Anda di halaman 1dari 9

Cerpen Kehidupan Sehari Hari Tentang Tugas

Sekolah 
Tugas TIK ini cukup membingungkan. Pasalnya Pak Haris
selaku guru TIK menyuruh kami membuat video berdurasi
10 menit yang menggambarkan kehidupan kelas. Tugas
tersebut menurutnya bisa menjadi cerita kehidupan
sehari-hari tentang pelajar di tahun 2022.

Dari 40 orang murid, Pak Haris membaginya empat


kelompok. Aku dinobatkan menjadi ketua kelompok satu
yang beranggotakan Via, Guntur, Dini, Kiara, Joni, Ridwan,
Bakti, Winda, dan Tasya. Padahal, keterampilan mengedit
video sangat mengkhawatirkan.

Setelah berdiskusi panjang, akhirnya kami membagi tugas


dan menemukan tema video. Untungnya ada Guntur dan
Winda yang bisa mengedit video, maka tugas tersebut
kuserahkan pada mereka.

Teman-teman yang lain membantuku untuk membuat


konsep, menyiapkan properti, dan pengambilan video
nantinya.

“Kata Pak Haris dikumpulin dua minggu lagi. Tapi, kita


mulai besok ya bikin videonya. Biar cepet beres.” ajakanku
tersebut disepakati oleh yang lain.
Kami pun memulai shooting video di hari berikutnya. Tema
yang diambil untuk tugas tersebut berkonsep ‘A day in my
life’ dan yang menjadi talent-nya adalah Kiara.

Kami pun merekam kegiatan Kiara dimulai dari bangun


tidur, pergi ke sekolah, belajar, sampai kembali lagi ke
rumah.

Setelah selesai merekam video, tahap berikutnya adalah


editing. Namun ternyata, file rekaman ketika Kiara berada
di sekolah terhapus.

“Kamu sih nggak hati-hati Joni. file-nya ilang kan,” ujar Via
menyalahkan kecerobohan Joni.

“Ya ku kira udah dimasukan ke laptop, Via. Makanya


kuapus, memori kameranya penuh tau,” Joni membela diri.

“Udah-udah. Mau nggak mau kita rekam ulang,” Aku


menengahi perdebatan mereka. Untungnya, waktu
pengumpulan masih lama. Akhirnya kami pun merekam
ulang bagian yang hilang tersebut.

Dua minggu berlalu dengan cepat, proses editing pun


cuma menghabiskan waktu sekitar lima hari. Di hari H
tugas video kami pun dikumpulkan.

Satu per satu, video dari setiap kelompok ditayangkan.


Ada video yang mewawancarai murid serta wali kelas, ada
juga yang membuat video tentang hal-hal konyol di dalam
kelas. Hingga tiba lah penampilan video dari kelompok
kami.

Dari video-video yang ditampilkan, aku menjadi mengerti


mengapa Pak Haris menyuruh kami membuat tugas video
yang cukup rumit.

Walaupun banyak rintangan dalam membuatnya, ternyata


kami sangat senang melakukannya. Beragam video
tersebut juga bisa menjadi kenang-kenangan ketika kamI
sudah tidak bersekolah.

Cerpen Kehidupan Sehari Hari Satpam

Pagi itu aku yang sedang sarapan dengan tenang tiba-tiba


tersedak karena melihat jam sudah pukul 6.40 Aku
menggowes sepeda dengan cepat. Sialnya gerbang
sekolah sudah ditutup dan pak satpam dengan wajah
kesal berkata padaku di balik gerbang.

Lalu dibukakannya pintu gerbang itu, namun aku dan


beberapa murid lain dihukum dengan berdiri di halaman
depan sekolah sampai jam pertama selesai. Aku melirik
pos satpam, sebuah tempat dimana laki-laki itu setiap pagi
datang dan bekerja sampai sore hari tiba.
Namanya adalah Pak Bejo, tapi anak-anak sering
memanggilnya “Mang Ojo”, entah aku tak tau siapa
pencetus panggilan tersebut pada Pak Bejo.

Dia sangat popular di SMA Negeri 4 Surabaya karena dekat


dan ramah dengan murid-murid, khususnya murid laki-
laki.

Lama setelah itu aku juga semakin akrab dengan satpam


tersebut, yang kawan-kawanku selalu memanggilnya Mang
Ojo. Pernah suatu ketika dia menceritakan kepadaku dan
kawan-kawanku tentang dia sewaktu seusia kami.

“Dulu, Mamang pernah sekolah seperti kalian. Tapi


mamang tidak bisa melanjutkannya hingga selesai, karena
orang tua mamang tidak bisa membiayainya” imbuh dia
dengan senyum menutupi.

“Kalian, harus memanfaatkan kesempatan kalian untuk


mengais ilmu disini, makanya mamang suka marah pada
kalian yang suka terlambat masuk” sambungnya.

Dia kemudian melanjutkan ceritanya. Ternyata di


rumahnya dia menyediakan perpustakaan mini untuk para
tetangganya yang ingin sekolah namun terkendala
ekonomi keluarga. Aku pun sangat kagum dengan
perjuangan Pak Bejo.
Ditengah biaya hidup yang semakin susah, kulit kian
keriput serta rambut kian memutih, dia masih bisa
membantu orang-orang di sekitarnya. Terimakasih, Pak.

Cerita Kehidupan Sehari Hari Tentang


Sahabat
Aku adalah seorang siswi di SMP Matahari. Aku ingin
menceritakan sedikit tentang masa laluku bertemu dengan
mereka yang kini menjadi sahabatku. Bermula dari gedung
sekolah, aku bertemu dengan Violet yang saat itu sedang
bermain bulu tangkis.

Ya, aku adalah penggemarnya. Awalnya, aku pertama kali


melihatnya di kejuaraan bulu tangkis. Dengan
semangatnya yang membara dan cara bermainnya yang
bagus, ia berhasil menduduki peringkat satu tingkat
nasional.

Ini membuatku termotivasi untuk bisa masuk ekskul bulu


tangkis dan akhirnya aku mendaftarkan hari ini.

Awalnya aku tidak mengenalnya, namun aku beranikan diri


untuk berkenalan karena kekagumanku dengan cara
bermainnya yang memukau.

“Hai gue Yeni. Tadi gue sempet liat lo main bulu tangkis.
Gila, keren banget sih.. Aku boleh dong diajarin,” kataku.

“Hai Yeni, gue Violet. Kalau begitu, ayo kita tanding. Nanti,
lo juga akan lancar dan bisa main kayak gue,” sambutnya.

Akhirnya kami berduel. Rasanya mengasyikkan bermain


bersamanya. Tak terasa waktu sudah sore, keringat kami
bercucuran. Karena lelah kami istirahat sambil bersandar
di tembok.
“Mainmu asyik juga. Lo gak terlalu kaku pasti udah pernah
belajar bulu tangkis sebelumnya ya?,” tanya Violet.

“Iya, gue belajar dari ayah. Tapi, ya itu hanya tidak


profesional. Gue baru hari ini masuk ekskul bulu tangkis,”
jawabku dengan gugup berada di samping orang yang
kukagumi.

“Wah… baru pertama kali masuk ekskul ya. Pantas saja aku
tidak pernah melihatmu sebelumnya. Kalau gue nilai-nilai
sih permainan lo sebagai pemula oke juga. Tinggal diasah
aja. Kali aja lo bisa lebih dari gue,” tuturnya sambil
tersenyum.

Mendengar pernyataan tersebut membuatku senang


bukan kepalang. Aku semakin termotivasi untuk bisa
sebanding dengannya. Kuputuskan untuk giat latihan. Tak
pernah satu hari pun aku absen untuk datang latihan.

Aku dan Violet juga semakin dekat. Ia pada dasarnya


adalah anak yang baik dan tidak pelit membagikan
ilmunya. Beruntungnya aku menjadi penggemarnya dan
aku tidak menyesal dulu memberanikan diri untuk
berkenalan.

Kini, aku tidak hanya penggemar, tapi juga sahabat dari


Violet. Kita juga saling support ketika mengikuti
perlombaan kejuaraan.
Pengalaman

Andi adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik Informatika di salah


satu Perguruan Tinggi favorit di Jogjakarta. Setiap hari bertemu dengan
aku di kampus. Suatu hari, dia bercerita tentang masalah hidupnya. Dia
berpikir kalau orang lain selalu terlihat senang dan bahagia terlepas
dari masalah yang dialami dalam hidupnya. Mereka seperti terlihat
orang-orang yang tak memiliki beban di pundaknya. Namun anehnya,
Andi merasa tidak terlalu suka saat melihat teman-temannya tersenyum
bahagia. “Haikal, kok aku aneh ya selalu merasa bahwa kehidupan
orang lain selalu baik-baik saja bahkan terlihat seperti tidak punya
masalah, beda banget sama kehidupan aku yang rasanya punya banyak
beban terus aku juga merasa tidak bisa bahagia.

” Kata Andi waktu itu. Pada waktu itu juga aku mengatakan Andi
bahwa setiap orang memiliki permasalahan dan beban hidup yang
ditanggung olehnya. Pastinya masing-masing beban hidup yang dialami
setiap orang pasti berbeda-beda. Jika beban dianggap selalu
dibandingkan dengan orang lain maka tidak percaya bahwa semua itu
akan semakin berat. Yang selama ini menghargai Andi tentang orang
lain tidak semuanya benar. Padahal dia sendiri tidak tahu betul bahwa
orang lain selalu baik-baik saja bisa jadi kebalikannya, serta
perjuangan orang-orang bagaimana kondisi baik dirinya sendiri. Bisa
saja mereka telah berhasil melalui masa-masa terberat dalam hidupnya.
Setelah itu, dia hanya membacai kata-kataku.
Dia melihat apa yang aku katakan saat itu. Meskipun terkadang
menasehati orang lain tidak menasehati diri sendiri. kadang aku sendiri
masih suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Waktu
dulu aku juga pernah merasakan seperti di posisi Andi saat ini. Saat itu
juga ada yang menasehati aku bahwa Tuhan selalu memberikan beban
masalah sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Oleh karena
itu respon dari orang-orang pun juga berbeda-beda, terkadang ada yang
merasa dibebani ada juga yang tidak.

“Tuhan tahu seberapa kuat kita untuk bisa menghadapi masalah yang
diberikan oleh-Nya, maka dari itu kalau soal porsi juga ya, karena kita
tahu kalau Tuhan itu memang Maha Adil,” ujar seseorang kepadaku.
Mulai saat itu aku mulai introspeksi dengan diriku sendiri. Aku
berusaha untuk menyelesaikan segala permasalahan yang menimpaku
dengan hati yang lapang. Karena dengan begitu aku bisa menjadi
bahagia. Aku juga tidak perlu membandingkan diriku dengan orang
lain. Aku hanya perlu membandingkan diriku dengan aku yang kemarin.
Maka dari itu aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik hingga saat ini.
Aku juga percaya jika setiap masalah yang menimpaku nantinya bisa
menjadi masalah yang mungkin terjadi. Karena selalu ada hikmah yang
bisa aku ambil dari setiap suka dan duka ku. Yang membuat saya selalu
yakin adalah setiap permasalahan yang datang dan dirancang oleh-Nya.

Anda mungkin juga menyukai