DISUSUN OLEH
GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
A. RASIONAL
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada
pengenalan potensi, kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan
dan tugas-tugas perkembangantersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta
didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya
masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan
potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan
konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu
peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD).
Dalam upaya mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan
dan konseling dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder
sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMK
Tirta Kencana Bekasi memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal.
Dari sisi internal, problematika yang dialami sebagian besar peserta didik bersifat
kompleks. Beberapa diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di
sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial disekolah.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan masif seringkali
memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah.
Sebagai contoh akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan
dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi dan problem lainnya. Namun demikian
pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata diri dan mencapai
tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik disekolah. Dari berbagai
problem yang ada masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh peserta didik.
Sebagai komponen yang terpadu dalam sistem pendidikan, bimbingan dan
konseling memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai
kemandirian dalam wujud kemampuan memahami diri dan lingkungan, menerima diri,
mengarahkan diri, dan mengambil keputusan, serta merealisasikan diri secara
bertanggung jawab, sehingga bahagia dan sejahtera dalam kehidupannya.
B. DASAR HUKUM
Pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah berlandaskan kepada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, TambahanLembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 5410);
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009
tentang Program Pendidikan Profesi Guru prajabatan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya:
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160
tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun
2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111
tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 tahun
2015 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional,
dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada
SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 tahun
2015 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional, dan
Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan
SMA/MA/SMK atau yang Sederajat;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 tahun
2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan
Sekolah.
18. Surat Keputusan Kegiatan Belajar Mengajar tentang Pembagian Tugas Mengajar
Tahun 2016-2017
MISI
b. Misi :
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan
peserta didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan
multikultur.
2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua,
dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan bimbingan dan
konseling.
3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik
dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya, guru
Bimbingandan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment).
Tujuan penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan
Konseli.
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui
kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas
Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan
(ATP), Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu
pengalaman guru bimbingan konseling dalam melaksanakan program pelayanan
konseling dan masukan dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar
penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.
Angket masalah konseli atau peserta didik di SMK Tirta Kencana Bekasi dibuat
