Anda di halaman 1dari 5

Reza Indra Adichaputra Stefany Unu Mukin

Jika kita membicarakan negara Selandia Baru (New Zealand), maka yang terlintas oleh penulis adalah negara yang makmur, penghasil komoditas olahan ternak (Susu, Daging, Wool dan olahan susu seperti keju maupun yoghurt) dan masyarakat madani (civil society). Dalam proses pencapaian status masyarakat madani tersebut, perjalanan panjang telah dilalui Selandia Baru sejak era suku bangsa Polinesia yang pertama kali menetap di wilayah Selandia Baru yang menetap dan membentuk suku Maori juga Pakeha, kedatangan negara barat seperti Belanda dan Inggris dimana Inggris hingga hari ini menjadi negara induk dimana Selandia Baru merupakan negara persemakmurannya. Status negara persemakmuran tersebut terlihat dari kemerdekaan Selandia Baru atas izin Inggris (diberikan) pada 26 September 1907 dimana pengaruh yang diberikan Inggris terhadap Australia juga Selandia Baru yang begitu besar dengan menyalurkan kebutuhan secara ekonomi juga secara kebutuhan keamanan dimana pada era awal abad dua puluh tersebut faktor keamanan menjadi hal yang penting dimana agresivitas dan potensi ancaman negara besar di wilayah pasifik mengancam negara-negara kecil dan minim alat perang di udara maupun di wilayah perairan. Potensi ancaman di wilayah pasifik yang mempengaruhi arah kebijakan aliansi antar negara di pasifik pula, terdapat negara besar seperti Jerman, Inggris dan Belanda yang menguasai wilayah di pasifik, khususnya pasifik selatan, dimana negara Selandia Baru merupakan salah satu negara yang berada diantaranya. Menurut Michael King dalam bukunya The Penguin History of New Zealand aliansi merupakan wujud perlindungan diri dan pencegahan atas kerugian yang diderita sebuah negara dari potensi ancaman negara lain maupun kelompok negara lain (aliansi lainnya) dimana Selandia Baru sebagai negara persemakmuran Inggris menyadari akan segala kekurangan dan kebutuhan atas perlindungan dari negara besar seperti Inggris dari ancaman negara besar lain seperti Jerman yang menguasai Samoa dan menghasilkan konflik yang cukup menyebabkan penderitaan bagi warga Samoa.(King:2003) Masih dari tulisan yang sama, trauma masa lalu menjadi bahan pertimbangan pemerintahan Selandia Baru dimana konflik antar suku

di Selandia baru sebagai akibat pengaruh masuknya senjata api di Selandia Baru menyebabkan konflik antar suku yang berkepanjangan dan penderitaan bagi warga Selandia Baru sehingga aliansi menjadi pilihan Selandia Baru. Faktor negara yang baru berdiri juga menurut penulis menjadi faktor mengapa Selandia Baru menjadi aliansi negara besar seperti Inggris dan kemudian juga Amerika Serikat, Selain faktor terjamin keamanannya tentu Selandia Baru juga mempertimbangkan kemampuan angkatan bersenjata (lau dan udara) Inggris yang penulis melihat mampu menjamin negara Selandia Baru yang berbentuk kepulauan. Mori

Mori wanita yang mengenakan hei-tiki di lehernya, pounamu anting-anting anting-anting dan gigi hiu, dan dua Huia bulu di rambutnya. Dia memakai jubah dengan perbatasan pinggiran hitam, dan memiliki moko desain di dagunya. Para Mori adalah orang-orang Polynesia asli Selandia Baru (Aotearoa). Mereka mungkin tiba di Polinesia selatan-barat dalam beberapa gelombang pada suatu waktu sebelum 1300, meskipun tanggal sampai dengan 2000 tahun yang lalu masih menarik dukungan. Para Mori menyelesaikan pulau dan mengembangkan budaya yang berbeda. Nilai-nilai yang berbeda, sejarah, dan pandangan dunia dari Maori disajikan melalui seni tradisional dan keterampilan seperti HAKA , ta moko , waiata , ukiran, tenun, dan poi . Konsep tapu (berarti tabu atau sakral) juga kekuatan yang kuat dalam budaya Mori, diterapkan pada benda, orang, atau bahkan pegunungan. Orang Eropa bermigrasi ke Selandia Baru dari akhir abad 18, dan teknologi senjata dan penyakit mereka memperkenalkan masyarakat stabil Mori. Setelah tahun 1840 dan Perjanjian Waitangi , Mori kehilangan banyak tanah mereka dan mana (prestise dan otoritas), memasuki masa dan numerik penurunan budaya. Namun

populasi mereka mulai meningkat lagi dari akhir abad 19, dan kebangkitan budaya dimulai pada tahun 1960-an, kadang-kadang dikenal sebagai Renaisans Maori. Budaya Pkeh

Pkeh budaya (biasanya identik dengan Selandia Baru Eropa ) terutama berasal dari dari pemukim Inggris yang dijajah Selandia Baru pada abad kesembilan belas. Meskipun berkaitan dengan budaya Inggris, ia selalu memiliki perbedaan jelas, dan ini telah meningkat waktu telah berlangsung. , dan gagasan bahwa

kebanyakan orang dapat melakukan hal-hal yang paling jika mereka menaruh pikiran mereka untuk itu. Dalam budaya Pkeh adalah sub-budaya yang berasal dari kelompok-kelompok Eropa Irlandia, Italia dan lainnya, serta subkultur nonberbagai etnis. Telah menyatakan bahwa Pkeh tidak benar-benar memiliki budaya, atau jika mereka melakukannya bukan merupakan salah satu yang berbeda. Sebagian dari masalah ini adalah bahwa budaya tinggi sering keliru untuk budaya secara umum, dan kurangnya pengakuan historis diberikan kepada seniman penulis Selandia Baru, dan komposer dipandang sebagai bukti kurangnya budaya. Sebaliknya, Pkeh budaya pop umumnya sangat terlihat dan sering dihargai. Hal ini diamati dalam kepercayaan umum bahwa kiwiana , kategori gaya 1950-artefak kitsch, adalah batu ujian budaya yang menentukan. Lainnya berpendapat keyakinan bahwa dalam 'ketiadaan' budaya di New Zealand adalah gejala istimewa putih , memungkinkan anggota kelompok yang dominan untuk melihat budaya mereka sebagai 'normal' atau 'default', bukan sebagai posisi tertentu dari keuntungan relatif. Salah satu tujuan dari Pkeh kelompok anti-rasis tahun 1980-an adalah untuk memungkinkan Pkeh untuk melihat budaya mereka sendiri seperti itu, daripada berpikir apa yang mereka lakukan adalah normal dan apa yang orang lain lakukan adalah 'etnis' dan aneh. Berdasarkan pemaparan penulis mengenai Selandia Baru dilihat dari letak geografis serta sejarah di atas, maka Selandia Baru merupakan negara yang berkiblat terhadap Eropa khususnya Inggris dan diwujudkan dalam bentuk sistem

pemerintahan, pola birokrasi dan sistem tatanan sosial. Hal tersebut ditunjang dengan pengaruh Inggris yang begitu kuat, namun berbeda dengan Australia yang merupakan negara aliansi Inggris pula, Selandia Baru masih mengadopsi budaya dan orang-orang asli yang menetap di Selandia Baru dimana hal tersebut terwujud dari nama-nama wilayah masih mengadaptasi pola bahasa bangsa polinesia (maori dan pakeha) seperti Harihari, Paihia, Otago, Timaru dan lainnya. Bentuk penghormatan lainnya adalah dalam menyediakan tempat untuk menyalurkan suara di badan perwakilan rakyatnya dimana porsi tujuh kirsi diberikan dalam House of Representatif atau Dewan Perwakilan Rakyat jika penulis analogikan di sistem

pemerintahan Indonesia. Suku Maori juga tidak mendapat perilaku diskriminatif yang berlebihan tidak seperti di negara tetangganya Australia yang memarjinalkan suku Aborigin sebagai suku asli yang menetap di Australia, dimana terwujud dengan adanya menteri yan pernah menjabat di pemerintahan Selandia Baru merupakan warga keturunan suku Maori. Selandia Baru dikenal sebagai negara yang damai, stabil dan minim intervensi maupun mengintervensi negara lain. Hal tersebut bukan hanya karena ukuran negaranya yang kecil atau merupakan negara persemakmuran Inggris, namun menurut penulis adalah karena Selandia Baru tidak pernah dijajah secara langsung dan proses persemakurannya berjalan secara damai ditujukkan dengan pola negara Inggris yang mengakomodasi suku Maori dan Pakeha berjalan cukup lama, maka tak heran Selandia Baru tumbuh menjadi negara yang stabil dan damai. Faktor pengaruh komunis yang tidak sampai ke Selandia Baru juga membuat mengapa Selandia Baru begitu Eropa-Sentris dan mampu berjalan stabil dan damai. Selandia Baru tidak diintervensi negara lain tentu jelas karena faktor di bawah naungan Inggris sebagai negara besar dan aliansi pertahanan dengan Amerika Serikat serta Australia dengan ANZUS sebagai muara kerjasama pertahanannya (walaupun kemudian Selandia Baru keluar dari Aliansi tersebut karena menolak penggunaan senjata nuklir). Selandia Baru tidak mengintervensi negara lain juga karena faktor postur negara yang tidak mendukung khususnya dari segi kemampuan militernya juga karena Selandia Baru memiliki kedekatan dengan negara lain di pasifik selatan (walaupun jika ingin, Selandia Baru tentu akan didukung oleh negara Inggris) namun Selandia Baru merupakan negara yang damai ditunjukkan dengan tidak melakukan hal tersebut dan lebih mengupayakan upaya damai seperti yang

dilakukan dengan mendukung pembentukan Liga Bangsa-Bangsa agar terciptanya kondisi damai di seluruh dunia. Hal lainnya ditujukkan dengan selalu mengirimkan pasukan perdamaian di PBB dalam berbagai konflik dalam upaya mendukung perdamaian di dunia dan anggaran belanja negara hanya satu persen dari anggaran belanja negara serta Selandia Baru mendukung pelucutan senjata nuklir di Pasifik, pelopor dekolonialisasi di wilayah pasifik selatan, serta yang paling teranyar adalah penempatan pasukan penjaga perdamaian di Fiji dimana kudeta yang dilakukan militer menjadi hal yang diwaspadai oleh Selandia Baru bekerja sama dengan negara Australia. Selandia Baru memainkan pengaruhnya di wilayah Pasifik, khususnya pasifik selatan dengan pola damai yaitu berdagang. Selandia Baru tidak mempunyai potensi wilayah yang luas atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak, namun Selandia Baru memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah karena faktor wilayah vulkanologi dan wilayah sub-tropis yang menyebabkan tanah yang subur dan potensi alam seperti produksi Kayu dan olahannya yang sangat banyak dan melebihi kebutuhan dalam negeri yang menyebabkan ekspor dilakukan. Hasil ternak juga mendukung ekonomi dan perdagangan yang dilakukan Selandia Baru, Selandia Baru memiliki pengaruh dalam bidang ternak dimana hasil olahan ternak seperti wol, daging, susu dan olahannya, Hal ini ditujukan dengan organisasi yang diikuti seperti APEC (Asia-Pacific Economic Community), WTO (World Trade Organization) hingga yang terbaru menjalin kerjasama ekonomi dengan Cina dalam bentuk perjanjian perdagangan bebas pada tahun 2008. Perdagangan memainkan peranan penting dalam perekonomian dan penghidupan negara Selandia Baru dimana hal tersebut ditujukkan dengan pendapatan per kapita (GDP) mencapai 28.000 USD (hal tersebut dimungkinkan karena penduduk Selandia yang sedikit dan luas wilayah yang sempit) namun dengan jumlah tersebut pendapatan Selandia Baru menyaingi pendapatan negara di Eropa.

Anda mungkin juga menyukai