Anda di halaman 1dari 44

Industrialisasi, Proteksi, Pertumbuhan,

dan
Kesempatan Kerja
1. Rysa Ayu Puspita 12402183059

2. Maghfirotul Ulya 12402183072

3. Lapisna Dhiyah Yesikasari 12402183088


Industrialisasi
INDUSTRIALISASI menurut KBBI, adalah usaha menggalakkan industri dalam suatu negara.
Menurut Lincolin Arsyad (2004) industrialisasi adalah proses modernisasi ekonomi yang
mencangkup seluruh sektor ekonomi yang berkaitan satu sama lain dengan industri pengolahan.
(Meningkatkan nilai tambah seluruh sektor ekonomi dengan sektor industri pengolahan sebagai
sektor utama).

TERJADINYA INDUSTRIALISASI

Sisi Permintaan Sisi Penawaran


--Dari Sisi Permintaan--
Dari sisi permintaan, industrialisasi terjadi secara otomatis kurang
lebih karena peningkatan penghasilan rata-rata. karena itu,
industrialisasi lebih merupakan konsekuensi dari pertumbuhan dari
pada penyebab pertumbuhan. Seperti halnya munculnya industri
pengolahan hanya merupakan tanggapan yang pasif terhadap
kenaikan permintaan.
--Dari Sisi Penawaran--
Dari sisi penawaran, industri lebih cenderung untuk lebih padat modal daripada
pertanian. Industri membutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang terdidik dan terlatih
dibandingkan pertanian.
Fasilitas
Pendidikan Peningkatan
Penawaran Tenaga
Pemerintah Kerja Terdidik dan
Terlatih untuk
Promosi Industri
Pelatihan
Faktor
Pendorong
Industrialisasi
Tanah Koneksi

Tenaga Kerja Teknologi

Modal
Dampak Sosial dan Lingkungan
Industrialisasi
Industri Substitusi (Pengganti) Impor adalah kebijakan perdagangan
dan ekonomi yang mendukung penggantian barang impor asing dengan
barang produksi dalam negri.
Substitusi Impor Di Berbagai Sektor

1. Industri Barang Konsumsi Pokok

Alasan suatu negara memulai industri yang menghasilkan barang pokok :

a. Tingkat pendapatanya masih rendah

b. Efek pamer pada Negara Sedang Berkembang

c. Pasar barang konsumsi lebih luas ketimbang pasar barang capital

d. Tingkat teknologi yang lebih sederhana dan mudah


Substitusi Impor Di Berbagai Sektor
2. Industri Pangan (Pertanian)
Pembangunan pertanian dilakukan agar dapat meningkatkan pendapatan devisa khususnya di negara berkembang.
Hal ini bisa dilakukan dengan usaha swasembada pangan bidang pertanian. Agar pembangunan pertanian berhasil
perlu memperhatikan faktor :
a. Pemasaran hasil pertanian harus terjamin
b. Harus ada perubahan teknologi terus menerus
c. Tersedianya alat-alat bagi petani di tempat bekerja
d. Ada motivasi bagi petani untuk lebih produktif
e. Adanya transportasi murah dan efisien
Substitusi Impor Di Berbagai Sektor

3. Industri Jasa
Pendorong negara berkembang untuk beralih pada industri jasa adalah :

a. Negara berkembang banyak mengirimkan warga negaranya ke negara maju untuk mendapatkan

pendidikan yang lebih baik.

b. Masih bergantungnya jasa pengangkutan pada pihak luar yang berakibat mahalnya harga.
Substitusi Impor
dari Pinjaman Kebijakan Pemerintah
Negara Berkembang
Luar Negri Negara berkembang
masih kesulitan dalam
untuk pembangunan
hal “Kapital”
ekonomi negara

Pembayarannya Harus mengimpor dari


menggunakan “DEVISA” Negara Lain
Segi Positif
Dana yang diperoleh merupakan sumber yang tidak sedikit perananannya dalam
pembangunan ekonomi negara termasuk dalam pembagunan substitusi impor.

Segi Negatif
Akan menjadi suatu kewajiban negara, dimana kewajiban membayar pokok
pinjaman beserta bunganya. Akibat pembayaran kembali pinjaman tersebut,
kemampuan untuk mengimpor barang guna memenuhi kebutuhan DN akan
berkurang. Dan DEVISA dari pendapatan ekspor justru digunakan untuk
mengangsur pinjaman. Dengan keadaan tersebut akan terjadi keadaan
“Purchasing Power” dalam negeri.
B. Krisis Ekonomi dan Proteksi
1. Pengertian Krisis Ekonomi

Menurut Market Business News, krisis ekonomi adalah keadaan di mana perekonomian di suatu

negara mengalami penurunan secara drastis.

Krisis ekonomi adalah suatu peristiwa yang genting dan penuh dengan kemelut tentang tatanan

kehidupan perekonomian suatu negara yang merupakan factor dasar bidang kehidupan

manusia yang bersifat materil.


3. Dampak dari krisis ekonomi

Krisis ekonomi memberikan dampak yang sangat besar bagi negara dan tentunya
dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Dilansir dari Detik,
ketika suatu negara mengalami peristiwa tersebut, dipastikan banyak perusahaan
yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawannya. Hal
tersebut dilakukan karena perusahaan tidak memiliki cukup uang untuk
memberikan gaji kepada mereka. Dengan kejadian tersebut, dipastikan juga angka
pengangguran akan semakin naik. Setelahnya, angka kemiskinan juga meningkat
karena orang-orang tidak memiliki pendapatan. Selain itu, pemerintah dipastikan
akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan belanja negara. Ditambah lagi,
masyarakat juga kesulitan memenuhi kehidupan sehari-hari karena harga
kebutuhan naik secara tajam
4. Proteksi terhadap Krisis
Presiden mengajak semua pihak dalam menghadapi krisis global harus terus memupuk rasa optimisme
dan saling bekerjasama sehingga bias tetap menjaga kepercayaan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi sebesar enam persen harus terus dipertahankan antara lain dengan terus mencari
peluang ekspor dan investasi serta mengembangkan perekonomian domestik.
Ajakan pada kalangan dunia usaha untuk tetap mendorong sektor riil dapat bergerak.
Semua pihak lebih kreatif menangkap peluang di masa krisisantara lain dengan mengembangkan pasar
di negara-negara tetangga.
Menggalakkan kembali penggunaan produk dalam negeri sehingga pasar domestic akan bertambah
kuat.
Perlunya penguatan kerjasama lintas sektor antara pemerintah, Bank Sentral, dunia perbankan serta
sector swasta.
Semua kalangan diharapkan untuk menghindari sikap ego-sentris dan memandang remeh masalah yang
dihadapi.
Pentingnya semua pihak melakukan komunikasi yang tepat dan baik pada masyarakat. Tak hanya
pemerintah dan kalangan pengusaha, serta perbankan, Kepala Negara juga memandang peran pers
dalam hal ini sangat penting karena memiliki akses informasi pada masyarakat
5. Krisis ekonomi di Indonesia

