Anda di halaman 1dari 2

NAMA : M.

AJI PRASETYO
KELAS : XII TKJ 4

SELANDIA BARU

SEJARAH SELANDIA BARU

Selandia Baru (dalam bahasa Maori disebut Aotearoa (artinya Tanah Berawan Putih
Panjang); bahasa Inggris: New Zealand, Latin: Nova Zeelandia) adalah sebuah negara
kepulauan di barat daya Samudera Pasifik; kira-kira 1.500 kilometer di tenggara Australia, di
seberang Laut Tasman; dan kira-kira 1.000 kilometer di selatan negara-negara kepulauan
Pasifik, yakni Kaledonia Baru, Fiji, dan Tonga. Negara ini terdiri dari dua pulau besar (Pulau
Utara dan Pulau Selatan) dan beberapa pulau lainnya yang lebih kecil. Karena letaknya
yang jauh, Selandia Baru merupakan kepulauan terakhir yang didiami oleh manusia.

Mayoritas penduduk Selandia Baru adalah keturunan bangsa-bangsa dari Eropa; pribumi
Māori adalah minoritas terbesar, diikuti oleh orang Asia, dan orang Polinesia non-Māori.
Bahasa Inggris, bahasa Māori, dan bahasa isyarat Selandia Baru adalah bahasa-bahasa
resmi, dengan bahasa Inggris yang mendominasi. Sebagian besar budaya Selandia Baru
diturunkan dari Māori, dan pemukim dini asal Britania.

Selandia Baru adalah salah satu daratan utama terakhir yang dimukimi manusia.
Penanggalan radiokarbon, bukti dari penggundulan hutan[19] dan keanekaragaman DNA
mitokondria di dalam populasi Māori[20] menduga Selandia Baru pertama didiami oleh
orang Polinesia Timur antara tahun 1250 sampai 1300,[12][21] menyimpulkan sederetan
perjalanan panjang melalui kepulauan Pasifik selatan.[22] Selama berabad-abad kemudian
para pemukim ini mengembangkan budaya yang berbeda yang dikenal sebagai Māori.
Populasi terbagi dua menjadi iwi (suku) dan hapū (sub-suku) yang akan bekerja sama,
bersaing, dan kadang-kadang saling berperang. Pada beberapa periode, sekelompok Māori
bermigrasi ke Kepulauan Chatham (yang mereka sebut Rēkohu), di mana mereka
mengembangkan budaya Moriori yang berbeda.[23][24] Populasi Moriori berkurang drastis
antara tahun 1835 sampai 1862, terutama disebabkan oleh penyerangan, dan perbudakan
oleh Māori, meskipun penyakit-penyakit yang dibawaserta orang Eropa juga ikut berperan.
Pada tahun 1862 hanya 101 jiwa yang selamat, dan yang terakhir dikenal berdarah Moriori
sepenuhnya meninggal pada tahun 1933.[25]

KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Selandia Baru adalah monarki konstitusional dengan demokrasi parlementer,[100] meskipun


konstitusinya tidaklah tertulis.[101] Ratu Elizabeth II adalah kepala negara yang diberi gelar
Ratu Selandia Baru.[102] Ratu diwakili oleh gubernur jenderal,[103] yang ditunjuk oleh ratu
atas nasihat perdana menteri.[104] Gubernur jenderal dapat menjalankan hak prerogatif
mahkota (seperti meninjau kasus-kasus ketidakadilan, dan mengangkat Dewan Menteri
(kabinet), duta besar, dan pejabat publik penting lainnya)[105] dan dalam situasi yang
langka, kekuasaan cadangan (kekuasaan untuk memberhentikan perdana menteri,
membubarkan parlemen, atau menolak Persetujuan Kerajaan atas sebuah rancangan
undang-undang menjadi undang-undang).[106] Kekuasaan ratu dan gubernur jenderal
dibatasi oleh kekakuan konstitusional, dan mereka biasanya tidak dapat dijalankan tanpa
nasihat dari Kabinet.[106][107]

Selandia Baru pada masa kolonial awal membolehkan Pemerintah Britania untuk
menentukan perdagangan internasional, dan bertanggung jawab untuk kebijakan luar
negeri.[121] Konferensi Imperial tahun 1923, dan 1926 memutuskan bahwa Selandia Baru
harus diizinkan untuk merundingkan perjanjian politiknya, di mana perjanjian perdagangan
dengan Jepang pada tahun 1928 menjadi kesuksesan pertamanya. Meskipun independensi
ini, Selandia Baru dengan ikhlas mengikuti Britania dalam deklarasi perang terhadap Jerman
pada tanggal 3 September 1939, yang diperkuat oleh pernyataan Perdana Menteri Michael
Savage, "Ke mana ia (Britania) pergi, kami mengikutinya; di mana ia (Britania) berdiri, di
sanapun kami berdiri.

WIKEPEDIA.COM

Anda mungkin juga menyukai