ABSTRAK
Dari sudut pandang hukum Islam mengenai Keluarga Berencana dapat diterima
umat Islam, apalagi KB yang bermaksud untuk mewujudkan keluarga yang
sejahtera serta berkualitas juga melahirkan keturunan tangguh tentunya sejalan
dengan tujuan aturan Islam yaitu mewujudkan kesejahteraan bagi umatnya.
Penyuluh KB merupakan penggerak, yang mempunyai peran penting dalam
pelaksanaan penyuluhan KB tentunya harus berupaya meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Upaya yang dilakukan penyuluh KB untuk
meningkatkan pengetahuan serta sikap masyarakat terhadap KB yaitu
penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilaksanakan di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui
pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi, Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi, serta
pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB di
UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode statistik deskriptif, yaitu metode
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada,
baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa, Pertama penyuluhan KB melalui pendekatan agama di
UPT PPKB Kecamatan Cileunyi berdasarkan penelitian berada pada kategori
baik dengan presentase sebesar 47% pada kategori sangat baik dengan
presentase sebesar 53%. Kedua akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi
berada pada kategori baik dengan presentase sebesar 100%.
Kata Kunci : Penyuluhan KB; Pendekatan Agama; Akseptor KB
ABSTRACT
The view of Islamic law on family planning is logically acceptable to Muslims, even KB with
the intention of creating a quality prosperous family and gave birth to a tough offspring very in
Diterima: April 2017. Disetujui: Mei 2017. Dipublikasikan: Juni 2017 221
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
line with the goal of Islamic shari'ah is to realize the benefit for the people. Extension workers
are the driving force, which has an important role in the implementation of KB extension
should certainly seek to improve knowledge and skills. One of the efforts done by extension
workers to improve knowledge and attitude of society to KB that is KB extension through
religious approach which implemented in UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. This research is
an effort to know the implementation of KB extension through religious approach in UPT
PPKB Cileunyi District, Family Planning acceptors at UPT PPKB Cileunyi District, and
the influence of KB extension through religious approach to KB acceptor in UPT PPKB
Cileunyi District. The method used in this research is using quantitative approach with
descriptive statistic method, that is research method which aimed to describe the phenomena
that exist, both natural phenomena and man-made phenomenon. The result of the research
shows that First KB extension through religious approach in UPT PPKB Cileunyi Sub-
district based on research is in good category with percentage of 47% in very good category with
percentage of 53%. Both KB acceptors in UPT PPKB Kecamatan Cileunyi are in good
category with percentage of 100%.
PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial memerlukan
orang lain dalam kehidupannya, karena individu memiliki keterbatasan dalam
menjalankan setiap aktivitasnya, maka individu memerlukan orang lain untuk
bergantung dan memenuhi kehidupannya. Manusia baik secara sadar maupun
tidak sadar, sering membuat orang lain merasa terbantu, dengan memberikan
orang lain itu pemahaman terhadap sesuatu yang belum mereka ketahui
sebelumnya. Baik membantu secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagai salah satu contoh manusia adalah makhluk sosial yaitu dalam
kegiatan penyuluhan keluarga berencana. Manusia itu membutuhkan
pengetahuan dari orang yang lebih mengetahui tentang sesuatu darinya
(Penyuluh). Pembangunan Keluarga Berencana dewasa ini telah menunjukan
hasil yang cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan adanya kesadaran
masyarakat tentang pentingnya mengikuti program KB walaupun di sisi lain
masih perlu peningkatan dalam upaya mencapai kinerja Program KB.
Pembangunan Keluarga Berencana selama ini merupakan hasil kerja keras dari
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam Program Keluarga Berencana dan
juga hasil kerja keras dari Petugas Lapangan Keluarga Berencana yaitu PLKB.
(Hanafi, 2004: 26).
Petugas Lapangan Keluarga Berencana merupakan motor penggerak,
sebagai manager Program KB di tingkat Desa yang mempunyai peran penting
untuk mengkoordinasikan, merencanakan, mengelola, mengawasi, mengevaluasi
222 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 223
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
224 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB
LANDASAN TEORITIS
Teori yang digunakan landasan dalam penelitian ini adalah teori Penyuluhan KB
dan Akseptor KB. Menurut (Marmi, 2015: 84) “KB adalah memenej jumlah
anak agar sesuai dengan keinginan dan kemampuan serta menentukan waktu
ingin hamil. Jadi, KB adalah suatu ikhtiar untuk memberikan jarak atau
merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai alkon, untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera”. Dengan demikian bahwa
mengatur jumlah anak sesuai dengan keinginan tidak akan terwujud apabila
masyarakat tidak mau mengikuti program KB. Oleh karena itu KB menjadi
suatu fasilitas bagi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan hidup. Lebih lanjut
(Hartanto, 2004: 64) berpendapat bahwa “KB adalah upaya untuk meningkatkan
kepedulian dan peran masyarakat dengan melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kehamilan, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Dengan mengenalkan nilai, budaya serta norma tentang KB terhadap masyarakat
diharapkan dapat merubah pola fikir, sikap dan perilaku masyarakat diharapkan
dapat progam KB”. Dengan demikian bahwa program KB yang menjadi
sasarannya adalah masyarakat. Jadi tingkat kepedulian dan peran serta
masyarakat harus ditingkatkan untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera dengan memperkenalkan nilai, budaya dan norma yang baru tentang
KB.
Bentuk program Bimbingan dan Konseling Islami perlu dicari untuk
kegiatan ini. Sebab berdasarkan studi yang dilakukan oleh peneliti sejak tahun
2002 sampai 2004 melalui pengawasan kegiatan Perawatan Rohani Islam
(warois)di beberapa RSUD Jawa Barat, dan tahun 2004-2009 melalui
pemberian dan praktik mata kuliah Asuhan Keperawatan
Spiritual Muslim di Akademi Keperawatan Aisyiyah Bandung, untuk
memenuhi kebutuhan spiritual pasien rawat inap yang beragama Islam di
rumah sakit di Jawa Barat melalui layanan model Bimbingan dan Konseling
Islami dengan berbagai pelaksanaan kewajiban agama dengan segala
praktik ritualnya, dilakukan oleh tenaga professional konselor, dan disusun
dalam program layanan bimbingan dan konseling secara sistematis, memang
belum ada. Seperti apa bentuk programnya, siapa pengampunya, dari mana
SDM dilahirkan, dan bagaimana alternatif-alternatif pemecahannya jika
SDM profesional konselor rumah sakit belum ada? Inilah yang ditelusuri
dalam tulisan ini. (Arifin, 2012: 173).
Penyuluhan dalam arti umum ialah bidang ilmu sosial yang didalamnya
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 225
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
mempelajari sistem serta proses yang terjadi perubahan pada diri individu juga
masyarakat sehingga terwujud adanya perbedaan yang lebih baik sesuai dengan
yang diharapkan (Setiana. L, 2005:35).
Lebih lanjut (Marmi, 2015:71) menambahkan Penyuluhan keluarga
berencana adalah penyelenggaraan keikutsertaan warga masyarakat dalam
kegiatan program keluarga berencana juga dalam pembangunan keluarga
sejahtera.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan keluarga
berencana adalah suatu keikutsertaan masyarakat bertujuan melakukan
komunikasi, informasi dan edukasi dalam keadaan sadar dengan untuk
membantu sesame manusia dalam memberikan pendapat sehingga dapat
membuat keputusan yang benar dalam ber-KB.
Adapun tujuan menurut (Mochtar, 1998:61) keluarga berencana
ditujukan untuk membuat keluarga sejahtera sesuai dengan kemampuan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan menggunakan cara pengaturan kelahiran anak
sehingga menghasilkan keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Untuk membentuk keluarga sejahtera diharuskan sejalan dengan
kemampuan sosial ekonomi keluarga itu sendiri agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera.
Untuk mencapai tujuan keberhasilan program pelayanan keluarga
berencana tersebut perlu adanya dukungan oleh setiap anggota masyarakat
sebagai pendukung gerakan program keluarga berencana dengan berpartisipasi
dan ikut serta secara aktif sebagai peserta KB atau sering disebut sebagai
akseptor KB.
Dari uraian tentang akseptor KB diatas, dapat disimpulkan bahwa
akseptor KB merupakan pasangan usia subur (PUS) yang salah satu dari
padanya, baik itu suami atau istri menggunakan salah satu alat kontrasepsi yang
bertujuan untuk mencegah, merencanakan atau menjarangkan kehamilan.
