Anda di halaman 1dari 25

Sinergitas Kompetensi

Tenaga Sanitasi Lingkungan dan Sarana Prasarana


Kesehatan Lingkungan pada
Upaya Percepatan Penurunan Stunting

28 November 2022

Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyak


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

1
Pendahuluan

2
Tren stunting menurun, namun perlu percepatan untuk
mencapai target 14% di tahun 2024
Pandemi COVID-19

Target
Penurunan
3,5% / tahun

Sumber: Kementerian Kesehatan 3


Peta 7 Provinsi dengan Prevelensi Stunting Tinggi
dan Stunting Terbanyak

Top-7 provinsi % prevalensi stunting tertinggi Aceh


Top-5 provinsi jumlah stunting terbanyak NTB
NTT
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sumatera Utara
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Banten
Upaya percepatan penurunan stunting berdasarkan prevalensi dan jumlah
kasus akan diprioritaskan pada 12 provinsi prioritas
19
Target dan Intervensi Penurunan Stunting
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021

Kontribusi Intervensi Sensitif Kontribusi


Target (Penyebab tidak langsung)
30% 70% pelayanan KB pascapersalinan
70%
15,5% kehamilan yang tidak diinginkan
90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai
bagian pelayanan nikah
100% rumah tangga mendapat akses air minum
layak di kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi (air
limbah domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan
Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
90% keluarga berisiko stunting memperoleh
pendampingan
10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh
bantuan tunai bersyarat
70% target sasaran memiliki pemahaman yang
baik tentang stunting di lokasi prioritas
15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang
menerima bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)

5
Program Kesehatan Lingkungan dalam
Mendukung Percepatan Penurunan
Stunting
PERAN STAKEHOLDERS UNTUK AIR MINUM LAYAK DAN AMAN

Kemendagri Kemenkes
► Penyediaan air baku
► Pengawalan target air untuk SPAM,daerah ► Implementasi
► Pengarusutamaan minum dalam RPJMD rawan air, Pengawasan Kualitas Air
kebijakan air minum dan RKPD (sesuai
aman dalam RPJMN ► Pengamanan Minum (PKAM)
dengan target kualitas air baku ► Penyadaran masyarakat
2020-2024 nasional) ► Pendampingan teknis atau sosialisasi
► Penyusunan pemetaan ► Pengawalan alokasi kepada Pemerintah perubahan perilaku
dan kajian kebutuhan APBD untuk sektor air Daerah terhadap akses air minum
regulasi air minum minum ► Pendampingan melalui Program STBM
aman ► Pendampingan penyusunan Jakstrada Pilar 3
► Pengembangan penyusunan dan dan RISPAM ► Menspesifikkan intervensi
strategi pembangunan legalisasi Jakstrada ► Peningkatan kinerja yang akan dilakukan
10 Juta SR dan RISPAM daerah PDAM, UPTD, KPSPAM, menghadapi
► Pengawalan tindak dan penyelenggara permasalahan kualitas air
lanjut rekomendasi SPAM lainnya diberbagai sarana yang
BPPSPAM terhadap dimiliki rumah tangga,
perbaikan dan
Bappenas penyehatan PDAM KemenPU
melalui PAMRT, TTG air
minum
Tantangan Pengawasan Kualitas Air Minum

• Komitmen dan Kemampuan Pemerintah Daerah Untuk PKAM baik anggaran,


kapasitas SDM belum didukung optimal.
• Sumber pendanaan masih mengandalkan APBN
• Belum semua PDAM/BUMD/UPT/UPTD Penyelenggara AIR MINUM memiliki
kinerja yang baik
• Belum semua Penyelenggara menerapkan Rencana Pengamanan Air Minum
(RPAM)
• Belum optimalnya pengawasan kualitas air minum di sarana Fasyankes dan TFU
serta situasi bencana, insiden, dan kondisi khusus
• Ketersediaan tengaga yang kompeten masih banyak PKM kosong sanitarian
sebanyak 1.652 puskesmas dan
• Ketersebaran laboratorium pengujian kualitas air minum yang belum merata
dan terakreditasi , serta persebaran sanitarian kit di puskesmas untuk PKAM yang
terawat dan terkalibrasi masih menjadi tantangan.
• Kemampuan pemeriksaan terhadap parameter KAM belm merata dan akreditasi
• Pentingnya peningkatan Edukasi kepada masyarakat melalui pengelolaan air
minum rumah tangga (STBM pilar 3)
Arah Kebijakan dalam Mencapai Akses Air Minum Aman

Peningkatan perubahan
Penguatan regulasi
perilaku masyarakat
beserta turunan kebijakan
dalam mencapai akses
dan strategi dan
air minum aman (pilar
pembiayaan pelaksanaan
ke-3 STBM)

Peningkatan pengaasan
kualitas Surveilans Kualitas
Peningkatan Air Minum RT dan
tata kelola Penerapan Mekanisme
Jaminan Mutu
kelembagaan Pengamanan Air
dan pendanaan Minum/Audit Pengamanan
Air Minum

Peningkatan kapasitas Laboratorium Kualitas


penyelenggara air Air Minum di 514
minum (menjamin Kab/Kota terakreditasi
kualitas air minum dan sanitarian kit yang
yang aman) terkalibrasi

Dukungan ketersediaan Tenaga Sanitasi Lingkungan yang Profesional


dalam Pengelolaan Menuju Capaian Air Minum Aman
Upaya Penyehatan Air Kegiatan

Pengawasan Air Surveilans


Upaya penyehatan
air harus dipenuhi
penyelenggara atau
Uji Kualitas Air
penanggung jawab
lingkungan
Analisis Risiko
Permukiman, Tempat
Kerja, tempat
Rekomendasi untuk pelaksanaan tindak lanjut
rekreasi, tempat dan
fasilitas umum serta
Pelindungan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) produsen air minum
Kualitas Air
Pengembangan Teknologi Tepat Guna Penambahan untuk
upaya RPAM dan
Rekayasa Lingkungan Audit
Dalam Review
Permenkes
Peningkatan filtrasi, sedimentasi, aerasi, dekontaminasi, dan/atau disinfeksi.
Kualitas Air
Sebanyak 58,25% Sarana Air Minum di Indonesia
telah diperiksa/awasi kualitasnya air minumnya sesuai standar

Target
68%

11
Sumber : Monev PKAM per 24 November 2022
Hasil Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga Tahun 2020

1. Rumah Tangga
Dengan Akses Air
Minum Layak 93%
2. Rumah Tangga
Dengan Akses Air
Minum Aman
11,8%
Sampel Air dari Titik SAM Yang memenuhi syarat
Total
Kabupaten/Kota TDS Suhu pH E.Coli Coliform Nitrat Nitrit
Hasil SKAMRT 2021: 20,4 % KABUPATEN ACEH UTARA 92,2 92,5 77,2 26,9 19,1 95,3 77,2
KABUPATEN PADANG LAWAS
UTARA 89,4 74,5 55,3 7,5 1,6 99,6 91
KOTA PADANG 97,8 65,7 77,8 53 33 87 96,5

Profile Kualitas Air Minum KABUPATEN ROKAN HILIR


KABUPATEN MERANGIN
93
94,4
88,5
85,6 73
45,5 27,5
25,6 12,2
7 84
96,7
93
91,1
KABUPATEN MUSI BANYUASIN 98,9 75,2 48,6 39,6 19,4 97,5 82,4
KABUPATEN BENGKULU UTARA 97,7 76,7 60,3 33,3 16 93,6 95,4
7 Parameter Utama: TDS, KABUPATEN PRINSEWU 91,9 89,2 73,5 24,2 6,9 80 85

Suhu, pH, Nitrate, KABUPATEN BANGKA SELATAN 96,5 93 15,6 28,1 14,6 97 98
KOTA BATAM 91,4 86,2 69,5 65,2 51,4 100 96,7
Nitrite, E. Coli, Total Coliform KOTA JAKARTA BARAT 95,1 84,8 95 69,1 62,6 97,7 95,3
KABUPATEN BOGOR 97,1 77,6 61,4 34,6 25,2 98,8 94,4
KOTA SEMARANG 86,2 87,8 88,1 39,8 25,7 94,9 96,2
KABUPATEN SLEMAN 96,4 94,8 83,6 52,4 19,6 100 99,2
KABUPATEN SIDOARJO 81,9 92,7 91,9 28,1 16,9 98,8 96,5
KABUPATEN TANGERAG 82,8 64,7 73,1 38,3 26,7 95,1 95,1
KABUPATEN GIANYAR 96,2 99,6 94,6 80,4 55,4 99,2 98,5

 Keberadaan
KABUPATEN LOMBOK BARAT 94 86,5 85 43,5 25 99 98,5

E Coli dan KOTA KUPANG


KABUPATEN SINTANG
89,5
99,5
48,4
84,9
83,8
50,8
45,2
33,2
36,2
23,2
100
99,2
100
78,1
Total Coliform KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
masih menjadi tantangan utama 97,1 93,8 66,7 34,3 16,2 98,1 99

dalam menjamin kualitas air KOTA BANJARMASIN 88,5 94,2 88,8 77,7 46,9 100 98,5

minum aman
KABUPATEN KUTAI TIMUR 99 71,4 78,4 36,7 17,1 96 87,9
KABUPATEN NUNUKAN 96,6 84,9 42,7 31,5 21,1 99 97,5
KABUPATEN MINAHASA UTARA 100 65,5 72,3 32,3 5,5 96,8 82,7
KABUPATEN SIGI 93,7 78,9 86,6 69,8 51,6 94,4 84,9
KABUPATEN MAROS 97,1 80,4 90,4 32,1 30,4 44,3 98,6
KOTA KENDARI 91,1 61,2 80,3 33,9 19,2 97,8 92,4

SKAMRT : Survei Kualitas Air Minum Rumah Tangga KABUPATEN BONE BOLANGO 97,5 94,5 71,5 16,5 1 98,5 99,5
KABUPATEN MAMUJU 96,3 89,4 85,6 26,4 19,9 78,2 90,7
KABUPATEN KEP. TANIMBAR 99,6 75,5 98,4 0 0 94,9 97,3
KABUPATEN HALMAHERA SELATAN 98 53,5 80,3 44,8 52,2 97,3 78,6
KABUPATEN MANOKWARI 99 72,2 83,3 12 12,9 85,2 90,9
KABUPATEN JAYAPURA 95 68 64 9 15,5 99 87,5
Rencana Strategis untuk Peta Jalan Pengawasan Kualitas Air Minum
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2020-2030

Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam


melakukan pengawasan kualitas air minum

1. Pengembangan edukasi kepada masyarakat


Memperbaharui mengenai kualitas air baku dan air minum, serta Pengembangan
dan melengkapi
Memperbaiki Mengembangkan pengelolaan air minum di rumah tangga, teknologi tepat
instrumen
pelaksanaan sistem Puskesmas melakukan penyuluhan terkait dan guna
kebijakan
sistem pendukung dalam Produksi KIE air minum
pemerintah, pengolahan
pengawasan pengawasan
terutama terkait 2. Peningkatan kapasitas masyarakat terhadap kualitas air
kualitas air kualitas air minum
pemenuhan pengelolaan air minum rumah tangga (PAM-RT) minum
minum
kualitas air yang aman melalui Penerapan PAM-RT melalui
minum STBM pilar ke-3
3. Penguatan kerjasama dengan YLKI dan lembaga
konsumen lainnya untuk memperoleh informasi
terkait survei kepuasan pelanggan melalui
Peningkatan kerjasama dengan lembaga
konsumen
Sinergi Tenaga dan Sarana
Prasaran Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan dan dampak kesehatan
No Media Pemeriksaan Penyakit
1 Air 1. media air minum Water borne diseases (disentri, cholera, hepatitis A, thyfoid),
2. media air kolam Water related insect vektor diseases (malaria, filariasis),
renang water wash diseases (Penyakit kulit, etc)
3. media air SPA water based diseases (schistosomiasis)
4. Media Air Toksik/penyakit akibat logam berat (ginjal kronis, etc)
pemandian umum Keracunan makanan
Diperlukan
pemeriksaan
2 Tanah seluruh parameter Kecacingan, anthrax, etc parameter
3 Udara Seluruh parameter ISPA, PPOK, kanker paru, etc dan dan KLB Pencemaran media
Udara lingkungan
4 Pangan Seluruh parameter Food borne diseases dan KLB Keracunan Pangan dan biomarker
5 Sarana dan Seluruh parameter Gangguan pernafasan
Bangunan
6 Limbah seluruh parameter Toksik/penyakit akibat logam berat
Penyakit infeksi
7 Radiasi pengion Efek deterministik dan efek stokastik
non pengion Kanker kulit, katarak, etc
Dukungan Kebijakan PKAM (pengawasan kualitas air minum)
1. PMK 492/2010 tentang persyaratan kualitas air minum
2. PMK 736/2010 tentang tata cara pengawasan kualitas air minum
Kedua PMK ini dalam proses revisi menjadi RPMK Pelaksanaan PP 66 tentang Kesehatan Lingkungan

Proses
Revisi
Layanan Laboratorium Pemeriksaan Kesehatan
Lingkungan
No Media Layanan Tingkat Labkesmas Rujukan
1 Air 1. media air minum
seluruh parameter wajib Tier 1 Tier 2, 3
seluruh parameter wajib dan 6 parameter khusus Tier 2 Tier 3 dan 4
seluruh parameter wajib dan 14 parameter khusus Tier 3 Tier 4, 5
seluruh parameter wajib dan khusus Tier 4 Tier 5
2. media air kolam renang
parameter fisik (5), mikrobiologi (1), kimia (7) Tier 2 Tier 3
seluruh parameter Tier 3
3. media air SPA
parameter fisik (5), mikrobiologi (1), kimia (7) Tier 2 Tier 3
seluruh parameter Tier 3
4. Media Air pemandian umum
parameter fisik (3), mikrobiologi (1), kimia (2) Tier 2 Tier 3
seluruh parameter Tier 3 Tier 4
2 Tanah seluruh parameter Tier 4 dan 5 Tier 4 dan 5
3 Udara Parameter fisik (8), Tier 1 Tier 2,3
Parameter fisik (8), Mikroba Udara, kimia (5) Tier 2 Tier 3
Seluruh parameter Tier 3, 4 dan 5
Layanan Laboratorium Pemeriksaan Kesehatan Lingkungan
Tingkat
No Media Layanan Rujukan
Labkesmas
4 Pangan parameter E.Coli dan mendeteksi bahan Tier 1 Tier 2
tambahan pangan/kimia (4)
parameter mikrobiologi (6), mendeteksi bahan Tier 2 Tier 3 dan 4
tambahan pangan/kimia (4), dan kandungan babi
Seluruh parameter dan tertentu dalam KLB Tier 3, 4 Tier 4 dan 5
Keracunan Pangan
5 Sarana dan sesuai pemeriksaan media Lingkungan fisik Tier 1, Tier 2 Tier 3 dan 4
Bangunan
6 Limbah seluruh parameter Tier 2, 3, 4, Tier 4 dan 5
7 Radiasi pengion dan non pengion Tier 3, 4 Tier 4 dan 5
RASIO TENAGA KESEHATAN PER
1000 PENDUDUK TAHUN 2022
Rasio per 1000
No Jenis Nakes Jumlah STR
penduduk
1 Perawat 635.302 2,29
2 Bidan 458.730 1,66
3 Dokter 141.946 0,51
4 Tenaga Teknik Biomedika Lainnya 84.236 0,30
5 Apoteker 79.555 0,29
6 Tenaga Keteknisian Medis 63.260 0,23
7 Tenaga Teknis Kefarmasian 46.486 0,17
8 Dokter Spesialis 43.173 0,16
9 Tenaga Gizi 39.897 0,14
10 Tenaga Kesehatan Masyarakat 38.174 0,14
11 Dokter Gigi 33.652 0,12
12 Tenaga Sanitasi Lingkungan 26.137 0,09
13 Tenaga Keterapian Fisik 20.235 0,07
14 Eletromedis 6.322 0,02
15 Dokter Gigi Spesialis 4.483 0,02
16 Psikologi Klinik 2.166 0,01
17 Tenaga Kesehatan Tradisional 784 0,003
Jumlah Nakes 1.724.538 6
Proyeksi Penduduk Tahun 2022 adalah 276.822.300 orang
GAMBARAN KEKURANGAN TENAGA DI FASYANKES
PER 1 MARET 2022

