Anda di halaman 1dari 47

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Dr.Soetomo

“INDUSTRI SUBSTITUSI IMPOR”


Veronika Nugraheni Sri,SE.MM

Jurusan/smt/kls : Ekonomi Pembangunan/IV/K


Tugas kelompok : presentasi BAB 12
Nama : OKTO SOLIN
NIM 202111310006
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
* Industrialisasi substitusi impor (ISI) adalah kebijakan perdagangan dan ekonomi yang mendukung penggantian
barang impor asing dengan barang produksi dalam negeri.
Kebijakan ISI diterapkan oleh negara-negara di belahan bumi selatan dengan tujuan merintis pembangunan
dan kemandirian melalui pembentukan pasar dalam negeri. ISI beroperasi dengan membiarkan negara
memimpin pembangunan ekonomi lewat nasionalisasi, subsidisasi industri penting (termasuk pertanian,
pembangkit listrik, dan lain-lain), kenaikan pajak, dan kebijakan perdagangan yang sangat proteksionis.
[4]
Industrialisasi substitusi impor perlahan ditinggalkan oleh negara-negara berkembang pada tahun 1980-an
dan 1990-an sebagai bagian dari program penyesuaian struktural IMF dan Bank Dunia. Kedua institusi
tersebut mengupayakan liberalisasi pasar global di belahan bumi selatan.

A.timbulnya pengertian substitusi impor


Substitusi impor adalah kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, pemerintah
mendorong produksi dalam negeri untuk barang-barang yang sebelumnya diimpor.

Pemerintah dapat menerapkan hambatan perdagangan secara ekstensif, sehingga melindungi industri dalam
negeri dari persaingan impor. Dengan tidak masuknya barang impor, produksi dalam negeri diharapkan akan
terus terpacu.
Dalam konteks pembangunan Amerika Latin, istilah "strukturalisme Amerika Latin" merujuk pada era industrialisasi
substitusi impor di berbagai negara Amerika Latin sejak tahun 1950-an sampai 1980-an. Teori di balik strukturalisme
Amerika Latin dan ISI diturunkan dari gagasan Raúl Prebisch, Hans Singer, Celso Furtado, dan pemikir ekonom
struktural lainnya. Teori ini mulai diterapkan seiring dibentuknya United Nations Economic Commission for Latin
America and the Caribbean (UNECLAC atau CEPAL). Kendati para penganut teori ISI dan strukturalisme Amerika Latin
beragam dan berasal dari berbagai mazhab ekonomi, ISI dan strukturalisme Amerika Latin beserta para penganut teori
yang mengembangkan kerangka ekonominiya sama-sama yakin bahwa pembangunan ekonomi harus dipimpin negara dan
direncanakan secara terpusat.[6] Dalam hal industrialisasi yang didorong belanja pemerintah atas dasar argumen industri
kecil, pendekatan ISI dan strukturalisme Amerika Latin sangat dipengaruhi oleh aliran Keynesian, komunitarian,
dan sosialis.[7] ISI sering dikaitkan dengan teori ketergantungan, tetapi teori ketergantungan menggunakan kerangka
Marxis yang lebih luas untuk memahami asal-usul keterbelakangan dengan mengamati dampak sejarah
dari kolonialisme, Eurosentrisme, dan neoliberalisme.
B.MOTIF MOTIF SUBSTUTISI
Untuk menghadakan substitusi impor,antara negara yang satu dengan yang lainya
berbeda beda,dan saatnya pun berbeda pula
1.bagi negara sedang berkembang,diman negara negara tersebut biasanya mengalami persulitan dalam
neraca pembayarannya,maka substitusi impor dimaksud untuk mengurangi atau menghemat pengunaaan
devisa.

2.Substitusi impor sering timbul bila pemerintah suatu negara berusaha memperbaiki neraca pembagunan
nya,baik dengan cara pembatasan impor,sedangkan permintaan akan barang tersebut masih besar.sehingga
mendorong pemerintah sendiri maupun wirasuasta untuk menghasilkan barang barang yang dibatasi impor
nya jadi timbulnya substitusi impor dalam bidang industri sebagai bijak kebijaksanaan.

3.ada juga suatu negara yang mengadakan industrialisasi dengan tujuan dapat memenuhi kebutuhan sendiri
akan berbergai barang industry dank arena semangat kemerdekaaan yang timbul di negara yang sedang
berkembang.kaadaan ini mendorong timbul nya indsutri subtitusi impor baik yang menghasilkan barang barang
komsumsi pokok maupun barang kapital yang perlu bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi.

4.Alasan lain dengan adanya industry subtitusi impor ialah karena pemerintah bertujuan untuk memajukan
memperkembangkan kegiatan ekonomi di dalam negeri. Untuk memajukan perekonomian dan mendorong
timbulnya industry yang pokok di dalam negri,Negri tersubut terpaksa suatu politik proteksi dan membrikan
berbagai fasilitas bagi pengusaha – pengusaha swasta.maka keuntungan yang di peroleh para pengsaha
swasta dapat meningkat dan dapat mendorong kegiatan ekonomi lebih lanjut

5. setalajh di singgung mengenai beberapa motif subtitusi impor,yang bagi negara perkembang umumnya
lebih condong pada motif penghematan devisa.

C. SUBSTITUSI IMPOR DAN PINJAMAN LUAR NEGERI


Kebijakan yang diambil pemerintah negara sedang berkembang diarahkan kepada pembangunan ekonomi negara.
Sehingga masalah yang yang dirumuskan adalah menentukan alat yang paling efektif guna mencapai tujuan atau target
yang telah di tentukan dalam rencana pembangunan ekonomi, untuk itu diperlukan sekali banyak kapital. Kenyataannya
negara sedang bekembang minim akan kapital daripada kebutuhan pembangunannya. Karena negara tersebut tidak
mempunyai dan belum dapat membuat sendiri alat kapital yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan itu, maka
terpaksa mendatangkan dari negara yang telah maju industrinya. Oleh karena itu diperlukanlah alat pembayaran luar
negeri atau devisa. Devisa dapat diperoleh diantaranya:
1.Dengan mengekspor barang ke luar negeri.
2.Dengan menarik pinjaman atau kredit dari luar negeri.
3.Dengan bantuan atau hadiah yang diterima negara tersebut dari negara lain.
4.Dengan menarik kapital asing untuk diinvestasikan langsung di dalam negeri.

*SEGI POSITIF DAN NEGATIF PINJAMAN LUAR NEGERI


1. Segi positif
Merupakan sumber yang tidak sedikit peranannya dalam pembangunan ekonomi negara termasuk
pembangunan industri substitusi impor.

2. Segi negatif
Negara menjadi terikat akan suatu kewajiban, yaitu kewajiban membayar kembali pinjaman yang berupa
pinjaman pokok dan bunganya. Kemampuan untuk mengimpor barang-barang yang diperlukan guna
memenuhi kebutuhan dalam negeri menjadi berkuang. Jadi, devisa yang diperoleh dari hasil ekspr tidak dapat
digunakan untuk mengimpor barang yang penting melainkan harus digunakan untuk membayar kembali
pinjaman luar negeri. Dengan demikian akan terjadi purchasing power atau penurunan daya beli barang di
dalam negeri.

Pinjaman luar negeri dapat pula berwujud barang-barang yang disediakan untuk diimpor dengan pinjaman
yang diberikan kepada negara debitor. Hal ini kurang menguntungkan bagi negara peminjam (debitor) karena
penggunannya sangat terikat pada daftar barang yang disediakan, dan sering terjadi ketidaksesuaian antara
barang yang disediakan dengan negara peminjam. Jadi, negara peminjam terpaksa harus mengimpor barang
yang kurang sesuai dengan kebutuhannya. Barang yang dapat diimpor itu sendiri merupakan barang-barang
yang berlebihan di negara-negara pemberi pinjaman (kreditor).
E. KAPASITAS SUATU NEGARA DALAM MEMBIAYAI PINJAMAN LUAR NGERI

Dalam menarik pinjaman luar negeri negara harus mampu mengukur kapasitasnya di dalam membayar
kembali pinjamannya. Dalam jangka pendek kapasitas tersebut dipengaruhi oleh fluktuasi dalam bidang ekspor
dan impor. Dalam jangka panjang, kapasitas negara tersebut sulit ditentukan karena adanya kesulitan di dalam
menentukan hasil perkembangan ekonomi yang sebagaian dibiayai dengan pinjaman luar negeri.

Pinjaman luar negeri harus digunakan secara self liquiditing atau self finance (membiayai sendiri),
sehingga dalam waktu tetentu dapat menghasilkan barang-barang yang kemudian dapat menarik pendapatan
devisa dengan mengekspor hasil tersebut ataupun menghemat devisa yang digunakan yang nantinya dapat
dignakan utuk membayar kembali pinjaman luar negeri. Kesulitan yang dihadapi oleh self finance itu apabila
pinjaman yang berwujud barang, terlebih lagi kalau barang itu kurang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh
negara peminjam. Self finance ini penggunaanya kurang berhasil. Dalam hubungannya dengan self finance
credit negara sedang berkembang memusatkan investasinya dalam bidang industri ekspor, substitusi impor
atau barang yang sama sekali baru untuk dijual pada pasar dalam negeri.