dan disusun sendiri oleh tim guru Bimbingan Konseling sesuai dengan lingkungan dan
masalah/kebutuhan peserta didik di sekolah.
Angket Kebutuhan Peserta Didik diolah dengan Aplikasi Angket Kebutuhan
Peserta Didik (AKPD). Hasilnya sebagai berikut:
1. Profil kelas dari hasil analisa Angket Kebutuhan Peserta Didik
NOMOR JUMLAH
NAMA SISWA L/P %
MASALAH
Urut Kode Induk
1 K2 046 Afifah Aulia Rahmadani P 39 78.0%
2 K15 059 Hanny Shofiany P 37 74.0%
3 K37 083 Tri Chantika Dewi P 37 74.0%
4 K25 070 Nazwa Zahira Safa P 33 66.0%
5 K29 074 Refa Afrina P 33 66.0%
6 K33 079 Sinta Septia Sari P 33 66.0%
7 K36 082 Tiara Dwi Pertiwi P 33 66.0%
8 K38 084 Vico Alessio Devanrio L 33 66.0%
9 K4 048 Alvin Supriadi L 33 66.0%
10 K40 086 Zevan Rasya Putra Adhi L 33 66.0%
11 K11 055 Fathan Husaini L 32 64.0%
12 K28 073 Panji Fadillah L 32 64.0%
13 K32 078 Salsa Yuliyani P 31 62.0%
14 K6 050 Anastasya Amanda P 31 62.0%
15 K8 052 Aqilah Ardisty P 31 62.0%
16 K1 045 Adam Budhi Ash-Shiddiq L 30 60.0%
17 K34 080 Surya Muhammad Evandra Aziel L 30 60.0%
18 K26 071 Noman Jani Trisapto N L 29 58.0%
19 K39 085 Vina Amelia P 29 58.0%
20 K27 072 Nurridha Ihsaniyah Dewi P 27 54.0%
21 K20 065 Mizar Azmi L 26 52.0%
22 K23 068 Nazwanda Ainun Mahya P 26 52.0%
23 K24 069 Naila Maizanaya P 26 52.0%
24 K3 047 Ahmad Chandra Cakrawala L 26 52.0%
25 K35 081 Tegar Arius Putra L 26 52.0%
26 K7 051 Andrian Aditia L 26 52.0%
27 K17 061 Iva Sativa Putri Khumayrah P 25 50.0%
28 K9 053 Arraya Oktavaniro P 25 50.0%
29 K10 054 Athaya Nur Ramadhani P 24 48.0%
30 K13 057 Firdaus Indra Setiawan L 24 48.0%
31 K21 066 Muhamad Firmansyah L 24 48.0%
32 K12 056 Ferdy Pratama L 23 46.0%
33 K14 058 Hamid Jumanda L 23 46.0%
34 K18 063 Kemas Ghani Ichdiyanto L 23 46.0%
35 K31 077 Ryandra Yusuf L 22 44.0%
36 K19 064 Khumayroh P 21 42.0%
37 K5 049 Amalia Ramadhani P 19 38.0%
38 K22 067 Muhammad Rezza Fasha L 14 28.0%
39 K16 060 Gieztiara Aprillita P 10 20.0%
40 K30 076 Rio Febriansah L 7 14.0%
Berdasarkan profil kelas dari hasil angket di atas permasalahan tertinggi terdapat
pada bidang pribadi sebesar 32,87%, diikuti oleh bidang karir sebesar 27,16%, bidang
sosial sebesar 20,26% dan bidang belajar sebesar 19,71%. Adapun butir masalah yang
paling tinggi adalah merasa khawatir tidak dapat lulus sekolah yang dipilih oleh 36
konseli, diikuti oleh masih belum bisa belajar secara rutin yang dipilih oleh 35
konseli masih merasa belum percaya diri sebanyak 33 konseli. Sementara peserta didik
yang paling banyak memilih item masalah adalah Afifah Aulia Rahmadani (39 butir) dan
Hanny Shofiany (37 butir).
3. DeskripsiKebutuhan dari Hasil Asesmen
Bidang
Hasil Asesmen Kebutuhan Rumusan Kebutuhan
Layanan
Belajar Saya belum tahu informasi syarat- Memiliki pemahaman tentang syarat-
syarat kelulusan syarat kelulusan
F. KOMPONEN PROGRAM
1. Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan
sikap dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan tersebut merupakan inti
pendekatan perkembangan yang diorganisasikan sekitar perencanaan dan eksplorasi
karir, pengetahuan tentang diri dan orang lain, dan perkembangan belajar.
Identifikasi kebutuhan-kebutuhan peserta didik/konseli (yang dikumpulkan
melalui asesmen kebutuhan dan melalui asumsi teoretik), harapan-harapan sekolah,
harapan orang tua dan harapan masyarakat. Berdasarkan identifikasi tersebut,
deskripsikan kebutuhan-kebutuhan, kemudian tuangkan kebutuhan-kebutuhan dalam
topik-topik layanan yang dibutuhkan oleh seluruh peserta didik/konseli.
3. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik/konseli
yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera.
Tujuan layanan ini ialah memberikan (1) layanan intervensi terhadap peserta didik
yang mengalami krisis, peserta didik/konseli yang telah membuat pilihan yang tidak
bijaksana atau peserta didik/konseli yang membutuhkan bantuan penanganan dalam
bidang kelemahan yang spesifik dan (2) layanan pencegahan bagi peserta
didik/konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak bijaksana.
Isi dari layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan penanganan
masalah-masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir. Berkaitan dengan tujuan program
bimbingan dan konseling di atas, isi layanan responsif yaitu sebagai berikut.
Masalah-masalah yang berkaitan dengan belajar: kebiasaan belajar yang salah dan
kesulitan penyusunan rencana pelajaran. Dalam masalah yang berkaitan dengan karir,
misalnya, kecemasan perencanaan karir, kesulitan penentuan kegiatan penunjang
karir, dan kesulitan penentuan kelanjutan studi. Masalah yang berkaitan dengan
perkembangan sosial antara lain konflik dengan teman sebaya dan keterampilan
interaksi sosial yang rendah. Masalah yang berkaitan dengan perkembangan pribadi
antara lain konflik antara keinginan dan kemampuan yang dimiliki, dan memiliki
pemahaman yang tidak jelas tentang potensi diri.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan semua aktivitas yang dimaksudkan untuk
mendukung dan meningkatkan (1) staf bimbingan dan konseling dalam
melaksanakan layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan
responsif, dan (2) staf personalia sekolah yang lain dalam melaksanakan program-
program pendidikan di sekolah. Komponen dukungan sistem terdiri atas aktivitas
manajemen yang menetapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan
dan konseling secara keseluruhan.
Berkaitan dengan pelayanan terhadap program bimbingan dan konseling,
komponen dukungan sistem menangani pengembangan program bimbingan dan
konseling yang meliputi pengelolaan sumberdaya dana, materi, dan fasilitas;
pengembangan staf, pendidikan orang tua, konsultasi dengan guru dan personalia
sekolah yang lain; pemanfaatan sumberdaya masyarakat; hubungan masyarakat;
pengembangan profesional konselor, dan penelitian dan pengembangan.
Berkaitan dengan program pendidikan yang lain, komponen dukungan sistem
menangani perencanaan perbaikan kualitas sekolah; aktivitas administratif terkait
layanan bimbingan; kerjasama dengan program pendidikan khusus dan pendidikan
kejuruan. Secara keseluruhan, peran guru bimbingan dan konseling atau konselor
dalam komponen dukungan sistem terutama terdiri atas pengelolaan dan konsultasi
program (Muro & Kottman, 1995).
b. Penilaian/evaluasi hasil
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari
hasilnya.
J. RENCANA OPERASIONAL (ACTION PLAN)
EVA
BIDANG KOMPONEN STRATEGI EKUIV
TUJUAN LAYANAN KLS MATERI METODE MEDIA
LAYANAN PROGRAM LAYANAN ALENSI
LUASI
Peserta didik/konseli mampu Responsif Konseling XI Membangun Disesuaikan Disesuaika Proses 2 jam
meningkatkan rasa percaya diri Individu Rasa Percaya dengan n dengan dan
dengan baik untuk mencapai Diri pendekatan pendekatn Hasil
tujuan hidupnya yang yang
EVA
BIDANG KOMPONEN STRATEGI EKUIV
TUJUAN LAYANAN KLS MATERI METODE MEDIA
LAYANAN PROGRAM LAYANAN ALENSI
LUASI
digunakan digunakan
Bentuk-
Peserta didik/konseli mengenal bentuk
Power Proses
bentuk-bentuk kenakalan Bimbingan kenakalan Ceramah,
Responsif XI Point dan 2 jam
remaja saat ini dan cara Klasikal remaja saat Tanya jawab
Hasil
mensikapinya ini dan cara
mensikapi
Dampak
Peserta didik/konseli memiliki Power Proses
Bimbingan pacaran Ceramah,
pemahaman tentang dampak Responsif XI Point dan 2 jam
Klasikal dikalangan Tanya jawab
pacaran di kalangan remaja Hasil
remaja
Peserta didik/konseli mampu Responsif Konseling XI Mengatasi Disesuaikan Disesuaika Proses 2 jam
