Anda di halaman 1dari 9

Evidence Based dalam

Praktik Kebidanan
Maria A.D Barbara, S.S.T., M.Kes
Definisi
Dari pemenggalan kata; Evidence (bukti atau fakta), Based
(Dasar)
Jadi, evidence based adalah praktik berdasarkan bukti
Process of systematically finding, appraising and using
research findings as the basis for clinical decisions
Evidence based adalah proses sistematik untuk mencari,
menilai, dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan klinis
Evidence based-Midwifery adalah asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut
metodologi ilmiah yang sistematis
Evidence Based dalam Praktik Kebidanan (EBP) adalah suatu
proses yang melibatkan pembelajaran atas arahan diri sendiri
yg mengharuskan pekerja profesional bisa mengakses
informasi sehingga memungkinkan bisa menggunakan
pengetahuan yag telah dimiliki dalam memberikan pertanyaan
yang bisa di jawab, menemukan bukti2 terbaik dalam
menjawab pertanyaan, menganalisis bukti2 terbaik itu utk
mendapatkan validitas penelitian maupun kedayaterapannya
pd pertanyaan2 praktik yg kita ajukan, membuat klien
bertindak sebagai partisipan dalam pembuatan keputusan dan
mengevaluasi kualitas praktik pada klien (Gambril, 2000)
ISU TERKINI DALAM KEHAMILAN
1. Woman Center Care ( WCC )

Woman Center Care adalah asuhan yang berpusat pada wanita. Dalam pelaksanaan asuhan ini wanita dipandang sebagai
manusia secara utuh ( holistik) yang mempunyai hak pilih untuk memelihara kesehatan repsoduksinya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita di indonesia antara lain sebagai berikut :

a. Status wanita dalam masyarakat masih rendah


b. Kesehatan reproduksi, dimana sseorang wanita mengalami hamil, melahirkan serta ifas yang beresiko menyebabkan kematian.
c. Ketidak mampuan wanita untuk memelihara kesehatannya sendiri akibat pendidikan yang rendah.
d. Kurangnya modal ( ekonomi ) dalam upaya pemeliharaan kesehatan.
e. Sosial budaya, ekonomi, pelayanan kesehatan tidak terjangkau, pengetahuan yang rendah.

Upaya yang dilaukan woman center care adalah adanya kontinuitas ( kesinambungan ) dalam pemberian asuhan yang meliputi
asuhan yang berkelanjutan ( berfokus pada ibu ) dan pemberian asuhan yang berkelanjutan

( konsep pelayanan kebidana yang terorganisasi ).


2. Keterlibatan klien dalam perawatan diri sendiri ( self care )

Kesadaran dan tanggung jawab klien terhadap perawatan diri sendiri selama hamil
meningkat, klien tidak lagi hanya menerima dan mematuhi anjuran petugas
kesehatan secara pasif.

Kecenderungan saat ini klien lebih aktif dalam mencari informasi berperan secara aktif
dalam perawatan diri dan merubah perilaku untuk mendapatkan outcome kehamilan yang
baik.

Perubahan yang nyata terjadi terutama di kota-kota besar dimana klini antenatal care
memberikan kursus atau kelas pra-persalinan bagi calon ibu. Kemampuan klien dalam
merawat diri sendiri dipandang sangat menguntungkan baik bagi klien ataupun sistem
pelayanan kesehatan karena potensinya dapat menekan biaya perawatan.

Dalam hal pilihan pelayanan yang diterima ibu hamil dapat memilih tenaga profesional
yang berkualitas dan dapat dipercaya sesuai dengn tingkat pengetahuan dan kondisi
sosio-ekonomi mereka.
3. Ultrasonografi dalam Kehamilan

Ultrasonografi adalah salah satu metode yang paling berharga untuk mengevaluasi kehamilan. Walaupun dokter, rumah sakit dan perusahaan asuransi
ada yang tidak sependapat mengenai kapan ultrasonografi harus dilakukan atau apakah setiap wanita hamil harus mendapatkan pemeriksaan
ultrasonografi dalam kehamilan, pemeriksaan ini tetapmasih merupakan alat yang berharga. Ultrasonografi terbukti bermanfaat dalam memperbaiki hasil
kehamilan. Pemeriksaan tersebut terbukti non-invasif dan aman. tidak ada risiko yang diketahui.

Manfaat USG kaitannya dengan kehamilan diantaranya:

a. Membantu mengidentifikasi awal dari kehamilan


b. Menunjukkan ukuran dan kecepatan pertumbuhan embrio atau janin.

c. Mengenali adanya dua janin atau lebih.

d. Mengukur kepala, perut, atau femur janin untuk menentukan usia kehamilan.

e. Mengenali janin dengan sindrom down.

f. Mengenali kelainan janin, seperti hidrosefalus dan mikrosefali, dan kelainan organ internal, seperti ginjal atau kandung kemih.

g. Mengukur jumlah cairan ketuban, yang merupakan tanda dari kesejahteraan janin.

h. Mengidentifikasi lokasi, ukuran dan kematangan plasenta.

i. Mengidentifikasi abnormalitas plasenta, seperti kehamilan anggur,dll.

j. Mengidentifikasi abnormalitas rahim seperti tumor.

k. Mendeteksi IUD atau plasenta yang tertinggal didalam rahim setelah persalinan.

l. Membedakan antara keguguran, kehamilan ektopik, dan kehamilan normal.

m. Dalam hubungan dengan amniosintesis, untuk memilih tempat yang tepat guna untuk menempatkan jarum untuk mengangkat cairan ketuban dari sekitar
bayi.
n. Mendeteksi gerakan janin.
Sesuai dengan evidence based practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan
asuhan kehamilan sebagai berikut :
. Kunjungan ANC minimal 4 kali Kunjungan
. Pemberian suplemen mikronutrien

Tablet yang mengandung FeSO4, 320 mg ( setara dengan zat besi 60 mg ) dan asam
folat 500 gr. Sebanyak 1 tablet per hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian
selama 90 hari ( 3 bulan ). Ibu hamil harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama
dengan teh/ kopi agar tidak mengganggu penyerapannya.

Berdasarkan penelitian yang ada, suplemen mikronutrien berguna untuk mengurangi


angka kesakitan ( morbiditas ) dan kematian ( mortalitas ) ibu hamil secara langsung
yakni dengan mengobati penyakit pada kehamilan atau secara tidak langsung dengan
menurunkan risiko komplikasi saat kehamilan dan persalinan.
. Imunisasi TT 0,5 cc

Imunisasi adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya untuk


pencegahan ter hadap infeksi tetanus
Pemeriksaan HB
10 T dan 4 Terlalu
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai