I. Kelainan Kongenital
a.Gambar apa yang tampak ? Pada saat melakukan pengakajian neonatus bayi baru lahir,
mengapa ditemukannya satu anomali dapat mengindikasikan adanya kelainan tambahan
yang lain, termasuk kelainan dalam organ dalam?
Gambar diatas disebut anomaly congenital palatum. Cacat terbentuk pada trimester
pertama kehamilan, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm pada daerah tersebut
sehingga bagian yang telah menyatu (prosesus nasalis dan maksilaris) pecah kembali.
Anomaly congenital biasanya disebabkan oleh beberapa factor seperti faktor genetik,
dan faktor lingkungan. Sehingga besar kemungkinan apabila ditemukan satu jenis anomali
dapat mengindikasikan adanya kelainan tambahan akibat faktor tersebut.
Referensi :
http://library.usu.ac.id/index.php?option=com_journal_review&id=5159&task=view
Referensi :
http://www.scribd.com/doc/14417457/Kelainan-Kongenital-Ortopedi
www.pedisurg.com/PtEduc/Omphalocele.htm
c.Kelainan apa yang tampak ? Apa penyebab polihidromnion pada saat kelainan tersebut ?
Ini adalah atresia bowel karena sumbatan atau penyempitan saluran
pencernaan bagian atas, volume air ketuban kan meningkat secara
drastis. Demikian pula bila kemampuan menelan janin mengalami
gangguan, misalnya janin lemah karena hambatan pertumbuhan atau
kecacatan yang menyangkut sistem saraf pusat hingga fungsi gerakan
menelan mengalami kelumpuhan. Ketidaksesuaian golongan darah
antara ibu dan janin yang dikandungnya juga bisa mengakibatkan
terjadinya polihidiamnion.
Penyebab dari polyhidromnion adalah :
1. Obtruksi gastrointestinal
Berhman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan anak Vol.2. Jakarta : EGC
Benson, Ralp.C, Martin, L.Pernol. 2009. Buku Saku Obstetri Ginekologi ed. 9. Jakarta:
EGC
Blikstein, Isaac. Louis G Keith, 2006. Multiple Pregnancy Epidemiologi, Gestation &
Perinatal Outcome
Nyberg, David A, Dkk. 2003, Diagnostic Imaging of Fetal Anomalies. USA; Lipincot.
e.Kelainan apa yang tampak ? Apa yang dimaksud dengan fistula dan perubahan fungsi
seperti apa yang terjadi pada organ yang terdapat pada fistula ?
Fistula trakeoesofagus adalah kelainan kongenital dimana struktur embrionik gagal untuk
membagi menjadi esofagus dan trakea yang terpisah, menyebabkan suatu celah (fistula) di
antara kedua struktur. fistula tracheoesophageal terletak di bawah carina.
Referensi :
Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Ed-6. Jakarta : EGC
g.Gambar apa yang tampak ? Berdasarkan gambar tersebut, jelaskan definisi herniasi !
Sumber:
Gambar diatas merupakan gambaran makroskopik dari agenesis ginjal / agenesis renal
bilateral. Agenesis merupakan kegagagalan pembentukan atau perkembangan sebagian
atau seluruh organ bagian tubuh. Agenesis ginjal ini dapat bersifat bilateral (kedua ginjal)
atau unilateral (salah satu ginjal). Janin dengan agenesis ginjal unilateral masih dapat
bertahan hidup normal tetapi memiliki peningkatan resiko infeksi ginjal, batu ginjal,
hipertensi bahkan gagal ginjal. Sedangkan janin dengan agenesis ginjal bilateral
kebanyakan tidak dapat bertahan hidup karena memiliki kecacatan tambahan pada organ
lainnya.
Penyebab
Sampai saat ini, penyebab pasti dari agenesis ginjal belum diketahui. Beberapa
penelitian menyebutkan penyakit ini terjadi akibat adanya kondisi multifactor (genetika
dan lingkungan). Ada beberapa penelitian yang menyebutkan pula factor genetika /
herediter ini telah terjadi di salah satu keluarga.
Pengobatan
Pada bayi dengan agenesis ginjal bilateral, belum ada pengobatan yang dapat
membantu menghasilkan cairan ketuban atau membantu pengembangan paru-paru.
Sedangkan bayi dengan agenesis ginjal unilateral kebanyakan dapat menjalani kehidupan
secara normal tetapi memerlukan perawatan khusus tergantung pada kecacatan lahir yang
ada.
Referensi
http://www.in.gov/isdh/files/renalagenesis.pdf (diambil pada tanggal 01 April 2013 pukul
20:42 WIB)
Dampak dari agenesis ginjal bilateral biasanya menimbulkan kecacatan pada organ
lainnya seperti kelainan sistem perkemihan, alat kelamin, anggota badan (tangan dan
kaki), jantung, paru-paru. Hal ini disebabkan karena tidak adanya ginjal yang dapat
menghasilkan urin yang diperlukan untuk membentuk cairan ketuban. Kekurangan cairan
ketuban (oligohidramnion) ini menyebabkan gangguan pengembangan organ tubuh
terutama paru-paru. Sehingga kebanyakan organ-organ lainnya belum berada dalam
keadaan belum matang ketika bayi siap dilahirkan. Kebanyakan bayi dengan agenesis
ginjal bilateral ini memiliki prognosis yang buruk.
j.Apa yang dimaksud dengan oligohidroamnion ? apa penyebab terjadinya serta dampaknya
terhadap gangguan perkembangan fetus ?
Oligohidramnion adalah kondisi dimana cairan amnion kurang dari 500 cc.
Oligohidramnion merupakan kondisi dengan AFI atau Amniotic Fluid Index kurang dari 5
atau tidak ada kantong vertikal > 1 cm.
Penyebab pasti dari oligohidramnion ini belum diketahui secara pasti. Namun ada
beberapa hal yang dianggap dapat menyebabkan terjadinya oligohidramnion , yaitu :
1. Insufisiensi pasenta
2. Obstruksi ginjal janin atau agenesis
3. Kebocoran cairan amnion yang kronis
Referensi :
Leveno dkk, Obstetri Williams. Panduan Ringkas, edisi 21. 2009. Jakarta : EGC
l.Menurut anda, apakah ada dari fetus dengan kelainan-kelainan tersebut yang berpeluang
hidup ?
Menurut kami bila dililihat lagi bahwa pembentukan organ-organ vital dari fetus-fetus
diatas tidak sempurna, bahkan di sebutkan untuk tampilan makroskopis yang ketiga tidak
terbentuk jantung(acardiac) bagaimana manusia bisa bertahan hidup dengan tidak ada
jantung. Pada makroskopis fetus kedua tampak tojolan dari GI tract muncul keluar, berarti
dinding abdomen tidak terbentuk dengan sempurna. walaupun fetus tersebut bisa bertahan
hidup tetapi resiko infeksi sangat besar karena GI tract terbuka.
m.Gambar apa yang tampak ? Proses apa yang mendasari kelainan tersebut ?
1. Sifilis primer
Chancre atau ulkus durum kelihatan pada tempat masuknya kuman, 10-90 hari setelah
terjadinya infeksi. Chancre berupa papula atau ulkus dengan pinggir-pinggri yang
meninggi, padat, dan tidak sakit. Luka tersebut pada alat genital biasanya terdapat
vulva dan terutama pada labia, tetapi bisa juga pada serviks. Luka primer kadang-
kadang terjadi pada selaput lendir atau kulit ditempat lain (hidung, dada, perineum,
dan lain-lain), dan pemeriksaan dilakukan usaha untuk menemukan treponema
pallidium disemua luka yang dicurigai. Tes serologik harus dibuat setiap minggu
selama enam minggu.
2. Sifilis sekunder
Gejala pada kulit timbul kira-kira 2 minggu – 6 bulan (rata-rata 6 minggu) setelah
hilangnya luka primer. Kelainan yang khas pada kulit bersifat makulopapiler,
folikuler, atau postuler. Karakteristik adalah alopesia rambut kepala yang tidak rata
pada daerah oksipital. Alis mata dapat menghilang pada sepertiga bagian lateral.
Papula yang basah dapat dilihat pada daerah anogenital dan pada mulut. Papula ini
dikenal dengan nama kondiloma, dan mempunyai arti diagnostik untuk penyakit ini.
Kondilomata agak meninggi, berbentuk budar, pinggirnya basah dan ditutup oleh
eksudat yang berwarna kelabu. Treponema pallidium dapat dijumpai pada luka ini dan
tes srologik biasanya positif. Limfadenopati adalah tanda penting, kadang-kadang
splenomegali dijumpai juga. Aspirasi dengan jarum dari kelenjer limfe yang bengkak
pada biasanya menemukan cairan yang mengandung treponema pallidium yang dapat
dilihat pada pemeriksaan serologi
3. Sifilis laten
Tidak mempunyai tanda-tanda atau gejala klinis. Tanda positif hanya serum yang
reaktif, dan kadang-kadang cairan spinal juga reaktif. Jika fase laten berlangsung
sampai 4 tahun, maka penyakit ini tidak menular lagi, kecuali pada janin yang
dikandung wanita yang berpenyakit sifilis.
4. Sifilis tersier
Kadang pada vulva ditemukan gumma. Disini ada kecendrungan bagi gumma untuk
menjadi ulkus nekrosis dan indurasi pada pinggirnya. Sifilis Gummatous ditandai
dengan lesi granulomatosa, disebut gummas, yang ditandai dengan pusat jaringan
nekrotik dengan tekstur kenyal dan Gummas terutama terbentuk dalam hati, tulang,
dan testis tetapi dapat mempengaruhi setiap organ dan serviks. Pemeriksaan histologis
menunjukkan makrofag dan fibroblast palisaded, serta sel-sel plasma yang
mengelilingi margin. Gummas dapat memecah pertunbuhan janin yang menyebabkan
jaringan perubahan organ menijadi klien kogenital pada janin
Referensi
Kumar Dkk. 2007. Buku Patologi Robbins Edisi 7 Vol 2. Jakarta : EGC
Pylorus stenosis adalah penyempitan di bagian ujung lubang tempat makanan keluar
menuju usus halus. Pylorus sendiri adalah saluran menuju usus halus dan stenosis yaitu
penempitan. Hal ini terjadi karena adanya proses hipertropi dan hiperplasia dari lapisan
otot pilorus sehingga menyebabkan adanya hambatan pengeluaran dari lambung ke usus
halus. Akibat penyempitan tersebut, hanya sejumlah kecil isi lubang yang bisa masuk ke
usus, selebihnya akan dimuntahkan sehingga anak mengalami penurunan berat badan.
Gejala tersebut biasanya muncul pada usia 2-6 minggu selain muntah hebat dan
menyemprot, bayi juga terus menerus mersa lapar, buang air besar tidak teratur, serta
gelisah.
Pylorus stenosis terjadi pada usia< 2 tahun dan tampil denngan muntah-muntah
refrakter setelah diberi makan. Paling sering pada anak laki-laki pertama, dan bisa terdapat
pada gangguan elektrolit berat.
Penyebab kelainan ini belum jelas diketahui. Kelainan ini biasanya baru diketahui
setelah bayii berumur 2-3 minggu dengan gejala MUNTAH YANG PROYEKTIL
(MENYEMPROT).
p.Apa yang dimaksud dengan muntah proyektil dan apa kaitannya dengan kelainan pada
gambar dibawah ini ?
1. Pantau pola makan lkien dan hubungan antara makan dengan muntah.
3. Tingkatkan hidrasi yang adekuat. Berikan cairan parenteral sesuai indikasi. Tahap ini
juga disebut pengobatan pra bedah. Pemberian cairan ditujukan langsung pada koreksi
cairan, asam basa, dan kehilangan elektrolit. Pemberian cairan dimulai dengan NaCl
0,45-0,9 % dalam dextosa 5-10% dengan penambahan kalium klorida dengan kadar 30-
50 mEq/L. Terapi cairan ini harus dilanjtkan sampai bayi mengalami rehidrasi dan
kadar bikarbonat serum kurang dari 30 mEq/L. yang menandakan alkalosis sudah
terpenuhi. Mengatasi kondisi alkalosis sangat penting untuk diatasi guna mencegah
apnea pasca bedah yang terjadi akibat pengaruh aneestesi.
4. Cegah aspirasi dengan cara: beri makan secara perlahan, sendawakan klien sesering
mungkin, dan beri kien posisi fowler tinggi pada sisi kanan setelah pemberian makan.
6. Berikan penyuluhan kepada keluarga tentang prosedue (pra dan pasca bedah), teknik
menyususi dan mengatur posisi aman serta merawat luka.
Referensi:
Behrman, Kliegman, and Arvin. Ilmu Kesehatan Anak: Volume 2 Edisi 15. 2000. Jakarta:
EGC
q.Apa kelainan yang tampak ? Dari mana asal mekonium ? Apa penyebab terjadinya
peritonitis mekonium ?
Peritonitis mekonium adalah peritonitis non bakterial yang berasal dari mekoneum
yang keluar melalui defek pada dinding usus ke dalam rongga peritoneum. bercak
pengapuran dapat terjadi dalam 24 jam.
Gejalanya: abdomen yang membuncit sejak lahir, muntah dan edema dinding
abdomen kebiru-biruan.