a. Krisis ekonomi tahun 1997-1998


Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 tersebut menjadikan
jumlah atau tingkat pengangguran meningkat signifikan sehingga berujung pada
meningkatnya tingkat kemiskinan. Jumlah pengangguran pada waktu itu mencapai
20 juta orang atau sekitar 20 persen dari angkatan kerja. Akibat dari PHK dan inflasi
mencapai 70 persen, jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan juga meningkat.
Ketika itu, angkanya tercatat mencapai sekitar 50 persen dari total penduduk.
Pendapatan per kapita yang mencapai 1.155 dolar/kapita pada tahun 1996 dan
1.088 dolar/kapita pada tahun 1997 menciut menjadi 610 dollar/kapita pada tahun
1998. Dua dari tiga penduduk Indonesia, sebagaimana dicatat oleh Organisasi
Buruh Internasional (ILO), berada dalam kondisi yang sangat miskin pada tahun
1999 jika ekonomi tak segera diperbaiki.
b. Krisis keuangan global tahun 2008-2009
Krisis ekonomi ini dipicu oleh krisis keuangan yang terjadi di AS pada tahun 2007. Melalui
keterkaitan dan terintegrasinya keuangan global, krisis tersebut menjalar ke negara-negara yang maju
perekonomiannya seperti Jepang dan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE). Negara-negara di Asia,
termasuk Indonesia, juga terdampak krisis tersebut. Krisis keuangan global tahun 2008-2009
berdampak terhadap perekonomian Indonesia melalui jalur transmisi permintaan dunia yang menurun.
Penurunan permintaan dunia tersebut menjadikan volume ekspor mengalami penurunan. Kondisi
tersebut berdampak pada menurunnya volume produksi. Selanjutnya hal tersebut membawa
konsekuensi kesempatan kerja menurun. Hal itu berarti terjadinya PHK. Dengan adanya PHK tersebut
dimungkinkan terjadinya penurunan pendapatan dan berujung pada meningkatnya kemiskinan.
Transmisi ini berlanjut dengan menurunnya pendapatan di tingkat regional (provinsi dan
kabupaten/kota). Dengan demikian akibat krisis tersebut pendapatan nasional menurun dan kemiskinan
meningkat. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di tahun
2008 sebesar 6,01 persen, turun menjadi 4,63 persen di tahun 2009. Selain itu ditemukan krisis
keuangan global relative lebih kuat dampaknya terhadap rumah tangga perdesaan daripada rumah
tangga perkotaan. Namun karena pasar kerja di perdesaan lebih fleksibel, dampak krisis terhadap
tingkat pengangguran pedesaan menjadi relatif lebih lemah
c. Krisis ekonomi akibat dari masalah kesehatan Covid-19

Menurut Gubernur BI, krisis ekonomi yang terjadi karena masalah pandemi
Covid-19. Penyebaran virus Corona sangat cepat. Virus tersebut melanda di
hamper seluruh negara yang ada di dunia. Kondisi tersebut menjadikan investor
dan pemilik modal di pasar keuangan global panik dan menjual aset-aset
keuangan mereka seperti saham, obligasi, hingga emas ke dalam bentuk uang
tunai (dolar AS). Kondisi tersebut menyebabkan perekonomian di seluruh negara
ambrol lantaran minim investasi. Para pemilik dana global menjual aset-aset
keuangan mereka, tidak memandang bulu dari mana negaranya dan tingkat
berapa imbal hasil ataupun rating-nya. Investor global ingin menukarkan kepada
tunai, terutama dolar AS. Hal tersebut menjadikan nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS mengalami depresiasi.
Di sector riil, khususnya industri manufaktur juga terdampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan Kementerian Perindustrian (2020), indeks manajer pembelian (Purchasing
Managers Index/PMI) manufaktur Indonesia pada akhir kuartal I tahun 2020 teretekan di
bawah 50 yaitu 45,3. Hal itu dipengaruhi oleh banyaknya daerah yang terjangkit Covid-
19, sehingga penurunan utilitas industri manufaktur di berbagai sector tidak dapat
dihindari. Beberapa industri mengalami penurunan kapasitas (produksi) hampir 50
persen, kecuali industri–industri alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Secara garis
besar, 60 persen industri skala kecil, menengah dan besar terpukul besar akibat dampak
covid-19, namun 40 persen lainnya alami permintaan yang tinggi.
Selanjutnya, menurut BI (2020) pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diperkirakan hanya
sebesar 2,3 persen. Jauh lebih rendah dari perkiraan sebelum terjadinya pandemi Covid-
19 yaitu sebesar 5,1 – 5,4 persen. BI optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
2021 bisa mencapai 5,3 – 6,0 persen. Melambungnya (rebound) pertumbuhan ekonomi
tersebut dengan pola V (V-shape). Optimisme BI tersebut didasarkan pada sejumlah
perbaikan ekonomi yang tengah digalakkan Pemerintah, BI, dan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK). Seperti diketahui, perbaikan ekonomi tersebut dilakukan melalui stimulus fiskal
dan non fiskal, stimulus moneter, stimulus perbankan dan jarring pengaman sosial
Indonesia tahun awal dekade 1960-an

dalam keadaan yang tergantung pada politik


ekonomi yang dianut Indonesia, yang ingin serba
berdikari. Dengan berkembangnya proses
industrialisasi di negara-negara yang sedang
berkembang maka komposisi ekspornya mulai
beralih, dari ekspor negara-negara tersebut telah
menuju ke negara-negara maju dan juga ke negara-
negara berkembang lainnya hingga menimbulkan
proteksi.
Politik Proteksi

