjelajah Spanyol pada abad ke 16.
Di abad yang sama, banyak budak dari Afrika Selatan yang dikirim ke Amerika Utara sejak
tahun 1520. Jumlahnya sekira 500 ribu jiwa atau kurang lebih 4,4 persen dari total budak
yang mencapai 11.328.000 jiwa.

Kurang lebih 200 ribu jiwa budak yang dikirim ke Amerika Utara rata-rata berasal dari
negara yang sudah mengenal Islam.

Kehadiran orang Islam di Amerika diperkirakan makin banyak di antara tahun 1875 hingga
1912, sebagai gelombang pertama.

Mereka adalah imigran dari kawasan pedesaan di Suriah, Yordania, Palestina, dan Israel.
Dulunya negara tersebut bagian dari Suriah Raya di bawah kendali Kekhalifahan Turki
Utsmani (Ottoman).

Usai kekhalifahan ini runtuh pada Perang Dunia I (PD I), terjadi migrasi gelombang kedua
kaum muslimin Timur Tengah ke Amerika, yang juga dimulainya kolonialisme Barat ke
Timur Tengah.

Secara umum para peneliti sejarah berpandangan, kedatangan imigran ke Amerika melalui
beberapa periode atau gelombang berbeda inilah yang membuat penyebaran Islam di Benua
Amerika meluas.

Meski AS adalah negara yang menganut demokrasi liberal dan sekuler, namun di sana
memberikan kebebasan beragama bagi rakyat.

Awalnya Islam dinilai agamanya imigran Timur Tengah atau Pakistan di sejumlah kota. Tapi,
lambat laun, justru Islam makin menunjukkan eksistensinya.

Salah satunya, muncul kekuatan yang disebut Black Moslem dengan tokohnya bernama


Elijah Muhamad di Kota Chicago.

Sesuai namanya, orang-orang yang ada di dalamnya rata-rata muslim berkulit hitam.
Kelompok ini menuntut ada persamaan hak tanpa membedakan warna kulit seperti halnya
ajaran dalam agama Islam.
Black Moslem membawa pengaruh cukup luas. Banyak tokoh di AS kemudian masuk Islam.

Di antaranya orator ulung Malcom (Al Haji Malik Al Sabah), atau mantan petinju Casius
Clay yang kemudian berganti nama menjadi Muhammad Ali. Baik Ali maupun Malik,
keduanya turut mendakwahkan Islam di AS.

Sepeninggal Muhammad Ali, anaknya yang bernama Wallace Muhammad memegang


tongkat estafet selanjutnya.

Dia memegang organisasi Nation of Islam yang kemudian berganti nama menjadi World
Community of Islam in West di tahun 1976. Perubahan nama ini untuk menjangkau dakwah
lebih luas.

Di bawah kepemimpinannya, perkembangan Islam bertambah maju. Dakwah anti-rasial yang


diembannya sesuai ajaran Islam, mengetuk banyak orang untuk belajar agama ini yang tidak
mengenal perbedaan warna kulit hingga ras.

Meski umat Islam di AS mendapatkan tekanan serius usai serangan menara kembar WTC
pada 11 Sepetember 2001, ternyata tidak lantas membuat perkembangan Islam padam.

Shamsi Ali selaku Imam Besar Islamic Centre di New York saat itu, seperti dikutip laman
Antaranews menyebutkan, ada titik balik setelah kejadian tersebut.

Robert O Blake Jr yang menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
Amerika Serikat untuk Indonesia, menyatakan pada 9 Juli 2015, Islam berkembang sangat
pesat di AS.

Salah satu wilayah yang perkembangan Islamnya pesat ada di negara bagian Texas. Di
wilayah AS tersebut, Islam menjadi agama terbesar kedua yang diterima dan dihormati.

5. Peradaban Agama Islam di Benua Eropa

Masuknya Islam ke benua Eropa dimulai dari penaklukan kawasan semenanjung Iberia di
awal abad kedelapan. Kawasan Iberia ini terdiri dari Andalusia (Spanyol), Portugal, Andora,
Gibraltar, dan sedikit daerah Prancis.
Penaklukan kawasan Iberia ini dilakukan di masa dinasti Umayyah. Wilayah kecil dari Eropa
ini sempat mencicipi masa keemasan Islam.

Namun, pada abad ke-15, semenanjung Iberia diambil alih lagi melalui perang Salib. Sejak
saat itu, umat Islam terusir dari wilayah Iberia.

Kendati demikian, ajaran Islam sudah meninggalkan jejak yang cukup signifikan di sebagian
wilayah Eropa.

Dalam buku Islam: The Key Concepts (2007) yang ditulis Oliver Leaman dan Kecia Ali,
penduduk muslim di benua Eropa tergolong banyak, bahkan di Bosnia-Herzegovina dan
Albania, Islam adalah agama mayoritas yang dianut penduduknya.

a. Andalusia(Spanyol)

Penaklukan Andalusia seperti yang dijelaskan sebelumnya, berawal dari penaklukan pasukan
di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad. Ditambah lagi, usai peristiwa keruntuhan Keluarga
Kerajaan Umayyah di Damaskus, Suriah.

Salah satu keturunan mereka, Abdur Rahman, berhasil melarikan diri dan menyusup ke
Spanyol. Di sana, ia mendirikan Kerajaan Bani Umayyah yang mampu berdiri dari 193-458
H atau 756-1065 M.

Keberadaan Islam di Spanyol seakan menjadi pemicu perkembangan kebudayaan dan


peradaban di sana. Di masa itu, Spanyol kemudian menjadi pusat kebudayaan karena
berbagai mahasiswa dari belahan dunia menuntut ilmu di sana.

Tepatnya di Kota Granada, Cordova, Seville, dan Toledo. Di kota-kota ini pula melahirkan
para ilmuwan terkemuka seperti, Ibnu Bajjah yang merupakan ahli filsafat abad ke-12 dan
penafsir karya-karya Aristoteles. Kemudian Ibnu Rusyid, seorang ahli bintang sekaligus
dokter dan ahli filsafat.

Setelah kekuasaan Bani Umayyah di Spanyol berakhir, kekuasaan Islam kemudian digantikan
oleh dinasti-dinasti kecil. Seperti, Al Murabithin, Al Muhades, dan kerajaan Bani Amar.
Di tahun 1975, kelompok pemuda muslim di Spanyol atau Andalusia kemudian membentuk
komunitas masyarakat muslim di Cordova.

b. Rusia

Tidak berbeda jauh dengan Spanyol, Islam masuk Rusia ketika berada di bawah
pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada masa Dinasti Umayyah. Saat itu,
panglima Qutaibah bin Muslim berhasil menaklukkan Rusia.

Qutaibah juga menyebarkan dakwahnya ke penduduk di sana untuk memeluk agama Islam.
Keberhasilan Qutaibah ini dimulai pada tahun 86 H hingga 91 H, ditambah lagi usai berhasil
menguasai seluruh wilayah bahkan hingga mendekati perbatasan China.

Tidak hanya menyebarkan agama Islam melalui dakwah, Qutaibah juga mendirikan masjid
besar di Bukhara dengan nama Jami Qutaibah. Bahkan mengirim para ahli fiqih ke rumah-
rumah warga, sekaligus mengizinkan mereka menerjemahkan Al Quran dengan bahasa yang
mudah dipahami.

Umat Islam di Rusia sempat mengalami tekanan selama hampir tiga perempat abad setelah
dikuasai rezim Bolshevik. Meski demikian, Islam kemudian perlahan berhasil bangkit yang
terbukti dari mulai tingginya animo haji dan umrah serta minat mempelajari Al Quran di
sana.

c. Inggris

Masuknya Islam di Inggris juga terlahir dari dampak perkembangan Islam di Spanyol.
Khususnya, sejak pemindahan Universitas Islam Toledo di Spanyol ke Inggris.

Di Inggris ada tokoh yang disebut sangat berjasa dalam menyebarkan ilmu pengetahuan
agama Islam. Ia adalah Mozarabes yang kemudian mengganti namanya menjadi Petrus Al
Ponsi.

Pada masa itu, perkembangan Islam di Inggris dilakukan setiap hari libur seperti Sabtu dan
Minggu. Bahkan, mulai banyak berkembang organisasi-organisasi Islam di sana yakni,
1. The Islamic Council of Europe (Majlis Islam Eropa) berfungsi sebagai pengawas
kebudayaan Eropa

2. The Union of Moslem Organization (Persatuan Organisasi Islam Inggris)

3. The Asociation of British Moslems (Perhimpunan Muslim Inggris)

4. Islamic Fondation dan Moslem Institute. Keduanya bergerak di bidang penelitian,


beranggotakan orang-orang Inggris dan imigran.

Diketahui, pemeluk agama Islam di Inggris tidak hanya didominasi penduduk asli. Tapi juga
pendatang yang berasal dari Turki, Mesir, Cyprus, Yaman, Malaysia, imigran Arab, dan lain-
lain.

Menurut catatan The Union of Moslem Organization, jumlah pemeluk Islam kurang lebih
sebanyak 1,5 juta orang. Islam disebut sebagai agama nomor dua dengan penganut terbanyak
setelah Kristen.

BAB 3
PENUTUP

1. Kesimpulan.

Jadi dapat disimpulkan bahwasanya gelar Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin adalah
benar adanya karena Islam memang menjadi rahmat bagi seluruh dunia. Tidak adanya aturan
yang memaksa dan sulit, Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu
mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam semesta.l

Anda mungkin juga menyukai