mengatasi kesulitan Individu kesulitan dengan n dengan dan
mempelajari dan memahami mempelajari pendekatan pendekatn Hasil
mata pelajaran tertentu dan yang yang
memahami digunakan digunakan
mata
pelajaran
tertentu
EVA
BIDANG KOMPONEN STRATEGI EKUIV
TUJUAN LAYANAN KLS MATERI METODE MEDIA
LAYANAN PROGRAM LAYANAN ALENSI
LUASI
Disesuaikan Disesuaika
dengan n dengan Proses
Peserta didik/konseli memiliki Konseling Kebiasaan
Responsif XI pendekatan pendekatan dan 2 jam
kebiasaan belajar secara rutin Individu belajar rutin
yang yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaika
Mantap pada dengan n dengan Proses
Peserta didik/konseli memiliki Pem&Perenc Konseling
XI keputusan pendekatan pendekatan dan 2 jam
kemantapan pilihan karir Indv Individu
pilihan karir yang yang Hasil
KARIR digunakan digunakan
Cara atau
Peserta didik/konseli memiliki strategi Power Proses
Pem&Perenc Bimbingan Ceramah,
pemahaman tentang cara atau XI masuk Point dan 2 jam
Indv Klasikal Tanya jawab
strategi masuk sekolah favorit sekolah Hasil
favorit
Peserta didik/konseli dapat Pem&Perenc Bimbingan XI Profesi di Ceramah, Slide Proses 2 jam
mengetahui dan memahami Indv Klasikal Dunia Kerja Diskusi Power dan
EVA
BIDANG KOMPONEN STRATEGI EKUIV
TUJUAN LAYANAN KLS MATERI METODE MEDIA
LAYANAN PROGRAM LAYANAN ALENSI
LUASI
Konsultasi
Program x
Penyediaan
Sarana x x x x x x
Pembagian
x
tugas BK
B. PELAKSANA
AN
1. LAYANAN
DASAR
a. Bimbing
an Disesuaikan dengan kebutuhan
Klasikal
b. Bimbing
an
Disesuaikan dengan kebutuhan
kelompo
k
c. Aplikasi
Instrume Disesuaikan dengan kebutuhan
nt
Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Komponen &
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan layanan
2. PEMINAT
AN DAN
PERENCA
Disesuaikan dengan kebutuhan
NAAN
INDIVIDU
AL
3. LAYANAN
RESPONSI
F
a. Konselin
g
individu
Disesuaikan dengan kebutuhan
al dan
kelompo
k
b. Referal
(Rujuka
n atau Disesuaikan dengan kebutuhan
alih
tangan)
c. Konsulta
si Disesuaikan dengan kebutuhan
d. Konfere
nsi Disesuikan dengan kebutuhan
kasus
e. Kunjung
an Disesuiakan dengan kebutuhan
rumah
4. DUKUNG
AN
SISTEM
a. Membua x x x x x x x x x x
t
Bulan Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Komponen &
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan layanan
evaluasi
b. Menyus x x
un dan
melapor
kan
program
c. Pengem
bangan
Keprofe
x x
sian
Konselo
r
Bidang Bimbingan
Fungsi Bimbingan da
No. Jenis Kegiatan/Layanan Pribad Tujuan Sasaran Waktu
Sosial Belajar Karir Konseling
i
A. PERSIAPAN
1. Pembagian tugas guru bimbingan Tercapainya efektivitas layanan
Juli
dan konseling atau konselor Bimbingan dan Konseling
Juli -
Terungkapnya kebutuhan
2. Assesmen Kebutuhan X, XI, XII Agust
peserta didik/konseli
us
Layanan Bimbingan dan Juli -
3. Menyusun Program Bimbingan dan
Konseling lebih terarah dan Agust
Konseling
tepat sasaran us
Tercapainya keberhasilan Juli -
4. Konsultasi Program Bimbingan dan
layanan Bimbingan dan Agust
Konseling
Konseling us
Terpenuhinya kebutuhan
Juli -
5. Pengadaan Sarana/ Prasarana sarana yang menunjang
Agust
Bimbingan dan Konseling keberhasilan layanan
us
Bimbingan dan Konseling
LAYANAN BIMBINGAN DAN
B.