Terdapat hubungan yang erat dari sektor yang merupakan sumber devisa yaitu sektor ekspor, sektor
substitusi impor dan sektor pinjaman luar negeri. Pinjaman luar negeri dapat digunakan untuk mendorong
timbulnya industri substitusi impor yang selanjutnya dapat mendorng timbulnya industri ekspor dan menikkan
jumlah ekspor. Dengan industri substitusi impor berarti ada penghematan devisa. Timbulnya industri ekspor
dan naikknya jumlah ekspor maka pendapatan devisa akan meningkat. Dapat pula terjadi yaitu saat
pengembalian pinjaman telah tiba dan harus segera dibayar, maka industri substitusi impor dan industri ekspor
dapat digunakan untuk membiayai pembayaran kembali pokok pinjaman beserta bunganya.

F. SUBSITUSI IMPOR DALAM INFLASI


Inflasi mempunyai pengaruh positif dan negative.Pengaruh positif adalah pengaruh yang membawa perbaikan
baik dibidang ekonomi maupun non ekonomi. Bagi negara berkembang inflasi dapat membawa dampak positif.
Namun bagi negara berkembang belum tentu membawa dampak positif karena:

1.Kekurangan wiraswasta,

2.Sedikit sekali mempunyai kapasitas lebih dan pabrik-pabriknya dan juga tidak tersediabahan baku serta suku
sadang,

3.Biasanya iflasi tidak dibarengi oleh investasi yang spekulatif dan komersial,

4.Pendapatan negara berkembang umumna rendah.


Negatifnya inflasi sangat mempengaruhi terhadap:

1.Struktrur harga: Imbangan harga yang satu dengan yang lain

2.Investasi dan Konsumsi: Investasi akan bersifat non produktif materiil dan terhadapkonsumsi semakin
memperlebar celah perbedaan tingkatkonsumsi antara golongan masyarakat yang katya dengan yang miskin

3.Perniagaan Internasioal: Inflasi menimbulkan dispritas harga yang akan menghambat pelaksanaan
induntrialisasi karena barang-barang hargnya selalu menurun
4.Distribusi Penghasilan dan Kekayaaan: Karena inflasi mengakibatkan kenaikan harga, hal ini akan
menyebaakna adanya pergeseran dalam pembagian penghasilan dalam masyarakat.Dalam keadaan
inflasi,negara sedang berkembang tidak mngkin melaksanakan industrialisasiatau menciptakan barang-barang
subsutisi impor

G. SUBSITUSI IMPOR DI BERBAGAI SEKTOR

Subsitusi impor dianggap ada apabila bagi suatu barang tertentu produksinya meningkat lebih cepat daripada
impornya, sehingga impor barang-barang tersebut merupakan bagian yang makin sedikit dari jumlah total
penawaranya.

1. Industri Barang Konsumsi Pokok

Alasan negara memulai industrialisasinya dengan industri-industri yang menghasilkan barang-barang


konsumsi :

a. Pada umumnya negara tresebut pendapatanya masih rendah,

b. Adanya efek pamer yang berlaku di negara yang sedang berkembang,

c. Pasar konsumsi lebih luas dari pada pasar barang-barang kapital,


d. Tingkat teknologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang-barang kapital lebih tinggi daripada yang
dibutuhkan untuk menghasilkan barang-baranga konsumsi.

2. Industri Pangan (Pertanian)

Di negara yang sedang berkembang,target produksi pertanian termasuk termasuk pula penghasilan devisa
dengan jalan menaikan ekspor dan juga penghematan devisadengan jalan mengurangi impor.Tetapi pada
kenyataanya negara edang berkembang yang behasil mengurangi impor hasil pertanian hanya beberapa
saja..Pembangunan pertanian dapat diharpkan berhasil asal diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :

a. Pemasaran hasil pertanian harus terjamin,

b. Harus ada perubahan terhologi terus-menerus,

c. Tersedianya alat-alat bagi petani di tempat tinggal atau tempat mereka bekerja,

d. Harus ada dorongan bagi petani untuk lebih produktif,

f. Harus ada transportasi yang murah dan efisian.

3. Industri Jasa

Negara berkembang sebaiknya disamping mengusahakan subsuusi impor di bidang industri dan pertanian
juga dibidang jasa.

a. Negara berkembang banyak mendidik warga negaranya dengan menirim mereka ke negara-negara yang
telah maju,
b. Dalam jasa pengangkutan masih menggantunmgkan pada pihak luar.

