Anda di halaman 1dari 20

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam

Volume 5, Nomor 2, 2017, 221-240


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/irsyad

Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama


Terhadap Akseptor KB
Hasbi Hadida Makhdum1*, Aep Kusnawan2, EllyMarlina1
1Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
2Jurusan Manajemen Dakwah, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
*Email : hasbihadida@rocketmail.com

ABSTRAK
Dari sudut pandang hukum Islam mengenai Keluarga Berencana dapat diterima
umat Islam, apalagi KB yang bermaksud untuk mewujudkan keluarga yang
sejahtera serta berkualitas juga melahirkan keturunan tangguh tentunya sejalan
dengan tujuan aturan Islam yaitu mewujudkan kesejahteraan bagi umatnya.
Penyuluh KB merupakan penggerak, yang mempunyai peran penting dalam
pelaksanaan penyuluhan KB tentunya harus berupaya meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Upaya yang dilakukan penyuluh KB untuk
meningkatkan pengetahuan serta sikap masyarakat terhadap KB yaitu
penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilaksanakan di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui
pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi, Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, serta
pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di
UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode statistik deskriptif, yaitu metode
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada,
baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, Pertama penyuluhan KB melalui pendekatan agama di
UPT PPKB Kecamatan Cileunyi berdasarkan penelitian berada pada kategori
baik dengan presentase sebesar 47% pada kategori sangat baik dengan
presentase sebesar 53%. Kedua akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi
berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 100%.
Kata Kunci : Penyuluhan KB; Pendekatan Agama; Akseptor KB

ABSTRACT
The view of Islamic law on family planning is logically acceptable to Muslims, even KB with
the intention of creating a quality prosperous family and gave birth to a tough offspring very in

Diterima: April 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017 221
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

line with the goal of Islamic shari'ah is to realize the benefit for the people. Extension workers
are the driving force, which has an important role in the implementation of KB extension
should certainly seek to improve knowledge and skills. One of the efforts done by extension
workers to improve knowledge and attitude of society to KB that is KB extension through
religious approach which implemented in UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. This research is
an effort to know the implementation of KB extension through religious approach in UPT
PPKB Cileunyi District, Family Planning acceptors at UPT PPKB Cileunyi District, and
the influence of KB extension through religious approach to KB acceptor in UPT PPKB
Cileunyi District. The method used in this research is using quantitative approach with
descriptive statistic method, that is research method which aimed to describe the phenomena
that exist, both natural phenomena and man-made phenomenon. The result of the research
shows that First KB extension through religious approach in UPT PPKB Cileunyi Sub-
district based on research is in good category with percentage of 47% in very good category with
percentage of 53%. Both KB acceptors in UPT PPKB Kecamatan Cileunyi are in good
category with percentage of 100%.

Keywords: Family Planning Counseling; Religious Approach; KB acceptor

PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial memerlukan
orang lain dalam kehidupannya, karena individu memiliki keterbatasan dalam
menjalankan setiap aktivitasnya, maka individu memerlukan orang lain untuk
bergantung dan memenuhi kehidupannya. Manusia baik secara sadar maupun
tidak sadar, sering membuat orang lain merasa terbantu, dengan memberikan
orang lain itu pemahaman terhadap sesuatu yang belum mereka ketahui
sebelumnya. Baik membantu secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagai salah satu contoh manusia adalah makhluk sosial yaitu dalam
kegiatan penyuluhan keluarga berencana. Manusia itu membutuhkan
pengetahuan dari orang yang lebih mengetahui tentang sesuatu darinya
(Penyuluh). Pembangunan Keluarga Berencana dewasa ini telah menunjukan
hasil yang cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan adanya kesadaran
masyarakat tentang pentingnya mengikuti program KB walaupun di sisi lain
masih perlu peningkatan dalam upaya mencapai kinerja Program KB.
Pembangunan Keluarga Berencana selama ini merupakan hasil kerja keras dari
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam Program Keluarga Berencana dan
juga hasil kerja keras dari Petugas Lapangan Keluarga Berencana yaitu PLKB.
(Hanafi, 2004: 26).
Petugas Lapangan Keluarga Berencana merupakan motor penggerak,
sebagai manager Program KB di tingkat Desa yang mempunyai peran penting
untuk mengkoordinasikan, merencanakan, mengelola, mengawasi, mengevaluasi

