Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh :
SITI MUSROFAH
NIM: 100046219663
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh:
Siti Musrofah
NIM: 100046219663
Di Bawah Bimbingan
i
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ
KATA PENGANTAR
puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala taufik dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya yang telah
menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan
memenuhi salah syarat dan gelar Sarjana Ekonomi Islam, Fakultas Syariah dan
Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran
Dalam proses pembuatan skripsi ini, berbagai tantangan penulis hadapi, namun,
berkat segala keajaiban yang Allah SWT limpahkan, dan berbagai dorongan dan
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
Ketua dan Sekretaris Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syahid.
terima kasih atas kesabaran tiada batas, sujud dan bakti ananda selalu till
the end. Segala dorongan, semangat, nasehat dan cinta kasih sayang with
the unique way yang diberikan dengan tulus dan ikhlas akan menjadi
anugerah yang sangat berharga dan tak ternilai dalam diri penulis. Ananda
5. My Beloved Brother and Sister, Ka Haji Subki my hero, thanks for always
parents for me, thanks for love and care. Ka Ukung my “kangkung”
thanks for everything you gave to me, it mean so much for me. Teh Ijah
Teh Engkom The Iron Woman, suka duka pernah kita lalui bersama,
nobody knows me better than U sis, love U always. Teh Ipit dan Ka
sekelilingnya.
Najma Tsaqifa, Qisthi Reva, Moh Faqih Nurizal, Akmal Abdullah Azzam,
7. Untuk sahabat yang selalu setia mendampingi for better or worst D-Echi
and Ka Fika, Lulun, Dian and Sunny, I_One & Central Group Komputer,
Amira Dan semua angkatan 2000 yang telah mengisi hari-hari, Yuyun,
Harapan penulis, semoga semua pihak yang telah berjasa membantu dalam
menyelesaikan studi dan skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
E. Sistematika Pembahasan................................................................ 10
A. Pengertian Waralaba..................................................................... 36
SISTEM WARALABA
a. Urgensi. ............................................................................................ 54
b. Analisis Penulis................................................................................ 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 70
B. Saran .............................................................................................. 72
PENDAHULUAN
Hukum Islam adalah suatu peraturan (syariat) yang diturunkan Allah SWT
untuk kemaslahatan umat manusia agar dapat hidup tenang, damai, tentram dan
kegelapan. Dia mengutus para Rasul-Nya diberbagai bangsa dan sepanjang waktu
untuk menjelaskan dan menunjukkan kepada umat jalan yang ma’ruf dan jalan
yang munkar, yang benar dan yang salah. Semua ajaran secara bertahap dibawa
oleh para Rasul-Nya saling memperkuat hingga ajaran terakhir yang dibawa oleh
dan diamalkan oleh manusia dalam mencari kebahagiaan. Ajaran itulah yang akan
membimbing manusia kejalan yang benar menuju kepuasan hakiki yang diridhai
pribadi dan masyarakat, kebahagiaan ketika hidup di dunia dan di akherat nanti.
Semua upaya dan cara untuk mencapai kepuasan itu adalah maslahah.
maslahah. Oleh karena itu, ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW yang
Maslahah itu berupa rahmat, karena itu dia mendatangkan kedamaian dan
☺ ⌦ ⌧
☺
⌧
⌧
☺ ☺
Artinya: “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah dengan karunia
Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.”
yang begitu besar bagi manusia dalam hidup dan penghidupannya. Maka apabila
kita meneliti dan memperhatikan ayat-ayat al-Quran akan ditemukan banya sekali
Akan tetapi, bagi masyarakat yang jauh dari nabi, tentu situasi demikian
merupakan suatu hal yang sulit. Untuk itu Rasulullah SAW mengizinkan orang
Bila kita kembali membuka lembaran sejarah, sejak semula hukum Islam
baru dalam segala bidang, terutama bidang sosial, budaya, sains dan teknologi,
bermunculan.
berkembang, dan selama itu syariat Islam masih cocok disetiap waktu dan tempat
serta masih harus menetapkan hukum setiap perkara manusia, terutama zaman
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pada dasarnya hukum Islam itu hanya
1
Yusuf Qardhawi, Ijtihad Dalam Syariat Islam; Beberapa Analisis Tentang Ijtihad
Kontemporer, (Jakarta: Bulan Bintang), hal. 132
berkembang, maka timbullah berbagai macam istilah-istilah dalam penggalian
hukum Islam (metode istinbath) yang dimunculkan oleh para mujtahid, sehingga
dikenallah istilah sebagai hukum primer dan hukum sekunder. Hukum primer
yaitu hukum-hukum yang telah disepakati oleh jumhur ulama (quran, sunnah,
ijma, dan qiyas), dan sumber hukum sekunder, yaitu sumber-sumber hukum yang
Salah satu dari sumber hukum sekunder dalam Islam akan dibahas secara
lebih detail, yaitu maslahah mursalah. Secara umum maslahah mursalah adalah
hukum yang ditetapkan karena tuntutan maslahah yang tidak didukung maupun
diabaikan oleh dalil khusus, tetapi masih sesuai dengan maqashid syari’ah
ada nashnya. Disamping itu, maslahah mursalah juga menjadi jalan dalam
menetapkan aturan yang harus ada dalam perjalanan hidup umat manusia, agar
sesuai dengan maqashid syariah ammah (pemeliharan terhadap agama, jiwa, akal,
keturunan dan harta), dan satu perbuatan yang pada intinya untuk memelihara
tetapi juga masalah muamalah. Dan kali ini penulis berusaha menyoroti konsep
maslahah mursalah dari sisi muamalahnya (dalam hal ini lebih ditekankan lagi
sebenarnya telah ada pada suri tauladan Nabi Muhammad SAW. Pada waktu
beliau masih kecil, Rasul bekerja menjadi seorang pengembala kambing demi
menjaga kehormatan dan harga dirinya agar tidak menjadi beban bagi orang lain.
Pada saat usia beliau 12 tahun, beliau melakukan perjalanan ke Syiria bersama
Abu Thalib, disinilah beliau banyak belajar mengenai bisnis perdagangan dari
pamannya, hingga akhirnya beliau berdagang sendiri ke kota Mekkah demi untuk
Mekkah yang tidak sanggup memutar uangnya, sehingga mereka memberi dana
sistem profit sharing (bagi hasil), seperti yang pernah dilakukan Siti Khadijah.
Hubungan kemitraan yang terjadi saat itu sangat sederhana dan dapat
zaman yang semakin hari semakin canggih dan modern, sistem perdagangan
menjadi lebih kompleks lagi. Misalnya bisnis dengan sistem E-Commerce dan
Franchising (waralaba) yang pada masa Rasul tentu saja tidak ada.
pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak kekayaan
intelektual atas penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan
dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa, dimana pemberi
Konsep waralaba muncul sejak 200 SM. Saat itu, seorang pengusaha Cina
tertentu. Pada era modern, waralaba berkembang di Amerika Serikat pada tahun
1863 yang dilakukan oleh penjahit SINGER dan kemudian diikuti Coca Cola
(menjadi agen tunggal pemilik merk). Pada awal perkembangan bisnis waralaba
di Indonesia yang bergerak di bidang fast food, yaitu restoran cepat saji yang
usaha baru. Tak hanya bisnis waralaba lokal seperti Ayam Bakar Wong Solo dan
Es Teler 77, bahkan waralaba mancanegara pun semakin marak seperti KFC, Mc
Franchise tidak hanya menjamur pada segmen food and beverages, namun
juga sudah merambah pada bidang lain dunia usaha, seperti wardrobe (pakaian),
book store, furniture, salon dan kecantikan, kosmetika, gym dan kesehatan dan
dalam lagi tentang franchising dan manfaatnya bagi peluang usaha di bumi
bentuk penulisan skripsi dengan tema “Konsep Maslahah Mursalah Dalam Dunia
dan agar permasalahan tidak melebar dalam penulisan skripsi ini, maka saya
sistem waralaba,dan bisnis dengan sistem waralaba yang sesuai dengan Maslahah
2. Maslahah apa sajakah yang dapat ditarik dengan adanya konsep bisnis
waralaba?
3. dan, apakah sistem waralaba sesuai dengan Maslahah Mursalah dalam Ushul
Fiqh?
dengan sistem copy and develop yang dicontohkan oleh usaha waralaba dan
banyak sekali sisi positif/ maslahah yang dapat dipetik dari usaha waralaba ini.
Penulisan skripsi ini juga merupakan wujud dari tanggung jawab penulis
pada Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Muamalah dalam rangka
Ekonomi Islam.
tentang Maslahah Mursalah dalam Ushul Fiqh yang dapat menjadi hujjah
melalui konsep Maslahah Mursalah dalam Ushul Fiqh dan manfaat apa saja
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pencarian data adalah penelitian
membaca buku-buku, terutama Ushul Fiqh, baik yang langsung maupun tidak
membahas tentang franchise, serta sumber lain yang ada kaitannya dengan
pembahasan ini.
demikian dapat menarik suatu kesimpulan bahwa maslahah mursalah ini dapat
dipakai sebagai salah satu sumber hukum Islam yang sangat efektif dalam
Dan secara umum hukum Islam tetap aktual dalam menghadapi segala
hidup manusia dari masa ke masa, dalam arti bahwa hukum Islam tetap cocok dan
sesuai dengan segala zaman dan semua tempat, musaayiran likulli zamaan wa
pedoman penulisan skripsi fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah
E. Sistematika Pembahasan
Dalam penulisan skripsi yang berjudul “Konsep Maslahah Mursalah
sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, yang masing-masing tersusun
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
I. Metode Penelitian
J. Sistematika Pembahasan
F. Pengertian waralaba
G. Sejarah waralaba
A. Urgensi
B. Analisis Penulis
BAB V : Penutup
C. Kesimpulan
D. Saran
BAB II
1. Pengertian
Secara etimologis term “Maslahah Mursalah” terdiri atas dua suku kata,
yang secara arti kata berarti “baik” lawan kata dari “buruk” atau “rusak”. Ia
adalah mashdar dengan arti kata shalāh yaitu “manfaat” atau “terlepas dari
padanya kerusakan.”2
manusia“. Dalam arti yang umum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi
keuntungan atau ketenangan; atau dalam arti menolak atau menghindarkan seperti
2
PROF. DR. H. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet
I, Jilid II, hal. 323
3
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: 1976), Huruf M,
hal. 635
menolak kemudharatan atau kerusakan. Jadi, setiap yang mengandung manfaat
syariat tetapi sering didasarkan kepada kehendak hawa nafsu, misalnya, di zaman
jahiliyah para wanita tidak mendapatkan bagian harta warisan yang menurut
mereka hal tersebut mengandung kemaslahatan dan sesuai dengan adat istiadat
mereka, tetapi pandangan ini tidak sejalan dengan kehendak syara’, karenanya
tidak dinamakan maslahah. Oleh sebab itu, menurut Imam al-Ghazali, yang
4
Op. Cit. hal. 324
5
Drs. H. Ahmad Mukri Aji, MA., Pandangan al-Ghazali Tentang Maslahah Mursalah,
Jurnal Ahkam, IV, 08, (Jakarta: 2002), hal. 38
6
Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 324
dijadikan patokan dalam menentukan kemaslahatan itu adalah kehendak dan
Tujuan syara’ yang harus dipelihara tersebut ada lima bentuk, yaitu:
memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Apabila seseorang melakukan
suatu perbuatan yang pada intinya untuk memelihara ke lima aspek tujuan syara’
Dalam kaitan dengan ini, al-Syatibi mengartikan maslahah itu dari dua
pandangan, yaitu dari segi terjadinya maslahah dalam kenyataan dan dari segi
a. Dari segi terjadinya maslahah dalam kenyataan, berarti sesuatu yang kembali
tersebut dapat disimpulkan bahwa maslahah itu adalah sesuatu yang dipandang
kerusakan pada manusia, sejalan dengan tujuan syara’ dalam menetapkan hukum.
dalam pengertian bahasa (umum) dengan maslahah dalam pengertian hukum atau
syara’. Perbedaannya terlihat dari segi tujuan syara’ yang dijadikan rujukan.
Maslahah dalam pengertian bahasa merujuk kepada tujuan pemenuhan kebutuhan
hawa nafsu. Sedangkan pada maslahah dalam artian syara’ yang menjadi titik
bahasan dalam Ushul Fiqh, yang selalu menjadi ukuran dan rujukannya adalah
tujuan syara’ yaitu memelihara agama, akal, keturunan, dan harta benda, tanpa
telah terjadi perbedaan di kalangan ulama Ushul Fiqh. Sebagian ulama ada yang
Istishlāh “.7
2. Macam-macam al-Maslahah
akal dalam menilai baik buruknya sesuatu, bukan pula dapat mendatangkan
kenikmatan dan menghindarkan kerusakan; tetapi lebih jauh dari itu, yaitu bahwa
apa yang dianggap baik oleh akal juga harus sejalan dengan tujuan syara’ dalam
menetapkan hukum, yang berkaitan –secara langsung atau tidak langsung- dengan
lima prinsip pokok kehidupan bagi kehidupan manusia, yaitu: agama, jiwa, akal,
7
Drs. H. A. Mukri Aji, MA., Op. Cit. hal. 40
keturunan dan harta. Juga dapat dilihat dari segi tingkat kebutuhan dan tuntutan
apa-apa bila satu saja dari prinsip yang lima itu tidak ada. Segala usaha yang
secara langsung menjamin atau menuju pada keberadaan lima prinsip tersebut
Memeluk agama adalah hak dan fitrah individu setiap manusia yang
tidak dapat dipungkiri dan sangat dibutuhkan oleh umat manusia. Untuk
umat manusia, baik yang berkaitan dengan aqidah, ibadah dan muamalah.
Hak hidup juga merupakan hak paling asasi bagi setiap manusia.
Dalam hal ini adalah kemaslahatan, keselamatan jiwa dan kehidupan manusia,
Allah telah mensyariatkan berbagai hukum yang terkait dengan hidup dan
Demikian pula halnya akal, wajib untuk dipelihara dan dijaga, karena
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Oleh sebab itu
8
Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 327
Berketurunan juga merupakan masalah pokok bagi manusia dalam
itu Allah mensyariatkan nikah dengan segala hak dan kewajiban yang
Kemudian harta, hal ini pun merupakan sesuatu yang pokok dalam
secara langsung bagi pemenuhan kebutuhan pokok yang lima (dharuri), tetapi
secara tidak langsung menuju kearah sana, seperti dalam hal yang memberi
Seperti dalam bidang ibadah, orang yang sedang sakit atau dalam
puasa yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain setelah ia sembuh atau
⌧ ☺ ...
⌧
...
Artinya: “...Dan siapa saja diantara kamu yang sakit atau sedang dalam
perjalanan (musafir) hendaklah ia berpuasa di hari-hari yang
lain....”
kepadanya tidak sampai pada tingkat dharuri, juga tidak sampai pada tingkat
kebersihan, menutup aurat, berhias dan berbagai hal yang baik lainnya. Dalam
sedekah dan amalan baik lainnya. Dalam dunia keluarga, telah ditetapkan
agar orang tidak melakukan jual beli benda-benda yang najis, benda-benda
Dharuriyah yang lima itu juga berbeda tingkat kekuatannya, yang secara
berurutan adalah; agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Perbedaan tingkat
dalam hal ini harus didahulukan dharuri atas haji dan didahulukan haji atas
tahsini.
umat.
yang diakui syar’i secara tegas dengan dalil yang khusus baik langsung
9
Wahidul Kahhar, Efektivitas Maslahah Mursalah Dalam Penetapan Hukum Syara,
(Thesis, Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2003), hal. 23
10
. Drs. Romli SA, M. Ag., Muqaranah Mazahib fil Ushul, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 1999), Cet I, hal. 162
mupun tidak langsung yang memberikan petunjuk pada adanya maslahah
perempuan yang sedang haid dengan alasan itu adalah penyakit. Hal ini
perempuan, disebut munaasib. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah dalam
... ☺
Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haid, katakanlah bahwa haid
itu adalah penyakit; oleh karenanya jauhilah perempuan yang
sedang haid....” (Q.S.al-Baqarah/ 2: 222)
Munāsib Mula’im, yaitu tidak ada petunjuk langsung dari syara’ baik
dalam bentuk nash atau ijma’ tentang perhatian syara’ terhadap maslahah
11
. Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 329
menetapkan hukum yang disebutkan, namun ada petunjuk syara’ bahwa
keadaan itulah yang ditetapkan syara’ sebagai alasan untuk hukum yang
dengan alasan anak gadisnya itu “belum dewasa“. “Belum dewasa“ ini
menjadi alasan bagi hukum yang sejenis dengan perwalian dalam harta milik
anak kecil.
nash. Dengan kata lain, maslahah yang tertolak karena ada dalil yang
ketentuan nash yang jelas dan rinci, sebagaimana firman Allah dalam Quran
Surat an-Nisaa’/4: 11
⌧
...