Politik proteksi
adalah kebijakan pemerintah
untuk melindungi industri
dalam negeri yang sedang
tumbuh (infant industry) dan
persaingan-persaingan
barang-barang impor.
Tujuan Kebijakan Proteksi
a. Memaksimalkan produksi dalam
negeri;
b. Memperluas lapangan kerja;

c. Memelihara tradisi nasional;

d. Menghindari risiko yang mungkin


timbul;
e. Menjaga stabilitas nasional.
Proteksi dapat dilakukan melalui kebijakan
berikut ini.
Tarif
a. Tarif dan Suatu pembebanan atas
Bea Masuk barang-barang yang melintasi
daerah pabean (costum area).

Bea masuk
Pungutan negara yang
dikenakan terhadap barang
impor.
Gambar 1.
No. Sebelum Ada Setelah Ada Akibat Grafik pengaruh tarif dan bea
Tarif Tarif
masuk
1. Harga Harga Harga naik
setinggi OP setinggi OP1 sebesar P P1

2. Jumlah Jumlah Produksi dalam


produksi produksi negeri meningkat
dalam negeri dalam negeri Q1Q2
sebesar OQ1 sebesar OQ2

3. Jumlah Jumlah Jumlah barang di


barang barang di pasar turun
dipasaran/ pasaran/ sebesar Q3Q4
permintaan permintaan
konsumen konsumen
OQ4 OQ3
4. Impor barang Impor barang Impor barang
Q1Q4 Q2Q3 turun Q3Q4
Pelarangan impor =
kebijakan pemerintah untuk
b. Pelarangan melarang masuknya barang-
Impor barang dari luar negeri.

 Akibatnya adalah harga barang naik, produksi


dalam negeri meningkat dan jumlah barang di
pasar menurun.
No. Sebelum Setelah Akibat Gambar 2.
Larangan Larangan
Impor Impor Grafik Kebijakan pelarangan
1. Harga setinggi Harga setinggi Harga naik impor.
OP1 OP2 sebesar P1P2

2. Jumlah Jumlah produksi Produksi


produksi dalam dalam negeri dalam negeri
negeri sebesar sebesar OQ2 meningkat
OQ1 Q1Q2

3. Jumlah barang Jumlah barang di Jumlah


dipasaran/ pasaran/ barang di
permintaan permintaan pasar turun
konsumen OQ3 konsumen OQ2 sebesar Q2Q3
4. Impor barang
Q1Q3
Kuota adalah kebijakan
pemerintah untuk membatasi
c. Kuota atau barang-barang yang masuk
Pembatasan dari luar negeri.
Impor
 Akibat dari kebijakan kuota ini adalah harga barang
naik, produksi dalam negeri meningkat, jumlah
barang di pasar turun dan impor barang turun.
No. Sebelum ada Setelah ada Akibat Gambar 3.
kuota kuota
1. Harga setinggi Harga setinggi Harga naik Grafik Kebijakan kuota atau
OP1 OP2 sebesar P P1 pelarangan impor.

2. Jumlah Jumlah Produksi


produksi dalam produksi dalam
dalam
negeri sebesar negeri sebesar
negeri
OQ1 OQ2 meningkat
Q1Q2
3. Jumlah barang Jumlah barang Jumlah
dipasaran/ di pasaran/ barang di
permintaan permintaan pasar turun
konsumen OQ4 konsumen OQ3 sebesar
Q3Q4
4. Impor barang Impor kuota Impor
Q1Q4 Q2Q3 barang
turun Q3Q4
Subsidi adalah kebijakan pemerintah
untuk membantu menutupi sebagian
biaya produksi per unit barang
produksi dalam negeri. Sehingga
produsen dalam negeri dapat menjual
d. Subsidi barangnya lebih murah dan bisa
bersaing dengan barang impor.

