Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan di Madiun. Hal ini dikarenakan sejumlah
pentolan PKI tidak puas dengan pemerintahan pusat. Rencananya, Madiun dijadikan kubu pertahanan dan
titik tolak untuk menguasai seluruh RI.
Peristiwa Madiun 1948 memakan banyak korban jiwa, termasuk Gubernur Jawa Timur RM Suryo,
dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta beberapa petugas polisi dan tokoh agama.
2. Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965
Peristiwa Gerakan 30 September PKI 1965 atau G30S PKI merupakan kasus sejarah kelam bangsa
Indonesia.
Kup PKI 1965 ini menewaskan 7 petinggi Angkatan Darat (AD), yaitu Letnan Jenderal Ahmad Yani,
Mayor Jenderal S.Parman, Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal MT. Haryono, Brigadir Jenderal
D.I Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.
Yang lebih kelam lagi adalah peristiwa pasca G30S PKI 1965. Sekitar 500 ribu hingga 1 juta jiwa
terduga afiliasi PKI melayang dipersekusi massa dan tentara. Bahkan, Sarwo Edhi yang mengomandoi
pembunuhan melalui RPKAD menyebut ada 3 juta korban.
Konflik sosial antara etnis Dayak dan Madura pada akhir 2000 hingga
Februari 2001 menelan korban 500 orang Madura, serta lebih dari 100.000
dari mereka mengungsi keluar Sampit.
Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang adalah momen kooptasi sekelompok
politikus dengan mengesahkan kepemimpinan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Konflik sosial ini terjadi karena ketidakpuasan sekelompok politikus atas kepemimpinan
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kubu KLB Deli Serdang bermaksud menggagalkan
kepemimpinan AHY sekaligus mendapatkan legitimasi kepemimpinan Moeldoko.
Salah satu tujuan kooptasi ini adalah memuluskan jalan menuju Pemilu 2024.