Anda di halaman 1dari 24

Pertemuan 1

Konsep Dasar Biostatistik


A. Sejarah
Statistik muncul pada pertengahan abad ke 20 Masehi. Statistika berasal
dari kata “Stat” atau “State” atau “Staat” atau “Statististica” yang artinya
“Ahli Negara”.
Upaya-upaya pengungkapan fenomena alamiah yang berkaitan dengan
kepentingan pemerintahan dan masyarakat menjadikan statistika sebagai
ilmu yang terus dikembangkan dengan bermacam teori dan aplikasinyanya.

1. Aristoteles
Statistika diawali kegiatan yang dilakukan pada masa kerajaan Romawi
untuk menghitung jumlah kekayaan warganya dalam usaha menarik
pajak sebagai biaya perang.

2. Raja Hendry VIII (1538)


Raja Inggris Raya, melakukan pencatatan peristiwa kesakitan dan
kematian akibat wabah penyakit campak yang melanda negaranya, yang
dikenal dengan “Vital Statistic”.

3. Sir Jhon Graunt (1620-1674)


Terkenal dengan pernyataannya “The Bill of Mortality of City London”
konklusi penting tentang hubungan penyakit dengan kesehatan yang
diperoleh melalui observasi terhadap seluruh penduduk, dan
menemukan “Life Table”.

4. Marquis De Laplace (1749-1827)


Perjudian di Inggris dan Perancis pada abad ke 17 dengan bentuk
permainannya “chance” yang dikembangkan menjadi “Probability
Theori” atau “Teori Peluang”

5. Karl Friedrich Gaus (1777-1853)


Menemukan teori kesalahan kurva distribusi normal atau kurva
distribusi t yang dikenal dengan “The Normal Curve of Error” atau “The
Gaussian Distribution of Error”.

6. Quetelet (1796-1874)
Dikenal sebagai bapak statistik, Karyanya antara lain: statistik terapan,
pelaksanaan sensus, pengumpulan data, studi perbandingan antar
bangsa, dan pelopor terbentuk organisasi Konferensi Internasional
Statistik pertama di dunia.

7. Francis Galton (1822-1911)


Saudara sepupu Charles Darwin mendalami masalah hereditas dengan
menerapkan cara-cara statistik, dengan teori Korelasi dan Regresi.

8. Karl Pearson (1857-1936)


Mengemukakan suatu teori baru yang sangat terkenal yaitu “Chi Square
Distribution ( 2)”.

9. William S. Gosset (1876-1937)


Terkenal dengan hasil temuan “Student t Distribution” dan juga terkenal
karena banyak menulis tentang “Sampel Kecil (Small Sampel Theory)”.

10. R.A. Fisher (1890-1962)


Sangat membantu perkembangan statistika, dengan mendorong
pengguna statistik untuk tetap menerapkan prosedur-prosedur statistik
dalam penelitian setiap bidang ilmu, terutama dalam bidang ilmu
pertanian, biologi dan genetika.

11. J. Newman (1894) dan E. S. Pearson (1895)


Pada tahun 1936-1938 dengan “Teori Pengujian Hipotesa”. yang
merangsang sejumlah besar penelitian menerapkan Statistik Induktif.

Dalam perjalanan waktu, lambat laun, arti peran dan fungsi statistik
berubah. Statistik tidak terbatas pada urusan negara, tetapi berkembang
menjadi suatu ilmu pengetahuan (statistika) baik murni maupun terapan
yang terus berkembang pada penemuan hal-hal yang unik dan baru.
Penerapan teknik-teknik sedemikian rupa sehingga ketidakpastian
penerapan statistik induksi dapat dievaluasi, terhadap permasalahan yang
muncul dapat digunakan pendekatan yang lebih objektif.

B. Definisi
1. Satistik
 Sempit  angka, kumpulan data, bilangan/non bilangan
 Luas  alat analisis data, alat menarik kesimpulan

2. Statistika
 Pengetahuan yang berhubungan dengan Pengumpulan Data,
Pengolahan Data, Penyajian Data, Analisis data dan Kesimpulan.

3. Pengertian Statistik menurut Undang-Undang RI No.7 tahun 1960.


 Keterangan berupa angka yang memberikan gambaran yang wajar
dari seluruh ciri-ciri kegiatan atau keadaan masyarakat Indonesia
 Statistika diartikan sebagai metode atau alat bantu untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan melalui aktivitas berupa
pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang
dilanjutkab dengan penarikan kesimpulan atas ciri yang diamati.

4. Beberapa pengertian tentang statistika menurut paRA Ahli.


a. Edward E. Lewis
Suatu prosedur ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
b. Croxton F. Cowden
Metode untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisa
dan menginterpretasikan data dalam bentuk angka.
c. Yule & Kendall
Suatu metoda yang digunakan secara khusus untiuk menjelaskan
data numerik (data yang dioperasikan dengan aritmatika, + - x : dll)
yang dipengaruhi oleh banyak sebab.

d. BPS (UU RI No.7 tahun 1960),


Merupakan keterangan berupa angka-angka yang memberikan
gambaran yang wajar dari seluruh ciri-ciri kegiatan dan keadaan
masyarakat Indonesia.
5. Pengertian Bisostatistik
 Merupakan salah satu aplikasi konsep dan metode statistika yang
diterapkan pada bidang ilmu biologi, kedokteran, farmasi dan
kesehatan.

C. Tujuan
1. Mengukur peristiwa-peristiwa penting atau vital event yang terjadi
dalam masyarakat.
2. Mengukur status kesehatan masyarakat dan mengetahui masalah
kesehatan yang terdapat pada berbagai kelompok masyarakat
3. Membandingkan status kesehatan masyarakat di satu tempat dengan
tempat lain, atau status kesehatan masyarakat sekarang dengan status
kesehatan lampau.
4. Meramalkan status kesehatan masyarakat di masa-masa mendatang.
5. Evaluasi tentang perjalanan, keberhasilan dan kegagalan dari suatu
program kesehatan atau pelayanan kesehatan yang sedang
dilaksanakan.
6. Keperluan estimasi tentang kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, serta menentukan secara pasti target pencapaian tujuan.
7. Keperluan penelitian terhadap masalah kesehatan, KB, lingkungan hidup
dan lain-lain.
8. Perencanaan dan sistem administrasi kesehatan.
9. Keperluan publikasi ilmiah di media massa, jurnal ilmiah.

D. Kegunaan Biostatistik
Kegunaan biostatistik dlam bidang kesehatan antara lain:
1. Menentukan ada dan besarnya masalah kesehatan masyarakat.
2. Mengukur peristiwa penting/vital event yang terjadi dimasyarakat.
3. Menentukan prioritas masalah dan memilih alternatif pemecahan
masalah kesehatan secara efisien.
4. Membuat perencanaan program kesehatan.
5. Dokumentasi untuk mengadakan perbandingan dimasa dating.
6. Mengadakan penelitian masalah kesehatan yang belum diketahui atau
menguji kebenaran suatu masalah.
7. Memberikan penerangan tentang kesehatan kepada masyarakat.

E. Peran Statitistika Dalam Penelitian


1. Penentuaan besar sampel untuk penelitian (pertanggungjawaban secara
metodologis).
2. Uji validitas dan reliabilitas instrumen (alat ukur, instrumen).
3. Teknik penyajian data (bermakna dan komunikatif)  Tabel, grafik, dll.
4. Uji hipotesis  teknik korelasi, asosiasi, komparasi, regresi.

F. Fungsi Statitistika
1. Sebagai alat bantu untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menyimpulkan hasil.
2. Statistika dapat meningkatakan efisiensi dengan membatasi dan
memastikan cara kerja dan cara pikir.
3. Statistika dapat menringkas hasil penelitian dalam bentuk yang
sederhana dan mudah dipahami.