Daftar Pustaka

Irawan dan Suparmoko.2002.Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta: BPTE Yogyakarta

Martono, trisno.2008.Ekonomi Pembangunan.Surakarta:UNS Press


A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dibalik tujuan baik dari urbanisasi,
timbul permasalahan yaitu adanya
pertambahan penduduk di kota
mengakibatkan kepadatan tata ruang
perkotaan. Hal
ini akan berdampak pada sistem tata
ruang karena banyak digunakan
sebagai lahan
tempat tinggal penduduk urbanisasi.
Menurut evers dalam abbas (2002)
bahwa
tingkat urbanisasi yang terlalu rendah
akan mengabaikan kebutuhan kota yang
dapat
memperlambat kemajuan ekonomi
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dibalik tujuan baik dari urbanisasi,
timbul permasalahan yaitu adanya
pertambahan penduduk di kota
mengakibatkan kepadatan tata ruang
perkotaan. Hal
ini akan berdampak pada sistem tata
ruang karena banyak digunakan
sebagai lahan
tempat tinggal penduduk urbanisasi.
Menurut evers dalam abbas (2002)
bahwa
tingkat urbanisasi yang terlalu rendah
akan mengabaikan kebutuhan kota yang
dapat
memperlambat kemajuan ekonomi
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dibalik tujuan baik dari urbanisasi,
timbul permasalahan yaitu adanya
pertambahan penduduk di kota
mengakibatkan kepadatan tata ruang
perkotaan. Hal
ini akan berdampak pada sistem tata
ruang karena banyak digunakan
sebagai lahan
tempat tinggal penduduk urbanisasi.
Menurut evers dalam abbas (2002)
bahwa
tingkat urbanisasi yang terlalu rendah
akan mengabaikan kebutuhan kota yang
dapat
memperlambat kemajuan ekonomi
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dibalik tujuan baik dari urbanisasi,
timbul permasalahan yaitu adanya
pertambahan penduduk di kota
mengakibatkan kepadatan tata ruang
perkotaan. Hal
ini akan berdampak pada sistem tata
ruang karena banyak digunakan
sebagai lahan
tempat tinggal penduduk urbanisasi.
Menurut evers dalam abbas (2002)
bahwa
tingkat urbanisasi yang terlalu rendah
akan mengabaikan kebutuhan kota yang
dapat
memperlambat kemajuan ekonomi
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dibalik tujuan baik dari urbanisasi,
timbul permasalahan yaitu adanya
pertambahan penduduk di kota
mengakibatkan kepadatan tata ruang
perkotaan. Hal
ini akan berdampak pada sistem tata
ruang karena banyak digunakan
sebagai lahan
tempat tinggal penduduk urbanisasi.
Menurut evers dalam abbas (2002)
bahwa
tingkat urbanisasi yang terlalu rendah
akan mengabaikan kebutuhan kota yang
dapat
memperlambat kemajuan ekonomi
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dibalik tujuan baik dari urbanisasi,
timbul permasalahan yaitu adanya
pertambahan penduduk di kota
mengakibatkan kepadatan tata ruang
perkotaan. Hal
ini akan berdampak pada sistem tata
ruang karena banyak digunakan
sebagai lahan
tempat tinggal penduduk urbanisasi.
Menurut evers dalam abbas (2002)
bahwa
tingkat urbanisasi yang terlalu rendah
akan mengabaikan kebutuhan kota yang
dapat
memperlambat kemajuan ekonomi
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dibalik tujuan baik dari urbanisasi,
timbul permasalahan yaitu adanya
pertambahan penduduk di kota
mengakibatkan kepadatan tata ruang
perkotaan. Hal
ini akan berdampak pada sistem tata
ruang karena banyak digunakan
sebagai lahan
tempat tinggal penduduk urbanisasi.
Menurut evers dalam abbas (2002)
bahwa
tingkat urbanisasi yang terlalu rendah
akan mengabaikan kebutuhan kota yang
dapat
memperlambat kemajuan ekonomi
A. Pengendalian Penduduk dan
Urbanisasi
1. Urbanisasi
Urbanisasi menurut Tjiptoherijanto
(2008) bahwa urbanisasi pada
umumnya telah dipahami sebagai
perpindahan penduduk dari desa ke kota
meskipun
sesungguhnya urbanisasi berarti
presentase penduduk yang tinggal di
daerah
perkotaan, sedangkan perpindahan
penduduk dari desa ke kota hanya
salah satu
penyebab proses urbanisasi. Adapun
tujuan utama urbanisasi adalah
mereka yang
ingin mencari pekerjaan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Dibalik tujuan baik dari urbanisasi,
timbul permasalahan yaitu adanya
pertambahan penduduk di kota
mengakibatkan kepadatan tata ruang
perkotaan. Hal
ini akan berdampak pada sistem tata
ruang karena banyak digunakan
sebagai lahan
tempat tinggal penduduk urbanisasi.
Menurut evers dalam abbas (2002)
bahwa
tingkat urbanisasi yang terlalu rendah
akan mengabaikan kebutuhan kota yang
dapat
memperlambat kemajuan ekonomi
Semoga bermanfaat dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai