Anda di halaman 1dari 6

Selandia Baru atau New Zealand

Selandia Baru atau New Zealand, merupakan salah satu negara kepulauan yang
terletak di Samudera Pasifik Selatan. New Zealand awalnya ditemukan oleh 2 orang
penjelajah dunia masing-masing Abel Tasman pada tahun 1642 dan kapten Inggris James
Cook pada tahun 1769, menurut sejarah nama New Zealand diambil dari salah satu nama
rovinsi di Belanda yaitu Zeeland. Negara ini juga terdiri atas dua pulau utama dan beberapa
pulau kecil di sekitarnya. Selandia Baru memiliki dua wilayah luar yaitu Tokelau dan Ross
Dependency  yang berada di Antartika. Selandia Baru adalah Negara demokrasi
Parlementer dan sebuah wilayah persemakmuran Britania (Commonwealth Realm)
Pemerintahan otonomi khusus Niue dan Cook Islands juga termasuk kedalam asosiasi
Selandia Baru, yang dapat secara mandiri mengelola kepentingan luar negeri dan
pertahanan mereka. Ibukota Selandia Baru adalah Wellington, dan kota kosmopolitan
utamanya adalah Auckland.

 Profil Negara Selandia Baru

Nama Resmi : New Zealand


Bentuk Negara : Demokrasi Parlementer
Ibu Kota : Wellington
Luas Wilayah : 267.719 km2
Lagu Kebangsaan : God Defend New Zealand (E ihoa Atua) dan God Save the Queen
Populasi : 4.213.418 jiwa ; Eropa 69.8%, Maori 7.9%, Asia 5.7%, Penduduk
Pasifik 4.4%, lain2 0.5%, campuran 7.8%, tak terklasifikasikan 3.8%
(sensus 2001)
Agama : Anglican 14.9%, Katolik Roma 12.4%, Presbyterian 10.9%,
Methodist 2.9%, Pantecostal 1.7%, Baptist 1.3%, Kristen lainnya 9.4%,
lain-lain 3.3%, tak terklasifikasikan 17.2%, tidak beragama 26% (sensus
2001)
Bahasa : English (resmi), Maori (resmi), Sign Language (resmi)
Mata Uang : Dolar Selandia Baru (NZD), 1US$ = NZD 1.4151 (2008 est.)
Hari Nasional : Waitangi Day (6 Februari 1840)
Kepala Negara : Ratu Elisabeth II (sejak 6 Feb 1952) diwakili oleh Gubernur Jenderal
Anand Satyanand (sejak 23 Agustus 2006)
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri John Key
Menteri Luar Negeri : The Hon. Murray McCully (dilantik 19 November 2008)
Sistem Politik : Unikameral 
Partai yang Memerintah : Partai Nasional
GDP : US$ 116,1 miliar (2008 est.)
GDP per kapita : US$ 27.900 (2008 est.)
Komoditas Ekspor Utama : Produk susu, daging, kayu dan produk kayu, ikan, permesinan 
Komoditas Impor Utama : Permesinan, kendaraan dan pesawat, minyak, elektronik, tekstil,
plastic 

 Pemerintahan Selandia Baru

Selandia Baru atau New Zealand memiliki pemerinatahan berbentuk monarki


konstitusional dengan ratu Elizabeth II sebagai pemegang kuasannya dan dalam
melaksanakan tugasnya Ratu Elizabeth II diwakili oleh gubernur jenderal dan perdana
menteri dalam mengawasi dan menjalankan pemerintahan negara.   Negara ini merupakan
salah satu negara anggota persemakmuran Inggris semenjak James Cook dari Inggris
mendarat di pulau ini.  Sejak tahun 1840 Selandia Baru resmi menjadi daerah koloni Inggris.
Pada tahun 1852. Selandia Baru membentuk pemerintahan sendiri, tetapi baru merdeka
penuh pada tahun 1907.
 Penduduk Selandia Baru

Selandia Baru memiliki jumlah penduduk sekitar 4.619.130 jiwa dan kebanyakan dari
mereka merupakan keturunan Inggris. Hampir tiga perempat dari penduduknya tinggal di
Pulau Utara, dan satu-perempat tinggal di Pulau Selatan yang lebih besar. Mayoritas
penduduk negara ini lebih memilih untuk tinggal di kota. Suku asli yang mendiami Selandia
Baru ialah suku Maori, penduduk Maori terkenal akan kemampuannya dalam membuat seni
ukir terbukti dengan ditemukannya banyak gedung-gedung di Selandia Baru bercorakan
ukiran hasil karya suku Maori. Sekarang suku Maori berjumlah sekitar 8 % dari 3,33 juta
penduduk Selandia Baru (1988), sedangkan sisanya 90% adalah keturunan pendatang dari
Inggris dan yang 2% keturunan bangsa-bangsa lain.