G. Ruang Lingkup Biostatistik


1. Medis
2. Kependudukan
3. Kesehatan lingkungan
4. Kesehatan kerja
5. Administrasi kesehatan
6. Gizi

H. Langkah-langkah Metode Statistik


1. Pembatasan masalah
2. Pengumpulan data
3. Pengolahan data
4. Analisa data
5. Penyajian informasi

I. Klasifikasi Statistik
1. Statistik Deskritif
Memberikan gambaran (deskripsi) terhadap obyek yang diteliti (sampel
maupun populasi).
Tanpa membuat simpulan yang diberlakukan untuk umum
(generalisasi/inferensi)
Dengan apa :
a. Narasi
b. Tabel
c. Grafik
d. Diagram
e. Statistik deskriptif ( Mean, Median, Modus)

2. Statistik Inferensial/Induktif
Statistik yg digunakan untuk analisis data sampel, dan hasilnya akan
digeneralisasikan/inferensikan untuk populasi dari mana sampel
diambil.
Ada 2 pendekatan dalam statistik inferensial :
a. Statistik Parametrik
 Data dengan skala interval dan rasio
 Distribusi normal
b. Statistik Non Parametrik
 Data dg skala nominal dan ordinal
 Data dg skala interval/rasio tetapi distribusi tidak normal.

Mulai

Pengumpulan Data
Klasifikasi Tabulasi Data

Presentasi Data

Statistik
Deskriptif Bila ya, gunakan informasi
Apakah Informasi
sampel untuk digunakan
Data dari Sampel ?
mengetahui
sifat-sifat populasinyaStatistik
Induktif
Bila tidak, gunakan data Bila tidak, gunakan data
sensus untuk meng- sensus untuk meng-
analisa sifat2 populasinya analisa sifat2 populasinya

Gambar 1: Bagan Statistik

Stop

J. Pengumpulan Data
1. Data
a. Definisi
 Bentuk tunggal yaitu Datum
 Data (jamak) adalah suatu materi/kumpulan fakta yang dipakai
untuk kepentingan suatu analisa diskusi, presentasi ilmiah atau uji
statistik
 Data statistik bersifat agregat (kumpulan)
b. Sifat data
1) Data Kualitatif
Data berbentuk kata-kata, kalimat, gambar.
2) Data Kuantitatif
Data berbentuk angka, data kuantitatif ada 2, yaitu:
 data dikrit, diperoleh dari hasil menghitung atau membilang.
 data kontinum, diperoleh dari hasil mengukur (dengan alat
ukur).
c. Sumber data
1) Menurut cara memperolehnya:
 Data primer
Diperoleh langsung dari sumbernya (obyek/ responden saat
penelitian dimulai, data belum ada.
 Data sekunder
Diperoleh dari selain sumber/obyek/responden Saat
penelitian dimulai, data tersebut sudah tersedia, tinggal
ambil/nyalin.
Contoh : peneliti ingin memperoleh data berat badan balita
di desa A.
2) Menurut sumbernya:
 Data internal
Data yang dikumpulkan dari pihak internal/kalangan
sendiri/orang dalam.
 Data eksternal
Data yang diperoleh dari pihak luar, diluar kalangan peneliti.

2. Skala Data
a. Nominal
Data berjenis nominal membedakan data dalam kelompok yang
bersifat kualitatif. Dalam ilmu statistika, data nominal merupakan
data dengan level pengukuran yang paling rendah.
Contohnya:
1) Jenis kelamin (1=laki-laki dan 2=wanita)
2) Jenis warna (1=hijau, 2=biru, 3=kuning)
3) 1=Anak-anak , 2=orang dewasa
4) Jenis Agama (1=Islam, 2=Kristen, 3=Hindu,4 = Budha)
Angka yang digunakan di sini hanya sebagai kode/simbol saja
sehingga tidak dapat dilakukan operasi matematika.
Data berjenis nominal membedakan data dalam kelompok yang
bersifat kualitatif. Dalam ilmu statistika, data nominal merupakan
data dengan level pengukuran yang paling rendah.
b. Ordinal
Ordinal mempunyai level pengukuran yang lebih tinggi daripada
data nominal dan termasuk data kualitatif.
Pada data nominal semua data dianggap bersifat kualitatif dan
setara, sedangkan pada data ordinal terdapat klasifikasi data
berdasarkan tingkatannya.)
Contoh:
1) Tingkat pendidikan (SD, SLTP, SLTA, PT)
2) Rangking (I, II, III)
3) Perhitungan hasil Pemilu (PDI 50%, Golkar 35%, PAN 15%,
Gerindra 40%) dll.
c. Interval
Data berjenis interval termasuk dalam kelompok data kuantitatif.
Interval mempunyai tingkat pengukuran yang lebih tinggi daripada
data nominal maupun ordinal.
Angka yang digunakan dalam data ini, selain menunjukkan urutan
juga dapat dilakukan operasi matematika.
Angka nol yang digunakan pada data interval bukan merupakan nilai
nol yang nyata.
Data yg membedakan, mempunyai arti tingkatan, mempunyai
besaran/jarak/interval yang tetap antara satu data dgn yang lainnya
Contoh:
1) IP
2) Skor nilai hasil ujian (Budi 45, Hasan 90)
3) Suhu
4) Rata-rata tinggi badan
d. Ratio
Data yang membedakan, mempunyai arti tingkatan, mempunyai
besaran/jarak tertentu antar datanya, mempunyai nilai mutlak
(absolut).
Jenis data kuantitatif
Contoh:
1) Tinggi Badan
2) BB
3) Saldo tabungan (Rp. 1.000.000, Rp. 0)
4) Nilai Ujian (Budi 100, Ani 80, Anton 60)

Tabel: 1
TINGKATAN DATA

Tabel: 2
KEKUTAN DATA
SKALA DATA
KEMAMPUAN
Nominal Ordinal Interval Rasio
Membedakan + + + +
Menentukan
+ + +
Urutan
Besar Beda + +
Kelipatan +

K. Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
a. Definisi
Method of collection data is technique for physically obtaining
data to be analyzed in a research study. Metode pengumpulan data
diartikan sebagai teknik untuk mendapatkan data secara fisik untuk
dianalisis dalam suatu studi penelitian. 1 Pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada
setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada datanya,
maka pengumpulam datanya, maka pengumpulan data dapat
menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari
segi cara atau teknik pengumpulan data.
b. Macam-macam Teknik Pengumpulan Data
Penelitian disamping perlu menggunakan metode yang tepat,
juga perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan.
Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat
memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Di bawah ini akan
diuraikan teknik penelitian sebagai cara yang dapat di tempuh untuk
mengumpulkan data.
1) Teknik Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang
diamati dan mencatatnya pada alat observasi. Observasi sebagai
teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi
dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga objek-objek alam yang lain. Observasi digunakan bila,
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,
gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar.

Macam-macam Observasi
Dari segi pelaksanaan pengumpulan data:
a) Observasi Berperan Serta ( participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan partisipan
ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan
sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku
yang nampak.
b) Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam
observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengamat independen.
Dari segi instrumentasi yang digunakan:
(1) Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan
diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi
terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variable apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti menggu-nakan
instrument penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya.
(2) Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang telah
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu
secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang
telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi:
a) Pemilikan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang
akan diobservasi.
b) Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian
yang dilaksanakannya.
c) Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat
data.
d) Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah
dengan mempergunakan skala tertentu atau sekedar
mencatat frekuensi munculnya gejala tanpa klasifikasi
tingkatannya.
e) Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secara cermat
dan kritis, maksudnya diusahakan agar tidak ada satupun
gejala yang lepas dari pengamatan.
f) Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah
agar tidak saling mempengaruhi.

Keuntungan menggunakan observasi sebagai teknik


pengumpulan data:
a) Observasi dapat meringankan beban subjek penelitian (yang
diobservasi), karena mereka tidak harus mengerjakan apa-
apa. Observant (yang diobservasi) dapat melakukan seperti
yang ia kerjakan sehari-hari tanpa harus dibuat-buat, dan
observer mengamati serta mencatatnya pada alat observasi.
b) Dengan observasi, observer tidak memerlukan bahasa verbal
sebagai alat utama pengumpul data, melainkan alat lain
yang lebih praktis yang efisien, bandingkan dengan
wawancara yang menuntut kemampuan peneliti untuk
mengungkap pendapat atau opini subjek penelitian.
c) Data yang diperoleh melalui observasi akan lebih akurat dan
objektif sebab subjek penelitian akan melakukan dan
bekerja apa adanya.
d) Observasi dapat digunakan untukmengecek kebenaran data
yang diperoleh dengan teknik lain seperti wawancara dan
angket.

Kelemahan menggunakan observasi sebagai teknik


pengumpulan data:
a) Banyak hal atau gejala-gejala tingkahlaku yang tidak dapat
diungkap dengan observasi (tidak dapat diamati), terutama
hal-hal yang bersifat pribadi dan bersifat rahasia.
b) Bagi observant (yang diobservasi) yang mengetahui bahwa
dirinya sedang diamati (diobservasi), ada kecenderungan
melakukan kegiatan yang dibuat-buat dan berpura-pura
sehingga tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
c) Apabila yang diamati mengenai gejala-gejala tingkah laku,
maka akan sulit bagi observant untuk bertindak secara
objektif.
2) Teknik Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang
dilaksanakan dengan cara dialog, baik secara langsung (tatap
muka) maupun melalui siaran media tertentu antara
pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.

Macam-macam teknik wawancara (Interview):


a) Interview berstruktur
Dalam interview ini, pertanyaan dan alternative jawaban
yang diberikan interviewer telah ditetapkan terlebih dahulu.
b) Interview tidak berstruktur
Interview ini lebih bersifat informal. Pertanyaan-pertanyaan
tentang pandangan hidup, sikap, keyakinan subjek atau
tentang keterangan lainnya dapat diajukan secara bebas
kepada subjek.

Syarat dalam mengemukakan pokok-pokok yang akan digunakan


sebagai bahan pertanyaan wawancara sebagai berikut :
a) Menghindari kata-kata yang bermakna ganda
b) Menghindari pertanyaan panjang
c) Mengajukan pertanyaan sekonkret mungkin
d) Mengajukan pertanyaan dalam pengalaman konkret
interview
e) Menyebut semua alternative jawaban
f) Menghindari kata-kata canggung ysng membuat rasa malu
interview
g) Menetralkan gaya bahasa bicara
h) Memproyeksikan gaya pertanyaan yang menyangkut
interview
i) Menanyakan hal-hal positif dan negative dalam menilai
orang ketiga.

Keuntungan-keuntungan menggunakan teknik wawancara


(interview):
a) Wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran
data/informasi yang digunakan dengan teknik lain seperti
angket.
b) Wawancara dapat mengumpulkan data yang lebih luas dan
akurat, bahkan dapat memunculkan sesuatu yang tidak
terpikirkan sebelumnya.
c) Melalui tatap muka secara langsung,memungkinkan
pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang
dipahami oleh subjek penelitian sebagai sumber data.
d) Wawancara dapat dilakukan kepada setiap individu yang
tidak mengenal batasan usia, dan kemampuan, berbeda
dengan angket yang hanya bisa digunakan pada responden
yang hanya bisa membaca dan menulis saja.

Kelemahan menggunakan teknik wawancara (interview):


a) Kadang-kadang pelaksanaan wawancara memerlukan waktu
dan tempat.
b) Wawancara menuntut ketrampilan khusus dari
pewawancara dalam mengungkap data dan keterangan yang
akurat.
c) Sulit menghilangkan pengaruh-pengaruh subjektif
pewawancara yang dapat mempengaruhi hasil wawancara.
3) Teknik Angket (Kuesioner)
Angket adalah instrument penelitian berupa daftar
pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang harus dijawab
atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk pengisiannya.
Macam-macam angket (kuesioner):
a) Kuesioner berstruktur
Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai
sejumlah jawaban yang disediakan.
b) Kuesioner tak berstruktur
Kuesioner ini disebut juga kuesioner terbuka, dimana
jawaban responden terhadap setiap pertanyaan kuesioner
bentuk ini dapat diberikan secara bebas menurut pendapat
sendiri.
c) Kuesioner kombinasi berstruktur dan tak berstruktur.
Kuesioner ini sesuai dengan namanya, maka pertanyaan ini
di satu pihak member alternative jawaban yang harus
dipilih, di lain pihak member kebebasan kepada responden
untuk menjawab secara bebas lanjutan dari jawaban
sebelumnya.
d) Kuesioner semi terbuka
Kuesioner yang member kebebasan kemungkinan menjawab
selain dari alternative jawaban yang sudah ada.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner:


a) Menyiapkan surat pengantar, terutama bagi kuesioner yang
dikirim melalui pos atau cara-cara lain, agar terjalin
hubungan baik.
b) Menyertakan petunjuk pengisian kuesioner yang
menjelaskan tentang cara menjawab pertanyaan.
c) Menyusun pertanyaan-pertanyaan.

Kelebihan-kelebihan menggunakan teknik kuesioner (angket):


a) Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari
sejumlah responden atau sumber data yang jumlahnya
cukup besar.
b) Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis,
sebab setiap responden akan mendapatkan pertanyaan yang
sama.
c) Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab
setiap pertanyaan sesuai dengan keyakinannya.
d) Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap
pertanyaan, karena pengisiannya tidak terlalu terikat oleh
waktu.

Kelemahan-kelemahan menggunakan teknik kuesioner (angket):


a) Dengan menggunakan angket belum menjamin responden
akan memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan
keyakinannya.
b) Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas.
c) Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk
mengisi angket karena alasan kesibukan dan, atau alasan
pribadi lainnya.
d) Kurang luwes karena tidak ada pewawancara.
e) Tingkat pengembalian kuesioner rendah.
f) Tidak dapat mengamati reaksi responden ketika menjawab
pertanyaan.
g) Suasana dan kondisi lingkungan responden ketika mengisi
kuesioner tidak terkontrol.
h) Sulit mengontrol responden agar sesuai dengan urutan
pertanyaan.
i) Tidak dapat menggunakan format kuesioner yang kompleks.
4) Studi Dokumen
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang tidak ditujukan langsung kepada subjek penelitian.
Dokumen yang diteliti dapat berbagai macam, tidak hanya
dokumen resmi, bisa berupa buku harian, surat pribadi, laporan,
notulen rapat, catatan kasus (case records) dalam pekerjaan
sosial, dan dokumen lainnya.

2. Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data atau disebut proses pra-analisis mempunyai tahap-
tahap sebagai berikut:
a. Editing data
Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan
klarifikasi, keterbacaan, konsistensi dan kelengkapan data yang
terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut pemberian penjelasan
mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan
masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan
analisis data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan diharapkan
masalah teknis atau konseptual tidak mengganggu proses analisis
sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisis.
Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul
secara logis dapat digunakan untuk justifiksi penafsiran terhadap
hasil analisis.konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan
dengan skala pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan
mengacu pada terkumpulnya data secara lengkap sehingga dapat
digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam
penelitian tersebut. 10 Tujuan editing adalah untuk menghilangkan
kesalah-kesalahan yang terdapat pada pencatatan yang ada
dilapangan dan bersifat korektif. Setelah melakukan tugas
lapanangan, maka berkas-berkas catatan informasi atau data siap
untuk diolah.

