Sekolah
Tugas TIK ini cukup membingungkan. Pasalnya Pak Haris
selaku guru TIK menyuruh kami membuat video berdurasi
10 menit yang menggambarkan kehidupan kelas. Tugas
tersebut menurutnya bisa menjadi cerita kehidupan
sehari-hari tentang pelajar di tahun 2022.
“Kamu sih nggak hati-hati Joni. file-nya ilang kan,” ujar Via
menyalahkan kecerobohan Joni.
“Hai gue Yeni. Tadi gue sempet liat lo main bulu tangkis.
Gila, keren banget sih.. Aku boleh dong diajarin,” kataku.
“Hai Yeni, gue Violet. Kalau begitu, ayo kita tanding. Nanti,
lo juga akan lancar dan bisa main kayak gue,” sambutnya.
“Wah… baru pertama kali masuk ekskul ya. Pantas saja aku
tidak pernah melihatmu sebelumnya. Kalau gue nilai-nilai
sih permainan lo sebagai pemula oke juga. Tinggal diasah
aja. Kali aja lo bisa lebih dari gue,” tuturnya sambil
tersenyum.
” Kata Andi waktu itu. Pada waktu itu juga aku mengatakan Andi
bahwa setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup yang
ditanggung olehnya. Pastinya masing-masing beban hidup yang dialami
setiap orang pasti berbeda-beda. Jika beban dianggap selalu
dibandingkan dengan orang lain maka tidak percaya bahwa semua itu
akan semakin berat. Yang selama ini menghargai Andi tentang orang
lain tidak semuanya benar. Padahal dia sendiri tidak tahu betul bahwa
orang lain selalu baik-baik saja bisa jadi kebalikannya, serta
perjuangan orang-orang bagaimana kondisi baik dirinya sendiri. Bisa
saja mereka telah berhasil melalui masa-masa terberat dalam hidupnya.
Setelah itu, dia hanya membacai kata-kataku.
Dia melihat apa yang aku katakan saat itu. Meskipun terkadang
menasehati orang lain tidak menasehati diri sendiri. kadang aku sendiri
masih suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Waktu
dulu aku juga pernah merasakan seperti di posisi Andi saat ini. Saat itu
juga ada yang menasehati aku bahwa Tuhan selalu memberikan beban
masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Oleh karena
itu respon dari orang-orang pun juga berbeda-beda, terkadang ada yang
merasa dibebani ada juga yang tidak.
“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa menghadapi masalah yang
diberikan oleh-Nya, maka dari itu kalau soal porsi juga ya, karena kita
tahu kalau Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang kepadaku.
Mulai saat itu aku mulai introspeksi dengan diriku sendiri. Aku
berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan yang menimpaku
dengan hati yang lapang. Karena dengan begitu aku bisa menjadi
bahagia. Aku juga tidak perlu membandingkan diriku dengan orang
lain. Aku hanya perlu membandingkan diriku dengan aku yang kemarin.
Maka dari itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik hingga saat ini.
Aku juga percaya jika setiap masalah yang menimpaku nantinya bisa
menjadi masalah yang mungkin terjadi. Karena selalu ada hikmah yang
bisa aku ambil dari setiap suka dan duka ku. Yang membuat saya selalu
yakin adalah setiap permasalahan yang datang dan dirancang oleh-Nya.