Apabila dipandang secara umum arti dari keluarga berencana dapat
diartikan sebagai salah suatu bentuk usaha yang didalmnya terdapat pengaturan
akan banyaknya tingkat kehamilan menjadi sedemikian rupa sehingga akan
berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah juga keluarganya yang bersangkutan
kemungkinan besar tidak akan dapat menimbulkan kerugian sebagai akibat
langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan akan itu dengan adanya
perencanaan program keluarga yang matang, kehamilan adalah merupakan suatu
yang memang sangat diharapkan dan didambakan sehingga keluarga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
226 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 227
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
(Purwakarta, Bandung, Cileunyi). Cileunyi berasal dari kata Cai yang artinya air
dan Lunyu yang artinya jernih. Menurut cerita, Konon pada zaman dahulu kala
tepatnya di depan yang sekarang menjadi terminal Cileunyi ada sumber mata air
yang sangat jernih, yang berada tepat di bawah pohon beringin besar yang
tepatnya berada di depan terminal. Saking jernihnya mata air itu oleh warga
masyarakat maka sering disebut Cai-Lunyu yang akhirnya diserap menjadi kata
Cileunyi yang menjadi nama salah satu Kecamatan di Kabupaten Bandung.
(Data UPT PPKB Cileunyi 2015).
Dari sejarah Cileunyi di atas dapat diketahui bahwa Cileunyi merupakan
daerah yang nyaman untuk ditempati karena terdapat sumber air yang dapat
dijadikan sumber kehidupan bagi masyarakat.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitiannya ke salah satu
RW yang ada di Desa Cimekar. Secara Historis Desa Cimekar merupakan
pemekaran dari Desa Cinunuk, Kecamatan Ujung Berung, Kabupaten Bandung
pada tahun 1982. Pada Pertama kali Desa Cimekar melaksanakan Pemilihan
Kepala Desa (PILKADES) pada tahun 1984.
230 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB
menggunakan skala likert. Skala likert yaitu bentuk skala dengan empat
alternatif bobot jawaban dan untuk setiap pertanyaan item favorable dan
item unfavorable subyek diminta memilih satu diantara empat jawaban yang
tersedia yaitu: (SS) sangat setuju, (S) setuju, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak
setuju.
Cara memberikan penilaian skala diatas terhadap jawaban yang diberikan
subjek berkisar 1-4, pada item favorable pilihan skor (SS) sangat setuju 4, (S)
setuju 3, (TS) tidak setuju 2, (STS) sangat tidak setuju 1. Sedangkan untuk
jawaban item unfavorable pilihan skor (SS) sangat setuju 1, (S) setuju 2, (TS)
tidak seuju 3, (STS) sangat tidak setuju 4.
Setelah diketahui hasil rekapitulasi jawaban responden dilakukan
pengujian validitas angket dengan menggunakan software SPSS version 20
for Windows, kemudian dilakukan koreksi atas item-item pernyataan yang tidak
valid. Hal ini dilakukan karena hasil dari suatu penelitian kuantitatif sangat
bergantung pada instrumen pengumpulan data yang digunakan. Dengan
menggunakan jumlah responden sebanyak 48 maka nilai r table dapat diperoleh
melalui table r product moment person dengan df = N-2, maka berlaku aturan
kriteria uji : rhitung > rtabel.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa item angket
akseptor KB berjumlah 10 item yang disebar kepada responden memenuhi
syarat kevaliditasan. Rtabel yang digunakan = 0,28, karena nilai Rhitung >
Rtabel maka semua item pertanyaan Valid. Sehingga angket ini dapat dikatakan
baik.
Kognitif yaitu membantu orang lain dengan cara menambah wawasan
tentang KB. Guna melihat gambaran akseptor KB berdasarkan aspek
Kognitif, digunakan 3 item dari skala akseptor KB. Berikut ini statistik
deskriptif akseptor KB berdasarkan aspek kognitif dengan bantuan software
SPSS version 20 for Windows:
Afektif yaitu kesediaan untuk bersikap baik terhadap program KB. Guna
melihat gambaran akseptor KB berdasarkan aspek afektif, digunakan 3 item
dari skala akseptor KB. Berikut ini statistik deskriptif akseptor KB
berdasarkan aspek afektif dengan bantuan software SPSS version 20 for
Windows:
Psikomotorik yaitu berperilaku baik terhadap program KB. Guna melihat
gambaran akseptor KB berdasarkan aspek psikomotorik, digunakan 4 item dari
skala akseptor KB. Berikut ini statistik deskriptif akseptor KB berdasarkan
aspek psikomotorik dengan bantuan software SPSS version 20 for Windows :
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 231
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 233
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat lima penyuluh KB serta
terdapat 1 orang tenaga pembantu, hal ini dianggap efektif karena masing –
masing dari penyuluh KB dapat membina satu desa dari jumlah 6 desa yang ada
di wilayah Kecamatan Cileunyi.
