Anda di halaman 1dari 12

PSYMPATHIC : Jurnal Ilmiah Psikologi eISSN: 2502-2903, pISSN: 2356-3591

Volume 3, Nomor 2, 2016: 179-190 DOI: 10.15575/psy.v3i2.1109

Perbedaan Konsumsi Hedonis pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala


Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Asal Fakultas
Cut Aya Riadhah, Risana Rachmatan
Universitas Syiah Kuala, Jalan Teuku Nyak Arief Banda Aceh
e-mail: risana.ridwan@gmail.com

Abstract
This research aims to study the difference of hedonic consumption among syiah kuala
university students in term of gender and faculties. The technique sampling used were
purposive and quota sampling with 360 students consisted of 180 male and 180 female from 12
faculties. The data were collected using hedonic consumption scale constructed by researcher
based on Hirschman and Holbrook theory (1982). Coefisien reliability of this research was
(α)= 0,873. Hypothesis was tested by using Independent Sample T-Test which showed
significance value 0,000 (p<0,05) and One Way Anova which showed significance value 0,000
(p<0,05). Result shows that there was different hedonic consumption between male and female
students of Unsyiah in which female indicated higher hedonic consumption than male student.
Besides, students of dentistry faculty indicated higher hedonic consumption than the other
faculties.

Keywords: hedonic consumption, students, gender, Syiah Kuala University

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan konsumsi hedonis pada mahasiswa Unsyiah
ditinjau dari jenis kelamin dan asal fakultas. Teknik pengambilan sampel adalah purposive dan
quota sampling dengan jumlah sampel sebanyak 360 mahasiswa yang terdiri dari 180 laki-laki
180 perempuan yang ada pada 12 fakultas. Teknik pengumpulan data menggunakan skala
konsumsi hedonis yang disusun oleh peneliti. Nilai koefisien reliabilitas penelitian ini adalah
(α) = 0,873. Uji hipotesis menggunakan Independent Sample T-Test yang menunjukkan nilai
signifikasi sebesar 0,000 (p<0,05) dan One Way Anova yang menunjukkan nilai signifikasi
sebesar 0,000 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan konsumsi
hedonis pada mahasiswa perempuan dan laki-laki dimana perempuan lebih tinggi konsumsi
hedonisnya dibandingkan laki-laki. Selain itu terdapat juga perbedaan konsumsi hedonis pada
mahasiswa berdasarkan asal fakultas di Unsyiah, yaitu mahasiswa fakultas kedokteran gigi
memiliki konsumsi hedonis yang tinggi dibandingkan mahasiswa pada fakultas lainnya.

Kata Kunci: konsumsi hedonis, mahasiswa, jenis kelamin, Universitas Syiah Kuala

Pendahuluan (dalam Nadzir & Ingrianti, 2015)


menyatakan bahwa proses pencarian
Mahasiswa menurut Peraturan
identitas diri pada mahasiswa merupakan
Pemerintah Republik Indonesia No. 60
periode yang ditandai dengan mencoba
tahun 1999 adalah peserta didik yang
berbagai perilaku, nilai dan sifat yang
terdaftar dan belajar di perguruan tinggi
sesuai dengan dirinya. Karakteristik yang
tertentu. Umumnya mahasiswa di Indonesia
dimiliki oleh mahasiswa yang tergolong
berada pada rentang usia 18-22 tahun, pada
remaja ini mudah tertarik pada pengaruh
fase ini mahasiswa dikategorikan kedalam
media massa, boros, kurang realistis dan
kelompok masa remaja akhir yang akan
impulsive, sehingga bahwa sifat-sifat
menuju ke fase dewasa dengan mengalami
tersebut cenderung dapat menimbulkan
proses perubahan dan permasalahan dalam
perilaku mahasiswa menjadi hedonis
pencarian identitas diri (Santrock, 2007;
(Munandar, 2001; Gushevinalti, 2010)
Hurlock, 2009). Nurhisan dan Agustin

179
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2016, Vol. 3, No. 2, Hal: 179 - 190

Menurut Kunto (1999) hedonisme activity yang diperlihatkan melalui


berasal dari bahasa Yunani hedone yang nongkrong di mall, restoran, dan kafe.
artinya kenikmatan atau kesenangan. Konsumsi hedonis dipengaruhi oleh
Hedonisme terjadi karena adanya sejumlah faktor salah satunya jenis
perubahan perilaku pada individu dan dapat kelamin, dimana jenis kelamin
melahirkan konsumsi berlebihan yang memengaruhi keputusan dalam konsumsi
hanya menghendaki kesenangan hedonis (Mayasari, 2014). Data hasil
(Gushevinalti, 2010; Veenhoven, 2003). penelitian yang dilakukan oleh salah satu
Konsumsi hedonis didefinisikan sebagai pusat perbelanjaan terbesar di dunia
perilaku konsumen yang berkaitan dengan Westfield, menunjukkan bahwa 41% laki-
multisensori, fantasi dan emosi dari laki lebih memilih membeli barang yang
pengalaman penggunaan produk bermerek dari desainer dengan harga mahal
(Hirschman & Holbrook,1982). sedangkan perempuan hanya 40% yang
Implikasi negatif dari konsumsi membeli barang tersebut (Prasasty, 2013).
hedonis diantaranya adalah muncul Mayasari (2014) menyatakan bahwa laki-
masalah kesehatan yang diakibatkan oleh laki saat ini menggangap penampilan fisik
konsumsi makanan yang tidak sehat secara sebagai hal yang penting untuk
berlebihan, kecanduan terhadap produk menunjukkan diri kepada orang lain, karena
yang berbahaya seperti alkohol, nikotin penampilan menjadi pertimbangan penting
bahkan narkoba, munculnya kegiatan dalam keputusan konsumsi sebuah produk.
prostitusi, serta terlibat hutang hingga Sementara itu, Munandar (2001)
korupsi (Mayasari, 2014). Dampak negatif mengungkapkan hal sebaliknya, laki-laki
tersebut dikarenakan individu hedonis tidak berminat dalam kegiatan berbelanja
memuaskan diri dengan mengejar serta tidak menikmati kegiatan tersebut.
kenikmatan yang bersifat sementara, tidak Hasil penelitian terkait konsumsi
memikirkan masa depan dan menganggap hedonis yang dilakukan oleh Kirgiz (2014)
bahwa kesempatan hanya datang sekali menunjukkan adanya perbedaan antara
dalam hidup oleh karena itu individu konsumen perempuan dan laki-laki dalam
bertindak tanpa memikirkan efek jangka berbelanja.Konsumen perempuan mela-
panjang (Gushevinalti, 2010). kukan belanja untuk dapat memberikan
Aktivitas konsumsi hedonis yang perasaan yang lebih baik ketika mereka
sering dilakukan berdasarkan survei merasa kurang bersemangat dan mengejar
Markplus Insight di Indonesia (dalam tren terbaru, berbeda dengan laki-laki yang
Mayasari, 2014) meliputi; online activity melakukan untuk memenuhi kebutuhan
dengan mencari produk seperti pakaian, fungsionalnya saja.Selanjutnya penelitian
elektronik, handphone, aksesoris dan yang dilakukan oleh Onurlubas (2015)
kendaraan yang akan dibeli; traveling menunjukkan bahwa perempuan memiliki
destination dianggap sebagai kebutuhan kecenderungan konsumsi hedonis lebih
penting untuk bisa merasakan prestige yang tinggi dibandingkan laki-laki. Konsumsi
berupa perasaan senang, persepsi citra diri pada perempuan dilakukan untuk mencapai
dan pengakuan sosial; entertainment kesenangan, kenikmatan dan merasa berada
preference yang dilakukan seperti di dunia yang berbeda.
menonton konser, bioskop dengan fasilitas Perbedaan konsumsi hedonis pada
premier; buying aspiration dipengaruhi mahasiswa pernah ditinjau berdasarkan
oleh kualitas produk bermerek yang penampilan yang berbeda-beda menurut
berkelas; mengonsumsi makanan cepat saji, asal fakultasnya. Hal tersebut diberitakan
berlemak dan merokok yang dapat pada Liputan 6 dengan tajuk Beda Fakultas
menimbulkan masalah kesehatan; hangout Beda Gaya Berbusana (2012) yang
menelaah perbedaan cara berbusana pada

180
Perbedaan Konsumsi Hedonis Pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Asal Fakultas (Cut Aya R, Risana
Rachmatan)

mahasiswa Universitas Diponegoro menengah dengan penghasilan berkisar Rp


Semarang. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial 1.000.000,- Rp 2.000.000,-, (4) golongan
dan Ilmu Politik (FISIP) diketahui m mp ki p 2.000.000,- Rp
cenderung lebih bebas dalam berbusana 3.000.000,- dan (5) golongan sangat
dan mengutamakan penampilan yang mampu >Rp 3.000.000,- sesuai dengan
terlihat dari gaya berbusana yang matching, pendapatan orang tua mahasiswa
stylish dan fashionable, sedangkan (Saifullah, 2014). Berikut data jumlah
mahasiswa Fakultas Teknik menampilkan mahasiswa berdasarkan Uang Kuliah
gaya berbusana yang sederhana, seperti Tunggal (UKT) di Unsyiah terhitung mulai
menggunakan celana atau rok bahan dan tahun 2013-2015.
atasan kemeja untuk kuliah dan pada hari Data pada Tabel 1 menunjukkan
jumat diwajibkan untuk mengenakan jumlah mahasiswa dengan golongan yang
pakaian batik. berbeda-beda pada setiap fakultas yang
Perbedaan konsumsi hedonis lainnya memerlihatkan adanya perbedaan status
pada lingkungan fakultas juga dapat dilihat sosial ekonomi mahasiswa pada suatu
melalui status sosial ekonomi mahasiswa fakultas.
pada fakultas di Universitas Syiah Kuala Selanjutnya terkait status sosial
(Unsyiah). Status sosial ekonomi ekonomi, Tobing (2015) menyatakan
mahasiswa pada setiap fakultas dapat bahwa konsumsi hedonis dipengaruhi oleh
dilihat diantaranya melalui data Uang anggaran yang dimiliki seperti uang saku
Kuliah Tunggal (UKT). Penetapan UKT bulanan orang tua, beasiswa dan gaji.
oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pendapatan yang tinggi membuat individu
(Dikti) nomor 272/E1.1/KU/2013 membagi memiliki kemampuan untuk membeli
UKT kedalam beberapa golongan sesuai produk dengan jumlah besar dan
dengan aturan di perguruan tinggi. UKT di berkualitas. Individu yang berada pada
Unsyiah digolongkan berdasarkan lingkungan ekonomi yang tinggi dengan
penghasilan orang tua terdiri dari lima memiliki banyak sarana dan prasarana yang
golongan yang meliputi; (1) golongan mendukung akan lebih leluasa melakukan
kurang mampu yang merupakan golongan konsumsi hedonis dikarenakan memiliki
paling rendah dengan penghasilan orang pendapatan tinggi dan mampu memenuhi
tua berkisar <Rp 500.000,-, (2) golongan semua kebutuhan utama, sehingga individu
k p n n p n il n ki p cenderung mengalokasikan pendapatan
00.000,- Rp 1.000.000,-, (3) golongan dengan kebutuhan hedonis yang dapat

181
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2016, Vol. 3, No. 2, Hal: 179 - 190

memberikan kesenangan hidup (Sunyoto, Sample T-Test dengan meng-gunakan


2015; Mayasari, 2014). Oleh karena itu, program SPSS versi 20.0 for Windows.
tingkat konsumsi hedonis yang dipengaruhi
oleh pendapatan serta status sosial ekonomi Hasil Penelitian dan Pembahasan
mahasiswa di setiap fakultas dapat berbeda Deskripsi Subjek Penelitian
antara satu fakultas dengan fakultas lainnya Berdasarkan tabel 2, menunjukkan
di Unsyiah. bahwa tempat tinggal mayoritas mahasiswa
perempuan bertempat tinggal di kos, yaitu
Metode Penelitian sebanyak 100 mahasiswa (55,6%), begitu
Penelitian ini merupakan penelitian juga dengan laki-laki lebih banyak yang
kuantitatif dengan jenis penelitian tinggal di kos yaitu sebanyak 82 mahasiswa
komparatif. Adapun populasi dalam (45,6%). Selanjutnya, uang saku maha-
penelitian ini yaitu mahasiswa aktif di siswa sebagian besar ialah Rp 1.000.000,-
Unsyiah. Penentuan sampel pada penelitian Rp 1.500.000,- terdiri dari 94 mahasiswa
ini menggunakan teknik purposive perempuan (52,5%) dan 101 mahasiswa
sampling dan quota sampling. Purposive laki-laki(56,1%).
sampling adalah teknik pengambilan Berdasarkan tabel 3 menun-jukkan
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu bahwa aktivitas yang sering dilakukan oleh
(Sugiyono, 2014). Penggunaan quota- mahasiswa perempuan dalam enam bulan
sampling dalam penelitian ini untuk terakhir diantaranya menghabiskan waktu
menentukan jumlah sampel yang diingin- di kafe dengan frekuensi paling banyak 1-3
kan untuk dijadikan responden dalam kali perbulan sebanyak 87 mahasiswa
penelitian (Idrus, 2009). Sehingga sampel (48,3%), se-lanjutnya berbelanja dengan
dalam penelitian ini melibatkan 360 frekuensi paling banyak 1-3 kali perbulan
mahasiswa dari 12 fakultas di Unsyiah. sebanyak 120 mahasiswa (66,7%) dan
Setiap fakultas diwakili oleh 15 mahasiswa traveling dengan frekuensi paling banyak
laki-laki dan 15 mahasiswa perempuan. 1-3 kali pertahun sebanyak 80 mahasiswa
Adapun kriteria sampel pada penelitian ini (44,4%). Sedangkan pada mahasiswa laki-
laki aktivitas yang sering dilakukan dalam
adalah : a) mahasiswa aktif Unsyiah yang enam bulan terakhir yaitu menghabiskan
berusia 18 hingga 22 tahun, b) memiliki waktu di kafe dengan frekuensi paling
uang s k ≥ p 1.000.000, ) i banyak >7 kali perbulan sebanyak 73
menjadi responden dalam penelitian. mahasiswa (40,6%), Selanjutnya berbelanja
dengan frekuensi paling banyak 1-3 kali
Metode Pengumpulan Data perbulan sebanyak 130 mahasiswa (72,2%)
Metode pengumpulan data yang dan traveling frekuensi paling banyak 1-3
digunakan adalah skala psikologi, yaitu kali pertahun sebanyak 56 mahasiswa
Skala Konsumsi Hedonis. Skala Konsumsi (31,1%).
Hedonis dirancang dan disusun oleh Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
peneliti berdasarkan aspek konsumsi barang yang sering dibeli oleh mahasiswa
hedonis yang dikemukakan oleh Hirshman laki-laki dalam 6 bulan terakhir yaitu
dan Holbrook berjumlah 25 aitem dengan kebutuhan harian sebanyak 106 mahasiswa
menggunakan skala model likert yang (58,8%). Sedangkan mahasiswa perempuan
terdiridari 4 jawaban (respon). memilih produk fashion sebagai barang
yang sering dibeli dipilih oleh 94
Metode Analisis Data mahasiswa (52,2%).
Data yang diperoleh dari penelitian Berdasarkan data demografi pada tabel
dianalisis menggunakan teknik Independent 5, alasan mahasiswa perempuan melakukan
aktivitas untuk mencari hiburan sebanyak

182
Perbedaan Konsumsi Hedonis Pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Asal Fakultas (Cut Aya R, Risana
Rachmatan)

98 mahasiswa (54,4%). Se-dangkan Azwar (2013) kategorisasi jenjang (ordinal)


mahasiswa laki-laki melakukan beberapa merupakan kategorisasi yang menempatkan
aktivitas karena kebutuhan sebanyak 103 individu kedalam kelompok-kelompok
mahasiswa (57,22%). yang posisinya berjenjang menurut suatu
kontinum berdasakan atribut yang diukur.
Deskripsi Data Konsumsi Hedonis Reliabilitas penelitian. Koefisien
Berdasarkan hasil statistik data reliabilitas pada penelitian menunjukkan
penelitian, analisis deskriptif secara hipo- nilai koefisien reliabilitas alpha cronbach
tetik menunjukkan bahwa jawaban minimal sebesar 0,873. Berdasarkan nilai koefisien
adalah 25 dan jawaban maksimal 100. Nilai reliabilitas penelitian, maka reliabilitas
rata-rata yang diperoleh adalah 62,5 dan skala Konsumsi Hedonis tergolong baik
simpangan baku 12,5.Data deskriptif di atas dan reliabel. Hal ini didukung oleh
dapat digunakan untuk membagi pernyataan Azwar (2013) yang menyatakan
pengkategorian sampel penelitian yang bahwa koefisien reliabilitas yang semakin
terdiri dari tiga kategori, yaitu rendah, mendekati angka 1,00 berarti semakin
sedang dan tinggi. tinggi reliabilitasnya, sehingga nilai
Pembagian kategori sampel yang reliabilitas pada skala Konsumsi Hedonis
digunakan peneliti adalah kategorisasi ini dinilai merupakan alat ukur yang
berdasar model distribusi normal dengan reliabel.
kategorisasi jenjang (ordinal). Menurut

183
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2016, Vol. 3, No. 2, Hal: 179 - 190

184
Perbedaan Konsumsi Hedonis Pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Asal Fakultas (Cut Aya R, Risana
Rachmatan)

memiliki konsumsi hedonis yang lebih


Uji asumsi. Hasil uji asumsi tinggi dibandingkan mahasiswa laki-laki.
menunjukkan bahwa data berdistribusi Beberapa penelitian yang mendukung
normal dan homogen. Hal tersebut dilihat hasil penelitian ini, yaitu diantaranya yang
dari hasil analisis variabel Konsumsi dikemukakan oleh Tifferet dan Herstain
Hedonis diperoleh hasil K-S Z=1, 179 (2012) yang menyatakan perempuan
p=0,1249. Hasil uji homogenitas memiliki konsumsi hedonis yang lebih
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan tinggi daripada laki-laki karena perempuan
nilai signifikansi 0,816 (p=0,816> 0,05) mengutamakan suasana, tempat dan waktu
dan berdasarkan fakultas) menunjukkan yang terbaik untuk melakukan aktivitasnya
nilai signifikansi 0,068 (p=0,068> 0,05). sedangkan laki-laki hanya melakukan
Uji hipotesis. Hasil uji hipotesis aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan saja. Dittmar, Beatie dan Friese (1996)
nilai signifikansi p=0,000 (p < 0,05) menyatakan bahwa konsumsi hedonis pada
dengan nilai t hitung > t tabel (6,345>1,98) perempuan lebih tinggi, karena perempuan
dan berdasarkan fakultas melakukan konsumsi untuk identitas sosial,
menunjukk(9,710>1,98) yang berarti terutama saat berbelanja yang dilakukan
bahwa terdapat perbedaan konsumsi hedo- untuk memenuhi aspek emosi dengan
nis pada mahasiswa perempuan dan laki- memperhatikan nilai-nilai estetika,
laki dan terdapat perbedaan konsumsi sedangkan laki-laki melakukan konsumsi
hedonis pada mahasiswa setiap fakultas di untuk identitas diri terutama ketika
Unsyiah. berbelanja laki-laki hanya membeli sesuatu
sesuai yang dibutuhkan dengan me-
Diskusi merhatikan nilai fungsinya. Menurut Kocak
Hasil analisis uji statistik Independent (2013) laki-laki memiliki konsumsi hedonis
sample t-test yang diperoleh menunjukkan yang rendah, umumnya dilakukan hanya
nilai signifikansi ρ=0,000 (ρ>0,0 ), im n untuk memenuhi kebutuhannya dengan
hal ini menunjukkan bahwa hipotesis menghemat uang dan waktu, berbeda
diterima, artinya terdapat perbedaan dengan perempuan yang sangat me-
konsumsi hedonis pada mahasiswa laki-laki merhatikan fashion,traveling dan ling-
dan perempuan di Unsyiah. Hasil penelitian kungan sosial dalam konsumsinya.
ini menunjukkan mahasiswa perempuan Berdasarkan kategorisasi dalam
penelitian ini, didapatkan bahwa ma-
i w y n m m ol ko ≥ 7

185
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2016, Vol. 3, No. 2, Hal: 179 - 190

dikategorikan memiliki konsumsi hedonis sosial, dan kepribadian (Kirgiz, 2014).


tin i, m i w y n m mp ol ko ≤ Sedang dan rendahnya konsumsi hedonis
50 dikategorikan memiliki konsumsi pada sampel penelitian juga dapat dikaitkan
hedonis yang rendah, sementara mahasiswa dengan beberapa hasil data analisis
dengan rentang skor 50-75 dikategorikan demografi salah satunya yaitu uang saku.
sedang. Berdasarkan kategorisasi tersebut Pada penelitian ini uang saku mahasiswa
didapatkan bahwa terdapat 2,2% ma- Unsyiah yang berada pada kategori Rp
hasiswa perempuan yang termasuk dalam 1.000.000,- - Rp 1.500.000,- sebanyak 94
kategori tingkat konsumsi hedonis yang (52,2%) mahasiswa pe-rempuan dan 101
tinggi sedangkan pada mahasiswa laki-laki (56,1%) mahasiswa laki-laki, selebihnya
tidak memiliki konsumsi hedonis tinggi, uang saku sebesar >Rp 3.500.000,- yang
65% mahasiswa perempuan dan 45% dimiliki oleh 7 mahasiswa perempuan dan
mahasiswa laki-laki termasuk kategori 3 mahasiswa laki-laki. Hal ini menun-
sedang dan 32,8% mahasiswa perempuan jukkan uang saku yang dimiliki mahasiswa
dan 55% mahasiswa laki-laki termasuk dalam penelitian ini sedikit banyaknya
dalam kategorisasi tingkat konsumsi dapat memengaruhi kategorisasi konsumsi
hedonis rendah. seseorang, dimana semakin tinggi uang
Hasil kategorisasi yang tersebut di atas saku individu, membuat individu lebih
menunjukkan bahwa mayoritas ma-hasiswa ingin membelanjakan uangnya untuk
perempuan Unsyiah memiliki konsumsi keperluan non-primer seperti mencari
hedonis yang sedang, sedangkan hiburan, membeli barang mewah dan
mahasiswa laki-laki memiliki konsumsi rekreasi (Ariadi, Malelak & Asturi, 2015).
hedonis yang rendah. Pembagian kategori Selain itu, faktor tempat tinggal juga
konsumsi hedonis ini mengacu pada memengaruhi rendahnya konsumsi hedonis,
pendapat Hirschman (dalam Spangenberg, hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak
Voss dan Crowley, 1997) yang me- 55,6% mahasiswa perempuan dan 45,6%
nyebutkan konsumsi hedonis dikategorikan mahasiswa laki-laki tinggal di kos atau
ke dalam kategori tinggi, sedang dan rumah sewa, kemudian terdapat 39,4%
rendah. Lebih lanjut dijelaskan bahwa mahasiswa perempuan dan 39,4% ma-
individu yang memiliki konsumsi hedonis hasiswa laki-laki tinggal bersama orang tua.
tinggi mencari sesuatu yang unik, Mayoritas mahasiswa dalam penelitian ini
mengikuti tren, dan mengutamakan pe- tinggal tinggal di kos atau rumah sewa hal
layanan dalam konsumsinya untuk dapat ini memengaruhi rendahnya konsumsi
menunjukkan simbol status dalam hedonis, karena menurut Tobing (2015)
kelompok referensi.Kemudian individu mahasiswa perantauan yang tinggal di kos
dengan konsumsi hedonis sedang, me- dan jauh dari keluarga, memiliki pola
lakukan konsumsi yang dipengaruhi oleh konsumsi hedonis yang lebih rendah
multisensori. Sedangkan individu dengan daripada yang tinggal di bersama orang
konsumsi hedonis rendah akan meng- tua, hal ini disebabkan mahasiswa yang
utamakan pemikiran-pemikiran rasio- tinggal di kos harus mengeluarkan biaya-
nalnya dalam mengonsumsi. Mahasiswa biaya rutin seperti pangan, listrik, trans-
dalam penelitian ini secara keseluruhan portasi dan perlengkapan sehari-hari
berada pada kategori sedang yang lainnya.
cenderung tinggi, ditunjukkan dengan ak- Berdasarkan aktivitas rutin yang
tivitas konsumsi hedonis yang dilakukan dilakukan mahasiswa merujuk pada hasil
berdasarkan multisensori, pemikiran demografi menunjukkan kegiatan yang
rasional dan kesenangan. berupa menghabiskan waktu di kafe yang
Konsumsi hedonis yang sedang dan dilakukan oleh 48,3% mahasiswa
rendah dapat dipengaruhi oleh budaya, perempuan dengan frekuensi sebanyak 1-3