 Akibat kebijakan subsidi adalah harga barang


dipasar tetap, produksi dalam negeri meningkat,
jumlah barang di pasar tetap dan impor barang
turun.
Gambar 4.
Grafik Pengaruh
kebijakan subsidi.
Dumping adalah kebijakan
pemerintah untuk mengadakan
diskriminasi harga, yakni produsen
e. Dumping menjual barang di luar negeri lebih
murah daripada di dalam negeri

Syarat :
a. Kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar negeri.
b. Terdapat hambatan yang cukup kuat.
Gambar 5.
Grafik Kebijakan dumping.
Keterangan: .
Seperti diketahui bahwa laba maksimum
diperoleh pada saat kurva MC sama dengan
kurva MR. MC sama dengan MR di pasar
dalam negeri yang dicapai pada kuantitas
produksi OQ1, dan pasar luar negeri dicapai
pada kuantitas produksi OQ2. Oleh karena
kurva permintaan di kedua pasar memiliki
kecuraman yang berbeda, di mana harga
pasar dalam negeri adalah OP2 sementara
harga di pasar luar negeri
setinggi OP1, sehingga permintaan di pasar
dalam negeri relatif lebih inelastis
dibandingkan dengan pasar di luar
negeri, karena kurvanya lebih curam.
Dari sini dapat dipahami bahwa
secara konsep, Proteksi merupakan
usaha-usaha pemerintah yang
membatasi barang-barang yang
diimpor dari Negara lain dengan
tujuan untuk mencapai beberapa
tujuan tertentu yang penting artinya
dalam pembangunan dan
kemakmuran perekonomian Negara.
Proteksi dari Krisis Terhadap Industri
Pada tahun 70-an, Indonesia telah
menikmati pertumbuhan yang pesat karena harga
minyak yang tinggi, jatuhnya harga minyak pada
awal dekade 80-an membawa efek yang sangat
besar. Karena ketergantungan ekonomi pada
minyak bumi maka pertumbuhan ekonomi Indonesia
menjadi sangat rentan terhadap gejolak harga
minyak hingga sebab menyebabkan perekonomian
mengalami stagnasi. Pertumbuhan ekonomi yang
sebelumnya mencapai rata-rata diatas tujuh persen
tiba-tiba jatuh menjadi hanya satu persen.
Saat
itu di sektor industri
 Untuk menghadapi manufaktur proteksi terhadap
situasi tersebut, industri dalam negeri masih relatif
pemerintah telah tinggi. Hingga beberapa industri
mengambil tindakan yang dianggap “strategis” bahkan
yang drastis. Salah mendapat perlindungan penuh
satunya terkait tarif terhadap saingan produk luar
impor yang secara negeri.
drastis diturunkan dan Meskipun begitu ternyata kebijakan-
ekspor menjadi fokus kebijakan industri tadi menghasilkan industri
yang mempunyai kekuatan semu. Sebab akar
kebijakan industri permasalahan yang dihadapi sebenarnya
Indonesia. sangat fundamental (seperti kualitas SDM yang
masih rendah) maka diperlukan waktu yang
lebih lama untuk keluar dari krisis tersebut.
D. PROTEKSI Pertumbuhan dan
Kesempatan Kerja Dunia Industri
Dalam batas waktu tertentu proteksi
memang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi, tetapi jika terus-menerus akan
merugikan ekonomi di dalam negeri karena
setiap komoditi akan mengalami masa jenuh.
Produksi di dalam negeri relatif lebih banyak
tersedia, sedangkan harganya relatif mahal
maka kemampuan daya beli tidak naik
sebagaimana diharapkan.
Berdasarkan Lapangan kerja di sektor
pertanian, industri dan jasa mengalami
data dari dinamika yang berbeda, mengingat
Kementerian penciptaan kesempatan kerja terjadi di
PPN/ Bappenas, sektor jasa. Proporsi lapangan kerja
tahun 2018, sektor jasa terus meningkat, sedangkan
lapangan kerja pertanian berkurang. Proporsi lapangan
Indonesia telah kerja sektor industri pengolahan stagnan
melampaui di antara 13 persen-15 persen. Selama
target RKP 2018 2015-2018, sektor jasa menyerap 9,77 juta
dan RPJMN pekerja, sedangkan industri hanya 2,99