Walaupun mata pencarian utama penduduk adalah peternakan tetapi sebagian


besar penduduk tinggal di kota-kota. Kota-kota yang padat penduduknya adalah Auckland,
Wellington dan Christchurch.

Bahasa resmi negara ini ialah Inggris dan Maori, agama mayoritas Selandia Baru
ialah Kristen Protestan. Saat ini kebanyakan penduduk Maori mulai hijrah ke kota dan
memulai budaya baru.

 Perekonomian Selandia Baru

Perekonomian Selandia Baru tergolong maju terbukti dengan pendapatan


perkapitanya sebesar U$D 42.017/tahun menjadikan negara ini salah satu negara dengan
tingkat perekonomian termaju di dunia. Kegiatan ekonomi utama di negeri ini ialah pertanian
dan peternakan, di bidang peternakan domba dan sapi merupakan salah satu sumber
pendapatan ekonomi tertinggi di negara ini, Sekitar 75% hasil-hasil ternak seperti daging,
wol, mentega dan keju diekspor keluar. Selain itu bidang pertanian, kehutanan dan
perkebunan juga menghasilkan  sayur-mayur, buah-buahan dan kayu. Dari pertambangan
sendiri negara ini menghasilkan batubara, pasir besi hitam, minyak bumi dan gas alam.
Sektor industri Selandia Baru juga tergolong maju , terbukti dengan banyaknya berdiri
pabrik-pabrik industri di Selandia Baru terutama di kota-kota besar.

 Keadaan geografi

Letak Negeri Kiwi terpencil dari bagian dunia lainnya, yaitu di Samudera Pasifik
selatan, kurang lebih 1.500 kilometer di tenggara Australia. Luas wilayahnya 269.057 km
persegi. Wilayahnya terdiri atas 2 pulau utama, yaitu pulau utara dan pulau selatan serta
pulau yang lebih kecil, yaitu Pulau Stewart, Kepulauan Chatham, Kepulauan Kermadec,
Pulau Campel dan Pulau Three King. Pulau Utara dan pulau selatan dipisahkan oleh Selat
Cook.

Sebagian besar daratan pulau-pulau itu merupakan daerah pegunungan. Gunung


tertinggi di Pulau Utara ialah Gunung Egmont, sedangkan di pulau selatan adalah gunung
Cook yang merupakan gunung tertinggi di Selandia Baru. Negeri Kiwi ini beriklim subtropis,
jarang terjadi hujan dan suhu yang ekstrim.

 Iklim

Selandia Baru beriklim lautan yang sedang dengan suhu rata-rata tahunan berkisar
antara 10 °C di selatan sampai 16 °C di utara. Maksima dan minima yang pernah dicatat
adalah 42,4 °C di Rangiora, Canterbury dan −25,6 °C di Ranfurly, Otago. Kondisi sangatlah
bervariasi dari satu region ke region lainnya, dari yang sangat basah di Pesisir Barat Pulau
Selatan sampai yang hampir semi-gersang di Otago Tengah dan Cekungan Mackenzie di
Pedalaman Canterbury, dan subtropis di Semenanjung Auckland Utara. Di antara tujuh kota
terbesar, Christchurch adalah yang paling kering, rata-rata hanya menerima 640 milimeter
curah hujan per tahun, dan Auckland adalah yang paling basah, menerima hampir dua kali
lipat yang diterima Christchurch. Auckland, Wellington, dan Christchurch semuanya
menerima rata-rata 2.000 jam paparan sinar matahari per tahun. Bagian selatan, dan barat-
daya Pulau Selatan beriklim lebih sejuk, dan lebih berawan, dengan kira-kira 1.400–1.600
jam paparan sinar matahari per tahun; bagian utara, dan timur-laut Pulau Selatan adalah
wilayah yang paling cerah di negara ini, dan menerima kira-kira 2.400–2.500 jam paparan
sinar matahari per tahun.

 Infrastruktur

Pada tahun 2008, minyak, gas, dan batu bara memasok 69 persen energi Selandia
Baru, dan 31 persen sisanya dihasilkan dari energi terbarukan, khususnya tenaga air dan
panas bumi. Jejaring transportasi di Selandia Baru meliputi 93.805 kilometer jalan, senilai 23
miliar dollar, dan 4.128 kilometer jalur rel kereta api. Mayoritas kota kecil, dan kota besar
terhubung oleh angkutan bus, meskipun mobil pribadi adalah modus transportasi terbesar.
Kereta api di Selandia Baru diswastakan pada tahun 1993, kemudian dibeli kembali oleh
pemerintah pada tahun 2004, dan kini masih menjadi badan usaha milik negara. Kereta api
beroperasi melintasi negara ini, meskipun sebagian besarnya mengangkut barang dibanding
penumpang. Sebagian besar pengunjung dari luar negeri tiba melalui jalur udara dan
Selandia Baru memiliki tujuh bandar udara internasional, meskipun sejak bulan Februari
2011 sampai sekarang hanya Bandar Udara Internasional Auckland dan Christchurch yang
berhubungan langsung dengan negara lain selain daripada Australia maupun Fiji. Kantor
Pos Selandia Baru memonopoli telekomunikasi sampai tahun 1989 ketika Telecom New
Zealand didirikan, mulanya sebagai badan usaha milik negara, dan kemudian diswastakan
pada tahun 1990. Telecom masih memiliki mayoritas infrastruktur telekomunikasi, tetapi
persaingan dari penyedia lainnya bertambah hebat. Uni Telekomunikasi Internasional PBB
menempatkan Selandia Baru pada peringkat ke-12 dalam pembangunan infrastruktur
informasi, dan komunikasi, naik empat tingkat antara tahun 2008 sampai 2010

 Etnisitas dan imigrasi

Menurut sensus tahun 2006; 67,6 persen penduduk diketahui sebagai keturunan
Eropa, dan 14,6 persen sebagai Māori. Kelompok etnik utama lainnya adalah bangsa Asia
(9,2 persen) dan bangsa Pasifik (6,9 persen), sedangkan 11,1 persen mengaku hanya
sebagai "Orang Selandia Baru" (atau serupa dengan itu) dan 1 persen mengaku beretnis
lain. Ini bertentangan dengan data tahun 1961, ketika sensus melaporkan bahwa populasi
Selandia Baru pada saat itu 92 persen keturunan Eropa, dan 7 persen Māori, dengan
minoritas Asia, dan Pasifik sebesar 1 persen. Sedangkan demonim untuk warga Selandia
Baru dalam bahasa Inggris adalah New Zealander, dan istilah kolokial "Kiwi" biasa
digunakan oleh masyarakat internasional dan penduduk setempat. Kata pinjaman dari
bahasa Māori, Pākehā biasanya merujuk pada warga Selandia Baru keturunan Eropa,
meskipun beberapa pihak menolak sebutan ini, dan beberapa orang Māori
menggunakannya untuk merujuk semua warga Selandia Baru yang bukan dari kalangan
Polinesia.

Kelompok etnik yang paling bertumbuh-kembang di Selandia Baru adalah dari Asia.
Di sini, para pemain barongsai menari di Festival Lampion di Auckland.

Suku Māori adalah bangsa pertama yang mencapai Selandia Baru, diikuti oleh
pendatang dini Eropa. Kolonisasi berikutnya, didominasi oleh pendatang dari Britania,
Irlandia, dan Australia karena kebijakan yang ketat serupa dengan Kebijakan Australia
Putih. Terdapat juga imigran yang signifikan dari Belanda, asal Dalmatia, imigrasi dari Italia,
dan Jerman bersama-sama dengan imigrasi tak-langsung dari Eropa melalui Australia,
Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Afrika Selatan. Setelah Depresi Besar kebijakan-
kebijakan diperlonggar, dan keanekaragaman migran semakin bertambah banyak. Pada
tahun 2009–2010, sebuah target tahunan tentang persetujuan 45,000–50,000 penduduk
tetap telah ditentukan oleh Badan Imigrasi Selandia Baru—lebih dari satu migran baru untuk
setiap 100 penduduk Selandia Baru. 23 persen populasi Selandia Baru dilahirkan di
seberang lautan, sebagian besarnya menetap di kawasan Auckland.] Sementara itu,
sebagian besarnya masih berasal dari Britania Raya, dan Irlandia (29 persen), imigrasi dari
Asia Timur (sebagian besarnya Tiongkok Daratan, tetapi dengan jumlah yang substansial
juga dari Korea, Taiwan, Jepang, dan Hong Kong) juga bertambah banyak dengan cepat.
Jumlah pelajar internasional yang berbiaya sendiri menaik tajam pada akhir dasawarsa
1990-an, dengan lebih dari 20.000 orang yang belajar dalam lembaga-lembaga pendidikan
tinggi publik pada tahun 2002

Kedutaan besar
Kedutaan besar Republik Indonesia (sering disingkat sebagai "KBRI") adalah kantor
perwakilan utama Indonesia di sebuah negara asing yang memiliki hubungan diplomatik
dengan Indonesia dan dikepalai oleh seorang duta besar.

Perwakilan Duta Besar Pelantikan Kedudukan Keterangan


Selandia Baru Jose Antonio Morato 24 Wellington Merangkap
Tavares Desember
2013  Samoa
Barat
 Tonga

Duta besar berkuasa penuh, yaitu perwakilan diplomatik yang mempunyai


kekuasaan penuh dan luar biasa dan biasanya ditempatkan di negara negara yang banyak
menjalin hubungan timbal balik. Di tempat mana duta besar diakreditir, ia mempunyai
kedudukan lebih tinggi dari duta-duta. Duta besar mewakili kepala negaranya, memberikan
perlindungan terhadap kepentingan dan nama baik negaranya. Duta besar biasanya dikirim
oleh negara besar yang sebaliknya juga menerima duta besar di negaranya. Duta besar
dapat langsung beraudiensi dengan kepala negara, sedangkan perwakilan diplomatik
lainnya, hendaklah dengan perantaraan menteri luar negeri.Menurut Wijono Projodikoro,
ada tiga tugas yang harus diemban oleh Duta Besar yaitu : Melaksanakan Perundingan
( negotiation ), Meneropong keadaan ( observation ), Memberi perlindungan ( protection ).
KERJASAMA INDONESIA-SELANDIA BARU

1. Sejarah singkat Hubungan Bilateral

Hubungan diplomatik Indonesia – Selandia Baru telah terjalin sejak 1958. Selaku dua
negara demokrasi, Indonesia dan Selandia Baru memiliki dasar hubungan yang kokoh.
Hubungan bilateral kedua negara diawali dengan kerjasama di bidang pendidikan pada akhir
tahun 1950-an, yaitu dengan dilaksanakannya pendidikan bahasa Inggris bagi guru-guru
bahasa Inggris di bawah kerangka Colombo Plan. Selandia Baru turut mengirimkan bantuan
dana, barang dan personil militer untuk penanganan bencana tsunami di Aceh dan
Sumatera Utara, serta turut berpartisipasi pula dalam KTT Penanggulangan Tsunami bulan
Januari 2005 di Jakarta.
Tahun 2008 Indonesia – Selandia Baru memasuki 50 tahun hubungan diplomatik. Dalam
rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik tersebut, kedua negara telah
menyelenggarakan sejumlah kegiatan baik di Selandia Baru maupun di Indonesia, seperti
misalnya workshops, forum bisnis, commemorative seminar dan kegiatan lainnya.
 
2. Kerjasama dan Hubungan Politik

Indonesia dan Selandia memiliki mekanisme konsultasi bilateral rutin dalam wadah
Joint Ministerial Commission (JMC). Pertemuan JMC yang pertama diadakan di Jakarta
pada bulan Mei 2007, sementara JMC II diselenggarakan pada 8 – 10 Agustus 2009 di
Wellington. Pertemuan JMC yang membahas kerjasama kedua negara di berbagai, yang
diharapkan dapat memperkuat hubungan kedua negara baik pada tataran pemerintah
maupun masyarakat. Sebelum terbentuk JMC, forum kerjasama bilateral yang dimiliki oleh
kedua negara adalah Joint Commission on Economic and Trade Relations pada tingkat
pejabat tinggi yang dibentuk pada tahun 1996.    
   
3. Kerjasama Ekonomi,  Perdagangan dan Investasi

Hubungan dan kerjasama ekonomi bilateral Selandia Baru - Indonesia didasarkan


pada beberapa landasan kerjasama seperti : Persetujuan Dagang yang ditandatangani
tanggal 19 September 1978 di Wellington; Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, 25
Maret 1987 di Wellington; Sidang Pertama Komisi Bersama Februari 1998 di
Jakarta;Persetujuan Hubungan Udara, ditandatangani 27 Mei 1998 di Wellington.
Total nilai perdagangan RI – Selandia Baru dalam 5 tahun terakhir (2004-2008)
menunjukkan peningkatan sebesar 30,98%. Pada tahun 2009 (Jan-Apr) total perdagangan
Indonesia dan Selandia Baru sebesar US$ 305,3 juta.
Dalam perdagangan bilateral, Indonesia merupakan negara tujuan ekspor ke-8 setelah
Australia, Amerika Serikat, Jepang, China, Inggris, Korsel dan Taiwan. Sedangkan,
Indonesia berada pada urutan ke-13 negara pengimpor di bawah Australia, China, Amerika
Serikat, Jepang, Singapura, Jerman, Korsel, Malaysia, Thailand, Inggris, Italia dan Taiwan.
Impor Selandia Baru dari Indonesia masih didominasi oleh minyak bumi dan produk
turunannya, batubara serta produk kertas. Sedangkan, ekspor Selbar ke Indonesia masih
didominasi oleh dairy products dan daging.
 
4. Kerjasama Sosial Budaya dan Pariwisata

Indonesia dan Selandia Baru bersama-sama dengan Australia dan Filipina


merupakan negara-negara co-sponsor penyelenggaraan the Third Asia-Pacific Regional
Interfaith Dialogue di Waitangi, Selandia Baru, 29-31 Mei 2007.
Selandia Baru merupakan tuan rumah dari pertemuan Alliance of Civilization High Level
Symposium yang diselenggarakan di Auckland tanggal 23-24 Mei 2007. Pada pertemuan
tersebut, Delegasi RI dipimpin oleh Penasihat Presiden Ali Alatas mewakili Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Selandia Baru telah meluncurkan Moslem Youth Leaders Exchange Program dengan
mengundang cendekiawan muda Muslim dari Indonesia untuk melakukan speaking tour ke
Selandia Baru. Program ini telah berlangsung sejak tahun 2007. Pada tahun 2008 tiga
cendekiawan Muslim dari Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Jakarta telah
berkunjung ke Selandia Baru untuk berpartisipasi dalam program tersebut. Di lain pihak,
Selandia Baru telah mengirimkan seorang pakar interfaith untuk membantu
mengembangkan kurikulum di Center for Religious and Cross Cultural Studies, Universitas
Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini merupakan implementasi kesepakatan kerjasama antara
Victoria University dan UIN Syarief Hidayatullah dan UGM yang ditandatangani pada saat
kunjungan PM Helen Clark ke Indonesia Juli 2007.
Pada tanggal 27-31 Juli 2008, Indonesia telah menyelenggarakan Asia Pacific
Interfaith Youth Camp (APIFYC) di Surabaya yang melibatkan para pemuda dan pemudi
lintas agama di Asia Pasifik. Dalam kaitan ini, Selandia Baru telah mengirimkan 2 peserta.
Pada tanggal 22 Oktober – 1 November 2008, Departemen Luar Negeri telah
menyelenggarakan Journalist Visit Program (JVP) yang merupakan program tahunan guna
memperkenalkan Indonesia kepada para wartawan dari negara-negara peserta. Untuk
kegiatan JVP tahun ini, terdapat satu peserta dari Selandia Baru yaitu Paul Smith (harian
New Zealand Herald).

Anda mungkin juga menyukai