KONSELING
Peserta didik/konseli terbantu
1. Layanan Dasar dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya
a. Bimbingan klasikal V V 1)Pemahaman Tatap muka dan pemberikan X, XI,XII
2)Pengembangan informasi kepada peserta
didik/konseli sesuai dengan
Bidang Bimbingan
Fungsi Bimbingan da
No. Jenis Kegiatan/Layanan Pribad Tujuan Sasaran Waktu
Sosial Belajar Karir Konseling
i
program bimbingan
Pemahaman dan Terlayaninya kebutuhan
b. Bimbingan kelompok X, XI, XII
pengembangan melalui bimbingan kelompok
Peserta didik/konseli
c. Pengembangan media bimbingan Pemahaman dan
memperoleh informasi yang X, XI, XII
konseling pengembangan
bermanfaat bagi dirinya
Peserta didik/konseli
d. Papan bimbingan memperoleh informasi melalui X, XI, XII
media tulis
Peserta didik/konseli
e. Leaflet memperoleh informasi melalui X, XI, XII
media cetak
2. Peminatan dan Perencanaan
Individual
3. Layanan Responsif
Terbantunya peserta didik /
konseli dalam mengatasi
a. Konseling individual Pengentasan X, XI, XII
hambatan / memecahkan
masalah yang dialaminya.
Terbantunya memecahkan
b. Konseling kelompok V Pengentasan masalah peserta didik melalui X, XI, XII
kelompok
Terbantunya memberikan
Pemahaman &
c. Konsultasi informasi yang dibutuhkan X, XI, XII
pengembangan
oleh peserta didik.
Diperolehnya kesepakatan
d. Konferensi kasus Pengentasan bersama mengenai masalah X, XI, XII
peserta didik/konseli
e. Advokasi Pengentasan Terentaskannya masalah X, XI, XII
Bidang Bimbingan
Fungsi Bimbingan da
No. Jenis Kegiatan/Layanan Pribad Tujuan Sasaran Waktu
Sosial Belajar Karir Konseling
i
konseli yang terkait dengann
pihak lain agar hak-hak konseli
tetap terlindungi
4. Dukungan Sistem
a. Melaksanakan dan
Pengumpulan data dan
menindaklanjuti asesmen X, XI, XII
kebutuhan pesertaa didik
(termasuk kunjungan rumah)
Mengetahui langsung kondisi
b. Kunjungan rumah peserta didik di lingkungan X, XI, XII
rumah
c. Menyusun dan melaporkan
Pertanggungjawaban kinerja
program bimbingan dan X, XI, XII
kepada kepala sekolah
konseling
Penilaian ketercapaian program
d. Membuat evaluasi layanan bimbingan dan X, XI, XII
konseling
e. Melaksanakan administrasi dan Bukti fisik pelaksanaan
mekanisme bimbingan dan layanan bimbingan dan X, XI, XII
konseling konseling
f. Pengembangan keprofesian
Pengembangan diri/profesi
konselor
Sarana Media / Alat LCD, Power Poin dampak pacaran di kalangan remaja
Sumber Materi Layanan 1. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK kelas 11, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
2. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi, Yogyakarta,
Paramitra 4.
3. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
4. Nurbowo, dkk, 2013, pengembangan materi berbasis
multimedia, Yogyakarta, paramitra publishing
Langkah Kegiatan
1. Pendahuluan a. Guru BK/Konselor mengucapkan salam, dilanjutkan
(alokasi waktu: 5 menit) dengan berdo’a, presensi, mengecek situasi & kondisi
kelas.
