Anda di halaman 1dari 6

PEMBUATAN PUPUK DARI KULIT PISANG

Pupuk organik merupakan pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Pupuk
organik memiliki kandungan hara yang lengkap, dan juga terdapat senyawa-senyawa
organik lain yang bermanfaat bagi tanaman, misalnya asam humat, asam sulfat, dan lainnya.
Pupuk organik ini terdiri dari pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Salah satunya
pupuk organik cair ini yaitu pupuk cair dari kulit pisang yang dapat kita buat sendiri dirumah.
Kulit pisang yang akan dibuat pupuk organik ini mempunyai kandungan seperti kalsium,
fosfor, magnesium, sodium, dan sulfur, sehingga kulit pisang ini memiliki kemampuan yang
baik untuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Jika kita menggunakan kulit pisang
kepok sebagai pupuk cair, maka kandungan unsur hara yang terdapat dalam pupuk tersebut
yaitu C-Organik sebesar 0,55%, N-total 0,18%, P2O5 0,043%, K2O 1,137%, C/N 3,06% dan
mempunyai pH 4,5. Berikut tata cara pembuatan pupuk cair dari kulit pisang untuk tanaman
:

A. ALAT
1. EMBER
2. PISAU/ GUNTING
3. ALAT PENGADUK
4. SENDOK
5. BOTOL BEKAS

B. BAHAN
1. KULIT PISANG 1 Kg
2. GULA PASIR 1 SENDOK / GULA MERAH 100 GRAM
3. EM 4 = 1 TUTUP BOTOL
4. AIR 1 LITER

C. CARA MEMBUAT

1. Pertama, bersihkan dahulu botol-botol bekas yang akan digunakan


2. Kedua, kulit pisang dihaluskan dengan cara diblender. Namun jika tidak ada blender,
bisa dengan cara mencincang kulit pisang menjadi potongan yang sangat sangat
kecil.
3. Selanjutnya, gula pasir dimasukkan kedalam botol dengan perbandingan gula pasir :
volume botol (1 sendok : 250 ml).
4. Gula tersebut dilarutkan dengan air bersih di dalam botol (volume air bebas)
5. Kulit pisang yang telah dihaluskan, dimasukkan ke dalam botol bekas yang telah
berisi larutan gula pasir.
PRAMUKA SMPN 1 TEMBILAHAN
REGU ELANG DAN BOUGENVILLE
6. Selanjutnya air ditambahkan kedalam botol hingga batas leher botol.
7. Setelah itu botol dapat ditutup dengan rapat dan setelah itu didiamkan lebih dari 7-
10 hari.
8. Tutup botol dibuka setiap hari agar gas yang terkandung di dalam botol dapat keluar.
9. Pupuk pun dapat langsung digunakan pada tanaman setelah didiamkan lebih dari 7
hari.

Selain itu, sebagai pengganti gula pasir, dapat digunakan EM4 pada pembuatan pupuk cair
ini dengan :

1. Menyiapkan kulit pisang dan air 1 kg : 1L.


2. Kulit pisang dihaluskan dan dimasukkan kedalam wadah.
3. Selanjutnya larutan EM4 dicampurkan ke dalam kulit pisang halus dan air yang telah
bercampur dengan rata.
4. Pupuk ini didiamkan selama 3-4 hari lamanya.
5. Setelah itu pupuk pun dapat digunakan dengan diencerkan terlebih dahulu yaitu 1 L
air diencerkan dengan 5 L air.

Untuk pengaplikasiannya dapat digunakan 2 minggu sekali pada masa pertumbuhan

PRAMUKA SMPN 1 TEMBILAHAN


REGU ELANG DAN BOUGENVILLE
PEMBUATAN PUPUK CAIR NASI BASI

Alat:
 Sarung tangan latex
 Wadah untuk nasi basi
 Ember atau baskom
 Botol bekas air kemasan
 Corong
Bahan:
 Nasi basi
 Air (direkomendasikan menggunakan air hujan karena tidak mengandung pengawet,
tawas, atau klorin)
 Molase (tetes tebu), gula merah, atau gula pasir.

Tahap I.

1. Nasi bekas atau nasi basi kita buat bulat sebesar bola pimpong, sebanyak 3-4
bulatan.
2. Setelah itu, nasi basi yang telah dibentuk bulat sebesar bola pimpong kita simpan di
dalam wadah (kaleng/botol plastik) kemudian ditutup rapat.
3. Letakkan botol berisi nasi basi ditempat yang tidak langsung terkena sinar matahari.
4. Setelah 1 minggu, nasi basi akan ditumbuhi jamur (cendawan) yang berwarna merah
hingga kekuning-kuningan.

PRAMUKA SMPN 1 TEMBILAHAN


REGU ELANG DAN BOUGENVILLE
Gambar 2. Pembuatan Bola Nasi sebagai bahan utama MOL

Tahap II.

1. Siapkan botol kapasitas  2 ltr air.


2. Masukan nasi basi yang telah ditumbuhi jamur kedalam botol.
3. Buat larutan air bercampur gula pasir atau sirop manis. Perbandingan antara air dan gula
pasir atau sirop manis adalah; 1,5 ltr air : 5 sendok gula pasir atau sirop manis. Gula adalah
sumber makanan dan hidupnya bakteri yang ada di jamur.
4. Masukkan larutan air gula pasir atau sirop kedalam botol yang berisi nasi basi yang telah
ditumbuhi jamur.
5. Botol yang berisi campuran nasi basi dan gula pasir atau sirop lalu ditutup.
6. Setelah 4 hari, botol dibuka sambil dikocok, agar nasi basi dan gula bercampur rata. Perlu
diperhatikan dalam mengocok larutan, agar sesekali botol dibuka agar kandungan gas-gas
yang ada dalam botol dapat keluar. Tekanan gas yang ada di dalam botol cukup tinggi,
hingga cukup mengejutkan bila tutup botol dibuka selesai cairan pupuk dikocok.
7. Tutup kembali botol, dan simpan kembali.
8. MOL sudah dikatakan siap pakai, apabila tercium bau masam manis seperti tapai yang
keluar dari dalam botol hasil fermentasi nasi basi dan gula pasir.
9. Saring cairan MOL dengan kain kasa, kemudian masukan kedalam botol, dan MOL siap
untuk dipakai atau dipasarkan.
10. Ampas sisa MOL bisa dimanfaatkan kembali yaitu dengan menambahkan cairan gula
seperti yang telah tertera di atas.

Takaran Mikroorganisme Lokal (MOL) sebagai pupuk Cair

PRAMUKA SMPN 1 TEMBILAHAN


REGU ELANG DAN BOUGENVILLE
Membuat pupuk cair MOL ukuran 1-2 liter dibutuhkan 3-4 bulatan nasi basi yang telah
difermentasikan dan dicampur dengan larutan 2 liter air serta 5 sendok gula pasir. Jika ingin
mendapatkan pupuk cair yang lebih banyak, kita tinggal melipat gandakan saja
perbandingan antara nasi basi dan larutan gula pasir

PUPUK BIOSAKA

BAHAN
Berbagai Jenis Rumput/ tanaman kaya nutrisi

Alat
- Ember
- Botol Bekas

 Bahan alami Biosaka adalah ekstrak hasil remasan berbagai macam tanaman sehat yang
tumbuh di sekitar areal pertanaman yang sudah mampu beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Dijelaskannya bahwa terdapat tiga tahap penting yang harus diperhatikan dalam
pemanfaatan bahan alami Biosaka. Pertama, pemilihan bahan yang tepat yaitu
memanfaatkan berbagai macam dedaunan atau rerumputan yang kondisinya sehat, artinya
tidak terlihat adanya lubang-lubang atau bercak-bercak yang menunjukkan bekas gigitan
serangga atau serangan HPT. Kedua, proses pembuatan, yaitu dengan cara meremas (tidak
menghancurkan) dedaunan atau rerumputan di dalam air sampai tercampur secara
homogen (tidak mengendap, tidak berubah warna menjadi bening dan tidak mengeluarkan
gas meskipun disimpan dalam waktu yang lama), Ketiga, adalah aplikasi di lapangan yaitu
dengan penyemprotan pada waktu dan cara yang tepat, seperti penyemprotan dengan
pengabutan dan tidak disemprotkan secara langsung ke tanaman.

Untuk tahapan pertama adalah memilih rumput yang baik yang bisa dijadikan Biosaka,
rumput yang ada di sekitar atau rumput yang ada di pematang sawah yang paling sehat,
yang paling subur sehingga bisa diperas untuk dijadikan Biosaka.

PRAMUKA SMPN 1 TEMBILAHAN


REGU ELANG DAN BOUGENVILLE
Tahap selanjutnya adalah bagaimana cara meremas yang benar.Caranya adalah, bahan baku
Biosaka ditaruh di ember setelah itu dicampur air saja, tidak dicampur dengan bahan
apapun, tidak divermentasi, hanya diremas-remas selama 10 hingga 15 menit, setelah itu
baru bisa dipraktekkan untuk menyemprot.

PRAMUKA SMPN 1 TEMBILAHAN


REGU ELANG DAN BOUGENVILLE

Anda mungkin juga menyukai