Anda di halaman 1dari 10

Pemanis

A. Definisi
Bahan Tambahan Pangan, selanjutnya disingkat BTP, adalah bahan
yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk
pangan. Pemanis (Sweetener) adalah bahan tambahan pangan berupa
pemanis alami dan pemanis buatan yang memberikan rasa manis pada
produk pangan. Pemanis alami (Natural sweetener) adalah pemanis yang
dapat ditemukan dalam bahan alam meskipun prosesnya secara sintetik
ataupun fermentasi. Pemanis buatan (Artificial sweetener) adalah pemanis
yang diproses secara kimiawi, dan senyawa tersebut tidak terdapat di alam.
Table-top sweetener adalah sediaan pemanis bentuk granul, serbuk, tablet
atau cair yang siap dikonsumsi sebagai produk akhir yang dikemas dalam
kemasan sekali pakai.
BTP Pemanis yang diizinkan digunakan dalam pangan terdiri atas
Pemanis Alami (Natural Sweetener) dan Pemanis Buatan (Artificial
Sweetener). Pemanis Alami terdiri atas: Sorbitol (Sorbitol); Manitol
(Mannitol); Isomalt/Isomaltitol (Isomalt/Isomaltitol); Glikosida steviol
(Steviol glycoside); Maltitol (Maltitol); Laktitol (Lactitol); Silitol (Xylitol);
dan Eritritol (Erythritol). Pemanis Buatan terdiri atas: Asesulfam-K
(Acesulfame potassium); Aspartam (Aspartame); Siklamat (Cyclamates);
Sakarin (Saccharins); Sukralosa (Sucralose/Trichlorogalactosucrose); dan
Neotam (Neotame).

B. Tujuan
1. Diinginkan
Pemanis buatan yang diizinkan dapat dikonsumsi secara umum
baik oleh penderita diabetes mellitus, pelaku diet maupun konsumen
umumnya dengan batas maksimum penggunaan sebagaimana
tercantum dalam peraturan yang berlaku.
2. Dilarang
Pemanis buatan tidak diizinkan penggunaannya pada produk
pangan olahan tertentu untuk dikonsumsi oleh kelompok tertentu
meliputi bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dalam upaya memelihara
dan meningkatkan kualitas kesehatannya. Dilarang menggunakan BTP
Pemanis untuk tujuan:
a. menyembunyikan penggunaan bahan yang tidak memenuhi
persyaratan;
b. menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara
produksi pangan yang baik untuk pangan; dan/atau
c. menyembunyikan kerusakan pangan.

C. Peraturan Perundang-undangan
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4424);
6. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan
Tambahan Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 757);
8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
02001/SK/KBPOM Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.
00.05.21.4231 Tahun 2004;

D. Contoh BTP Pemanis Buatan


1. Siklamat
a. Nama Kimia
Asam siklamat (Cyclamic acid)
b. Sinonim
Cyclohexylsulfamic acid; cyclohexanesulfamic acid
c. ADI (Acceptable Daily Intake)
0-11 mg/kg berat badan (sebagai asam siklamat)
d. Peraturan BPOM
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2014
e. Batas Penggunaan
2. Aspartam
a. Nama Kimia
N-(L-α-Aspartyl)-L-phenylalanine, 1-methyl ester (C14H18N2O5)
b. Sinonim
Aspartyl phenylalanine methyl ester:APM; 3-Amino-N-
(alpha-carbomethoxy-phenethyl)-succinamic acid; N-L-
alphaaspartyl-L-phenylalanine-1-methyl ester.
c. ADI (Acceptable Daily Intake)
0-40 mg/kg berat badan
d. Peraturan BPOM
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2014
e. Batas Penggunaan
E. Contoh BTP Pemanis yang Diizinkan

Anda mungkin juga menyukai