Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN

“Building Information Systems ”

Manajemen B

Kelompok 5

Nama Anggota : 1. Ghea Aulia R.K ( A10190141 )

2. Sanita Siti Afifah ( A10190193 )

3. Risma Febriani Setiadi ( A10190204 )

4. Bela Nursilma ( A10190205 )

5. Zahra Sofia ( A10190206 )

6. Alya Fauziah Z ( A10190221 )

7. Rizkia Nur Hasanah ( A10190299 )

8. Farhan ( A10209003 )

1.1 Sistem Sebagai Perubahan Yang Direncanakan Dalam Perusahaan

1. Sistem Sebagai Perubahan Organisasi yang Terencana

Membangun sebuah sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari
perubahan organisasi yang terencana. Karena dalam membuat suatu sistem informasi
yang baru membutuhkan lebih dari software dan hardware. Ketika kita merancang sebuah
sistem informasi yang baru maka kita juga mendesain ulang suatu organisasi tersebut.
Seorang percancang sistem harus benar-benar memahami bagaimana sebuah sistem akan
mempengaruhi proses bisnis secara spesifik dan organisasi itu sendiri.

2. Pengembangan Sistem dan Perubahan Organisasi

Teknologi informasi dapat mendorong perubahan organisasi.Macam perubahan


struktur organisasi yang dapat dipengaruhi oleh teknologi informasi:

1) Automation : Merupakan bentuk paling umum dari perubahan teknologi informasi,


dimana penerapan pertama untuk membantu para karyawan melakukan tugas-tugas
mereka secara lebih efisien dan efektif.
2) Rationalization : Perubahan yang lebih mendalam dan langsung mengikuti proses
otomatisasi. Ketikaterjadi penyempitan dalam rangkaian produksi karena proses
otomatisasi, makaimbasnya rangkaian prosedur yang terstruktur sebelumnya menjadi
sangatmenyulitkan.
3) Business process redesign : Merekayasa ulang proses bisnis,langkahnya proses-proses
bisnis di analisis,disederhanakan,dan di rancang ulang.
4) Paradign shift : Dapat mengubah mindset tentang kebiasaan perusahaandan organisasi.

Masing-masing mempunyai resiko dan penghargaan yang berbeda.Yang paling


umum dari teknologi informasi yang dapat mempengaruhi perubahan organisasi adalah
automation (otomatisasi). Penerapan pertama dari teknologi informasi yaitu membantu
pekerja dalam menjalankan tugas mereka agar lebih efektif dan efisien.Bentuk yang lebih
dalam dari perubahan organisasi yang mengikuti automation adalah rationalization of
procedures (prosedur rasionalisasi). Prosedur Rasionalisasi adalah pelurusan prosedur
standar operasi. Prosedur Rasionalisasi biasanya ditemukan dalam program untuk
pembuatan seri perbaikan kualitas yang berkelanjutan dalam produk.

Tipe yang lebih kuat dari perubahan organisasi adalah business process redesign
(rancangan ulang proses bisnis), dimana proses bisnis adalah menganalisis,
menyederhanakan, dan merancang ulang. Prosedur rasionalisasi dan rancangan ulang
proses bisnis terbatas pada bagian spesifik dari sebuah bisnis. Sistem informasi yang baru
pada akhirnya dapat meempengaruhi rancangan dari sebuah organisasi dengan merubah
bagaimana organisasi tersebut keluar dari bisnis tersebut atau bahkan sifat dari bisnis itu
sendiri.

Bentuk perubahan bisnis yang lebih radikal ini disebut sebagai paradigm shift
(pergeseran paradigma). Sebuah pergeseran paradigma melibatkan pemikiran ulang sifat
dari bisnis dan organisasi tersebut. Pergeseran paradigma dan rekayasa ulang biasanya
gagal karena perubahan organisasi secara luas itu sangat sulit.

3. Perancangan Ulang Proses Bisnis

Manajemen proses bisnis menyediakan berbagai alat dan metodologi untuk


menganalisis proses yang ada, merancang proses yang baru dan mengoptimalkan proses
tersebut. Perusahaan melakukan manajemen proses bisnis melalui langkah-langkah
berikut:

1) Mengidentifikasi proses untuk perubahan

Salah satu penetapan strategi yang paling penting dimana sebuah perusahaan dapat
membuat untuk tidak memutuskan bagaimana menggunakan komputer untuk
memperbaiki proses bisnis, tapi memahami bisnis apa yang butuh untuk diperbaiki.

2) Menganalisis proses yang ada

Proses bisnis yang ada harus termodel dan terdokumentasi, memperhatikan


input, output, sumber daya, dan urutan aktivitas.

3) Merancang proses yang baru


Suatu proses yang ada dipetakan dan diukur dalam kurun waktu dan biaya, tim
perancang proses akan mencoba memperbaiki proses yang ada dengan merancang yang
baru.

4) Mengimplementasikan proses yang baru

Suatu proses yang telah termodel dan dianalisis, harus diterjemahkan ke dalam
sebuah kesatuan prosedur dan aturan kerja yang baru.

5) Pengukuran yang berlanjut

Suatu proses yang telah diimplementasikan dan dioptimalkan, membutuhkan


pengukuran yang berlanjut. Karena proses mungkin akan memburuk.

4. Peralatan untuk Manajemen Proses Bisnis

Lebih dari 100 perusahaan software menyediakan perlatan untuk menunjang berbagai
aspek dari manajemen proses bisnis, termasuk IBM, Oracle, dan TIBCO. Peralatan ini
membantu mengidentifikasi bisnis dan memproses dokumen yang memerlukan
perbaikan, menciptakan model perbaikan proses, menangkap dan melaksanakan aturan
bisnis untuk melakukan proses, dan mengintegrasikan sistem yang ada untuk mendukung
proses yang baru. Peralatan software manajemen proses bisnis juga menyediakan analitik
untuk memverifikasi pelaksanaan proses yang telah diperbaiki dan untuk mengukur
akibat dari perubahan proses terhadap indikator pelaksanaan bisnis.

Beberapa peralatan dokumen dan monitor proses bisnis untuk membantu perusahaan
mengidentifikasi ketidakefisienan, menggunakan software untuk menghubungkan dengan
sistem yang lain yang digunakan oleh perusahaan tersebut untuk proses tertentu untuk
mengidentifikasi titik kesalahan. Selain itu peralatan juga mengotomatisasi beberapa
bagian dari proses bisnis dan melaksanakan aturan bisnis sehingga kinerja pekerja dalam
proses lebih efektif dan efisien. Fungsi ketiga yaitu peralatan membantu bisnis
mengintegrasikan sistem mereka yang ada untuk mendukung proses perbaikan.

1.2 Ringkasan Pengembangan Sistem

Sebuah sistem informasi dibentuk sebagai solusi bagi perusahaan untuk


menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi. Pengembangan system adalah kegiatan
yang menghasilkan solusi terstruktur dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda. Aktivitas
tersebut terdiri dari analisis sistem, perancangan sistem, pemrograman, pengujian,
konversi, serta produksi dan pemeliharaan.

1. Analisis Sistem

Analisis system adalah analisis masalah yang diselesaikan oleh perusahaan


menggunakan system informasi. Pada tahap ini terdiri dari pendefinisian masalah,
identifikasi penyebab, pencarian solusi, dan indentifikasi kebutuhan informasi yang
harus dipenuhi oleh suatuu system pemecahan masalah.Analisis sistem juga meliputi
studi kelayakan untuk menentukan apakah solusi tersebut layak atau dapat dicapai
secara keuangan, teknis, dan sudut padang organisasi, dapat dijadikan sebagai
investasi bagi perusahaan, serta apakah teknologi yang dibutuhkan dan para ahli
yang dapat menangani sistem ini tersedia.

Menentukan kebutuhan informasi meliputi identifikasi mengenai siapa yang


membutuhkan informasi tersebut, dimana, kapan, dan bagaimana cara mengakses
informasi tersebut. Analisis kebutuhan harus dilakukan secara hati-hati dalam
menentukan sistem baru atau merubah sistem, serta mengembangkan penjelasan
detail tentang fungsi yang harus dilakukan oleh system baru. Jika terjadi kesalahan
dalam menganalisis, maka akan menimbulkan kegagalan system biaya dan
pengembangan.

2. Perencanaan Sistem

Analisis system akan menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh system untuk
memenuhi kebutuhan sistemnya, dan perancang sistem akan menunjukkan bagaimana
sistem tersebut dapat memenuhi sasaran. Spesifikasi pada sistem tersebut harus
terstruktur dan dapat mengatasi semua komponen manajerial, organisasi, dan
teknologinya.

3. Pemograman

Spesifikasi sistem yang telah dirancang lalu diterjemahkan ke dalam software kode
program.

4. Pengujian

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa hasil sistem ini benar atau bebas
dari kesalahan. Langkah yang harus dilakukan :
1. Pengujian unit (unit testing)
Dilakukan pengujian setiap program secara terpisah agar dapat menjamin
bahwa program bebas dari kesalahan, tapi mustahil hal tersebut terwujud.
2. Pengujian sistem (system testing)
Dilakukan pengujian pada fungsi sistem informasi secara keseluruhan.
Hal tersebut dilakukan untuk menentukan apakah seluruh bagian dapat
berfungsi bersama-sama.
3. Penerimaan dalam pengujian (acceptance testing)
Memberikan kepastian bahwa sistem siap untuk digunakan dalam situasi
produksi.

5. Konversi

Merupakan proses perubahan dari sistem lama menjadi sistem baru. Terdapat empat
strategi utama, yaitu : 
1.      Strategi Paralel (parallel strategy)
Pengaplikasian secara serempak antara sistem lama dan calon sistem baru
selama kurun waktu tertentu sampai fungsi yang baru telah diyakini telah
berjalan dengan baik
2.      Strategi Pindah Langsung (direct cutover)
Mengganti seluruh sistem lama dengan sistem baru dihari yag sudah
ditentukan
3.      Strategi Studi Percontohan (pilot study)
Menjalankan sistem yang baru pada area yang telah ditentukan
perusahaan, seperti hanya pada satu departemen.
4.      Strategi Pendekatan Bertahap (phased approach)
Menjalankan sistem baru secara bertahap, baik berdasarkan fungsi
maupun unit organisasional.

6. Produksi dam Pemeliharaan

Pada tahap produksi ini, system akan ditinjau oleh pengguna dan spesialis teknis
untuk menentukan dan memutuskan apakah system ini perlu direvisi atau modifikasi.
Biasanya, disiapkan dokumen pemeriksaan pasca-implementasi resmi. 
Perubahan hardware, software, dokumentasi, atau prosedur untuk system produksi yang
berfungsi memperbaiki kesalahan, memenuhi persyaratan baru, atau meningkatkan
efisiensi pengolahan, maka disebut Pemeliharaan.

1.3 Pemodelan dan perencanaan sistemn : Metodologi Terstruktur dan Metodologi


Berorientasi objek

1. Metodologi Terstruktur (structured methodologies)


Arti terstruktur ini menunjukkan pada teknik yang digunakan adalah step by step atau
dilakukan secara bertahap. Metodologi terstruktur bersifat atas-bawah atau dari umum ke
khusus.Perangkat utama untuk merepresentasikan proses-proses system dan aliran
datanya disebut diagram aliran data (data flow diagram).Diagram ini menawarkan model
grafik logis dari aliran informasi dengan membagi system ke dalam modul-modul yang
menunjukkan tingkatan secara rinci.
Terdapat proses spesifikasi, yang menjelaskan transformasi yang terjadi di dalam
tingkat terendah dari diagram aliran data. Dan pada diagram struktur yang digunakan
merupakan diagram atas-bawah, yang menunjukkan setaip tingkat desain, hubungannya
dengan tingkat lain, dan tempatnya di desain keseluruhan dalam sebuah struktur.

2. PENGEMBANGAN BERORIENTASI PADA OBJEK


a. Pengembangan Berorientasi ini menggunakan objek sebagai unit dasar analisis
system dan desain. Sebuah objek menggabungkan data dan proses tertentu yang
beroperasi pada data tersebut. Dan data dikemas dalam sebuah objek yang hanya dapat
diakses dan dimodifikasi dengan operasi atau metode, yang terkait dengan objek.
b. Model orientasi objek ini didasarkan pada konsep class and inheritance,setiap
objek dengan ciri-ciri tertentu akan dimasukkan pada setiap golongan kelasnya.
c. Orientasi objek ini dianggap lebih iterative dan incremental dibanding
pengembangan struktur tradisional. Karena pada pengembangan orientasi objek, terdapat
interaksi antara system dan pengguna dalam menganalisis suatu objek, menjelaskan
bagaimana suatu objek dapat bereaksi.
d. Karena objek dapat digunakan kembali, dalam pengembangan ini berpotensi untuk
mengurangi waktu dan biaya proses pengembangan.