Dalam editing ini akan diteliti lagi hal-hal sebagai berikut:


1) Kelengkapan pengisian
2) Keterbatasan tulisan
3) Kejelasan makna jawaban
4) Keajegan dan kesesuaian jawban satu sama lain
5) Relevansi jawaban
6) Keseragaman satuan data

b. Pengembangan Variabel
Yaitu spesifikasi semua variabel yang diperlukan oleh peneliti
yang mencakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata
lain apakah semua variabel yang diperlukan sudah termasuk dalam
data. Jika belum berarti data yang terkumpul belum lengkap atau
belum mencakup semua variabel yang diteliti.

c. Pengkodean Data(Coding)
Coding yaitu pemberian atau pembuatan kode pada tiap-tiap
data yang termasuk kedalam kategori yang sama. Kode adalah
isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka, atau huruf yang
memberikan petunjuk, identitas pada suatu informasi atau data
yang akan dianalisis.
Tujuannya yaitu agar data dapat dipindahkan kedalam sarana
penyimpanan, misalnya komputer dan analisis berikutnya. Dengan
data yang sudah diubah dalam bentuk angka maka peneliti akan
lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program
perangkat lunak yang sesuai dengan data yang digunakan sebagai
sarana analisis.
Contoh pemberian kode misalnya, pertanyaan dibawah ini yang
menggunakan jawaban “Ya” dan “Tidak” dapat diberi kode 1 untuk
Ya dan dua untuk Tidak Pertanyaan : Apakah saudari menyukai
pekerjaan saat ini? Jawaban : Ya atau Tidak

d. Tabulasi (tabulating)
Kegiatan yang dilakukan dalam tabulasi adalah menyusun dan
menghitung data hasil pengkodean, untuk kemudian disajikan dalam
bentuk tabel. Tabel dapat berupa tabel frekuensi, tabel korelasi,
atau tabel silang.
Pada dasarnya ada 2 cara pelaksanaan tabulasi, yaitu:
1) Tabulasi manual.
Semua kegiatan dari perhitungan sampai penyajian tabel
dilakukan dengan tangan.
2) Tabulasi mekanis.
Pelaksanaan dengan cara ini dibantu dengan peralatan tertentu,
yaitu: komputer. Semua kegiatan dilakukan dengan bantuan alat
yang telah dipilih.

Prinsip pembuatan tabel


a) Judul Tabel Nomer Tabel
(1) Tabel 4.1 ( karena adanya pembaban) Skripsi, tesis, laporan
penelitian dll.
(2) Tabel 4.1 (artinya tabel tsb terdapat pada bab 4 dan urutan
tabel ke-1 pada bab tersebut.
(3) Tabel 1 ( Tanpa pembaban )
 Jurnal
 Tabel 1, artinya tabel tsb adalah tabel urutan ke_1
dalam serangkaian laporan
(4) Cara penulisan (gaya selingkung)
Letak/posisi  center/rata kiri.
(5) Substansi judul.
 unsur “ APA – DIMANA - KAPAN
Jangan dilakukan pemutusan suku kata.
b) Judul kolom (singkat, jelas, jangan putus suku kata)
c) Judul baris (sama dg judul kolom)
d) Badan tabel :
 berisi sel-sel
 sel-sel merupakan tempat dimana data dituli
e) Sumber data (untuk data sekunder)

Contoh:
Tabel 2.1. Distribusi………..…………………………………
Judul Tabel
…………………………………..Tahun 2004.

JUDUL KOLOM Judul Kolom


f %
Sel Sel Sel
Judul Baris Sel Sel Sel TabelBadan
2.2 Hubungan
Daftar Antara
Sel Sel SSel Pengetahuan Dengan
Praktek
Penggunaan APD di PT APAC Tahun 2004.
Menggunakan APD
Pengetahuan Jumlah
Ya Tidak
Baik 12 (40%) 18 (60%) 30 (100%)
Buruk 22 (55%) 18 (45%) 40 (100%)
Jumlah 34 (48,6%) 36( 51,4%) 70 (100%)

Macam Tabel
1) Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Nilai Frekuensi Persentase
60 12 15,00
70 20 25,00
80 30 37,50
90 15 18,75
100 3 3,75
Jumlah 80 100,00

2) Tabel Distribusi Frekuensi Bergolong (Kelas Interval)


