NIM : 19105030098
Kelas : Ilmu Al Quran Tafsir “ C ”
Matkul : Akhlak dan Tasawwuf
Dosen : Drs. Mohammad Yusup. M.Si
Ada kisah dimana dulu mengalami keterpurukan yang sangat lama akibat
dipanggil nya kekasih ke hadirat-Nya, hari nya lebih sering digunakan untuk
menghabiskan air mata kesedihan, harinya diisi oleh ratapan kesedihan tak ada
kebahagiaan setelah musibah itu, harapan yang muncul tak ada sekalipun sepintas lewat
meskipun hanya menyapa, sungguh malang diri itu. Harapan yang diberikan yang
digaungkan semuanya hanya angin yang berhembus seperti malam penuh gelap.
Sampai dimana berfikir apa gunanya hidup apalagi doa dan harapan, tak berguna
semua yang ada hanya bagaimana kebahagiaan yang dulu kembali, Tuhan mungkin
marah dengan sikap hambanya ini yang terlalu dan melampui batas, manusia hanya lewat
seperti daun yang jatuh berserakan, sapaan orang hanya dengungan, hambanya ini lupa
dengan berbagai pengetahuan yang lama disematkan diotak lalu hilang entah kemana
setelah musibah ini terjadi.
Aku sadar ya Allah, Allah telah menawarkan cintanya padaku, berkata beliau
Habib Ali Aljufri “ Allah tawarkan cinta-Nya kepadamu, maukah kamu terima
tawarannya? Allah berfirman : derajat hamba yang kucinta tinggi
Ada kalanya Tuhan memang benar-benar menyindir diri ini agar tak angkuh
menjadi seorang hamba, dengan ujian yang diberi segalanya hanya untuk dan agar kita
berharap dan berdoa kepada-Nya, air mata harapan yang diangkat disetiap doa-doa yang
melangit mungkin lebih disukai Tuhan, Tuhan Maha Baik dengan segala kebaikannya.
Tuhan mengenaliku mungkin lewat perbuatanku padanya, tetapi diri ini berharap banyak
dengan segala curah kebaikannya dan kebaikannya.
“Pandanglah hari ini. Kemarin sudah menjadi mimpi. Dan esok hari hanyalah
sebuah visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi
kebahagiaan, dan setiap hari esok sebagai visi harapan” ketika harapan telah ada segelap
apapun jalan menuju tujuan maka secercah cahaya selalu menyertai, harapan selalu
mengembang dengan sempurna, rahmat Tuhan menyertai setiap perjalanan. Meraih
mimpi dan cita didepan mata semuanya kembali ke rahmat dan pertolongan Tuhan juga
perjuangan dan berbagai pengorbanan yang terjadi.
Tak ada lagi air mata kesedihan dengan tertanam nya Tuhan dalam setiap langkah
jejak hidup semua akan berjalan sesuai dengan tatanan, doa selalu mengembang tiada
henti, Benih tanaman kebahagiaan, harapan, keberhasilan, dan cinta itu semua akan
kembali dalam keadaan yang melimpah. Hidup terus berjalan. Sama seperti sinar matahari
yang selalu datang setiap pagi. Menyiratkan kegembiraan dan harapan baru.
Ada tawa yang hilang, ada senyuman yang punah. Ada harapan yang kian lama
kian pudar, menua, dan pada akhirnya mati. Seakan-akan kata ini tak ada lagi dalam otak
yang ada hanyalah setiap hamba setiap insan harapan dan doa yang menemani setiap
langkahnya hingga puncaknya dia wafat dalam keadaan bahagia penuh ridha Tuhannya.
Kini kuingin kembali
Kepada-Mu wahai Rabbul Izzati
Agar tentram selalu menaungi
Untuk sisa hidupku ini
Syair ini menandu memandu diri ini untuk berharap kembali padanya tak ada
tempat yang lebih baik dan tepat untuk kembali selain kembali kepadanya. Pendosa
seperti diri ini tak ada kembali yang tepat selain kepada Rabbul Izzati.
Doa dan harapan selalu mengembang menemani setiap langkah bagi mereka yang
mau berjuang untuk kedepannya, masa depan menunggu mereka yang mau berjuang,
kesuksesan menunggu mereka yang mau berkeringat untuk tujuannya. Dalam setiap
mimpi terngiang pesan serta doa kedua orang tua, yang selalu menginginkan harapan
seorang anak akan tercapainya cita-cita dikemudian hari. Bukan perihal hasil dari sang
anak, melainkan perihal bagaimana kebahagiaan anak pada masa mendatang dengan
kesuksesannya untuk bermanfaat kepada orang lain.
Niat, usaha, doa, tekad, serta konsisten dalam menggapai semua hasrat harapan
bagi diri yang muncul dalam setiap langkah, dari semangat keikhlasan kedua orang tua
serta dorongan dari keluarga yang selalu menjadi motivasi dalam menjalankan perjalanan
menggapai asa dan cita. Mustahil bagi diri ini tanpa adanya dukungan serta motivasi dari
mereka untuk menggapai harapan dan bangkit dalam impian rasa cita. Waktu terus
berputar dan berjalan mengikuti alur dari sang pencipta, duka dan gagal pasti ada dalam
setiap langkah. Namun, niat dan hasrat yang tidak kenal lelah yang selalu ku
persembahkan untuk kedua orang tua dan keluarga serta bangsa dan negara. Semua akan
berjalan pada waktu dan alur yang indah selama harapan yang berangkat dengan doa dan
dukungan. Dalam diri ini yakin bahwasanya Tuhan sang maha Pemurah dan dapat
mengabulkan setiap harapan dan doa setiap hamba-hamba-Nya.
Tidak ada seorang yang sukses tanpa pernah mengalami kegagalan, tidak ada
seorang pahlawan yang tidak pernah meninggalkan cucuran darah serta tangis, serta tidak
ada hamba yang tidak terdapat ujian serta cobaan dari Sang Pencipta. Semua perihal
waktu yang sudah ditentukan oleh-Nya, dalam rasa menanti dengan kesabaran serta
konsiten dalam berusaha menggapai angan harapan dalam perjuangan melawan waktu
yang didalamnya terdapat kegelisahan dalam kegagalan untuk merubah waktu menjadi
indah dan sejahtera. Betapa besar harapan diri ini dalam perjuangan lika-liku kehidupan
dunia.
“Harapan tanpa doa, sama halnya seorang yang sering kalah akan perjalanan
hidupnya. Namun, doa tanpa adanya harapan itu sama halnya seorang yang hidup dalam
kebingungan nyata”.