LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Menurut Pol dan Paturkar (2011: 2), Fit/Gap Analysis (FGA) adalah
metodologi yang digunakan untuk membandingkan proses bisnis dengan fungsi
sistem dimana akan di lakukan evaluasi dan di urutkan prioritasnya untuk melihat
pencapaian apakah terjadi kecocokan (Fit) dan kesenjangan (Gap).
Menurut Hoffman dan Bateson (2006: 334), Gap Analysis adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengetahui mengenai kondisi aktual yang sedang berjalan di
perusahaan tersebut, untuk kemudian diperbandingkan dengan sumber daya
perusahaan tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengetahui apakah suatu
perusahaan sudah bergerak di proses bisnisnya secara optimal untuk memaksimalkan
kinerja perusahaan tersebut.
Menurut Maren Franklin (2006: 2), Gap Analysis adalah suatu proses yang
digunakan untuk memutuskan keadaan dan tujuan suatu proyek dengan cara
membandingkan kinerja saat ini dengan kinerja yang diharapkan.
Menurut P Prakash, Patukar M (2011: 2), fit / gap analysis adalah suatu
metodologi yang digunakan dalam membandingkan dan mengevaluasi proses
perusahaan dengan fungsi sistem untuk memperlihatkan kecocokan (fit) dan
ketidakcocokan (gap) diantaranya.
7
8
2.1.2 Tujuan
Tujuan melakukan Fit/Gap Analysis adalah untuk menilai kinerja perusahaan.
Tujuan utama Fit/Gap Analysis pada setiap proyek adalah untuk memastikan bahwa
setiap proyek dieksekusi atau dilaksanakan berdasarkan metode yang efektif dan
efisien. Analisis ini juga merekomendasikan perintah-perintah, seperti key issues dan
tampilan yang membutuhkan penyesuaian kebijakan pada setiap proses bisnis untuk
menjamin hasil yang sesuai dengan target.
Menurut mmb.state.mn.us, fit/gap analysis dalam implementasi sistem bertujuan
untuk :
Mengukur perbedaan antara keadaan sistem saat ini dan keadaan
sistem yang diharapkan.
Mengidentifikasi permasalahan yang membutuhkan penyelesaian.
Memastikan sistem memenuhi kebutuhan proses bisnis perusahaan.
Memastikan project dieksekusi sesuai dengan metode yang efektif dan
efisien.
Mengadaptasi proses bisnis lokal perusahaan dengan best practice
yang berlaku.
3) Questionnaire Based
Pada metode ini, fit / gap analysis dilakukan melalui proses pengisian
kuesioner oleh stakeholder perusahaan. Jawaban yang didapat dari kuesioner
kemudian dibandingkan dengan fungsionalitas sistem untuk mendapatkan fit
dan gap dari sistem tersebut. Kuesioner yang digunakan pada umumnya
terstruktur dan disiapkan oleh konsultan sistem. Struktur kuesioner ini
berhubungan antara kebutuhan perusahaan dan fungsionalitas sistem.
4) Hybrid Type
Pada metode ini, ketiga metode fit / gap analysis berupa simulation
based, brainstorming based, dan questionnaire based digunakan. Pada
umumnya, metode hybrid dimulai dengan brainstorming dan pengisian
kuesioner ketika simulasi sistem dilakukan. Pertama, agenda dipersiapkan
pada sesi brainstorming yang dilakukan oleh konsultan sistem dan
stakeholder perusahaan. Kemudian, konsultan sistem mempresentasikan fitur
sistem sekaligus memberikan demonstrasi mengenai penggunaan sistem
tersebut. Setelah presentasi, stakeholder perusahaan diminta untuk mengisi
kuesioner dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kebutuhan perusahaan.
Berdasarkan diskusi brainstorming dan jawaban kuesioner pada setiap sesi,
konsultan sistem dapat mendokumentasikan fit dan gap dari sistem.
11
Dari model subsistem input HRIS dimasukkan ke dalam suatu database yang
telah dirancang oleh perusahaan tersebut. Database bukan hanya data mengenai
pegawai tetapi juga mengenai perorangan dan organisasi di lingkungan perusahaan
yang mempengaruhi arus personil (turn over).
Dari definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, risk analysis adalah
sebuah tolak ukur yang digunakan untuk mengendalikan kemungkinan-
kemungkinan resiko yang mungkin muncul dalam proses pengembangan software.
1) mengidentifikasi asset;
2) mengidentifikasi ancaman;
3) menentukan simpul yang rentan;
4) mengenali keberadaan tindakan balasan (countermeasure);
5) menentukan tingkat resiko;
6) menentukan kemungkinan terjadinya kesalahan atau kegagalan;
7) menetapkan kerentanan;
8) menentukan kecocokan resiko;
9) mengembangkan tindakan balasan (countermeasure) baru;
10) memperagakan analisis biaya resiko;
11) mengembangkan sebuah perencanaan yang berkelanjutan.
24
membuat tugas itu penting. Hal “penting” itu terkait dengan prinsip pribadi. Prioritas
bisnis yang menentukan hal penting dari kerja. Dengan kejelasan misi dan tujuan
pribadi, waktu dijadwalkan dengan tujuan definitif dalam hati. Seorang juga perlu
merumuskan apa yang dimaksud dengan time management baginya dan bagaimana
itu berkaitan dengan pengelolaan hidupnya. Dalam melakukan hal ini, ada 3 hal
penting dari kehidupan yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pengelolaan
waktu dengan baik, yakni: pekerjaan, kehidupan keluarga (termasuk teman-teman)
dan diri sendiri (Atkinson, 2009). Seseorang perlu memikirkan dengan baik hal
penting yang ingin dicapai dengan nyata: tentang tujuan yang ingin dicapai di tempat
kerja, tentang tujuan yang ingin dicapai dengan keluarga, dan tentang tujuan yang
berkaitan murni dengan diri sendiri.
Misalnya dalam suatu proyek, penerapan time management sangat diperlukan
untuk mendukung terjadinya efisiensi bagi pengontrolan kemajuan yang dicapai,
untuk menjadwal, dan menjalankan apa yang telah disepakati oleh beberapa pihak
yang terlibat. Time management merupakan salah satu area utama perhatian
pimpinan proyek beserta timnya. Dengan adanya time management berarti akan
tersedia aturan dalam menjalankan dan memantau kemajuan suatu proyek dan
pengambilan keputusan-keputusan penting terkait dengannya. Para profesional dari
suatu proyek sekarang telah menyadari akan pentingnya hal ini.
Dalam suatu proyek, pimpinan proyek dan timnya berjuang keras untuk
memenuhi dengan baik jadwal yang sudah dibuat untuk menyelesaikan tugas dengan
kualitas yang baik. Sinkronisasi antara berbagai hal dan kepentingan dari beberapa
pihak yang terlibat dalam suatu proyek merupakan hal sangat penting untuk
diperhatikan. Yang dikatakan terlibat di sini tentu saja bukan hanya manusia, tetapi
juga berbagai sumber daya lainnya, seperti bahan/materi yang diperlukan, dana,
tempat, transportasi, perangkat komputer, perizinan, dan sarana lainnya serta waktu
itu sendiri. Dalam tahap operasional, menjadwal pekerjaan, membuat kategorisasi
jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu, menetapkan kualitas
hasil yang diinginkan, dan lain-lain, merupakan sebagian dari hal-hal menarik
sekaligus menantang dalam suatu proyek.
Konsep dasar time management adalah penggunaan waktu secara efisien
dalam merealisasikan pengerjaan suatu tugas. Para ahli percaya bahwa beberapa hal
berikut penting dipertimbangkan dalam perancangan time management yang bagus.
Pertama, memprioritaskan tugas-tugas penting, dan didasarkan atas sumber daya
29