Artinya: “Untuk anak-anak kamu Allah telah menetapkan bagi kamu (tentang
pembagian harta pusaka), yaitu bagi seorang anak laki-laki sama
dengan dua orang anak perempuan....” (Q.S. an-Nisaa/ 4: 11)
seorang anak laki-laki sama dengan dua orang anak perempuan. Misalnya
sekarang adalah bagaimana jika harta warisan itu dibagi sama rata, intinya
seorang anak laki-laki sama bagiannya dengan anak perempuan, dengan
yang secara eksplisit tidak ada satu dalil pun, baik yang mengakuinya maupun
yang menolaknya. Secara lebih tegas maslahah mursalah ini termasuk jenis
maslahah yang didiamkan oleh nash. maslahah mursalah ini terus tumbuh
berikut:
“Apa-apa (maslahah) yang tidak ada bukti baginya dari syara’ dalam
memperhatikannya.”
“Maslahah Mursalah adalah maslahah yang tidak ada dalil syara’ datang
12
Ibid, hal 333
3. Muhammad Abu Zahrah memberi rumusan sebagai berikut
“Maslahah yang selaras dengan tujuan syariat islam dan petunjuk tertentu
b. Apa yang baik menurut akal itu, juga selaras dan sejalan dengan tujuan
c. Apa yang baik menurut akal dan selaras pula dengan tujuan syara’
tersebut tidak ada petunjuk syara’ secara khusus yang menolaknya, juga
hujjah sangat berhati-hati dan memberikan syarat-syarat yang begitu ketat, karena
Yang dimaksud dengan ini, yaitu agar dapat direalisasi pembentukan hukum
maslahah yang dapat didatangkan oleh pembentukan hukum itu, maka ini berarti
adalah didasarkan atas maslahah yang bersifat dugaan, contoh maslahah ini
adalah maslahah yang didengar dalam hal merampas hak suami untuk
menceraikan istrinya, dan menjadikan hak menjatuhkan talak itu bagi hakim
beberapa orang saja. Apabila demikian maka hal tersebut tidak dapat
atau prinsip yang telah ditetapkan oleh nash atau ijma’ dalam artian bahwa
13
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta: PT. Rineka Citra, 1990), hal. 101,
Lihat: Amir Syarifuddin, Op. Cit. hal. 337, Lihat Juga: Jurnal Ahkam, Op. Cit., hal. 41, dan Lihat:
Drs. Romli SA, M. Ag., Op. Cit., hal. 165-166
maslahah tersebut adalah maslahah yang hakiki dan selalu berjalan dengan
tujuan syara’ serta tidak berbenturan dengan dalil-dalil syara’ yang telah ada.
seandainya masalahnya tidak diselesaikan dengan cara ini, maka umat akan
sebagai salah satu metode penetapan hukum, beliau tidak begitu saja
1. Maslahah itu haruslah satu dari lima kebutuhan pokok. Apabila hanya
secara utuh, bukan hanya sebagian orang atau hanya relevan dalam keadaan
tertentu.
sebagai berikut:15
14
Dr. Yusuf Qardhawi, Keluwesan Dan Keluasan Syariat Islam: Dalam Menghadapi
Perubahan Zaman, (Jakarta: Pustaka Firdaus, Agustus, 1996), Cet I, hal. 24
15
. Ibid, hal. 26
2. Maslahah itu harus sejalan dengan tujuan-tujuan umum syariat, tidak
bertentangan dengan salah satu prinsip pokok atau dalil qath’I nya.
3. Maslahah itu dimaksudkan untuk menjaga hal-hal yang bersifat dharuri atau
syariah, dimana maslahah tersebut tidak bertentangan dengan dasar dan dalil
sehungga tidak ada tempat untuk maslahat dalam masalah ta’abuddiyyah dan
dalam agama.
16
. Wahidul Kahhar, Op. Cit., hal. 36
dilakukan ulama ini adalah keberanian menetapkan dalam hal-hal yang pada
Tidak seorang pun yang menyangkal bahwa syariat Islam itu dimaksudkan
Pokok dan prinsip kemaslahatan itu sudah digariskan dalam teks syariat
dengan lengkap dan telah berakhir sejak wafat Nabi Muhammad SAW. Alat dan
Kemaslahatan hidup manusia yang ada hubungannya dengan situasi dan kondisi
di zaman Nabi, langsung mendapat pengakuan dan pengesahan dari teks syariat
kalau itu dibenarkan, dan dibatalkan kalau tidak dibenarkan. Maslahah yang
orang setelah Nabi wafat, sedangkan teks syariat tidak pernah menyinggung
masalah yang seperti itu. Inilah lapangan penggunaan maslahah mursalah yaitu
kemaslahatan hidup manusia menurut yang dialami dan dirasakan oleh manusia
17
Chatib Muardi, Maslahah Mursalah Sebagai Pertimbangan Ijtihad Mengembangkan
Hukum Yang Relevan Dengan Kebutuhan Masa Kini, (Disertasi, Pascasarjana IAIN Jakarta:
1994), hal. 366
itu sendiri yang tidak dapat diqiyaskan pada maslahat yang pernah dibenarkan
yaitu hanya untuk masalah diluar wilayah ibadah, seperti muamalah dan adat.
Dalam masalah ibadah (dalam arti khusus) sama sekali maslahah tidak dapat
pertimbangan akal tentang baik buruk suatu masalah, sedangkan akal tidak dapat
Segala bentuk perbuatan ibadah ta’abuddi dan tawqifi, artinya kita hanya
mengikuti secara apa adanya sesuai dengan petunjuk syar’i dalam nash, dan akal
sama sekali tidak dapat mengetahui kenapa demikian. Misalnya mengenai shalat
dhuhur empat rakaat dan dilakukan setelah tergelincir matahari, tidak dapat dinilai
diketahui alasan hukumnya, namun secara umum bersifat ta’aqquli (rasional) dan
oleh karenanya dapat dinilai baik dan buruknya oleh akal. Umpamanya minum
khamr itu adalah buruk karena merusak akal; penetapan sanksi atas pelanggar
18
Wahidul Kahhar, Op. Cit., hal. 42
hukum itu baik karena dengan begitu umat bebas dari kerusakan akal yang dapat
mushaf. Padahal hal ini tak pernah dilakukan dimasa Rasulullah SAW. Alasan
generasi sahabat.20
Seorang khalifah sangat dibutuhkan pada saat itu, dan ini merupakan suatu
maslahat yang sangat besar, namun hal ini tidak ditemukan dalil khusus dari teks
Ulama saat ini, maka akan didapatkan bahwa produk-produk hukum tersebut
19
Amir Syarifuddin, Op. Cit., hal. 340, Lihat pula: Drs. H. Sulaiman Abdullah, Sumber
Hukum Islam, Permasalahan dan Fleksibilitasnya, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), hal. 154;
Departemen Agama RI, Ushul Fiqh I (t. th,), Cet II, hal. 149
20
. Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, (Beirut: Darul Fikri, 1995), Cet III, hal. 222
produk makanan, minuman dan kosmetik. Majalis Ulama Indonesia melalui
kosmetik yang diproduksi oleh suatu pabrik untuk dipasarkan. Hal yang seperti
ini tidak pernah ada teks nash yang menyinggungnya secara langsung, namun
dilihat dari ruh syariat sangat baik sekali dan hal ini merupakan langkah positif
minuman, obat-obatan serta kosmetika yang tidak halal untuk dikonsumsi, dan
Begitu pula dengan hal bunga bank, tidak disebutkan hukumnya dalam al-
Quran dan al-Hadits. Mayoritas ulama menetapkan bunga bank itu haram untuk
mengqiyaskan kepada riba karena menurut mereka unsur tambahan yang menjadi
Dalam kehidupan modern sekarang ini, bank sudah merupakan suatu hal
dipisahkan lagi. Praktek perbankan yang ada sekarang ini dapat menjadi sarana
modern saat ini berkepentingan dengan bank, baik untuk menjadi meminjam
uang, menabung, membayar rekening listrik, telepon, uang kuliah, transfer uang,
21
. Wahidul Kahhar, Op. Cit. , hal. 46
bencana alam yang akhir-akhir ini saring menimpa negara kita. Dan hampir
demikian juga mereka yang mempunyai uang, dapat menabung di bank dan
mendapatkan keuntungan yang wajar berupa bunga dari uang tabungannya dan
Kalaupun ada sebagian umat yang merasa kurang nyaman dengan bank
konvensional dengan bunganya, masih ada jalan keluarnya, yaitu bank syariah
yang saat ini mulai menjamur dan menjadikan bagi hasil sebagai pengganti
bunga, dengan segala fasilitas yang tidak kalah lengkap dengan bank
konvensional.
orang merasa senang dan merasakan manfaatnya. Demikian juga sebaliknya, bank
pun mendapatkan manfaat baik dalam memberikan pinjaman uang ataupun dalam
bank dapat mendidik orang untuk hidup hemat dan kebiasaan menabung itu
pemeliharaan harta kekayaan umat sebagai salah satu dari lima hal pokok yang
oleh qiyas dan menetapkan hukum lain dengan menggunakan metode maslahah
sarana untuk saling tolong menolong sesama manusia dan hal ini sangat sesuai
dalam satu perkara, walaupun tidak ada ketetapan syara’. Asy-syari’ hanya
mengatakan bahwa kesaksian hanya sah dari seorang yang dewasa. Kasus-kasus
orang dewasa, maka dalam hal ini persaksian anak-anak dapat menjadi bahan
pertimbangan.
sahabat, tabi’in dan para Ulama itu semuanya adalah merupakan hasil ijtihad
istilah tersebut.
memaparkan pendapat para Ulama yang dibatasi pada pendapat beberapa Imam
dapat dijadikan sebagai landasan hukum dan ia tidak membagi maslahat itu
sebagaimana yang dilakukan oleh jumhur ulama. Ada tiga prinsip yang dianut at-
kemudharatan itu dapat dicapai dengan akal, namun kemaslahatan itu harus
mendapatkan dukungan dari nash atau ijma’, baik bentuk, sifat maupun jenisnya.
2. Maslahah merupakan dalil mandiri dalam menetapkan hukum. Oleh sebab itu,
seperti shalat dhuhur empat rakaat, puasa selama ramadhan satu bulan dan
22
Nasrun Haroen, Ushul Fiqh, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), Cet III, hal. 126-127
Karena maksud hendak memberikan kemaslahatan itulah, maka ada
bagian dalam fiqh yang dinamakan siyasah syar’iyyah, yakni kebijaksanaan untuk
membuat masyarakat lebih dekat dan gemar kepada kebajikan serta menjauhi dan
digali melalui qiyas, kaidah umum hukum dan istihsan. Selain itu, jumhur ulama
pun sepakat, bahwa yang dinashkan oleh syara’ yang didasarkan atas illat
berpendapat:
adalah satu keharusan. Inilah yang sesuai dengan keumuman syariat dan dengan
inilah yang ditempuh oleh para sahabat. Menolak maslahah mursalah berarti
membekukan syariat, karena aneka maslahat yang terus tumbuh tidak mudah
dalil dalam menetapkan hukum, bahkan mereka dianggap sebagai ulama fiqh
mursalah merupakan induksi dari logika sekumpulan nash, bukan dari nash yang
dirinci seperti yang berlaku dalam qiyas. Bahkan Imam Syathibi mengatakan
23
Wahidul Kahhar, Ibid, hal. 69
bahwa keberadaan dan kualitas maslahah mursalah bersifat pasti (qath’I),
24
Op. Cit. Harun Nasroen, hal. 125-126
BAB III
A. Pengertian Waralaba
Kata “Franchise” berasal dari bahasa Perancis kuno yang berarti “bebas”.
Pada abad pertengahan franchise diartikan sebagai “hak utama” atau “kebiasaan”,
biasanya dimiliki oleh tuan tanah setempat) memberikan hak khusus seperti untuk
berkembang di Jerman sekitar tahun 1840-an, pada saat itu mulai diberikan hak
khusus untuk menjual minuman, hal ini merupakan konsep awal dari franchising.
tahun 1951 yaitu perusahaan mesin jahit Singer di Amerika mulai memberikan
sebagai pelopor dari perjanjian franchise modern. Pengertian franchise ini masih
25
Distribution franchise adalah hak yang diperoleh franchisee untuk mendistribusikan
atau menjual produk suatu produsen atau pemasok.
26
Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, Hukum Bisnis; Dalam persepsi Manusia
Modern, (Bandung, PT. Rineka Aditama, 2004), hal. 122
Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins, franchise berarti “hak untuk
memasarkan suatu produk”. Penyerahan hak oleh suatu perusahaan kepada suatu
perusahaan lain (secara eksklusif) atau pihak-pihak lain (tidak secara eksklusif)
dagang dalam jangka waktu tertentu dimana yang diberi hak (franchisee)
membayar royalti kepada pemberi hak atas hak dagang yang diberikan.
“….Suatu sistem usaha yang sudah khas atau memiliki ciri mengenai
bisnis di perdagangan atau jasa , berupa jenis produk dan bentuk yang
yang besar pada franchisor guna mendukung bantuan teknik, peralatan khusus,
27
Lindawaty S. Sewu, Franchise; Pola Bisnis Spektakuler Dalam Perspektif Hukum dan
Ekonomi, (Bandung: CV. Utomo, 2004), hal. 11
28
Ibid.
periklanan dan promosi. Sistem franchise membolehkan franchisor untuk
Indonesia, waralaba berasal dari kata “wara” yang berarti lebih atau istimewa
“laba” berarti untung. Jadi, waralaba berarti usaha yang memberikan keuntungan
1997 tentang waralaba, dikatakan bahwa “waralaba adalah perikatan dimana salah
satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain
dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan dan atau jasa”
memiliki merk dagang dikenal dan system manajemen, keuangan dan pemasaran
yang telah mantap, disebut pewaralaba, dengan perusahaan atau individu yang
29
Ibid. hal. 12
30
Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis; Waralaba, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Perkasa,
2003), cet II, hal. 257
pemasaran kepada terwaralaba dan sebagai imbal baliknya, terwaralaba
antara kedua pihak dikukuhkan dalam suatu perjanjian lisensi atau waralaba”.31
dagang, produk dan jasa serta sistem operasi usahanya. Sebagai timbal baliknya,
penerima waralaba membayar suatu jumlah seperti franchisee fee dan royalty fee
atau lainnya.32
B. Sejarah Waralaba
ketika itu. Daerah perkotaan menjadi pusat industri dan bisnis yang berkembang
modern yang dimulai di Inggris pada abad ke-19. Ada pula anggapan bahwa Isaac
31
Amir Karamoy, Menjadi Kaya Lewat Waralaba, (Jakarta, Pustaka Bisnis Indonesia,
Oktober, 2005), Cet I, hal. 6
32
Pietra Sarosa, Kiat Praktis Membuka Usaha; Mewaralabakan Usaha Anda, (Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo, 2004), hal. 2
Singer adalah orang pertama yang menerapkan waralaba pada 1851 di Amerika
Serikat. Sistem waralaba yang berkembang pada saat itu mirip dengan tipe
tersebut dapat menjual mesin jahit produknya, Singer relatif tidak mengeluarkan
dibidang jasa SPBU secara waralaba akan semakin marak dengan diizinkannya
“raksasa” waralaba dalam dalam bidang makanan siap saji Kentucky Fried
33
Amir Karamoy, Menjadi Kaya Lewat Waralaba, (Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia,
Oktober, 2005), cet I, hal. 8
Chicken yang didirikan Kolonel Harlan Sander’s (1950) dan McDonald’s (1955).
McDonald’s kemudian berkembang pesat scara waralaba atas jasa Ray Kroc.34
mirip dengan peraturan tentang penjualan surat berharga (securities). Regulasi ini
dibuat untuk melindungi terwaralaba dari kemungkinan praktik tidak jujur dalam
penawaran (offering) waralaba oleh terwaralaba atau disebut pula unfair business
practices. Disamping untuk mendidik (calon) terwaralaba agar lebih teliti dalam
penawaran waralaba.
1997 menjelang jatuhnya Pemerintahan Orde Baru dengan keluarnya PP No. 16/
34
Ibid hal. 9
Disamping itu Undang-Undang Nomor 9/ 1995 tentang Usaha Kecil dan PP
Indomaret dan Alfamart (toko swalayan mini), Homes 21 Realty (pialang real
1991.
Tantangan bagi McDonald’s Indonesia dan usaha sejenis seperti KFC dan
kemudian diikuti oleh kantor Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil
atau jasa yang efektif, sehingga perlu dibina dan dikembangkan. Strategi
pada upaya pengembangan ekspor waralaba lokal ke pasar global. Sementara itu,
35
Ibid, hal. 10
waralaba sebagai salah satu model pembinaan pengusaha kecil dan menengah,
kemitraan usaha ini relatif belum berjalan baik, walaupun merupakan amanat UU
Kata “Bisnis” berasal dari bahasa Inggris yaitu “Business”. Bisnis dapat di
barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat sehari-hari”.36 Secara
luas kata “bisnis” sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang
dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu berupa
memberikan pengertian bisnis adalah usaha dagang, usaha komersial dalam dunia
perdagangan.38
bisnis merupakan kegiatan perdagangan namun meliputi unsur yang lebih luas,
36
M. Manullang, Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2002),
hal. 3
37
Richard Buton Simatupang, Aspek Hukum Dalam Bisnis, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994),
hal. 138
38
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, PT. Balai Pustaka, 1994), hal. 138
Gambaran mengenai bisnis dalam definisi tersebut apabila diuraikan lebih lanjut
pula kegiatan yang tidak mencari keuntungan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh
sebagainya.
masyarakat, baik mengejar keuntungan atau tidak. Tujuan utama kegiatan bisnis
39
Johannes Ibrahim dan Lindawaty Sewu, Op. Cit., hal. 26
40
Buchari Alma, Dasar-dasar Bisnis dan Pemasaran, (Bandung: CV. Alfabeta, 1992),
hal. 1-2
Lingkup aktivitas bisnis sangat luas, namun pada dasarnya aktivitas
dapat dibedakan atas produksi primer, sekunder dan tersier. Produksi primer
yaitu aktivitas bisnis menarik sumber daya alam yang ada dilingkungan,
misalnya perikanan, orang mengambil ikan dari laut, dan pertanian, petani
menanam padi dan menuai hasilnya. Pada tingkat produksi sekunder, sumber
daya alam atau bahan mentah diolah atau proses menjadi barang jadi,
misalnya balok kayu diubah menjadi meubel dan bijih besi diubah menjadi
dipersiapkan oleh professional seperti dokter, guru, akuntan, dan jasa yang
41
M. Manullang, Op. Cit., hal. 12-16
transportasi kepada pemakai akhir. Dulu seorang produsen lebih suka
ke rumah tangga, namun untuk saat ini sangat sedikit pendistribusian barang
barang dan jasa yang ditunjukkan oleh volume penjualan barang dan jasa.
dapat dibeli dipasar. Aktivitas promosi ini diarahkan pada konsumen potensial
yang mungkin memiliki daya beli namun belum ada keinginan untuk
satunya adalah umur. Untuk seorang anak kecil, produk yang populer adalah
peralatan tulis atau alat olah raga, sedangkan orang dewasa dan telah
lainnya. Daya beli konsumen dapat ditingkatkan melalui kredit, seperti bank
untuk dibayar kembali pada jangka waktu yang telah ditentukan. Jadi inti
aktivitas ini adalah permintaan dan tenaga beli konsumen dan kesukaan
ciri khas usaha dan segala kekayaan intelektual, seperti nama, merk dagang,
diberikan atau menerima hak untuk memanfaatkan dan menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau ciri khas usaha yang dimiliki oleh franchisor.
hanya sekali untuk hak yang di peroleh franchisee, biasa disebut juga sebagai
one-time fee dan royalty fee merupakan kontribusi fee dari operasional usaha
yang dibayarkan oleh franchisee secara periodik kepada franchisor, biasanya
mutu.
berkesinambungan.
Waralaba produk dan merk dagang adalah bentuk waralaba yang paling
dikembangkan oleh pemberi waralaba yang disertai dengan pemberian izin untuk
sederhana ini, waralaba produk dan merk dagang sering kali mengambil bentuk
keseluruhan paket, yang terdiri dari seluruh elemen yang diperlukan untuk
membuat seseorang yang sebelumnya belum terlatih dalam bisnis, dan untuk
menjalankannya dengan bantuan yang terus menerus atas dasar-dasar yang telah
ditentukan sebelumnya.
42
Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal. 13
43
Stephen Fox, Membeli dan Menjual Bisnis; Membeli Franchise, (Jakarta, PT. Elex
Media Komputindo, 1993), hal. 232
44
Martin Mandelsohn, Franchising; Petunjuk Praktis Bagi Franchisor dan Franchisee,
(Jakarta, PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1993), hal. 4
Berdasarkan pengertian waralaba menurut Peraturan Pemerintah No. 16
tahun 1997 diatas, dapat diketahui bahwa waralaba termasuk kedalam suatu
perikatan yang menurut pasal 1233 KUH Perdata yang menyatakan bahwa suatu
seseorang berjanji kepada orang lain atau dua orang itu saling berjanji untuk
Dari peristiwa ini akan menimbulkan suatu hubungan antara dua orang
tersebut dinamakan perikatan. Oleh karena itu, suatu perjanjian dapat menerbitkan
yang diucapkan maupun di tulis. Suatu perjanjian dapat dikatakan sebagai suatu
persetujuan karena dua pihak atau mereka yang membuat ikatan setuju untuk
melakukan sesuatu.
melaksanakan isi perjanjian atau persetujuan bagi kedua belah pihak. Suatu
perjanjian yang dibuat oleh mereka yang bersepakat mengenai suatu hal sehingga
menimbulkan hak dan kewajiban untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu hal tertentu dapat terjadi dengan tulisan, perjanjian yang tertulis inilah
45
Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta, PT. Intermasa, 2001), cet XVIII, hal. 1
yang disebut “kontrak”. Istilah “kontrak” maupun “perjanjian” menurut hukum
Indonesia tunduk pada pengaturan buku III KUH Perdata. Karena itu, franchise
merupakan kerjasama bisnis yang tunduk pada pengaturan buku III KUH
Perdata.46 Agar perjanjian atau kontrak dianggap sah oleh hukum haruslah
Syarat ini terkandung dalam pasal 1320 KUH Perdata, yang menyatakan
Syarat pertama dan kedua disebut syarat subjektif, jika salah satu dari
kedua syarat tersebut tidak terpenuhi maka perjanjian “dapat dibatalkan” oleh
salah satu pihak yang berkepentingan. Sedangkan syarat ketiga dan keempat
disebut syarat objektif, dimana jika salah satu dari kedua syarat tersebut tidak
terpenuhi maka perjanjian menjadi tidak sah dan batal demi hukum.
46
Lindawaty S Sewu, Op. Cit., hal. 31
Syarat “kesepakatan” maksudnya ialah bahwa suatu perjanjian atau
kontrak dianggap sah oleh hukum, jika kedua belah pihak ada kesesuaian
pendapat tentang apa yang diatur dalam kontrak tanpa paksaan dan penipuan.