b. Guru BK/ Konselormenyampaikantopik / tema layanan
informasi
c. Guru BK/KonselormemotivasidenganIce Breaking: agar
siswasenang, tertarik, bersemangat, siap mengikuti
layanan informasi
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan layanan informasi
dan tugas perkembangan yang akan dipahami
e. Guru BK/Konselor menanyakan kepada siswa terkait
pelayanan yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
2. KegitanInti a. Berfikir :
(alokasi waktu: 1. Guru BK /Konselor mengajak berfikir dengan siswa
30menit) tanya jawab seputar dampak pacaran di kalangan
remaja
2. Guru BK /Konselor mengajak curah pendapat pada
siswa tentang tema “dampak pacaran di kalangan
remaja”
b. Merasa :
1. Guru BK /Konselor mengadakan diskusi bersama siswa
terkait perasaannya yang mereka hadapi dalam sikap
sopan santun dalam kehidupan
2. Guru BK /Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya/komentar mengenai hal yang belum
dapat dipahami dan memberikan ide atau gagasan yang
ingin disampaikan/ dirasakan.
c. Bersikap
1. Guru BK/Konselor menanyakan pada siswa apa saja
yang telah ia ambil sikap pada dampak pacaran di
kalangan remaja
2. Guru BK/Konselor memberi kesempatan pada siswa
lainnya menanggapi/mensikapi pertanyaan siswa
lainnya.
d. Bertindak
1. Guru BK /Konselor menanyakan pada siswa apa saja
yang telah ia ambil tindakan pada pemahaman dampak
pacaran di kalangan remaja
2. Guru BK /Konselor memberikan motivasi pada siswa
yang belum bertindak aktif, positif dalam dampak
pacaran di kalangan remaja
e. Bertanggungjawab
1. Guru BK/Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya/komentar mengenai hal yang belum
dapat dipahami dan memberikan ide atau gagasan yang
ingin disampaikan/ dirasakan, untuk mengambil sikap
bertaggungjawab.
2. Guru BK/Konselor menanyakan pada siswa apa saja
yang telah ia ambil tindakan yang dapat
dipertanggungjawab- kan dalam memahami dampak
pacaran di kalangan remaja
3. Penutup a. Guru BK /Konselor bersama-sama dengan siswa
(alokasiwaktu : 5menit) menyimpulkan isi tema yang telah disampaikan.
b. Guru BK /Konselor mendorong siswa agar yang belum
berperan aktif dalam kegitan, supayaberperanaktif
c. Guru BK/Konselormenutup pertemuan dengan berdoa
bersama dan salam.
Rencana Penilaian Menggunakan instrumen: Laiseg, Laijapen dan Laijapang
1. Penilaian Proses Guru BK/Konselor melakukan penilaian segera terhadap
proses pelaksanaan layanan informasi format klasikalnya,
yaitu menilai kesungguhan/ semangat / antusias konseli.
2. Penilaian Hasil Guru BK/Konselor melakukan penilaiansegera terhadap
proses pelaksanaan layanan informasi format klasikalnya,
yaitu :
a. Pemahaman baru apa yang diperoleh konseli ?
(Understanding)
b. Bagaimana perasaan positif konseli ? (Confort )
c. Apa rencana tindakan yang akan dilakukan konseli ?
(Action)
Sarana Media / Alat LCD, Power Poin dampak pacaran di kalangan remaja
Sumber Materi Layanan 5. Slamet, dkk 2016, Materi Layanan Klasikal Bimbingan
dan Konseling untuk SMK kelas 11, Yogyakarta,
Paramitra Publishing
6. Triyono, Mastur, 2014, Materi Layanan Klasikal
Bimbingan dan Konseling Bidang Pribadi, Yogyakarta,
Paramitra 4.
7. Eliasa Imania Eva, Suwarjo.2011.Permainan (games)
dalam Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Paramitra
8. Nurbowo, dkk, 2013, pengembangan materi berbasis
multimedia, Yogyakarta, paramitra publishing
Langkah Kegiatan
1. Pendahuluan a. Guru BK/Konselor mengucapkan salam, dilanjutkan
(alokasi waktu: 5 menit) dengan berdo’a, presensi, mengecek situasi & kondisi
kelas.
b. Guru BK/ Konselormenyampaikantopik / tema layanan
informasi
c. Guru BK/KonselormemotivasidenganIce Breaking: agar
siswasenang, tertarik, bersemangat, siap mengikuti
layanan informasi
d. Guru BK/Konselor menjelaskan tujuan layanan informasi
dan tugas perkembangan yang akan dipahami
e. Guru BK/Konselor menanyakan kepada siswa terkait
pelayanan yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
2. KegitanInti a. Berfikir :
(alokasi waktu: 1. Guru BK /Konselor mengajak berfikir dengan siswa
30menit) tanya jawab seputar dampak pacaran di kalangan
remaja
2. Guru BK /Konselor mengajak curah pendapat pada
siswa tentang tema “dampak pacaran di kalangan
remaja”
b. Merasa :
1. Guru BK /Konselor mengadakan diskusi bersama siswa
terkait perasaannya yang mereka hadapi dalam sikap
sopan santun dalam kehidupan
2. Guru BK /Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya/komentar mengenai hal yang belum
dapat dipahami dan memberikan ide atau gagasan yang
ingin disampaikan/ dirasakan.
c. Bersikap
1. Guru BK/Konselor menanyakan pada siswa apa saja
yang telah ia ambil sikap pada dampak pacaran di
kalangan remaja
2. Guru BK/Konselor memberi kesempatan pada siswa
lainnya menanggapi/mensikapi pertanyaan siswa
lainnya.
d. Bertindak
1. Guru BK /Konselor menanyakan pada siswa apa saja
yang telah ia ambil tindakan pada pemahaman dampak
pacaran di kalangan remaja
2. Guru BK /Konselor memberikan motivasi pada siswa
yang belum bertindak aktif, positif dalam dampak
pacaran di kalangan remaja
e. Bertanggungjawab
3. Guru BK/Konselor memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya/komentar mengenai hal yang belum
dapat dipahami dan memberikan ide atau gagasan yang
ingin disampaikan/ dirasakan, untuk mengambil sikap
bertaggungjawab.
4. Guru BK/Konselor menanyakan pada siswa apa saja
yang telah ia ambil tindakan yang dapat
dipertanggungjawab- kan dalam memahami dampak
pacaran di kalangan remaja
3. Penutup d. Guru BK /Konselor bersama-sama dengan siswa
(alokasiwaktu : 5menit) menyimpulkan isi tema yang telah disampaikan.
e. Guru BK /Konselor mendorong siswa agar yang belum
berperan aktif dalam kegitan, supayaberperanaktif
f. Guru BK/Konselormenutup pertemuan dengan berdoa
bersama dan salam.
Rencana Penilaian Menggunakan instrumen: Laiseg, Laijapen dan Laijapang
1. Penilaian Proses Guru BK/Konselor melakukan penilaian segera terhadap
proses pelaksanaan layanan informasi format klasikalnya,
yaitu menilai kesungguhan/ semangat / antusias konseli.
2. Penilaian Hasil Guru BK/Konselor melakukan penilaiansegera terhadap
proses pelaksanaan layanan informasi format klasikalnya,
yaitu :
d. Pemahaman baru apa yang diperoleh konseli ?
(Understanding)
e. Bagaimana perasaan positif konseli ? (Confort )
f. Apa rencana tindakan yang akan dilakukan konseli ?
(Action)
A. APERSEPSI
Suatu permasalahan klasik muncul, dimana ada peserta didik yang melakukan suatu tindakan
yang dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita namakan “menyontek”. “Menyontek”
merupakan salah satu fenomena pendidikan yang sering dan bahkan selalu muncul menyertai
aktivitas proses belajar mengajar sehari-hari, tetapi jarang mendapat pembahasan dalam
wacana pendidikan kita di Indonesia. Kurangnya pembahasan mengenai “menyontek”
mungkin disebabkan karena kebanyakan pakar menganggap persoalan ini sebagai sesuatu
yang sifatnya sepele, padahal masalah menyontek sesungguhnya merupakan sesuatu yang
sangat mendasar.