2015-2019, TPT juta orang.
turun menjadi
5,34 persen.
Kementerian Perdagangan RI
Proteksi dengan mengendalikan
Proporsi lapangan
impor secara selektif.
kerja sektor industri
pengolahan yang masih
stagnan bisa saja terjadi
Zamroni, Peneliti Ekonomi LIPI: Upaya
karena terbatasnya melindungi industri untuk meningkatkan nilai
keahlian (skill) angkatan tambah adalah dengan proteksi (perlindungan)
kerja dan ketidakcocokan melalui NTMs (Non-Tariff Measures).
(mismatch) antara Proteksi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah
kebutuhan dengan upaya melindungi industri/perekonomian dalam
ketersediaan tenaga negeri dengan menggunakan berbagai instrument
kerja dan tentu perlu
yang sesuai dengan prinsip WTO (World Trade
evaluasi kembali untuk
perbaikan kedepannya Organization). Upaya proteksi pasar dan industri
agar kesempatan kerja dalam negeri tentunya tidak terlepas dari peran
juga melebar. masyarakat dan lembaga penelitian.
Daftar Pustaka
● Achtar, M.Z. 1995. Proteksi Bagi Dunia Industri Nasional dalam Perspektif.
○ https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/
download/484/419&ved=2ahUKEwigpa6O-
ZjtAhWg9nMBHScOAicQFjABegQIERAB&usg=AOvVaw2AF1EEOnBC5OhwoySbGSBD
● Arsyad, Lincolin. 1997. Pola Pengembangan Industri Manufaktur di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol. 12 No.1 Tahun 1997.
● Baiti, Nur. 2020. Krisis Ekonomi dan Resesi Ekonomi.
○ https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/60892288/Tugas_SEI_beti20191013-108010-
p5nzy3.pdf?1571028731=&response-content-disposition=inline%3B
● BAPPENAS. Penduduk dan Kesempatan Kerja.
○ https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bappenas.go.id/index.php/do
wnload_file/view/8482/1712/&ved=2ahUKEwjBwrbhoKDtAhUKT30KHewGA0QQFjADegQICBAI&usg=A
OvVaw20VvEqTR5Lz-VuoHhkxSYp
● Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI. 2019. Strategi Proteksi Perdagangan Indonesia untuk Menghadapi
Perang Dagang Global.
○ http://lipi.go.id/berita/strategi-proteksi-perdagangan-indonesia-untuk-menghadapi-perang-dagang-
global/21902
● Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga.
● Glints. 2020. Ditakuti Oleh Semua Negara, Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Krisis Ekonomi.
○ https://glints.com/id/lowongan/krisis-ekonomi/#.X8EYn1UzbIX
● Hartanto, Eko Priyo. 2015. Konsep Industri.
○ https://www.rempahpiroklastik.com/2015/11/konsepindustri.html?m=1
● Kartyadi, Tedy. 2020. Krisis Ekonomi.
○ https://bernasnews.com/krisis-ekonomi/
● Kompas. 2019. Industrialisasi: Pengertian, Ciri-Ciri dan Faktor. Hal.5
● Shauki, Achmad. 1998. Jurnal Politik Internasional: Struktur Ekonomi Indonesia dan Sumbangannya
Terhadap Krisis Keuangan.
○ https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://global.ir.fisip.ui.ac.id/index.php/g
lobal/article/download/184/91&ved=2ahUKEwju4fbnnaDtAhWWWX0KHb4YCv0QFjAEegQICBAB&u
sg=AOvVaw0c42ubXmSmrNolmr0gKVgY
● Sofa. 2007. Konsep dan Kebijakan Proteksi pada Industri.
○ https://www.google.com/amp/s/massofa.wordpress.com/2008/03/07/konsep-dan-kebijakan-
proteksi-pada-industri/amp/ . Cari Ilmu Online Borneo.
● Staff Administrasi Universitas Jambi. 2013. Proteksi Perdagangan.
○ https://www.google.com/amp/s/cerdasco.com/proteksi-perdagangan/
● Zain, Winarno. 1972. Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja.
○ https://www.prismajurnal.com/issues.php?id=%7B98213BF7-3E39-FA70-01A6-
5016CCA057F9%7D&bid=%7B9E500CDA-8150-08EA-5E0B-D87049AC0AA0%7D
THANKS!
forYour@ttention.
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai