SDLC adalah proses pembuatan systems yang memindahkan keadaan sistem yang sekarang ke
sistem yang diharapkan. Output dari perencanaan adalah system request yang berisi penjelasan
umum mengenai sistem yang akan datang, cakupan project, dan menyediakan rencana kerja. Tahapan
analisis mengolah system request menjadi requirements definition, functional models, structural
models, and behavioral models yang akan menjadi bagian dari system proposal. System proposal
berisi project management deliverables seperti feasibility analysis dan rencana kerja.
System proposal akan diserahkan kepada komite yang akan menilainya. Komite akan
menentukan apakah proposal akan diteruskan atau tidak. Walkthrough terhadap proposal
dilakukan secara terperinci, yang tujuannya adalh para pengguna, manajer, dan pengambil
keputusan utama dapat memahaminya secara jelas, dapat mengidentifikasi perbaikan, dan dapat
membuat keputusan apakah project harus dilanjutkan atau tidak. Jika disetujui, system proposal
akan bergerak kedalam tahapan design, dan requirements definition, functional models, structural
models, and behavioral models akan menjadi dasar/sebagai input didalam tahapan perancangan.
Garis antara perancangan dan analisis bersifat remang-remang. Karena deliverables yang dibuat
pada saat analysis merupakan tahap awal dari perancangan sistem yang baru. Banyak pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan dengan perancangan ditemukan pada saat analysis. Yang
harus diingat adalah ada sebagian kecil tahapan sudah dilakukan pada tahap ini.
Requirement determination adalah langkah yang paling kritis dari SDLC, karena element
dasar dari sistem harus ditentukan pada tahapan ini. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa
kegagalan terjadi karena penentuan requirements. Karena itu salah satu bagian dari pendekatan dari
pendekatan OO adalah iterative. Selanjutnya akan dijelasakan apakah yang dimaksud dengan
requirement determination yang menjadi tahapan dari analisa sistem.
Requirement Determination
a. Tujuan dari requirement determination
Tujuan dari requirement determination adalah untuk merubah very hight level explanation of the
business requirement menjadi daftar yang lebih jelas dari requirement yang dapat digunakan sebagai
input untuk analysis (membuat , functional models, structural mod els, and behavioral models).
b. Pengertian Requirement
Requirement adalah pernyataan apa yang harus dilakukan oleh sistem atau karakteristik apa yang
harus dimiliki :
1. Didalam tahapan analisis requirement ditulis dari sudut pandang business, atau apa yang dilakukan
oleh sistem. Fokusnya ada pada "WHAT". Fokusnya ada pada user needs, sehingga biasanya disebut
business requirements.
2. Selanjutnya didalam tahapan design, business requirement bergerak menjadi lebih teknis, dan akan
menjelaskan bagaimana (HOW) sistem akan diimplementasikan. Requirement pada saat design
dilihat dari sudut pandang pembuat sistem (developer). Yang harus diperhatikan bahwa pembatas
antara analisis dan perancangan remang-remang. Beberapa pihak menggunakan istilah tersebut
secara bolak-balik.
Yang harus diperhatikan adalah requirement adalah pernyataan apa yang harus dilakukan oleh
sistem dan selalu da kemungkinan untuk berubah. Secara umum requirement terbagi dua yaitu :
1. Functional requirement. Requirement ini berelasi langsung dengan dengan proses yang harus
dilakukan oleh sistem yang akan dibuat sehingga dapat menyediakan informasi yang diperlukan.
Functional requirement mengalir langsung kedalam tahapan analisis selanjutnya, karena
mendefinisikan fungsi-fungsi yang harus dimiliki oleh sistem. Perhatikanlah Gambar 1 mengenai
Functional Requirements.