Secara umum menurut hasil observasi pada tanggal 14 Februari 2017
proses pelaksanaan penyuluhan KB melalui pendekatan agama yang dilakukan
di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ialah dengan mengajak
masyarakat khususnya yang belum menjadi akseptor KB untuk segera menjadi
akseptor KB dan yang sudah menjadi akseptor KB dapat memahami lebih jauh
tentang KB serta dapat memberikan pengetahuan kepada akseptor KB lain
maupun yang bukan akseptor KB tentang KB. Selain itu, pelaksanaan
penyuluhan KB melalui pendekatan agama dilakukan secara terjadwal sesuai
dengan program kerja tahunan yang dimiliki oleh seorang penyuluh tersebut.
Tujuan dilaksanakannya penyuluhan KB melalui pendekatan agama adalah
mengajak masyarakat untuk memahami manfaat dan keuntungan ber-KB dalam
aspek keagamaan sehingga muncul kesadaran diri pada masyarakat untuk ikut
menjadi akseptor KB dan keinginan menjadikan keluarga sejahtera dapat
terwujud.
Menurut data dan program penyuluh KB materi yang disampaikan ketika
proses penyuluhan KB melalui pendekatan agama berlangsung berbeda-beda,
sesuai dengan jadwal yang telah disusun sebelumnya, diantaranya: pertama Bina
Keluarga Balita, Pelaksanaan kegiatan bina keluarga balita khusus mengelola
tentang pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar
berdasarkan kelompok umur sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama, yang
dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada di tingkat RW dengan pengarahan
dari penyuluh KB yang ada di tingkat Kecamatan Cileunyi, kedua Kegiatan bina
keluarga remaja (BKR) merupakan upaya meningkatkan pengetahuan , sikap dan
234 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB
keterampilan orang tua dan anggota keluarga lain dalam membina tumbuh
kembang anak dan remaja secara seimbang melalui komunikasi efektif antara
orang tua dan anak remaja sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama. Kegiatan
ini dilaksanakan oleh sejumlah kader di tingkat RW di setiap desa dengan
pengarahan dari penyuluh KB, ketiga BKL merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki
lanjut usia dalam pengasuhan, perawatan dan pemberdayaan lansia agar dapat
meningkatkan kesejahteraannya sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama.
Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat RW oleh sejumlah kader dengan pengarahan
dari penyuluh KB, keempat Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
memberikan informasi PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja),
Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills), Pelayanan
Konseling dan Rujukan PKBR sesuai dengan yang dianjurkan oleh agama.
Pelaksanaan kegiatan ini sebulan sekali yang dilaksanakan di seluruh sekolah yang
ada di wilayah Kecamatan cileunyi, kelima Pos KB merupakan elemen penggerak
program KB di tingkat desa yang keberadaannya dibawah pengawasan penyuluh
KB tingkat Kecamatan. Kegiatan pembinaan Pos KB dilaksanakan setiap
sebulan sekali yang bertempat di kantor desa. Kegiatan ini membahas tentang
program Pos KB yang harus senantiasa sejalan dengan program penyuluh KB
tingkat Kecamatan, keenam Kegiatan posyandu dilaksanakan dua minggu sekali di
setiap RW yang berfungsi untuk melayani kesehatan masyarakat dan pelayanan
keluarga berencana yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi
(AKB), angka kematian ibu (AKI), dan meningkatkan peran serta masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera, ketujuh Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) merupakan suatu kegiatan
ekonomi produktif yang berusaha meningkatkan pendapatan yang dilakukan
oleh keluarga sejahtera secara berkelompok di lingkungan masyarakat yang
sederhana. Kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan di Kecamatan
Cileunyi dengan pengawasan dari penyuluh KB, kedelapan Pelaksanaan kegiatan
KIE di Kecamatan Cileunyi dilaksanakan setiap sebulan dua kali yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai
penambahan peserta baru, membina kelestarian peserta KB dan meletakkan
dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin berlangsungnya
proses penerimaan masyarakat terhadap KB.
Edukasi lebih dikenal oleh khalayak umum adalah sebagai pendidikan,
dalam hal ini edukasi adalah proses pendidikan tentang KB yang dilakukan oleh
seorang penyuluh KB. Jika kegiatan pendidikan dilakukan maka hal yang
diharapkan dari kegiatan itu adalah semakin fahamnya masyarakat terhadap KB
serta meningkatkan akat terjadinya proses perubahan dari perilaku yang negatif
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 235
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 237
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
PENUTUP
Penyuluhan keluarga berencana melalui pendektan agama di UPT PPKB
Kecamatan Cileunyi berdasarkan hasil penelitian terhadap akseptor KB dilihat
dari aspek sifat hubungan penyuluhan, kompetensi penyuluh, dan teknik
penyuluhan, berada pada kategori baik dengan jumlah sebanyak 33 orang dengan
persentase sebesar 69%, dan pada kategori sangat baik sebanyak 15 orang
dengan persentase 31%, dan tidak ada responden yang berada pada kategori
cukup, aspek yang paling berpengaruh dalam penyuluhan KB melalui
pendekatan agama yaitu sifat hubungan penyuluhan, dengan nilai mean empiris
sebesar 67,75.
Akseptor KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi dengan kategori sedang
sebesar 48%, pada kategori rendah sebesar 0%, dan kategori tinggi sebesar 0%.
Aspek yang paling berpengaruh dalam akseptor KB pada penelitian ini yaitu
aspek psikomotorik dengan nilai mean empiris sebesar 12,89. Berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 Februari 2017 dan berdasarkan
data yang dimiliki UPT PPKB Kecamatan Cileunyi. Cileunyi adalah sebuah
Kecamatan di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan
ini merupakan perbatasan antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten
Sumedang. UPT PPKB Kecamatan Cileunyi beralamat di Jalan Raya Percobaan
No.39, Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Cileunyi juga merupakan ujung akhir dari Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-
Bandung-Cileunyi). Berdasarkan data tahun 2008, jumlah penduduk di
Kecamatan Cileunyi adalah 124.128 jiwa dengan kepadatan penduduk 275
jiwa/km².
Pengaruh penyuluhan KB melalui pendekatan agama terhadap akseptor
KB di UPT PPKB Kecamatan Cileunyi dapat dilihat dari hasil uji regresi dengan
nilai 0,003 (Pv) lebih kecil dari 0,05 (α), maka Ho ditolak, ini berarti hipotesis
yang diajukan menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara penyuluhan KB
melalui pendekatan agama terhadap akseptor KB. Demikian sekilas gambaran
tentang wilayah Kecamatan Cileunyi yang menjadi lokasi penelitian. Dilihat dari
luas wilayah serta kepadatan penduduk, Kecamatan Cileunyi termasuk
Kecamatan yang padat penduduk. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan
metode sampling, peneliti hanya mengambil sample satu RW (Rukun Warga)
yang ada di wilayah Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi yaitu RW. 16. Dari
sejarah Cileunyi di atas dapat diketahui bahwa Cileunyi merupakan daerah yang
nyaman untuk ditempati karena terdapat sumber air yang dapat dijadikan sumber
kehidupan bagi masyarakat. Hasil output dari aplikasi SPSS Versi 20 terdapat
pengaruh yang signifikan (Positif) antara variable X (Penyuluhan KB Melalui
Pendekatan Agama) terhadap variable Y (Akseptor KB). Pengaruh dalam
238 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240
Penyuluhan Keluarga Berencana Melalui Pendekatan Agama Terhadap Akseptor KB
penelitian ini dapat dilihat dari nilai 1,021 artinya dengan adanya penyuluhan
KB melalui pendekatan agama, maka akseptor KB akan meningkat sebesar
1,021. Dengan demikian berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penyuluhan KB melalui pendekatan agama dapat dikatakan cukup efektif dalam
meningkatkan pengetahuan serta sikap akseptor KB, maka dari itu penyuluhan
KB melalui pendekatan agama sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Asy sya’rawi, M.M., (1995). Anda Bertanya Islam Menjawab Jilid 1.
Hartanto, Hanafi. (2003). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Marmi. (2016). Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mochtar. (2002). Keluarga Berencana. Yogyakarta: Insan Ilmu
Setiana. (2005). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sugiyono. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina
Pustaka.
Sukmadinata. (2011). Kesehatan Reproduksi. Yoyakarta: Nuha Medika
Rosyanti, Imas. (2002). Esensi Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.
Arifin, Zaenal, I. (2012). Bimbingan dan Konseling Untuk Pasien Rawat inap di
Rumah Sakit, 6(19), 173.
Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240 239
H. H. Makhdum, A. Kusnawan, E. Marlina
240 Irsyad : Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam 5(2) (2017) 221-240