B. URAIAN MATERI
Pengertian menyontek atau menjiplak atau ngepek menurut Purwadarminta sebagai suatu
kegiatan mencontoh / meniru / mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Cheating (menyontek) menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur
yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip
keadilan. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada.
“menyontek” adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang
sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan
akademis. (Abdullah Alhadza)
Akibat Menyontek
Bagi yang menyontek ketahuan oleh pengawas dapat dipastikan bagaimana kisah selanjutnya.
Bisa dikeluarkan dari ruang ujian dan menanggung malu, dan bahkan lebih fatal lagi adalah
adalah didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus ulangan. Ilmu yang didapatkan dengan tidak
jujur, biasanya tidak membawa barokah. Jangan-jangan mereka yang menganggur setelah
lulus karena ilmu yang diperolehnya selama sekolah didapatkannya dengan cara yang tidak
jujur pula. Hannya Tuhan yang tahu
Tugas Perkembangan : Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria dan wanita
Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi, Sosial
Tujuan Layanan : Dapat memiliki pemahaman akan pacaran dan dampak negatif dari
pacaran sehingga dapat memutuskan untuk memfokuskan diri pada
tugas pokok pelajar
A. APERSEPSI
Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang
digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya.
Banyak dampak akibat dari pacaran, baik positif maupun negatif, sehingga dibutuhkan suatu
pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan hal tersebut.
B. URAIAN MATERI
TENTANG PACARAN
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar
dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan
bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi
dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya
sebelum pernikahan di Amerika.
Pengertian pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman
(seperti adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi
antara pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan untuk saling mnengenal dan
melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.
PENYEBAB PACARAN DI USIA REMAJA
1. Globalisasi
Globalisasi yang paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat
berkembangnya internet.
2. Membuktikan diri cukup menarik
Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh
orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja.
3. Adanya pengaruh kawan
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi
tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya.
Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan
kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup
tertentu pula seperti halnya berpacaran
Tugas Perkembangan : Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam
peranannya sebagai pria atau wanita
Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi, Sosial
Tujuan Layanan : Dapat memahami dan meningkatkan rasa percaya diri dengan baik
untuk mencapai tujuan hidupnya
A. APERSEPSI
Menurut Thursan Hakim, dalam bukunya Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri pengertian
rasa percaya diri secara sederhana bisa dikatakan sebagai suatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya
merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Pendapat lain yang
tidak jauh berbeda dinyatakan Anita Lie dalam bukunya 101 Cara Menumbuhkan Percaya
Diri Anak bahwa percaya diri berarti yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dan masalah. Dengan percaya diri, seseorang merasa dirinya berharga dan
mempunyai kemampuan menjalani kehidupan, mempertimbangkan berbagai pilihan dan
membuat keputusan sendiri.
B. URAIAN MATERI
PENGERTIAN
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:87),
percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan
kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Orang yang tidak percaya
diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering
menutup diri.
Menurut Spencer percaya diri adalah keyakinan pada kemampuan dan penilaian
diri atau citra sendiri, termasuk atas kemampuan dirinya yang diwujudkan dalam lingkungan
yang semakin menantang serta percaya pada keputusan dan pendapatnya utnuk mengatasi
kegagalan secara konstruktif.
CIRI-CIRI RASA PERCAYA DIRI
1. Berani Tampil Beda
2. Berani Menerima Tantangan
3. Asertif
4. Mandiri
5. Reaksi positif ini misalnya dengan tetap tegar, sabar, dan tabah dalam
menghadapipermasalahan hidup.
Kartini Kartono pun menyebutkan beberapa cara untuk mengurangi tawuran remaja,
diantaranya :
Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi
terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun
Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik
dan sehat
Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja
zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja.
TANGGUNG JAWAB SEORANG SISWA
A. APERSEPSI
B. URAIAN MATERI