Gambar 1: Functinal Requirements
2. Nonfunctional requirement. Requirement ini berhubungan dengan behavioral properties yang
harus dimiliki oleh sistem, seperti performance and usability. Nonfunctional requirement
menjelaskan bermacam-macam karakteristik sistem : operational, performance, secutiry, cultural
and political. Karakteristik tersebut tidak menjelaskan business process ataupun informasi yang
diperlukannya, tetapi sangat penting untuk dpat memahami apa yang harus dimiliki oleh sistem
final. Perhatikanlah Gambar 2 mengenai Nonfunctinal Requirements.
c. Requirement Definition
Requirement definition report biasanya hanya disebut requirement definition adalah text report
yang berisi daftar functional dan nonfunctinal requirement. dalam bentuk outline. Daftarnya dibuat
secara berurut dan diberi nomer supaya jelas, Sebagaimana digambarkan pada gambar 1 dan gambar 2
requirement dibuat daftarnya. Selanjutnya dibuatkan prioritasnya. Tujuan terpenting dari requirement
determination adalah menentukan tahapan dari sistem. Kalau ada kebingunan dokumen bertindak
sebagai alat klarifikasi.
d. Determining Requirements
Didalam menentukanUntuk menentukan requirement diperlukan pemahaman business dan IT.
Hal ini bisa dianalogikan seperti membuat bangunan. Jika kita pemilik tumah, maka kita tahu apa yang
kita inginkan dari rumah kita, tetapi kita tidak akan dapat membuatrancangan rumah. Demikan juga
dengan seorang ahli bangunan sipil atau arsitek tidak akan dapat menentukan bentuk bangunan dengan
baik meskipun memiliki kemampuan teknis untuk dapat menggambarkannya jika tidak berkomunikasi
dengan orang yang akan menggunakan bangunan tersebut. Karena pendekatan terbaik adalah
mempekerjakan ahli business dan IT bersama-sama untuk membuat analisa sistem. Kadang kala
pengguna tidak tahu secara tepat apa yang diinginkannya maka analis akan membantunya dengan
teknik/perangkat/notasi dan pemahaman yang dimilikinya. Teknik yang populer untuk melakukan
analisis adalah :
Business process Automation
Business Process Improvement
Business Process Reengineering
Ketiga teknik yang disebutkan di atas memiliki cara kerja yang sama yaitu :
Membantu user untuk menjelaskan sistem dan proses yang sekarang (as-is).
Identifikasi apa yang akan dirubah.
Membuat konsep untuk sistem yang baru.
e. Membuat Reqirement Definition
Requirement definition haruslah dibuat mutakhir karena akan digunakan untuk referensi dan
pemahaman sistem yang akan dibuat. Membuat Requirement Definition sifatnya itterative dan
berkesinambungan yang meliputi :
1. Mengumpulkan informasi dengan teknik yang diperlukan (interviews, document analysis, dan lain-
lain
2. Melakukan informasi untuk mengidentifikasi business requirement untuk sistem yang akan dibuat.
3. Menambahakan requirements kedalam requirement definition reportyang akan digunakan untuk
menentukan pekerjaan.
Untuk membuat requirement definition, project team harus menentukan jenis -jenis dari
functional dan nonfunctional requirement dari sistem yang akan dibuat. Penentuan requirements
tersebut menjadi bagian utama dari dokumen yang akan dibuat. Selanjutnya analis akan menggunakan
bermacam-macam teknik untuk menentukan requirement seperti interview dan observation untuk
untuk mengumpulkan informasi, dan membuat daftar business requirement yang teridentifikasi dari
informasi diatas. Dan ak hirnya bersama-sama dengan dengan seluruh tim dan user akan melakukan :
1. Verifikasi
2. Perubahan
3. Melengkapi
4. Menentukan prioritas dari requirement.
Process akan berkesinambungan, dan requirement akan berevolusi jika requirement sudah
teridentifikasi dengan baik maka pekerjaan akan bergerak ke tahapan selanjutnya dari SDLC. EVOLUTION
OF REQUIREMENT harus secara hati-hati dikelola karena jika tidak akan ada proliferasi requirment yang
tak terkendali. Sehingga akan menyebabkan sistem tidak pernah selesai dan selalu tumbuh diluar
cakupan sistem. Ketika requirement mencerminkan kebuatuhan business di dunia nyata dan bukan
didalam sistem yang sekarang dibuat maka dimasukkan kedalam requirement dimasa yang akan datang
dan diberi nomor prioritas yang lebih rendem. Pengelolaan requirement (dan cakupan dari sistem yang
akan dibuat) merupakan bagian yang paling berat dari pembuatan sistem.
f. Requirements Analysis Techniques.
Sebelum project team dapat menentukan requirement apa yang tepat untuk sistem yang akan
dibuat, mereka harus memiliki visi yang jelas sistem apa yang akan dibuat, dan tingkat perubahan apa
yang akan terjadi pada organisasi. Proses dasar analisis terbagi menjadi tiga tahapan :
1. Mamahami sistem yang sekarang
2. Mengidentifikasi peningkatan
3. Membuat/mengumpulkan requirement untuk sistem yang akan dibuat.
Kadang-kadang langkah yang pertama dilewati jika tidak ada sistem yang ada atau hanya
dilakukan sepintas pada methodology seperti RAD dan Agile. Sedangkan pada metodologi seperti
waterfamm dan pararel development menggunakan waktu yang cukup panjang untuk menganalisa
sistem yang sudah ada dan mengidentifikasi perbaikan yang mungkin dilakukan sebelum mealukan
requirement gathering. Sementara itu metodologi yang berfokus pada peningkatan dan requirement
system yang akan dibuat akan melakukan investigasi terhadap sistem yang sekarang berjalan secara
sepintas saja. Metodologi tersebut adalah :
1. Generasi baru RAD
2. Agile
3. OO methodologies
4. phased development
5. prototyping
6. throwaway prototyping
7. XP
Ada tiga tehnik yang digunakan sebagaimana disebutkan diatas yaitu Business process
Automation, Business Process Improvement, dan Business Process Reengineering. Ketiga tehnik tersebut
membantu analis melakukan analisa sehingga visi dari sistem dapat dikembangkan dengan baik. Tehnik
Requirement analysis yang disebutkan diatas akan digunakan bersama-sama dengan requirement-
gathering techniques yang meliputi :
1. Interviews
2. JAD Session
3. questionaires
4. document analysis
5. observation.
Requirement analysis techniques akan menentukan jenis informasi apa yang akan dikumpulkan
dan bagaimana analisanya. Kedua jenis tehnik tersebut bersifat komplementer. Pilihan tehniknya akan
menentukan bentuk perubahan yang akan terjadi di dalam organisasi :
1. BPA digunakan untuk menangani perubahan kecil yang berhubungan dengan otomasi proses.
2. BPI digunakan untuk melakukan perbaikan proses untuk memperbaiki efektifitas dan efisiensi kerja
3. BPR merubah bagaimana cara organisasi bekerja sehingga yang terjadi adalah transformasi
organisasi ke bentuk yang lebih baik.
Untuk menggerakkan pengguna menggunakan sistem yang baru analis harus memiliki
kemampuan berpikir kritis yang tingi. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk memahami
strengths dan weaknesses dan membentuk kembali idea yang sudah ada menjadi bentuk yang lebih baik
sehingga. Idea tersebut digunakan untuk memahami issues dan mengembangkan business process yang
baru. Kemampuan ini diperlukan untuk mempelajari :
1. Hasil dari requirements gathering
2. Identifikasi business requirement
3. menterjemahkan requirements menjadi sistem yang baru.
Daftar Pustaka
Alan Denis, Barbara Haley Wixon, David Tagerden, System Analys and Design : an Object –
Oriented Approach with UML 2.0, John Willey and Sons, 2005
Henry C. Lucas Jr., The Analysis, Design and Implementation of Information Systems 4th,
McGraw Hill, 1992
Satzinger, Jackson, Burd, Object-Oriented Analysis and Design with the Unified Process,
Course Technology, 2005
Simon Bennet, Steve McRobb and Ray Farmer, Object-Oriented System Analysis and Design
Using UML, McGraw Hill, 2006
Wendy and Michael Boggs, UML with Rational Rose 2002, Sibex Inc., 2002