186
Perbedaan Konsumsi Hedonis Pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Asal Fakultas (Cut Aya R, Risana
Rachmatan)

kali perbulan, sedangkan 40,6%, dari perbedaan konsumsi hedonis antar fakultas
mahasiswa laki-laki melakukannya lebih ini dipengaruhi oleh budaya yang ada
dari 7 kali perbulan. Perbedaan aktivitas dalam lingkungan tersebut yang berbeda-
belanja ditunjukkan sebanyak 20% beda seperti gaya berbusana, perilaku,
mahasiswa perempuan dan 10% mahasiswa religiusitas dan gaya hidup .
laki-laki berbelanja sebanyak 4-6 kali Faktor lainnya yang membedakan
perbulan. Hasil penelitian ini menunjukkan konsumsi hedonis menurut Wuragian,
bahwa perempuan memiliki frekuensi Engka dan Sumual (2015) ialah perbedaan
belanja yang lebih tinggi dari laki-laki, status sosial ekonomi yang mampu dan
sesuai dengan pendapat Coley dan Burgess yang belum mampu atau antara daerah
(2003) yang menyatakan bahwa perempuan maju dengan daerah berkembang.
lebih sering berbelanja daripada laki-laki. Pengeluaran konsumsi masyarakat yang
Berdasarkan alasan melakukan belum mampu biasanya didominasi oleh
aktivitas konsumsi, mayoritas mahasiswa konsumsi kebutuhan pokok atau kebutuhan
perempuan beralasan untuk mencari primer (kebutuhan makanan), sedangkan
hiburan sebesar 54,4%, sedangkan pola konsumsi masyarakat yang sudah
mahasiswa laki-laki melakukan konsumsi mampu cenderung lebih banyak teralokasi
didominasi alasan untuk kebutuhan sebesar kedalam kebutuhan sekunder atau bahkan
57,2%. Hal ini menunjukkan perbedaan tersier (kebutuhan non makanan atau
motif antara laki-laki dan perempuan. hiburan).
Coley dan Burgerss (2003) menyatakan Kategorisasi berdasarkan fakultas
bahwa perempuan melakukan aktivitas didapatkan bahwa konsumsi hedonis yang
konsumsi untuk memperbaiki mood, tinggi terdapat pada mahasiswa FK sebesar
menghilangkan stres, dan segala alasan 6,6% dan 6,6% mahasiswa FKG;
berbelanja yang melibatkan afektif. Alasan Kemudian kategori konsumsi hedonis yang
yang dimiliki individu dalam melakukan sedang ditunjukkan pada mahasiswa FEB
aktivitas seperti meningkatkan semangat, sebesar 86,6%, disusul dengan mahasiswa
merasakan kebebasan, pemenuhan fantasi yang berasal dari FK dan FKG sama-sama
dan pelarian dari masalah merupakan sebanyak 76,6% mahasiswa, kemudian
indikasi dari konsumsi hedonis (Lim & 70% dari mahasiswa FT, 63,3% pada
Cyr, 2009). mahasiswa FH, 53,3% pada mahasiswa
Hipotesis kedua, dilakukan dengan FKH, 50% pada mahasiswa FP, 43,3%
uji statistik one way anova, hasil penelitian pada mahasiswa FKEP, 43,3% pada
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mahasiswa FKIP, 40% pada mahasiswa
konsumsi hedonis pada mahasiswa antar FMIPA, 30% pada mahasiswa FKP, dan
fakultas. Hal tersebut dibuktikan dengan 26,7% pada mahasiswa FISIP; Selebihnya
hasil uji statistik dari nilai signifikasi 73,3% mahasiswa FISIP, 70% mahasiswa
sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat FKP, 60% mahasiswa FMIPA 56,7%
dikatakan bahwa hipotesis kedua dari mahasiswa FKEP, 56,7% mahasiswa FKIP,
penelitian ini diterima. Fakultas yang 50% mahasiswa FP, 46,7% mahasiswa
memiliki konsumsi hedonis yang tinggi FKH, 36,7% mahasiswa FH, 30%
diantaranya adalah FKG, diikuti oleh FK, mahasiswa FT, 16,7% mahasiswa FKG,
FEB, FT, FH, FKH, FKEP, FP, FMIPA, 16,7% mahasiswa FK dan 13,3%
FKIP, FISIP dan FKP. Menurut Guler mahasiswa FEB termasuk ke dalam
(2014) konsumsi individu dipengaruhi oleh kategori konsumsi hedonis yang rendah.
nilai-nilai yang dimilikinya, beberapa
individu melihat produk dengan simbol
yang berbeda terutama individu yang
tinggal di lingkungan yang materialistis,

187
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2016, Vol. 3, No. 2, Hal: 179 - 190

Simpulan dan Saran membuat penelitian menjadi menarik.


Peneliti selanjutnya juga dapat
Simpulan
menggunakan metode lain dalam meneliti
Hasil penelitian ini menunjukkan konsumsi hedonis, seperti kualitatif yang
bahwa terdapat perbedaan konsumsi dilakukan dengan wawancara mendalam
hedonis pada mahasiswa laki-laki dan dengan responden sehingga informasi yang
perempuan, dan terdapat perbedaan diperoleh dapat lebih bervariasi daripada
konsumsi hedonis di setiap angket yang jawabannya telah tersedia.
fakultas.Selanjutnya, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa mahasiswa Daftar Pustaka
perempuan memiliki konsumsi hedonis
Ariadi, R., Malelak, M.I., Astuti, D. (2015).
cenderung lebih tinggi dibandingkan
Analisa hubungan financial literacy
dengan mahasiswa laki-laki. Fakultas yang
dan demografi dengan investasi,
memiliki tingkat konsumsi hedonis
saving dan konsumsi.FINESTA,
tertinggi ialah Fakultas Kedokteran Gigi
3(1),7-12.
yang kemudian disusul oleh Fakultas
Azwar, S. (2013).Penyusunan skala
Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
psikologi (edisi kedua). Yogyakarta:
Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas
Pustaka Pelajar.
Kedokteran Hewan, Fakultas Pertanian,
Coley, A.,& Burgerss. (2003). Gender
Fakultas Keperawatan, Fakultas
difference in cognitive and affective
Matematika dan Ilmu Pengetahuan,
impulse buying.Journal of fashion
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan,
Marketing and Management,7(3),
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dan
282-295.
Fakultas Kelautan dan Perikanan.
Dittmar, H., Beatie, J., & Friese, S. (1996).
Objects decision considerations and
Saran
lf im in m n’ n wom n”
Kepada mahasiswa laki-laki dan
impulse purchases.Acta
perempuan. Mahasiswa sebaiknya dapat
Psychologica, 21(4), 12-21.
menetapkan skala prioritas dengan
Guler, Y.B. (2014) Values and hedonic
membuat daftar pembelian suatu produk
consumption behavior: Afield
yang dianggap paling penting, sesuai
research in Kirikkale. Asian Journal
dengan kebutuhan yang harus dipenuhi dan
of Emperical Research, 4(3), 159-
membawa uang yang secukupnya agar
171.
tidak melakukan pembelian yang tidak
Gushevinalti. (2010). Telaah kritis
diperlukan. Maha-siswa harus sadar
perspektif Jean Baudrilard pada
terhadap tujuan pemasar yang
perilaku hedonisme remaja.Jurnal
memanipulasi suasana hati konsumen untuk
IDEA, 4(15), 45-59.
memengaruhi keputusan pembelian
Hirschman, E. C., & Holbrook, M. B.
Kepada peneliti selanjutnya. Kepada
(1982). Hedonic consumption:
peneliti selanjutnya diharapkan dapat
emerging concepts, methods, and
mengembangkan penelitian ini dengan
propositions. Journal of Marketing,
menyertakan keterlibatan produk dalam
46 (3), 92–101.
konsumsi secara spesifik serta
Idrus, M. (2009). Metode penelitian ilmu
mengembangkan faktor-faktor lain yang
sosial: Pendekatan kualitatif
dapat memengaruhi konsumsi hedonis,
dankuantitatif. Jakarta: Erlangga.
seperti religiusitas, kepribadian, kelas sosial
Kirgiz, A. (2014). Hedonism, a consumer
dan sebagainya. Konsumsi Hedonis di-
disease of the modern age: gender
harapkan juga dapat diteliti lintas budaya
seperti etnis Tionghoa dan Aceh yang and hedonic shopping in Turkey.
Global Media Journal, 4(8), 200-212.

188
Perbedaan Konsumsi Hedonis Pada Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ditinjau Dari Jenis Kelamin Dan Asal Fakultas (Cut Aya R, Risana
Rachmatan)

Kocak, A. (2013). The effect of hedonic Harapan Mahasiswa Jantong Hatee


shopping values and price in different Rakyat Aceh.Diakses pada tanggal 25
age, gender and income group for April 2016 melalui http://detak-
mobile phone. Thesis. Bahcesehir unsyiah.com/opini/antara-realita-dan-
University. harapan-mahasiswa-jantong-hatee-
Kunto. (1999). Remaja tentang hedonisme: rakyat-aceh.html.
kecil bahagia, muda foya-foya tua Santrock. (2007). Perkembangan remaja
kaya raya, mati masuk surga. jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Yogyakarta: PT. Kaninus. Spangenberg, E.R., Voss, K. E., &
Liputan6. (2012). Beda Fakultas beda Gaya Crowley, A.E. (1997). Measuring the
Busana. Diakses pada tanggal 6 Hedonic and Utilitarian Dimensions
Februari of Attitude: a Generally Applicable
2016.melauihttp://liputan6.com/read/ Scale. Advances in Consumer
384505/beda-fakultas-beda-gaya- Research, 24, 235-241.
berbusana Sugiyono. (2014). Metode penelitian
Lim, E.T., & Cyr, D. (2009). Modeling kuantitatif kualitatif dan R&D.
hedonic consumption behaviors in Bandung: Alfabeta.
online shopping. SIGHCI Sunyoto, D. (2015). Perilaku konsumen
Proseedings, Paper 4. dan pemasaran..Jakarta: Caps
Mayasari, I. (2014). Perilaku hedonis: (Center of Academic publishing
pandangan teoritis dan Serice).
praktis.Jakarta: Nulisbuku. Wuragian, F.D., Engka, D., & Sumual, J.
Munandar, A.S. (2001). Psikologi (2015). Analisis pola konsumsi
industri dan organisasi. Jakarta : fakultas ekonomi & bisnis universitas
UI-Press. samratulangi yang kost di kota
Nadzir, M., & Ingarianti, T. M. (2015). manado. Naskah Publikasi. Manado.
Psychology Meaning of money Tifferet, S., & Herstein, R. (2012). Gender
dengan Gaya hidup Hedonis Remaja differences in brand commitment,
di kota Malang. Seminar Psychology impulse buying, and hedonic
& Kemanusiaan Psychology, ISSN: consumption. Journal of Product &
978-979-796-324-8. Brand Management, 21(3), 176-182.
Onurlubas,E. (2015). Determining the Tobing, D. R., & Ashar, K. (2015).
factor that affect hedonic Analisis hubungan pendapatan
consumption. International dengan perilaku konsumsi mahasiswa
Periodical for the Languages, (studi kasus pada mahasiswa Fakultas
Literature and History of Turkish or Ekonomi dan Bisnis Universitas
Turkic, 10 (15), 681-696. Brawijaya).Jurnal Ilmiah.
doi:10.7827. Veenhoven, R. (2003). Hedonism and
Saifullah. (2014). Antara Realita dan - happiness. Journal of Happiness
Studies. 4, 437-457.

189
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2016, Vol. 3, No. 2, Hal: 179 - 190

190

Anda mungkin juga menyukai