Nilai Frekuensi Persentase
51 - 60 15 15,0
61 - 70 25 25,0
71 - 80 40 40,0
81 - 90 15 15,0
91 - 100 5 5,0
Jumlah 100 100,0
3) Batas Kelas
Batas kelas ada 2 yaitu
 Batas kelas atas biasanya terletak di deret sebelah kanan
contoh: dari tabel diatas adalah 60,70,80,90,100.
 Batas kelas bawah biasanya terletak disebelah kiri, Contoh:
Pada tabel diatas adalah 51,61, 71,81
4) Lebar Kelas
Lebar kelas adalah jumlah nilai-nilai variabel dalam tiap-tiap
kelas.
Lebar kelas batas atas nyata dikurang batas bawah nyata dari
kelas yg bersangkutan.
Contoh : 60,5 - 50,5 = 10
Jadi lebar kelas tabel diatas adalah 10.
5) Titik Tengah
Adalah angka atau nilai variabel yang terdapat ditengah-tengah
interval kelas.
Contoh:
13, 14, 15 titik tengahnya adalah 14
20,21,22,23 titik tengahnya adalah separo dari jumlah angka
tengah yaitu (21+22) x ½ = 21,5
6) Jumlah Interval
Adalah banyaknya interval yang digunakan dalam penyusunan
distribusi
Contoh: dari tabel diatas ada 5
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 – 100
7) Jarak pengukuran
Adalah angka tertinggi dari pengukuran dikurangi dengan angka
terendah.
R adalah batas nyata atas (upper real limit) dari nilai variabel
yang tertinggi dikurangi dengan batas nyata bawah (lower real
limit) dari nilai variabel yang terendah.

Prosedur Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi dengan Kelas


Interval
1) Menentukan jumlah kelas interval.
Ada 3 cara :
a) Berdasarkan pengalaman
Dilakukan oleh orang yang sudah biasa/pengalaman dalam
pengolahan data.
b) Dengan Grafik
Contoh:
 Bila jumlah data 50, maka jumlah kelas intervalnya 8
 Bila jumlah data 200, maka jml kelas intervalnya 12
Baca : Sugiono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfbeta,
1997.

20
18
16
14
Jumlah Kelas Interval

12
10
8
6
4
2
0
5 10 20 50 200 300 1000
e. Skoring
Pemberian Skor
Contoh:
Pemberian skor untuk kuesioner bentuk pertanyaan dengan
jawaban benar dan salah. Untuk jawaban benar diberikan skor 1,
sedangkan untuk jawaban salah diberikan skor 0.

f. Entry
Pada tahap ini semua data yang telah di edit/sunting dan di
coding atau semua data yang sudah lengkap dimasukan kedalam
aplikasi komputer. Walaupun menggunakan program komputer,
peneliti harus paham benar dengan penelitiannya karena program
tersebut tidak memahami substansi yang diteliti, sehingga bisa saja
hasilnya diperoleh, tetapi tidak sesuai dengan substansi yang ada.

g. Processing
Langkah berikutnya adalah memproses data tersebut agar data
yang sudah di entry dianalisis, agar dapat memperoleh jawaban
terhadap pertanyaan penelitian, dan membuktikan apakah hipotesis
yang sudah dirumuskan terbukti benar atau ditolak dari hasil analisis
tersebut. Aplikasi komputer yang paling sering digunakan adalah
program SPSS dibandingkan dengan aplikasi statistik lainnya.
Langkah-langkah tersebut dapat dibaca pada manual dalam modul
atau buku ajar yang tersedia dari berbagai sumber.

h. Cleaning
Cleaning data atau pembersihan data merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah sudah betul
atau ada kesalahan pada saat memasukan data/entry data. Misalnya
untuk variable Pendidikan hanya ada 3 (tiga) kategori yaitu
1=Pendidikan Dasar (SD-SLTP), 2=Pendidikan Menengah (SLTA),
3=Pendidikan Tinggi (D1-D4, S1-S3), tetapi setelah dicek ada kategori
4 (empat). Berikut akan diuraikan cara melakukan cleaning data.
Tahapan cleaning data antara lain:

Anda mungkin juga menyukai