Tempat Historis & Peristiwa Historis
Tempat Historis & Peristiwa Historis
Pada buku teks Bab 7 Sejarah Indonesia Kelas 11 Semester 2 ini, tempat peristiwa
yang dominan disebut adalah tempat-tempat di wilayah Pulau Jawa, seperti Yogyakarta,
Semarang, Bandung, Surabaya, Jakarta, Magelang, Ambarawa, dan Banyuwangi. Hal
tersebut terjadi karena memang peristiwa-peristiwa pasca kemerdekaan dominan terjadi di
Jawa, seperti Palagan Ambarawa, Perlawanan Arek Surabaya, Bandung Lautan Api,
Perjanjian Renville, Perjanjian Linggarjati, Serangan Umum 1 Maret, dan lain-lain.
Penyebutan untuk daerah-daerah di Sumatera tidak sebanyak di Jawa, dan sebagian tempat
peristiwa hanya disebut secara singkat atau sekilas saja, tanpa fokus pembahasan yang lebih
dalam seperti daerah-daerah di Jawa. Di Sulawesi, tempat peristiwa dalam buku teks ini juga
relatif sedikit, dan hanya Muna serta Malino (tempat Konferensi Malino) yang dibahas lebih
banyak, sedangkan wilayah lain seperti Buton, Manado, dan Lasusua hanya dibahas sekilas.
Di Papua, wilayah yang disebut hanya Serui sebagai tempat pengasingan Sam Ratulangi,
namun Serui hanya disebut sekilas. Tidak terdapat peristiwa historis di Kalimantan yang
disebut dalam bab ini. Sedangkan di Bali, tempat historis hanya disebutkan sedikit, dan
secara singkat, seperti Jembrana, Katakan, Celuk Bawang, Pantai Gerokgak, dan Pantai Yeh
Kuning. Dari analisis tempat peristiwa dalam buku teks ini, maka dapat diartikan bahwa
pembahasan-pembahasan masih terpusat di Jawa saja, dan wilayah luar Jawa cenderung
masih dibahas secara singkat atau sekilas saja. Penting untuk kedepannya buku teks mata
pelajaran sejarah memperluas pembahasan, dalam arti tidak hanya cenderung fokus
membahas Jawa saja, tetapi juga merata ke wilayah lain di Indonesia. Mengingat judul buku
teks ini adalah "Sejarah Indonesia", dan untuk memperluas pemahaman pelajar terkait
peristiwa sejarah di seluruh wilayah Indonesia, maka pemerataan pembahasan (tempat
historis) buku teks sejarah perlu untuk dilakukan.
Jika dari sudut pandang asing, maka peristiwa yang dominan disebut adalah wilayah-
wilayah di Belanda, seperti Amsterdam, Hooge Veluwe, dan Den Haag. Sedangkan negara-
negara lain hanya disebut secara sekilas saja. Belanda menjadi negara asing yang dominan
dibahas pada buku teks ini karena saat itu Belanda adalah pihak yang menjadi rival
Indonesia, sehingga beberapa konferensi dilakukan di Belanda, seperti Konferensi Meja
Bundar, dan Perundingan Hooge Valuwe.
PERISTIWA HISTORIS
Pada peristiwa kedatangan Sekutu dengan diboncengi oleh NICA, diceritakan bahwa
kedatangan Sekutu dengan diboncengi oleh NICA tersebut dapat memunculkan kecurigaan
terhadap Sekutu, dan bersikap anti Belanda, sehingga dalam peristiwa ini buku teks bersifat
merendahkan.
Pembentukan Komisi Tiga Negara juga diceritakan dengan biasa. Disebutkan bahwa
Komisi Tiga Negara (KTN) itu terdiri dari Australia, yang diwakili oleh Richard C Kirby
yang dipilih oleh RI. Belanda memilih Belgia yang diwakili oleh Paul van Zeeland. Amerika
di wakili oleh Frank P. Graham yang dipilih oleh Belgia dan Autralia. Sedangkan peristiwa
asing yang diceritakan membanggakan adalah pembentukan UNCI. Disebutkan bahwa UNCI
ini memiliki kekuasaan yang lebih besar dibanding KTN. UNCI berhak mengambil
keputusan yang mengikat atas dasar suara mayoritas.