Syarat “kecakapan” maksudnya ialah pihak yang melakukan kontrak adalah orang
perbuatan tertentu.
konrak haruslah berkenaan dengan hal tertentu dan jelas. Dan syarat “suatu sebab
yang halal” maksudnya ialah suatu kontrak harus dibuat dengan alasan yang
sesuai dengan hukum yang berlaku, jadi tidak diperbolehkan suatu kontrak dibuat
Ada beberapa syarat untuk kontrak yang berlaku umum tetapi diatur diluar
diatas telah terpenuhi, maka perjanjian tersebut telah mempunyai kekuatan yang
sama dengan Undang-undang. Kekuatan ini diatur pada pasal 1338 ayat 1 KUH
Perdata, bahwa “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
A. Urgensi
lainnya. Ini adalah fakta yang dirasakan oleh masyakat Indonesia yang masih
berupaya keluar dari himpitan krisis ekonomi melalui sebuah recovery yang
Pendek kata, tidak ada satupun perbuatan atau aktivitas manusia dalam
kesehariannya yang berada diluar kerangka atau jangkauan tata aturan (ajaran)
Islam dan ini merupakan konsekuensi dari keputusan Islam sebagai “Dinul
hayah”, yakni agama atau pedoman hidup (The Giudance of All Life).47
47
Surahman Hidayat, “Aktualisasi Fiqih Muamalah Dalam Ekonomi Islam”, Al-Iqtishadiyah,
Jurnal Kajian Ekonomi Islam, Vol I, No. 1, (Januari, 2004), hal. 69
Islam sebagai ajaran yang bersifat rahmatan lil Alamin, semangatnya
hukum muamalah adalah boleh selama tidak ada dalil yang mengharamkannya
Dalil yang mengubah hukum muamalah dari boleh (halal) menjadi tidak
boleh (haram) mengacu pada disiplin Ushul Fiqih, yaitu dapat berupa dalil
eksplisit al-Quran dan al-Hadits Nabi Muhammad SAW, atau dalil lain melalui
uji verifikasi tertentu seperti ijma’, qiyas, maslahah mursalah dan sebagainya.
berdasarkan kaidah umum dan dalil sharih (eksplisit) serta shahih syariat Islam.
Permasalahan itu harus dihadapi umat Islam yang menuntut adanya jawaban
penyelesaian dari segi hukum. Semua persoalan tersebut tidak akan dapat
padanannya dalam nash (al-Quran dan Sunnah) atau ijma’ Ulama, sebab jarak
waktunya sudah begitu jauh. Selain itu, mungkin ada beberapa persyaratan qiyas
(kasus) yang secara rasional dapat dinilai baik dan buruknya untuk menetapkan
hukumnya tetapi sulit menemukan dukungan hukumnya dari nash. Dalam upaya
untuk mencari solusi agar seluruh aktivitas umat Islam dapat ditempatkan dalam
tatanan hukum agama, konsep maslahah itu dapat dijadikan salah satu alternatif
(hifzh din), kehidupan (hifzh nafs), akal (hifzh aql), keturunan (hifzh nasl), dan
harta benda mereka (hifzh maal). Apa saja yang menjamin terlindunginya lima
ajaran. Ulama membagi kandungan al-Quran dalam tiga besar, yaitu aqidah,
hukum yang muncul dari perkataan dan perbuatan. Syariah dalam sistematika
hukum Islam di bagi dalam dua hal, ibadah (habl min Allah) dan muamalah (habl
min an-naas).
dan muamalah. Menurut Harun Nasution, dari 6360 ayat al-Quran, hanya terdapat
368 ayat yang berkaitan dengan aspek-aspek hukum. Hal ini berarti bahwa al-
dalam Islam. Bertitik tolak dari dasar atau prinsip ini, nabi Muhammad SAW
menjelaskan melalui berbagai haditsnya. Kedua sumber inilah (al-Quran dan al-
kehidupan dan adanya perkembangan sosial yang sangat pesat setelah terjadinya
Revolusi Industri didunia ini, sehingga muncul kejadian-kejadian baru yang oleh
Ulama terdahulu belum pernah disinggung atau perkara lama mungkin sudah jauh
berubah sehingga sudah tidak cocok lagi hukum atau fatwa yang telah ditetapkan
para Ulama terdahulu. Oleh karena itu, kebutuhan akan ijtihad merupakan
kebutuhan abadi selama masih ada kejadian baru yang muncul, kondisi
masyarakat yang selalu berubah-ubah dan berkembang, dan selama syariat Islam
masih cocok disetiap masa dan tempat serta masih menetapkan setiap hukum
perkara manusia.49
persoalan baru yang terus menerus bermunculan akibat pesatnya kemajuan ilmu
48
Euis Amalia, M. Ag., Sejarah Pemikiran Ekonomi; Islam Dari Masa Klasik Hingga
Kontemporer, (Jakarta, Pustaka Asatruss, 2005), cet I, hal. 208
49
Abd Rahman Ghazaly, Ijtihad Kontemporer Dalam Pandangan Yusuf Qardhawi, Tesis,
(Jakarta: Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, 2002), hal. 130, t. d.
pengetahuan dan teknologi modern yang memerlukan penyelesaian hukumnya,
dan juga sebagian kejadian-kejadian lama mungkin sudah jauh berubah sehingga
hukum (fatwa) yang telah ditetapkan oleh para Ulama terdahulu sudah tidak
cocok lagi.
sebagai salah satu unsur penting bagi kemaslahatan umat. Harta dibutuhkan
mereka. Ide semacam itu dapat dipahami dari berbagai pernyataan al-Quran yang
dengan harta benda mereka, misalnya, dalam al-Quran Surat ash-Shaff/ 61: 10-11:
Artinya: “Hai Orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?
(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berijtihad
dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi
kamu jika kamu mengetahiunya”.
Ayat lain yang juga mendukung pernyataan diatas antara lain dalam Quran
...
Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi, dan carilah karunia Allah...”,
Dan juga didukung oleh salah satu hadits yang artinya “Sungguh
seandainya salah seorang diantara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian
pergi ke gunung kemudian memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian
dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada
(HR. Bukhari).
perdagangan dalam Islam, sehingga teologi Islam itu dapat disebut sebagai
kenyataan bahwa hubungan timbal balik antara Tuhan dan manusia bersifat
Islam memandang bahwa suatu barang atau jasa mempunyai nilai guna,
jika dan hanya jika mengandung kemaslahatan, dengan demikian, seorang muslim
termotivasi untuk memproduksi setiap barang atau jasa yang memiliki maslahah
tersebut. Hal ini berarti bahwa konsep maslahah merupakan konsep objektif
satu sisi warisan tak ternilai dari peninggalan Rasul SAW, yakni dimensi
muamalah. Perhatian kita lebih banyak pada masalah ibadah mahdhah dan kurang
memberi perhatian yang memadai pada bidang pengembangan ekonomi dan dunia
bisnis, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses pematangan kepribadian
beliau yang dikenal sebagai “al-Amin” (yang terpercaya). Sejarah telah mencatat,
bahwa sejak usia 12 tahun, beliau telah mengikuti ekspedisi dagang luar negeri.
Begitu juga di usia 21-an hingga 40-an dipadati dengan pengalaman bisnis
internasional. Nabi melanglang buana menembus batas ras dan budaya, jiwa nabi
50
Giri, Membangun Jaringan Waralaba Wong Solo: Membentuk Entrepreneur Muslim,
Puspo Wardoyo, Dari Warung Kaki Lima Menuju Bisnis Global, hal. 8, t. d.
51
Euis Amalia, Op. Cit., hal. 93
Berangkat dari teladan nabi sebagai wirausahawan inilah, seharusnya kita
dan peradaban masyarakat dunia layaknya sebuah “kampus raksasa” tanpa batas
Pada tahun 2003, saat Asean Free Trade Area (AFTA) mulai diberlakukan
dan batas-batas negara pun menjadi nisbi, maka umat Islam butuh sebuah
panduan yang dapat menuntun sekaligus obor bagi umat dalam melangkah dan
Inilah saatnya bagi umat Islam untuk mengubah haluan atau orientasi
dalam memerankan diri sebagai “khalifatullah fil ardh” yang membawa misi
“rahmatan lil Alamin”. Janganlah umat dibuat letih dan terkuras energinya untuk
Salah satu ciri globalisasi yang sangat menonjol adalah sifatnya yang
Untuk mengantisipasi kondisi yang demikian, salah satu upaya yang ditempuh
kerjasama didunia global ini, hingga tidak ada lagi orang atau lembaga atau
perusahaan yang berhasil dengan bekerja sendiri, tanpa bekerja sama dengan
pihak lain. Namun, perlu disadari bahwa kerjasama baru dapat mendatangkan
keuntungan, kemajuan, dan keselamatan bagi kedua belah pihak, bila keduanya
rendah dibanding sistem lainnya. Hal ini sangat logis karena bisnis dengan sistem
franchise mengandalkan sistem atau cara atau operating manual yang sudah teruji
sebelumnya.
franchisor, dan hal-hal yang menjadi hak franchisee adalah mendapatkan brand
name, sistem dan manual operasional bisnis, operation support, monitor, joint
Saat ini hampir semua cabang usaha menengah kecil masuk ke franchise,
mulai dari usaha jasa kurir (DHL, Fedex, UPS), edukasi (EF, LIA, Primagama,
NF), financial service (Ernst & Young), food and beverages, retail dan lain-lain.
52
Giri, Membangun Jaringan Waralaba Wong Solo…., Op. Cit., hal. 139
1. Dilihat dari Sudut Pandang Efisiensi Perluasan Perusahaan53
b. Kekurangan personel
perluasan pasar relatif tidak dibutuhkan modal. Justru mendapat dana segar dari
pihak yang disebut investor (terwaralaba). Bila membangun usaha sendiri pasti
induk tak perlu dirombak, sebab perusahaan cabang (terwaralaba) adalah milik
orang lain. Ketiga, risiko bisnisberalih ke pihak terwaralaba (kalau cabang milik
sendiri risiko pada kita). Keempat, bisnis waralaba menempatkan pengusaha yang
serta pengabdian yang berbeda dengan manajer kantor cabang yang di gaji.
Kelima, melalui waralab diperoleh pengusaha lokal yang mengenal baik situasi
53
Amir Karamoy, Menjadi Kaya Lewat Waralaba, (Jakarta, Pustaka Bisnis Indonesia,
Oktober, 2005), cet I, hal. 25 dan 66
pewaralaba sangat baik karena memperoleh fresh money dari fee dan royalti yang
sebagai pewaralaba lebih tinggi, hampir 99%. Bila data diatas dibaca terbalik,
tingkat kegagalan terwaralaba 5%, sedangkan pada bisnis biasa mencapai 65%-
mengungkapkan bahwa setelah lima tahun beroperasi, 86% dari bisnis waralaba
masih dimiliki oleh pemilik semula (original owner), dan hanya 3% tidak
nonwaralaba 62%.
nonwaralaba 23%.
54
Ibid., hal. 26
c. Setelah beroperasi selama sepuluh tahun, tingkat keberhasilan bisnis waralaba
yang mapan (established business), serta produk dan jasa yang memiliki reputasi,
sehingga mereka langsung dikenal. Untuk membentuk citra mereka tak perlu
Bisnis pola waralaba lebih menghemat biaya, terutama pada persiapan dan
awal usaha, karena telah disediakan pewaralaba. Terwaralaba tidak perlu susah
perlu mencari sumber pemasok bahan baku, menyusun sistem pembukuan dan
kedua. Melalui waralaba kegagalan usaha pada awal tahun dapat dihindarkan,
tetapi menyediakan seperangkat peralatan untuk sukses. Alat-alat itu antara lain:
55
Ibid., hal. 39
a. Bantuan pewaralaba dalam bidang yang vital, seperti pemilihan lokasi,
promosi.
pengendalian mutu.
Pengusaha Tangguh.56
56
Ibid., hal. 179
Dibalik semua keuntungan yang ada pada sistem waralaba, tentu saja ada
hal lain yang lebih penting bagi umat Islam, yaitu tentang kriteria atau standar
dalam menilai proyek investasi. Ada lima kriteria yang sesuai dengan Islam untuk
Juga jangan lupa sistem nilai syariah sebagai filter moral bisnis bertujuan
a. Maysir. Segala bentuk spekulasi judi (gambling) yang mematikan sektor riil
57
Prof. KH. Ali Yafie, dkk., Fiqh Perdagangan Bebas, (Jakarta, Penerbit TERAJU, Maret
2003), cet I, hal. 49
58
DR. Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual; Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, (Jakarta,
GIP, 2003), cet I, hal.52
c. Gharar. Segala transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas sehingga
pertukaran atau barter lebih antarbarang ribawi sejenis. Pelarangan riba ini
eksploitasi dan penzaliman oleh pihak yang memiliki posisi tawar tinggi
f. Ihtikar. Penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk tujuan permainan
harga.
syariah.
belajar, jika suatu saat berhasil dapat melepaskan diri dari franchisor karena biaya
yang dibayar cukup mahal, dan selanjutnya dapat mendirikan usaha sendiri atau
syariah dan ketiadaan padanya dari segala pantangan syariah dalam bisnis.59
bisnis, hendaklah selalu dalam kerangka atau lingkup kebaikan dan ketaqwaan,
bukan dalam kerangka dosa dan kejahatan, sesuai dengan firma Allah dalam Q. S.
al-Maaidah/ 5: 2:
...
...
Artinya: “…Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”.
B. Analisis Penulis
Salah satu poin dari keistimewaan hukum islam adalah bahwa hukum
akherat.
bahwa kemaslahatan yang tidak diakui dan juga tidak ditolak keberadaannya ini
Mursalah diakui jika berkaitan dengan maqashid syariah seperti syarat yang di
tetapkan oleh Ghazali, bahwa harus ada kesesuaian antara keduanya, maslahah itu
59
Ibid hal. 56
Masyaratkat berkembang selalu mengikuti perubahan zaman, karena itu
membawa ajaran dan prinsip dasar yang bisa ditafsirkan dan di kembangkan agar
yang menjadi tujuan syariat islam. Sebaliknya jika ajaran dan prinsip itu tidak
antara sesama manusia mencakup semua aspek hidup manusia dan interaksinya
dengan manusia lain. Memang prosedur dan aplikasi dari sistem waralaba itu
sendiri tidak diatur secara sangat rinci oleh Peraturan Pemerintah, beda branding
maka berarti beda prosedur dan aplikasi. Juga syariat belum mengatur secara
rinci, detail dan teknisnya, tetapi diserahkan kepada manusia melalui proses
ijtihad. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi: ”Antum A’lamu bi umuri dunyakum”
muamalah ini akan selalu berkembang sesuai dengan perubahan waktu dan
tempat. Selain hadits diatas terdapat pula kaidah Ushul yang membolehkan
ن
ِﻼَ ﻄ
ْ ﻋَﻠﻰ ْاﻟ ُﺒ
َ ﻞ
َ ﺣ ﱠﺘﻰ َﻳ ُﻘ ْﻮ َم اﻟ ﱠﺪِﻟ ْﻴ
َ ﺤ ُﺔ
ﺼﱠﻞ ِﻓﻰ ا ْﻟ ُﻌ ُﻘ ْﻮ ِد َوا ْﻟ ُﻤ َﻌﺎ َﻣَﻠ ِﺔ اﻟ ﱢ ُﺻْ ﻷ َا
ﺤ ِﺮ ْﻳ ِﻢ
ْ وَاﻟ ﱠﺘ
Artinya: ”Asal dalam akad dan muamalah adalah boleh sehingga ada dalil yang
melarang dan mengharamkannya.”60
Persaingan bisnis pada abad XXI kian sengit, seiring dengan banyaknya
pemain yang meminati segmen pasar tertentu. Disektor makanan siap saji terdapat
Starbucks, Bread Talk dan lain-lain. Disektor jasa antaran terdapat UPS, JNE,
DHL World Wide, Fedex, TNT Express World Wide dan lain-lain. Disektor lain
Makna suatu brand bagi sebuah produk barang atau jasa kini menjadi
sangat dominan dan telah menjadi pedoman bagi masyarakat dalam mengonsumsi
barang atau jasa dimaksud. Selain karena jaminan kualitas yang dijanjikan,
persepsi orang yang sangat kuat terhadap brand tertentu menjadi pijakan
seseorang dalam berperilaku ekonomi. Oleh sebab, itu tidaklah gampang bagi
tetapi modalnya terbatas. Apakah itu masalah dana yang tidak mencukupi,
60
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid,,(Semarang, Asy-syifa, 1994), h. 283
mendorong pertumbuhan ekonomi juga dapat menciptakan lapangan kerja yang
Prinsip sentral syariah islam menurut Ibnul Qayyim dalam I’lam al-
Muwaqqi’In (vol III/ 14)61 adalah hikmah dan kemaslahatan umat manusia di
dunia dan di akherat. Kemaslahatan ini terletak pada keadilan yang merata,
rahmat (kasih sayang dan kepedulian), kesejahteraan dan kebijaksanaan. Apa saja
kemudahan menjadi kesulitan, dan hikmah menjadi kebodohan, maka hal itu tidak
Di sisi lain kita semua tahu bahwa tujuan utama ketentuan syariah adalah
menekuni bisnis. Konsep copy and develop jauh lebih mudah dari pada create and
develop yang butuh waktu lebih lama untuk memetik hasil usaha. Waralaba
61
DR. Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual, Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer, (Jakarta,
GIP, 2003) h. 52
Keterbukaan menjadi kunci utama bagi bisnis dengan sistem waralaba,
karena pada prinsipnya jika franchisee sukses maka franchisor juga akan lebih
sukses, begitu juga sebaliknya. Inti dari bisnis dengan sistem waralaba ini adalah
memindahkan keberhasilan suatu usaha pada suatu daerah ke daerah lain. Semua
...
...
Artinya: ”Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa,
dan janganlah kamu tolong menolong dalam mengerjakan dosa dan
permusuhan”. (QS. Al-Maidah: 5:2)
ﺧ ْﻴ ِﻪ
ِ ن َأ
ِ ﻋ ْﻮ
َ ن ا ْﻟ َﻌ ْﺒ ُﺪ ﻓِﻰ
َ ن ا ْﻟ َﻌ ْﺒ ِﺪ ﻣَﺎآَﺎ
ِ ﷲ ﻓِﻰ ا ْﻟ َﻌ ْﻮ
ُ وَا
Artinya: ”Dan Allah menolong hamba selama hamba menolong saudaranya”.
(H. R. Muslim).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dengan sistem franchise, pada bab ini ada beberapa poin kesimpulan, yaitu:
yang tidak sesuai lagi dengan keadaan, situasi, kondisi dan kemaslahatan
yang ditetapkan dengan metode tersebut lebih mengayomi dan lebih mampu
hukum Islam yang berarti gerakan ijtihad menetapkan ketentuan hukum yang
Bila hukum Islam tidak dikembangkan dan diperbaharui, maka hukum Islam
itu akan ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan masyarakat modern. Kalau
digalakkan dan salah satu metode yang dapat digunakan adalah maslahah
mursalah.
pembaharuan hukum Islam, mempunyai kaitan yang erat dan sangat efektif
penulis paparkan pada bab sebelumnya, namun ada hal yang lebih penting
dan kesuksesan pewaralaba. Suatu prinsip yang luhur, oleh sebab itu ada
pihak yang mengatakan bahwa waralaba adalah sistem usaha yang berbasis
5. Jika melihat begitu banyak kelebihan yang dimiliki oleh sistem franchise
sepertinya kita tidak perlu lagi ragu bahwa memang benar sistem ini memiliki
dan menjauhkan mudharat itulah hal yang paling penting. Jadi tentu saja
B. Saran
Dari kajian tentang konsep maslahah mursalah dalam dunia bisnis dengan
sistem franchise ini penulis memiliki beberapa saran yang mudah-mudahan akan
masing.
1. Kepada para pemikir hukum Islam dan para ahli ekonomi Islam dapat bekerja
sama untuk mengaplikasikan berbagai ijtihad yang telah ada namun kurang
hukum Islam dapat membumi, dapat diaplikasikan dan tidak hanya pada
tataran teori belaka. Seperti yang diketahui bahwa al-Quran dan al-Hadits
3. Di era globalisasi yang segalanya tanpa batas, dimana orang kaya yang
memiliki akses informasi akan bertambah kaya, sedangkan yang miskin dan
tidak memiliki akses informasi akan semakin terpuruk. Salah satu cara yang
cerdas adalah belajar dari pengalaman mereka yang telah jatuh bangun di
dunia usaha, dan kita tidak perlu merasakan jatuh bangunnya merintis usaha
menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi, agar pendapatan perkapita semakin
meningkat, dan pada akhirnya negara kita bisa keluar dari krisis yang tak
Al-Quran al-Karim
Abu Zahrah, Muhammad, Ushul Fiqh, Beirut, Darul Fikr, Cet III, 1995
Amalia, Euis, M. Ag, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam; Islam Dari Masa Klasik
Hingga Kontemporer, Jakarta, Pustaka Asatruss, Cet I, 2005
___________, Pengantar Fiqh Muamalat, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, 1999
Budi Utomo, Setiawan, Fiqh Aktual, Jakarta, Gema Insani Press, 2003
Chapra, Umer, Islam dan Tantangan Ekonomi, Jakarta, Gema Insani Press dan
Tazkia Institute, 2000
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT. Balai Pustaka, 1994
Fox, Stephen, Membeli dan Menjual Bisnis; Membeli franchise, Jakarta, PT. Elex
Media Komputindo, 1993
Fuady, S. H., Munir, Pengantar Hukum Bisnis; Menata Bisnis Modern di Era Global,
Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2002
Ibrahim, S. H., M. Hum. Johannes, Dr., dan Sewu, S. H., M. Hum., Lindawaty,
Hukum Bisnis; Dalam persepsi Manusia Modern, Bandung, PT. Refika
Aditama, 2004
Karamoy, Amir, Menjadi Kaya Lewat Waralaba, Jakarta, Pustaka Bisnis Indonesia,
Oktober, 2005
Mannan, M. Abdul, Prof., M.A., Ph. D., Ekonomi Islam; Teori Dan Praktek,
Yogyakarta, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1997
Manullang, M., Pengantar Bisnis, Yogyakarta, Gajah Mada University Press, 2002
Nasroen, Haroen, Ushul Fiqh, Cetakan III, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 2001
Qardhawi, Yusuf, Dr., Keluwesan Dan Keluasan Syariat Islam Dalam Menghadapi
Perubahan Zaman, Jakarta, Pustaka Firdaus, Cetakan I, Agustus, 1996
Rahman Ghazaly, Abdul, Ijtihad Kontemporer Dalam Pandangan Yusuf Qardhawi,
Tesis, Jakarta, Pasca UIN Syarif Hidayatullah, 2002
Rusyd, Ibnu, Tarjamah Bidayatul Mujtahid, Asy-syifa, Semarang, 1990, Cet ke-1
SA, Romli, Drs. M. Ag., Muqaranah Mazaahib Fil Ushul, Jakarta, Gaya Media
Pratama, Cetakan I, 1999
Sarosa, Pietra, Kiat Praktis Membuka Usaha; Mewaralabakan Usaha Anda, Jakarta,
PT. Media Elex Komputindo, 2004
Simatupang, Richard Buton, Aspek Hukum Dalam Bisnis, Jakarta, Rineka Cipta, 1996
Subekti, S. H., Prof., Hukum Perjanjian, Jakarta, PT. Intermasa, Cetakan ke-18, 2001
Syarifuddin, Amir, Prof. DR. H., Ushul Fiqh, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, Cetakan
Ke-1, Jilid II, 1999
Wahab Khallaf, Abdul, Ilmu Ushul Fiqh, Jakarta, PT. Rineka Citra, 1990
Widjaja, Gunawan, Seri Hukum Bisnis; Waralaba, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, Cetakan Ke-2, 2003
Yafie, Ali, Prof., K. H., Fiqh Perdagangan Bebas, Jakarta, Penerbit TERAJU, Maret,
2003