9 JENIS NAKES DI PUSKESMAS

Kekurangan
No Jenis Nakes
Nasional
1 Dokter 1.876
2 Dokter Gigi 3.577
3 Perawat 3.455
4 Bidan 1.958
5 Tenaga Kefarmasian 1.339
6 Tenaga Kesmas 1.735
7 Tenaga Kesling 2.049
8 Tenaga Gizi 3.337
9 ATLM 2.644
Jumlah 21.970

Sumber: SI SDMK Maret 2022 6


Dari 10.205 Puskesmas di Indonesia, 8.039 telah memiliki Sanitarian Kit
Selanjutnya akan dipenuhi secara bertahap di tahun 2023-2024

Tahun 2020 2021 2022 2023 2024

Sanitarian Kit 7.013 1.021 5 1.100 1.066

Sumber penganggaran APBN Pusat, DAK Stunting 2019, DAK


Yandas Reguler, DAK Penugasan P2P STBM

Dan Tahun 2023 Pemerintah Pusat melaksanakan


penyediaan BMHP Reagensia Pengawasan KAM
RT @ Rp 20.484.000 per Puskesmas dengan
rincian sebanyak 30 sampel Surveilans KAMRT dan
6 untuk Sekolah Dasar

22
Sinergi Tenaga dan
Saran Prasarana
• Jumlah Puskesmas : 10.205
• 80 % Puskesmas memiliki tenaga
kesling
• Jumlah Puskesmas yang • 79 % Puskesmas memiliki sanitarian
memiliki tenaga kesling : Kit
8.159
• Terdapat gap antara puskesmas
yang memiliki tenaga kesling
• Jumlah Puskesmas yang dengan puskemas yang memiliki
memiliki Sanitarian kit : 8.039 sanitarian kit
• Gap mungkin akan melebar jika
data Tenaga dan Sarana di
Merge per puskesmas
23
PENUTUP
• Stunting masih menjadi permasalah Kesehatan dan memerlukan upaya percepatan untuk
penurunan sampai tahun 2024
• Perana Kesehatan lingkungan dalam penurunan stunting adalah terkait sanitasi
(penagwasan kualitas air)
• Sebanyak 58,25% Sarana Air Minum di Indonesia, telah diperiksa/awasi kualitasnya air
minumnya sesuai standar
• Jumlah Puskesmas yang memiliki tenaga kesling : 8.159 dan Jumlah Puskesmas yang
memiliki Sanitarian kit : 8.039
• Diperlukan upaya bersama, khususnya pemerintah dan organisasi profesi dalam
pemenuhan tenaga dan sarana-prasaran

24

Anda mungkin juga menyukai