222 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

dan memotivasi berbagai unsur pendukung keberhasilan Program KB dan


Pemberdayaan Perempuan, tentunya harus berupaya meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan kedinasan
sebagai petugas fungsional KB sehingga tampil menjadi petugas yang
profesional.
Dengan adanya polemik tersebut melalui studi pendahuluan di
Kecamatan Cileunyi, masyarakat Cileunyi menjadi bingung terhadap boleh
tidaknya ber-KB. Oleh karena itu, tugas PLKB di lapangan yaitu memberikan
penyuluhan kepada masyarakat mengenai alat kontrasepsi, dalam hal ini kegiatan
penyuluhan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan agama yang
bertujuan untuk menjadikan masyarakat lebih yakin terhadap KB dan dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang KB.
Namun dalam islam, keluarga berencana menjadi persoalan, tetapi fatwa
MUI (Majelis Ulama Indonesia) menjelaskan bahwa ajaran islam membenarkan
keluarga berencana. Pandangan Islam tentang Keluarga Berencana, dapat
diterima umat Islam, bahkan Keluarga Berencana yang bermaksud untuk
menciptakan keluarga yang sejahtera serta berkualitas dan dapat melahirkan
keturunan tangguh tentunya sejalan dengan tujuan Islam yaitu mewujudkan
kemakmuran bagi umatnya. Selain itu, Keluarga Berencana juga memiliki banyak
manfaat yang tentunya dapat mencegah adanya ketidak sejateraan. Apabila kita
lihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat menimbulkan kemakmuran dan
mencegah ketidak manfaatan maka tidak bisa diragukan lagi kebolehan KB
dalam ajaran Islam. (Asy sya’rawi, 1995: 134).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan menggunakan metode
wawancara di Unit Pelaksana Teknis Pelaksana Program Keluarga Berencana
Kecamatan Cileunyi (UPT PPKB) menurut penjelasan Penyuluh Lapangan KB
(PLKB) Arkoniah, Amd., Keb (53) menjelaskan bahwa masyarakat kecamatan
Cileunyi cukup kritis terhadap penyuluhan KB Karena terdapat beberapa
pendapat tentang KB bila dilihat dari sudut pandang agama Islam. Oleh
karenanya dirasa penting apabila kegiatan penyuluhan KB dilakukan melalui
pendekatan agama untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penyuluhan KB
melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB.
Lokasi penelitian yang menjadi objek penelitian ini adalah di UPT PPKB
kecamatan Cileunyi kabupaten Bandung Jl. Raya Percobaan No. 39 Cileunyi
Bandung. Penyuluhan KB melalui pendekatan agama inilah yang membuat
peneliti tertarik melakukan penelitian di UPT PPKB kecamatan Cileunyi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti membuat rumusan
masalah antara lain sebagai berikut: Bagaimana penyuluhan KB melalui

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 223
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, Bagaimana Akseptor KB


di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, serta bagaimana pengaruh penyuluhan KB
melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan
Cileunyi.
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
mengetahui penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi, mengetahui akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan
Cileunyi, mengetahui pangaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama
terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode statistik deskriptif, yaitu metode
penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang ada, baik
fenomena alami maupun fenomena yang dibuat manusia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu metode
yang dianalisis menggunakan teknik-teknik dalam statististik dan datanya berupa
angka-angka sehingga metode penelitian tersebut memiliki aturan-aturan ilmiah
yang konkrit, teramati, terukur, obyektif rasional dan sistematis (Sugiyono, 2012:
10). Sedangkan metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang sudah ada, baik fenomena yang terjadi secara alamiah maupun fenomena
yang dibuat oleh manusia (Sukmadinata, 2011: 72). Dalam penelitian ini metode
deskriptif peneliti gunakan untuk mendeskripsikan penyuluhan KB melalui
pendekatan agama serta akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi
Kabupaten Bandung.
Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah satu darinya
menggunakan KB atau salah satu cara atau alat kontrasepsi dengan tujuan untuk
pencegahan, perencanaan kehamilan baik itu dengan melalui program maupun
non program. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia Akseptor
adalah orang yang akan menerima serta juga mengikuti serta melaksanakan
program keluarga berencana.
Untuk mengapai kesuksesan dalam pelayanan KB tersebut maka perlu
didorong oleh seluruh anggota masyarakat sebagai salah satu pendukung
pergerakan keluarga berencana dengan ikut andil secara aktif sebagai anggota
atau peserta KB atau sering disebut sebagai akseptor KB. Akseptor KB adalah
anggota warga masyarakat yang telah mengikuti gerakan KB dengan
menggunakan serta melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi.
Peneliti berusaha mencari tahu seberapa besar pengaruh dari penyuluhan

224 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di kecamatan Cileunyi.

LANDASAN TEORITIS
Teori yang digunakan landasan dalam penelitian ini adalah teori Penyuluhan KB
dan Akseptor KB. Menurut (Marmi, 2015: 84) “KB adalah memenej jumlah
anak agar sesuai dengan keinginan dan kemampuan serta menentukan waktu
ingin hamil. Jadi, KB adalah suatu ikhtiar untuk memberikan jarak atau
merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai alkon, untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera”. Dengan demikian bahwa
mengatur jumlah anak sesuai dengan keinginan tidak akan terwujud apabila
masyarakat tidak mau mengikuti program KB. Oleh karena itu KB menjadi
suatu fasilitas bagi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup. Lebih lanjut
(Hartanto, 2004: 64) berpendapat bahwa “KB adalah upaya untuk meningkatkan
kepedulian dan peran masyarakat dengan melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Dengan mengenalkan nilai, budaya serta norma tentang KB terhadap masyarakat
diharapkan dapat merubah pola fikir, sikap dan perilaku masyarakat diharapkan
dapat progam KB”. Dengan demikian bahwa program KB yang menjadi
sasarannya adalah masyarakat. Jadi tingkat kepedulian dan peran serta
masyarakat harus ditingkatkan untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera dengan memperkenalkan nilai, budaya dan norma yang baru tentang
KB.
Bentuk program Bimbingan dan Konseling Islami perlu dicari untuk
kegiatan ini. Sebab berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti sejak tahun
2002 sampai 2004 melalui pengawasan kegiatan Perawatan Rohani Islam
(warois)di beberapa RSUD Jawa Barat, dan tahun 2004-2009 melalui
pemberian dan praktik mata kuliah Asuhan Keperawatan
Spiritual Muslim di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung, untuk
memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap yang beragama Islam di
rumah sakit di Jawa Barat melalui layanan model Bimbingan dan Konseling
Islami dengan berbagai pelaksanaan kewajiban agama dengan segala
praktik ritualnya, dilakukan oleh tenaga professional konselor, dan disusun
dalam program layanan bimbingan dan konseling secara sistematis, memang
belum ada. Seperti apa bentuk programnya, siapa pengampunya, dari mana
SDM dilahirkan, dan bagaimana alternatif-alternatif pemecahannya jika
SDM profesional konselor rumah sakit belum ada? Inilah yang ditelusuri
dalam tulisan ini. (Arifin, 2012: 173).
Penyuluhan dalam arti umum ialah bidang ilmu sosial yang didalamnya
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 225
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