Referensi :
http://www.scribd.com/kelainan kongenital
http://library.med.utah.edu/web path/PEDHTML/PED047.html
r.Angka kejadian kelainan tersebut cukup tinggi di indonesia. Jelaskan patogenesis kelainan
tersebut ! secara umum apa yang dilakukan dalam manajemen terapi pada bayi dengan
kelainan seperti diatas ?
Penyakit hirschsprung juga disebut megakolon
congenital, biasanya dimanifestasikan pada saat masih
bayi dan disebabkan oleh tidak adanya sel ganglion
parasimpatik congenital di dalam pleksus submukosal
dan intramuscular dari salah satu atau lebih segmen
kolon. (Tambayong, 2000)
Morfologi. Keadaan tidak adanya sel-sel ganglion dan ganglia pada dinding otot
(pleksus Auerbach) serta submukosa (pleksus Meissner) segmen usus yang terkena. Pada
keadaan ini, terdapat dilatasi progresif dan hipertropi kolon sebelah proksimal yang
terkena.
Gambaran klinis. Penyakit hirscprung terjadi pada 1:5000 hingga 1:8000 kelahiran
hidup; rasio laki-laki terhadap wanita adalah 4:1. Pada penyakit ini, terdapat korelasi
dengan sindrom Down dan kelainan neurologic. Penyakit Hirschprung ditemukan dengan
ketidakberhasilan neonates untuk mengeluarkan mekonium atau denga distensi abdomen;
pasien kelainan ini beresiko untuk mengalami perforasi usus, sepsis atau enterokolitis
dengan gangguan cairan.
Megakolon didapat bisa terjadi pada penyakit chagas, obstruksi usus, penyakit usus
inflamatorik (inflammatory bowel disease), dan kelainan psikosomatik.
Pada bayi dengan obstruksi usus dan atau enterokolitis fulminan, maka kolostomi
peralihan harus segera dilakukan. Setelah pasien mempunyai berat badan 10 kg, maka
koreksi definitive dapat dilakukan. (Sabiston, 1994).
II. Penuaan
s.Apa perubahan yang tampak pada jaringan tersebut ?
ini merupakan gambar otak pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Otak
mengalami atropi. ini menyebabkan pasien mengalami dimensia.
Referensi
Pringgoutomo, S., dkk. (2006). Buku Ajar Patologi 1 (Umum) Edisi 2 (Terj. Brahm U.P).
Jakarta: Sagung Seto
t.Terkait dengan perubahan yang ditemukan di jaringan otak pada lansia, apa yang dimaksud
dengan Lewy Body ?
Lewy Body adalah simpanan protein abnormal berbentuk mikroskopis dalam otak
yang mengganggu fungsi otak dan menyebabkan perburukan fungsi otak secara. Efek dari
Lewy Body adalah penurunan fungsi kognitif, mirip dengan penyakit Alzheimer, atau
penurunan fungsi kontrol motorik, mirip dengan penyakit Parkinson. Lewy Body dinamai
sesuai dengan nama penemunya yaitu Frederick Lewy yang pertama kali mengamati efek
tersebut.
Referensi :
Perry Robert, Perry Elaine. Dimentia with Lewy Bodies: Clinical, Pathological, and
Treatment Issues
http://library.med.utah.edu/webPath/TUTORIAL /CNS/CNSD6002.html
http://library.med.utah.edu/webPath/TUTORIAL /CNS/CNSD6001.html
u.Apa perbedaan anatomi yang bisa diamati dari kedua gambar diatas ?
Ini adalah gambar tulang vertebra yang normal
Ini adalah tulang vertebra dengan osteoporosis, terjadi
penurunan massa tulang dengan spikula tulang yang
lebih sedikit dan sempit
Perbedaan anatomi vertebra normal dan tulang vertebra dengan osteoporosis adalah
perubahan pergantian tulang homeostatis normal, kecepetan resorpsi tulang lebih besar dari
kecepatan pembentukan tulang mengakibatkan penurunan masa tulang total. Tulang secara
progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah. Tulang akan menjadi mudah fraktur
dibandingkan dengan yang normal.
Osteoporosis adalah kelainan dimana terdapat reduksi atau penurunan dari massa total
tulang. kecepatan resorpsi tulang lebih cepat dari kecepatan pembentukan tulang. Tulang
menjadi keropos secara progresif, rapuh, mudah patah, dan mudah fraktur.
Referensi :
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah: Buku Saku Brunner & Suddarth.
Jakarta. EGC