Anda di halaman 1dari 3

Maulidya Nur Aulia ( 15 ) IX.

7
Nabila Aprilia Setiawan ( 22 )

Peristiwa konflik yang pernah terjadi di Indonesia

1. Konflik Sampit

Konflik Sampit atau Perang Sampit atau Tragedi Sampit adalah sebuah peristiwa
Kerusuhan antar-etnis yang terjadi di pulau Kalimantan pada tahun 2001. Bermula sejak
18 Februari 2001, Konflik ini berlangsung sepanjang tahun tersebut. Konflik ini pecah di
kota Sampit, Kalimantan Tengah sebelum pada akhirnya meluas ke seluruh provinsi di
Kalimantan, termasuk ibu kota Palangka Raya. Konflik ini melibatkan dua buah etnis antara
suku Dayak asli dan warga Imigran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada
18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.

A. Latar Belakang

Konflik Sampit tahun 2001 bukanlah insiden yang terisolasi, karena telah terjadi
beberapa insiden sebelumnya antara warga Dayak dan Madura. Konflik besar terakhir
terjadi antara Desember 1996 dan Januari 1997 yang mengakibatkan 600 korban tewas.
Penduduk Madura pertama tiba di Kalimantan tahun 1930 di bawah program transmigrasi
yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah
Indonesia. Tahun 2000, transmigran membentuk 21% populasi Kalimantan Tengah. Suku
Dayak merasa tidak puas dengan persaingan yang terus datang dari warga Madura yang
semakin agresif. Hukum-hukum baru telah memungkinkan warga Madura memperoleh
kontrol terhadap banyak industri komersial di provinsi ini seperti perkayuan,
penambangan dan perkebunan.

Ada sejumlah cerita yang menjelaskan insiden kerusuhan tahun 2001. Satu versi
mengklaim bahwa ini disebabkan oleh serangan pembakaran sebuah rumah Dayak. Rumor
mengatakan bahwa kebakaran ini disebabkan oleh warga Madura dan kemudian
sekelompok anggota suku Dayak mulai membakar rumah-rumah di permukiman Madura.
K.M.A. Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku
Dayak dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang.
Selain itu, juga dikatakan bahwa seorang warga Dayak disiksa dan dibunuh oleh
sekelompok warga Madura setelah sengketa judi di desa Kerengpangi pada 17 Desember
2000.
B. Akibat yang ditimbulkan

 Korban meninggal dunia sebanyak kurang lebih 500 orang


 Lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan
 Kurang lebih ada 100 orang mengalami pemenggalan kepala oleh suku Dayak
 Keamanan dan sentimen terhadap kesukuan menjadi tidak terkendali

2. Konflik antar etnis 1998

Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa yang terjadi
di Indonesia pada 13 Mei–15 Mei 1998, khususnya di Ibu Kota Jakarta namun juga terjadi
di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh
tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh
dalam demonstrasi 12 Mei 1998.

A. Latar belakang

Terjadinya kerusuhan Mei 1998 tak lepas dari hubungan masyarakat etnis
Tionghoa dan Indonesia yang tidak baik pada masa awal sistem pemerintahan orde baru.
Mengutip jurnal Dampak Kerusuhan Mei 1998 terhadap Perekonomian Masyarakat Etnis
Tionghoa di Surakarta, sikap diskriminatif terhadap masyarakat Tionghoa mulai timbul
kala itu. Hal-hal yang berbau Tionghoa mendapat larangan keras. Sejumlah instruksi
presiden dan surat edaran dari pemerintah bahkan membuat masyarakat Tionghoa kian
terdesak dan terpinggirkan. Bisa dikatakan, tragedi Mei 1998 adalah puncak fase
penderitaan etnis Tionghoa di Indonesia. Penyebab kerusuhan Mei 1998 juga diawali oleh
krisis finansial Asia pada tahun 1997. Krisis ini dimulai dengan didevaluasinya mata uang
Thailand, Baht. Dampaknya, nilai rupiah yang berada pada kisaran Rp2.600 pada periode
tersebut mencapai Rp14.900. Setelah krisis moneter itulah berbagai masalah mulai
muncul.
Kerusuhan Mei 1998 semakin memanas setelah empat mahasiswa Universitas
Trisakti tewas ditembak oknum aparat di dalam kampus pada 12 Mei 1998. Merangkum
situs Komnas HAM, peristiwa itu bermula dari protes yang dimulai pada pukul 10 siang.
Lebih dari enam ribu mahasiswa, staf, dan dosen berkumpul di lapangan parkir Universitas
Trisakti untuk berangkat menuju gedung DPR/MPR. Namun sebelum tiba, aksi mereka
dihambat oleh blokade dari pihak kepolisian. Para demonstran pun berhasil dibujuk untuk
kembali ke area kampus Trisakti. Sekitar pukul 17.15, hampir seluruh mahasiswa telah
bergerak mundur. Namun, kesempatan ini justru dimanfaatkan oknum polisi dan tentara
untuk mencemooh mereka, diikuti dengan rentetan tembakan yang menyebabkan para
demonstran tercerai berai. Penembakan baru berhenti pada pukul 8 malam. Malang, nyawa
empat mahasiswa Trisakti, yaitu Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Sie, Heri Hartanto, dan
Hafidin Royan, tidak terselamatkan. Kerusuhan terus berlangsung sepanjang siang dan
malam hingga tanggal 15 Mei 1998.

B. Akibat yang ditimbulkan

 Kerusuhan besar-besaran ini mengakibatkan ribuan gedung, toko, serta rumah di


kota-kota Indonesia hancur lebur dirusak dan dibakar massa
 Kerusuhan Mei 1998 juga menyebabkan lebih dari seribu orang meninggal, ratusan
orang luka-luka
 Penculikan terhadap beberapa orang
 Pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap puluhan perempuan yang mayoritas
merupakan keturunan Tionghoa.

Anda mungkin juga menyukai