mempelajari sistem serta proses yang terjadi perubahan pada diri individu juga
masyarakat sehingga terwujud adanya perbedaan yang lebih baik sesuai dengan
yang diharapkan (Setiana. L, 2005:35).
Lebih lanjut (Marmi, 2015:71) menambahkan Penyuluhan keluarga
berencana adalah penyelenggaraan keikutsertaan warga masyarakat dalam
kegiatan program keluarga berencana juga dalam pembangunan keluarga
sejahtera.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan keluarga
berencana adalah suatu keikutsertaan masyarakat bertujuan melakukan
komunikasi, informasi dan edukasi dalam keadaan sadar dengan untuk
membantu sesame manusia dalam memberikan pendapat sehingga dapat
membuat keputusan yang benar dalam ber-KB.
Adapun tujuan menurut (Mochtar, 1998:61) keluarga berencana
ditujukan untuk membuat keluarga sejahtera sesuai dengan kemampuan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan menggunakan cara pengaturan kelahiran anak
sehingga menghasilkan keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Untuk membentuk keluarga sejahtera diharuskan sejalan dengan
kemampuan sosial ekonomi keluarga itu sendiri agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera.
Untuk mencapai tujuan keberhasilan program pelayanan keluarga
berencana tersebut perlu adanya dukungan oleh setiap anggota masyarakat
sebagai pendukung gerakan program keluarga berencana dengan berpartisipasi
dan ikut serta secara aktif sebagai peserta KB atau sering disebut sebagai
akseptor KB.
Dari uraian tentang akseptor KB diatas, dapat disimpulkan bahwa
akseptor KB merupakan pasangan usia subur (PUS) yang salah satu dari
padanya, baik itu suami atau istri menggunakan salah satu alat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mencegah, merencanakan atau menjarangkan kehamilan.
Apabila dipandang secara umum arti dari keluarga berencana dapat
diartikan sebagai salah suatu bentuk usaha yang didalmnya terdapat pengaturan
akan banyaknya tingkat kehamilan menjadi sedemikian rupa sehingga akan
berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah juga keluarganya yang bersangkutan
kemungkinan besar tidak akan dapat menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan akan itu dengan adanya
perencanaan program keluarga yang matang, kehamilan adalah merupakan suatu
yang memang sangat diharapkan dan didambakan sehingga keluarga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
226 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Penyuluhan keluarga berencana yaitu suatu bentuk pendidikan bagi orang


dewasa tentang pentingnya mengikuti program keluarga berencana yang
bertujuan untuk mengatur kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah.
Agama dalam kehidupan manusia dapat dijadikan petunjuk bagi umat
manusia untuk menjalani hidupnya dengan meliputi seluruh bidang aspek
kehidupan. Selain dari pada itu agama juga dapat dan mampu membantu umat
manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi.
Adapun aspek-aspek penyuluhan KB melalui pendekatan agama di antaranya:
Pertama Agama menganjurkan kepada manusia untuk saling membantu antar
sesama manusia, Kedua Agama membrikan dorongan batin dan moral yang
mendasar kepada manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan, Ketiga Agama
mengharuskan umat manusia untuk saling memberi informasi dan komunikasi,
Keempat Agama mengharuskan manusia untuk saling menghargai antar sesama
manusia. (Imas Rosyanti, 2002: 14-28)
Kegiatan penyuluhan KB melalui pendekatan agama sangatlah
diperlukan dan baik digunakan di kalangan masyarakat yang bercorak dinamis
seperti di kecamatan Cileunyi ini, didukung dengan mayoritas masyarakat
cileunyi beragama islam maka penyuluhan keluarga berencana melalui
pendekatan agama akan sangat berhasil dilakukan di kecamatan cileunyi.
Salah satu tanda keberhasilan diadakannya penyuluhan keluarga
berencana yaitu meningkatnya pengetahuan akseptor KB. Indonesia merupakan
salah satu negara yang menyepakati tujuan milenium dengan target berupa
peningkatan jumlah prevalensi kontrasepsi dari 57,4 persen menjadi 70 persen di
tahun 2015.
Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas bahwa kegiatan penyuluhan
KB melalui pendekatan agama dan peningkatan jumlah akseptor KB merupakan
kegiatan yang telah dilaksanakan dan terus dikembangkan di kecamatan Cileunyi
yang dilaksanakan berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan pemikiran para
penyuluh KB di kecamatan cileunyi. Dari kegiatan penyuluhan tersebut
diharapkan jumlah akseptor KB semakin meningkat demi terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Cileunyi merupakan sebuah nama Kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Cileunyi letaknya tepat yang menjadi
batas antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Sumedang. Selain itu,
Cileunyi juga adalah ujung atau akhir dari adanya Jalan Tol Purbaleunyi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 227
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

(Purwakarta, Bandung, Cileunyi). Cileunyi berasal dari kata Cai yang artinya air
dan Lunyu yang artinya jernih. Menurut cerita, Konon pada zaman dahulu kala
tepatnya di depan yang sekarang menjadi terminal Cileunyi ada sumber mata air
yang sangat jernih, yang berada tepat di bawah pohon beringin besar yang
tepatnya berada di depan terminal. Saking jernihnya mata air itu oleh warga
masyarakat maka sering disebut Cai-Lunyu yang akhirnya diserap menjadi kata
Cileunyi yang menjadi nama salah satu Kecamatan di Kabupaten Bandung.
(Data UPT PPKB Cileunyi 2015).
Dari sejarah Cileunyi di atas dapat diketahui bahwa Cileunyi merupakan
daerah yang nyaman untuk ditempati karena terdapat sumber air yang dapat
dijadikan sumber kehidupan bagi masyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitiannya ke salah satu
RW yang ada di Desa Cimekar. Secara Historis Desa Cimekar merupakan
pemekaran dari Desa Cinunuk, Kecamatan Ujung Berung, Kabupaten Bandung
pada tahun 1982. Pada Pertama kali Desa Cimekar melaksanakan Pemilihan
Kepala Desa (PILKADES) pada tahun 1984.

Penyuluhan Keluarga Berencana di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi


Secara umum menurut hasil observasi pada tanggal 14 Februari 2017 proses
pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilakukan di UPT
PPKB Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ialah dengan mengajak
masyarakat khususnya yang belum menjadi akseptor KB untuk segera menjadi
akseptor KB dan yang sudah menjadi akseptor KB dapat memahami lebih jauh
tentang KB serta dapat memberikan pengetahuan kepada akseptor KB lain
maupun yang bukan akseptor KB tentang KB. Selain itu, pelaksanaan
penyuluhan KB melalui pendekatan agama dilakukan secara terjadwal sesuai
dengan program kerja tahunan yang dimiliki oleh seorang penyuluh tersebut.
Tujuan dilaksanakannya penyuluhan KB melalui pendekatan agama adalah
mengajak masyarakat untuk memahami manfaat dan keuntungan ber-KB dalam
aspek keagamaan sehingga muncul kesadaran diri pada masyarakat untuk ikut
menjadi akseptor KB dan keinginan menjadikan keluarga sejahtera dapat
terwujud.
Teknik yang digunakan dalam proses penyuluhan KB melalui pendekatan
agama menggunakan teknik bimbingan kelompok untuk menyelesaikan
permasalahan orang banyak, dan bimbingan individu untuk menyelesaikan
permasalahan individu, diharapkan dengan kegiatan kelompok ini setiap akseptor
KB mampu memahami manfaat dari KB. Penyuluh KB menggunakan kedua
teknik ini secara bersamaan, yaitu setelah melakukan bimbingan kelompok,
dilakukan bimbingan individu untuk menindaklanjuti dan menggali lebih jauh
228 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

permasalahan pribadi akseptor KB.


Waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan dilakukan secara kondisional.
Tempat yang biasanya digunakan untuk kegiatan penyuluhan yaitu balai RW,
atau ruangan lainnya yang bisa dijadikan tempat pelaksanaan penyuluhan KB
melalui pendekatan agama seperti masjid, rumah kader KB, Posyandu, maupun
di balai desa.
Penyuluhan KB melalui pendekatan agama ini dapat dilihat dari 3
aspek yaitu, 1) Sifat hubungan penyuluhan, 2) Kompetensi penyuluh, dan
3) Teknik penyuluhan.
Setelah diketahui nilai dari aspek-aspek tersebuat maka selanjutnya Peneliti
akan menguji akan valid tidaknya instrument yang akan disebarkan
berdasarkan indikator yang dijadikan sebuah penelitian. Yang menjadi dasar
penilaian dari pada angket yang akan disebarkan, peneliti menggunakan skala
likert. Skala likert yaitu bentuk skala dengan empat alternatif bobot
jawaban dan untuk setiap pertanyaan item favorable dan item unfavorable
subyek diminta memilih satu diantara empat jawaban yang tersedia yaitu: (SS)
sangat setuju, (S) setuju, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak setuju.
Cara memberikan penilaian skala diatas terhadap jawaban yang diberikan
subjek berkisar 1-4, pada item favorable pilihan skor (SS) sangat setuju 4, (S)
setuju 3, (TS) tidak setuju 2, (STS) sangat tidak setuju 1. Sedangkan untuk
jawaban item unfavorable pilihan skor (SS) sangat setuju 1, (S) setuju 2, (TS)
tidak seuju 3, (STS) sangat tidak setuju 4. Setelah diketahui hasil rekapitulasi
jawaban responden dilakukan pengujian validitas angket dengan
menggunakan software SPSS version 20 for Windows, kemudian dilakukan
koreksi atas item-item pernyataan yang tidak valid. Hal ini dilakukan karena
hasil dari suatu penelitian kuantitatif sangat bergantung pada instrumen
pengumpulan data yang digunakan. Dengan menggunakan jumlah responden
sebanyak 48 maka nilai r table dapat diperoleh melalui table r product moment
person dengan df = N-2, maka berlaku aturan kriteria uji : rhitung > rtabel.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa item angket
konseling teman sebaya berjumlah 21 item yang disebar kepada responden
memenuhi syarat kevaliditasan. Rtabel yang digunakan = 0,28, karena nilai
Rhitung > Rtabel maka semua item pertanyaan Valid. Sehingga angket ini dapat
dikatakan baik.
Sifat hubungan penyuluhan dalam penelitian ini dilihat dari beberapa
sub aspek, diantaranya yaitu: saling membantu antar sesama manusia, pemberian
pengetahuan kepada masyarakat, pemberian informasi dan saling menghargai.
Untuk mengetahui penyuluhan KB melalui pendekatan agama berdasarkan
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 229
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

aspek sifat hubungan penyuluhan digunakan 6 item dari skala penyuluhan KB


melalui pendekatan agama. Berikut ini statistik deskriptif penyuluhan KB
melalui pendekatan agama berdasarkan aspek sifat hubungan penyuluhan
dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows :
Kompetensi Penyuluh dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sub aspek,
diantaranya yaitu : kemampuan pengetahuan, kemampuan andragogik,
kemampuan kepribadian, kemampuan sosial. Untuk mengetahui penyuluhan KB
melalui pendekatan agama berdasarkan aspek kompetensi penyuluh digunakan 8
item dari skala penyuluhan KB melalui pendekatan agama. Berikut ini statistik
deskriptif penyuluhan KB melalui pendekatan agama berdasarkan aspek
kompetensi penyuluh dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows:
Statistik Deskriptif Penyuluhan KB Melalui Pendekatan Agama
Berdasarkan Aspek Kompetensi Penyuluh. Teknik penyuluhan dalam penelitian
ini dilihat dari beberapa sub aspek, diantaranya yaitu: komunikasi, informasi,
edukasi. Untuk mengetahui penyuluhan KB melalui pendekatan agama
berdasarkan aspek teknik penyuluhan digunakan 6 item dari skala penyuluhan
KB melalui pendekatan agama. Berikut ini statistik deskriptif penyuluhan KB
melalui pendekatan agama berdasarkan aspek teknik penyuluhan dengan
bantuan software SPSS version 20 for Windows :
Penjelasan kategorisasi penyuluhan KB melalui pendekatan agama tiap
aspek diatas disusun berdasarkan kategorisasi distribusi normal, sedangkan
untuk menentukan aspek mana yang paling berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya variabel konseling teman sebaya ditentukan dengan
membandingkan mean empiris tiap aspek.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa penyuluhan KB
melalui pendekatan agama dibagi ke dalam 3 aspek dan aspek sifat hubungan
penyuluhan mendapatkan mean empiris terbesar, yaitu sebesar 67,75 yang
berarti aspek tersebut mempunyai pengaruh paling besar dalam menentukan
pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama.

Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi


Akseptor KB ini dapat dilihat dari 3 aspek yaitu : Pertama Kognitif, Kedua
Afektif, Ketiga Psikomotorik. Ketiga aspek tersebut diungkap melalui skala
dengan jumlah item total sebanyak 10 buah dengan skor tertinggi 4 dan skor
terendah 1 untuk masing-masing item.
Peneliti akan menguji akan valid tidaknya instrument yang akan
disebarkan berdasarkan indikator yang dijadikan sebuah penelitian. Yang
menjadi dasar penilaian dari pada angket yang akan disebarkan, peneliti

230 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

menggunakan skala likert. Skala likert yaitu bentuk skala dengan empat
alternatif bobot jawaban dan untuk setiap pertanyaan item favorable dan
item unfavorable subyek diminta memilih satu diantara empat jawaban yang
tersedia yaitu: (SS) sangat setuju, (S) setuju, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak
setuju.
Cara memberikan penilaian skala diatas terhadap jawaban yang diberikan
subjek berkisar 1-4, pada item favorable pilihan skor (SS) sangat setuju 4, (S)
setuju 3, (TS) tidak setuju 2, (STS) sangat tidak setuju 1. Sedangkan untuk
jawaban item unfavorable pilihan skor (SS) sangat setuju 1, (S) setuju 2, (TS)
tidak seuju 3, (STS) sangat tidak setuju 4.
Setelah diketahui hasil rekapitulasi jawaban responden dilakukan
pengujian validitas angket dengan menggunakan software SPSS version 20
for Windows, kemudian dilakukan koreksi atas item-item pernyataan yang tidak
valid. Hal ini dilakukan karena hasil dari suatu penelitian kuantitatif sangat
bergantung pada instrumen pengumpulan data yang digunakan. Dengan
menggunakan jumlah responden sebanyak 48 maka nilai r table dapat diperoleh
melalui table r product moment person dengan df = N-2, maka berlaku aturan
kriteria uji : rhitung > rtabel.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa item angket
akseptor KB berjumlah 10 item yang disebar kepada responden memenuhi
syarat kevaliditasan. Rtabel yang digunakan = 0,28, karena nilai Rhitung >
Rtabel maka semua item pertanyaan Valid. Sehingga angket ini dapat dikatakan
baik.
Kognitif yaitu membantu orang lain dengan cara menambah wawasan
tentang KB. Guna melihat gambaran akseptor KB berdasarkan aspek
Kognitif, digunakan 3 item dari skala akseptor KB. Berikut ini statistik
deskriptif akseptor KB berdasarkan aspek kognitif dengan bantuan software
SPSS version 20 for Windows:
Afektif yaitu kesediaan untuk bersikap baik terhadap program KB. Guna
melihat gambaran akseptor KB berdasarkan aspek afektif, digunakan 3 item
dari skala akseptor KB. Berikut ini statistik deskriptif akseptor KB
berdasarkan aspek afektif dengan bantuan software SPSS version 20 for
Windows:
Psikomotorik yaitu berperilaku baik terhadap program KB. Guna melihat
gambaran akseptor KB berdasarkan aspek psikomotorik, digunakan 4 item dari
skala akseptor KB. Berikut ini statistik deskriptif akseptor KB berdasarkan
aspek psikomotorik dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows :

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 231
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa akseptor KB berdasarkan


aspek psikomotorik berada dalam kategori sedang sebanyak 100%. Mean
empiris diperoleh nilai sebesar 12,89 yang apa bila diletakkan ke dalam ukuran
mean teoritis, maka berada dalam kategori sedang yaitu rentang 8 ≤ X< 17.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa akseptor KB berdasarkan aspek
psikomotorik berada pada ketegori sedang, terlihat dari hasil penelitian yaitu
100%.
Penjelasan secara deskriptif mengenai akseptor KB di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dapat disajikan
secara ringkas pada tabel 11 di bawah ini:
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa ketiga aspek dari akseptor KB
berada dalam kategori sedang. Sehingga dapat diartikan bahwa responden
yang berada dalam kategori sedang memiliki pengetahuan tentang KB yang
baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pengaruh Penyuluhan KB Melalui Pendekatan Agama Terhadap


Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa adanya pengaruh antara
penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB, dan pengaruh
yang ditimbulkan cukup signifikan. Hasil penelitian menunjukan adanya
hubungan positif antara penyuluhan KB melalui pendekatan agama dan akseptor
KB.
Hasil analisa data tersebut sekaligus membuktikan bahwa hipotesis
yang diajukan oleh peneliti diterima yaitu pengaruh penyuluhan KB melalui
pendekatan agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi.
Pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor
KB memiliki nilai yang signifikan karena disebabkan tingginya hubungan antara
kedua variabel hal ini dibuktikan dengan angka signifikan 0,003 yang berarti
berada dalam kategori tinggi, penyuluhan KB melalui pendekatan agama hanya
salah satu faktor yang mempengaruhi akseptor KB.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang
dilakukan di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi diharapkan Akseptor KB dapat
meningkat dalam berbagai aspek.
Peneliti juga menemukan beberapa penyebab yang mengakibatkan
pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama kurang optimal,
diantaranya: 1) Tidak meratanya jumlah kader KB di setiap RW sehingga proses
penyampaian informasi kurang efektif dan tidak merata, 2) Waktu kegiatan
penyuluhan yang tidak tepat karena banyak masyarakat yang bekerja.
232 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Akseptor KB yang mengikuti kegiatan penyuluhan KB melalui pendekatan


agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, berada pada kategori baik dengan
jumlah akseptor sebanyak 48 orang dan presentase sebesar 100%, dan tidak ada
akseptor KB yang berada pada kategori sangat baik serta tidak ada akseptor KB
yang berada pada kategori cukup.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pelaksanaan penyuluhan KB
melalui pendekatan agama di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi baik dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan, terbukti dari 48 akseptor KB tidak ada
satupun yang masuk pada kategori cukup.
Penyuluhan KB melalui pendekatan agama memiliki tiga aspek
pembahasan, yaitu: sifat hubungan penyuluhan, kompetensi penyuluh, dan
teknik penyuluhan. Dari ketiga aspek tersebut, berdasarkan perbandingan tiga
aspek mean empiris, sifat hubungan penyuluhan paling berpengaruh terhadap
pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama.
Visi yang dikembangkan dalam penyusunan program di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi ini disesuaikan dengan tujuan dari penyusunan program
yang selaras dengan visi dan misi UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Visi UPT
PPKB Kecamatan Cileunyi adalah “Mewujudkan keluarga sejahtera yang maju,
mandiri dan berkualitas tahun 2015”.
Sejalan dengan visi tersebut, maka misi dari UPT PPKB Kecamatan
Cileunyi diantaranya: 1). Meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, pembinaan
ketahanan keuarga dan peningkatan keluarga sejahtera, 2). Meningkatkan kualitas
kepersertaan KB, 3). Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui
penegakkan, kesetaraan, keadilan gender, kesejahteraan dan perlindungan anak,
4). Meningkatkan peran serta swasta/ steak holder dalam pembangunan KB.
Dengan demikian pembinaan Petugas Lapangan KB dalam mendukung
pelaksanaan tugasnya perlu diarahkan pada upaya peningkatan pengetahuan,
sikap dan keterampilan serta pengembangan jati diri Petugas Lapangan KB
sebagai pribadi maupun sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Unit Pengendali
Program Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kecamatan
Cileunyi Kabupaten Bandung.
Sumber daya manusia merupakan orang yang ada dalam suatu organisasi
yang bertugas sebagai motor penggerak atau pengurus suatu organisasi. Dalam
hal ini sumber daya manusia yang dimaksud adalah seluruh karyawan yang ada di
UPT PPKB Kecamatan Cileunyi.

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 233
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

Tabel 1 Kegiatan Penyuluhan UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Waktu Hari Materi Pembimbing

60 menit Senin Bina Keluarga Balita Ibu Arkoniah


60 menit Selasa Bina Keluarga Lansia Ibu Haryanti
60 menit Rabu PIK Remaja Bpk Bustomi
60 menit Kamis UPPKS
Bpk. Wawan
60 menit Jum’at Posyandu
Bpk. Yudi
Sumber: Data UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat lima penyuluh KB serta
terdapat 1 orang tenaga pembantu, hal ini dianggap efektif karena masing –
masing dari penyuluh KB dapat membina satu desa dari jumlah 6 desa yang ada
di wilayah Kecamatan Cileunyi.
Secara umum menurut hasil observasi pada tanggal 14 Februari 2017
proses pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilakukan
di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ialah dengan mengajak
masyarakat khususnya yang belum menjadi akseptor KB untuk segera menjadi
akseptor KB dan yang sudah menjadi akseptor KB dapat memahami lebih jauh
tentang KB serta dapat memberikan pengetahuan kepada akseptor KB lain
maupun yang bukan akseptor KB tentang KB. Selain itu, pelaksanaan
penyuluhan KB melalui pendekatan agama dilakukan secara terjadwal sesuai
dengan program kerja tahunan yang dimiliki oleh seorang penyuluh tersebut.
Tujuan dilaksanakannya penyuluhan KB melalui pendekatan agama adalah
mengajak masyarakat untuk memahami manfaat dan keuntungan ber-KB dalam
aspek keagamaan sehingga muncul kesadaran diri pada masyarakat untuk ikut
menjadi akseptor KB dan keinginan menjadikan keluarga sejahtera dapat
terwujud.
Menurut data dan program penyuluh KB materi yang disampaikan ketika
proses penyuluhan KB melalui pendekatan agama berlangsung berbeda-beda,
sesuai dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, diantaranya: pertama Bina
Keluarga Balita, Pelaksanaan kegiatan bina keluarga balita khusus mengelola
tentang pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar
berdasarkan kelompok umur sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama, yang
dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada di tingkat RW dengan pengarahan
dari penyuluh KB yang ada di tingkat Kecamatan Cileunyi, kedua Kegiatan bina
keluarga remaja (BKR) merupakan upaya meningkatkan pengetahuan , sikap dan

234 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh
kembang anak dan remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara
orang tua dan anak remaja sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama. Kegiatan
ini dilaksanakan oleh sejumlah kader di tingkat RW di setiap desa dengan
pengarahan dari penyuluh KB, ketiga BKL merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki
lanjut usia dalam pengasuhan, perawatan dan pemberdayaan lansia agar dapat
meningkatkan kesejahteraannya sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama.
Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat RW oleh sejumlah kader dengan pengarahan
dari penyuluh KB, keempat Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
memberikan informasi PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja),
Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), Pelayanan
Konseling dan Rujukan PKBR sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama.
Pelaksanaan kegiatan ini sebulan sekali yang dilaksanakan di seluruh sekolah yang
ada di wilayah Kecamatan cileunyi, kelima Pos KB merupakan elemen penggerak
program KB di tingkat desa yang keberadaannya dibawah pengawasan penyuluh
KB tingkat Kecamatan. Kegiatan pembinaan Pos KB dilaksanakan setiap
sebulan sekali yang bertempat di kantor desa. Kegiatan ini membahas tentang
program Pos KB yang harus senantiasa sejalan dengan program penyuluh KB
tingkat Kecamatan, keenam Kegiatan posyandu dilaksanakan dua minggu sekali di
setiap RW yang berfungsi untuk melayani kesehatan masyarakat dan pelayanan
keluarga berencana yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi
(AKB), angka kematian ibu (AKI), dan meningkatkan peran serta masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, ketujuh Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) merupakan suatu kegiatan
ekonomi produktif yang berusaha meningkatkan pendapatan yang dilakukan
oleh keluarga sejahtera secara berkelompok di lingkungan masyarakat yang
sederhana. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan di Kecamatan
Cileunyi dengan pengawasan dari penyuluh KB, kedelapan Pelaksanaan kegiatan
KIE di Kecamatan Cileunyi dilaksanakan setiap sebulan dua kali yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai
penambahan peserta baru, membina kelestarian peserta KB dan meletakkan
dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya
proses penerimaan masyarakat terhadap KB.
Edukasi lebih dikenal oleh khalayak umum adalah sebagai pendidikan,
dalam hal ini edukasi adalah proses pendidikan tentang KB yang dilakukan oleh
seorang penyuluh KB. Jika kegiatan pendidikan dilakukan maka hal yang
diharapkan dari kegiatan itu adalah semakin fahamnya masyarakat terhadap KB
serta meningkatkan akat terjadinya proses perubahan dari perilaku yang negatif
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 235
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat


secara wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai
perilaku yang sehat dan bertanggung jawab. Yang menjadi Inti dari pada kegiatan
penyuluhan ini yaitu penyampaian dan pemberian informasi kepada masyarakat.
Penyampaian dan pemberian informasi yang masih tersimpan dapat diketehui
dan dimanfaatkan oleh lapisan masyarakat secara bersama-sama baik oleh
sumber informasi sendiri atau maupun oleh pihak yang membutuhkan dan atau
menjadi sasaran informasi.
Dengan demikian, teknik penyuluhan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE) dalam penyuluhan keluarga berencana apabila dilaksanakan dengan benar
akan mendapatkan keberhasilan yang diharapkan dari kegiatan penyuluhan KB
tersebut.
Teknik yang digunakan dalam proses penyuluhan KB melalui pendekatan
agama menggunakan teknik bimbingan kelompok untuk menyelesaikan
permasalahan orang banyak, dan bimbingan individu untuk menyelesaikan
permasalahan individu, diharapkan dengan kegiatan kelompok ini setiap akseptor
KB mampu memahami manfaat dari KB. Penyuluh KB menggunakan kedua
teknik ini secara bersamaan, yaitu setelah melakukan bimbingan kelompok,
dilakukan bimbingan individu untuk menindaklanjuti dan menggali lebih jauh
permasalahan pribadi akseptor KB.
Waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan dilakukan secara kondisional.
Tempat yang biasanya digunakan untuk kegiatan penyuluhan yaitu balai RW,
atau ruangan lainnya yang bisa dijadikan tempat pelaksanaan penyuluhan KB
melalui pendekatan agama seperti masjid, rumah kader KB, Posyandu, maupun
di balai desa.
Dalam penelitian ini pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan
agama terhadap akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi menggunakan
beberapa aspek untuk mengetahui sejauh mana proses pelaksanaan
penyuluhan. Adapun aspek yang digunakan diantaranya yaitu: 1) Sifat
hubungan penyuluhan KB melalui pendekatan agama, 2) Kompetensi penyuluh,
dan 3) Teknik penyuluhan.
Pertama Sifat hubungan penyuluhan dalam penelitian ini dilihat dari
beberapa sub aspek, diantaranya yaitu: saling membantu antar sesama manusia,
pemberian pengetahuan kepada masyarakat, pemberian informasi dan saling
menghargai. Kedua Kompetensi Penyuluh dalam penelitian ini dilihat dari
beberapa sub aspek, diantaranya yaitu : kemampuan pengetahuan, kemampuan
andragogik, kemampuan kepribadian, kemampuan sosial. Ketiga Teknik
penyuluhan dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sub aspek, diantaranya
yaitu: komunikasi, informasi, edukasi.
236 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

Salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi kepadatan penduduk di


Indonesia yaitu melalui program KB. Melalui program KB diharapkan mampu
mengendalikan laju pertumbuhan penduduk yang pesat serta dapat menghindari
dampak – dampak lain yang akan terjadi seperti meminimalisir angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya. Hal yang dia
anggap benar, maka itulah yang akan mereka jalani sebagai tuntunan dari
pilihannya. Dalam hal ini, pemerintah menganjurkan kepada masyarakat untuk
mengikuti program KB yang dijelaskan melalui kegiatan penyuluhan KB yang
diharapkan dari kegiatan penyuluhan itu peserta KB atau sering disebut akseptor
KB mengalami peningkatan dalam berbagai hal diantaranya:
Pertama Kognitif yaitu membantu orang lain dengan cara menambah
wawasan tentang KB. Kedua Afektif yaitu kesediaan untuk bersikap baik
terhadap program KB. Ketiga Psikomotorik yaitu berperilaku baik terhadap
program KB.
Akseptor KB memiliki tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Tiap aspek tersebut mempunyai pengaruh terhadap akseptor KB. Berdasarkan
perbandingan tiga aspek mean empiris, aspek psikomotorik memiliki mean
empiris terbesar.
Dengan demikian berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penyuluhan KB melalui pendekatan agama dapat dikatakan cukup efektif dalam
meningkatkan pengetahuan serta sikap akseptor KB, maka dari itu penyuluhan
KB melalui pendekatan agama sangat diperlukan.

Gambar 1. Kegiatan Penyuluhan di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 237
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

PENUTUP
Penyuluhan keluarga berencana melalui pendektan agama di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi berdasarkan hasil penelitian terhadap akseptor KB dilihat
dari aspek sifat hubungan penyuluhan, kompetensi penyuluh, dan teknik
penyuluhan, berada pada kategori baik dengan jumlah sebanyak 33 orang dengan
persentase sebesar 69%, dan pada kategori sangat baik sebanyak 15 orang
dengan persentase 31%, dan tidak ada responden yang berada pada kategori
cukup, aspek yang paling berpengaruh dalam penyuluhan KB melalui
pendekatan agama yaitu sifat hubungan penyuluhan, dengan nilai mean empiris
sebesar 67,75.
Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi dengan kategori sedang
sebesar 48%, pada kategori rendah sebesar 0%, dan kategori tinggi sebesar 0%.
Aspek yang paling berpengaruh dalam akseptor KB pada penelitian ini yaitu
aspek psikomotorik dengan nilai mean empiris sebesar 12,89. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 Februari 2017 dan berdasarkan
data yang dimiliki UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Cileunyi adalah sebuah
Kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan
ini merupakan perbatasan antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten
Sumedang. UPT PPKB Kecamatan Cileunyi beralamat di Jalan Raya Percobaan
No.39, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Cileunyi juga merupakan ujung akhir dari Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-
Bandung-Cileunyi). Berdasarkan data tahun 2008, jumlah penduduk di
Kecamatan Cileunyi adalah 124.128 jiwa dengan kepadatan penduduk 275
jiwa/km².
Pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor
KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi dapat dilihat dari hasil uji regresi dengan
nilai 0,003 (Pv) lebih kecil dari 0,05 (α), maka Ho ditolak, ini berarti hipotesis
yang diajukan menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara penyuluhan KB
melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB. Demikian sekilas gambaran
tentang wilayah Kecamatan Cileunyi yang menjadi lokasi penelitian. Dilihat dari
luas wilayah serta kepadatan penduduk, Kecamatan Cileunyi termasuk
Kecamatan yang padat penduduk. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan
metode sampling, peneliti hanya mengambil sample satu RW (Rukun Warga)
yang ada di wilayah Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi yaitu RW. 16. Dari
sejarah Cileunyi di atas dapat diketahui bahwa Cileunyi merupakan daerah yang
nyaman untuk ditempati karena terdapat sumber air yang dapat dijadikan sumber
kehidupan bagi masyarakat. Hasil output dari aplikasi SPSS Versi 20 terdapat
pengaruh yang signifikan (Positif) antara variable X (Penyuluhan KB Melalui
Pendekatan Agama) terhadap variable Y (Akseptor KB). Pengaruh dalam

238 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB

penelitian ini dapat dilihat dari nilai 1,021 artinya dengan adanya penyuluhan
KB melalui pendekatan agama, maka akseptor KB akan meningkat sebesar
1,021. Dengan demikian berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penyuluhan KB melalui pendekatan agama dapat dikatakan cukup efektif dalam
meningkatkan pengetahuan serta sikap akseptor KB, maka dari itu penyuluhan
KB melalui pendekatan agama sangat diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
Asy sya’rawi, M.M., (1995). Anda Bertanya Islam Menjawab Jilid 1.
Hartanto, Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Marmi. (2016). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mochtar. (2002). Keluarga Berencana. Yogyakarta: Insan Ilmu
Setiana. (2005). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sugiyono. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina
Pustaka.
Sukmadinata. (2011). Kesehatan Reproduksi. Yoyakarta: Nuha Medika
Rosyanti, Imas. (2002). Esensi Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, Zaenal, I. (2012). Bimbingan dan Konseling Untuk Pasien Rawat inap di
Rumah Sakit, 6(19), 173.

Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 239
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina

240 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240

Anda mungkin juga menyukai