COMPUTER-AIDED SOFTWARE ENGINEER (CASE)

Teknik ini menyediakanperangkat lunak untuk mrngotomatisasi metodologi yang telah


dijelaskan untuk mengurangi jumlah pekerjaan berulang-ulang, termasuk :
1. Menegakkan metodologi pengembangan dan desain standar disiplin
2. Meningkatkan komunikasi antara pengguna san spesialis teknis
3. Pengorganisasian dan menghubungkan komponen desain dan menyediakan akses
cepat ke mereka menggunakan repository desain
4. Mengotomasi analisis dan desain di abgian yang rawan kesalahan
5. Mengotomasi generasi kode, pengujian dan control peluncuran.

1.4 Alternatif sistem pendeketan pembangunan

Sistem berbeda dalam hal ukuran dan kompleksitas teknologi dan dalam hal masalah
organisasi yang harus dipecahkan. Sejumlah pendekatan pengembangan sistem telah
dikembangkan untuk mengatasi perbedaan ini. Bagian ini menjelaskan metode alternatif:
siklus hidup sistem tradisional, prototyping, paket perangkat lunak aplikasi,
pengembangan pengguna akhir, dan outsourcing.

a) Siklus Hidup Sistem tradisional


Siklus sistem kehidupan adalah metode tertua untuk membangun sistem
informasi. Metodologi siklus kehidupan adalah pendekatan bertahap untuk membangun
sebuah sistem, membagi pengembangan sistem dalam tahap formal. Sistem spesialis
pengembangan memiliki pendapat yang berbeda tentang bagaimana untuk partisi tahap
sistem-bangunan, tetapi mereka kira-kira sesuai dengan tahap-tahap perkembangan
sistem yang telah dijelaskan. 
Metodologi siklus sistem kehidupan mempertahankan divisi sangat formal kerja
antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Spesialis teknis, seperti analis dan
programmer sistem, yang bertanggung jawab untuk banyak analisis sistem, desain, dan
pelaksanaan pekerjaan; pengguna akhir terbatas untuk menyediakan kebutuhan informasi
dan meninjau pekerjaan staf teknis itu. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi formal
dan dokumen, sehingga banyak dokumen yang dihasilkan selama proyek sistem.

b) Prototyping
Prototyping terdiri dari membangun sistem eksperimental dengan cepat dan
murah bagi pengguna akhir untuk mengevaluasi. Dengan berinteraksi dengan prototipe,
pengguna bisa mendapatkan ide yang lebih baik dari kebutuhan informasi mereka.
Prototipe didukung oleh pengguna dapat digunakan sebagai template untuk membuat
sistem final. Prototipe adalah versi kerja sistem informasi atau bagian dari sistem, tetapi
dimaksudkan untuk menjadi model awal.

Langkah-langkah dalam prototyping:

1. Mengidentifikasi persyaratan dasar pengguna. Perancang sistem (biasanya seorang


spesialis sistem informasi) bekerja dengan pengguna hanya cukup lama untuk menangkap
kebutuhan dasar pengguna informasi.
2. Mengembangkan prototipe awal. Desainer sistem menciptakan prototipe bekerja
dengan cepat, dengan menggunakan alat untuk menghasilkan perangkat lunak dengan
cepat.
3. Gunakan prototipe. Pengguna disarankan untuk bekerja dengan sistem untuk
menentukan seberapa baik prototipe memenuhi kebutuhan nya dan membuat saran untuk
meningkatkan prototipe.
4. Merevisi dan meningkatkan prototipe. Sistem pembangun mencatat semua perubahan
permintaan pengguna dan memurnikan prototipe yang sesuai. Setelah prototipe telah
direvisi, siklus kembali ke Langkah 3. Langkah 3 dan 4 diulang sampai pengguna puas.
c) Pengembangan End-User (Pengguna Akhir)

Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir dengan
sedikit atau tanpa bantuan resmi dari spesialis teknis. Fenomena ini disebut
pengembangan pengguna akhir.Serangkaian perangkat lunak dikategorikan sebagai
bahasa generasi keempat membuat ini menjadi mungkin terjadi. Bahasa generasi keempat
adalah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna akhir untuk membuat laporan
atau mengembangkan aplikasi perangkat lunak dengan bantuan teknis minimal atau tidak
ada.

d) Paket Aplikasi Software dan outsourcing

Perusahaan dapat menyewa perangkat lunak dari penyedia layanan perangkat lunak,
mereka dapat membeli paket perangkat lunak dari vendor komersial, atau mereka dapat
memiliki aplikasi kustom yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan outsourcing. Jika
paket perangkat lunak dapat memenuhi sebagian besar persyaratan organisasi, perusahaan
tidak perlu menulis perangkat lunaknya sendiri. Perusahaan dapat menghemat waktu dan
uang dengan menggunakan program perangkat lunak pra penulisan, pra desain, dan pra
pengujian dari paket.Vendor paket menyediakan banyak perawatan dan dukungan
berkelanjutan untuk sistem ini, termasuk penyempurnaan agar sistem tetap sesuai dengan
perkembangan teknis dan bisnis yang sedang berlangsung. 
Jika sebuah organisasi memiliki persyaratan unik yang tidak dialamatkan paketnya,
banyak paket termasuk kemampuan untuk kustomisasi. Fitur penyesuaian memungkinkan
paket perangkat  lunak dimodifikasi untuk memenuhi persyaratan unik sebuah organisasi
tanpa merusak integritas perangkat lunak kemasan.
1.5 Pengembangan Aplikasi untuk Perusahaan Digital

Di lingkungan perusahaan digital, organisasi perlu menambahkan, mengubah, dan


menunda kemampuan teknologinya dengan sangat cepat untuk merespons peluang baru.
Perusahaan mulai menggunakan proses pengembangan yang lebih pendek dan informal
yang memberikan solusi cepat. Selain menggunakan paket perangkat lunak dan penyedia
layanan eksternal, bisnis lebih mengandalkan teknik siklus cepat seperti pengembangan
aplikasi yang cepat, desain aplikasi gabungan, pengembangan tangkas, dan komponen
perangkat lunak standar yang dapat digunakan ulang yang dapat digabungkan menjadi
satu rangkaian layanan lengkap untuk E-commerce dan ebusiness.

a) Rapid Application Development (RAD) 

Istilah rapid application development (RAD) digunakan untuk menggambarkan


proses pembuatan sistem kerja dalam waktu yang sangat singkat. RAD dapat mencakup
penggunaan pemrograman visual dan alat lainnya untuk membangun antarmuka
pengguna grafis, pengarsipan berulang elemen sistem kunci, otomasi pembuatan kode
program, dan kerja sama tim yang erat antara pengguna akhir dan spesialis sistem
informasi. Terkadang sebuah teknik yang disebut joint application design (JAD)
digunakan untuk mempercepat pembangkitan kebutuhan informasi dan untuk
mengembangkan desain sistem awal. Dirancang dengan benar dan difasilitasi, sesi JAD
dapat mempercepat fase desain secara signifikan dan melibatkan pengguna pada tingkat
yang tinggi. Setiap proyek mini dikerjakan oleh tim seolah-olah merupakan proyek yang
lengkap, termasuk perencanaan, analisis kebutuhan, desain, pengkodean, pengujian, dan
dokumentasi. Perbaikan atau penambahan fungsi baru terjadi dalam literasi berikutnya
karena pengembang memperjelas persyaratan. Ini membantu meminimalkan risiko
keseluruhan, dan memungkinkan proyek untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
lebih cepat. Metode tangkas menekankan komunikasi tatap muka atas dokumen tertulis,
mendorong orang untuk berkolaborasi dan membuat keputusan dengan cepat dan efektif.

b) Pembangunan Berbasis Komponen dan Layanan Web

Untuk lebih mempercepat pembuatan perangkat lunak, kelompok objek telah dirakit
untuk menyediakan komponen perangkat lunak untuk fungsi umum seperti antarmuka
pengguna grafis atau kemampuan pemesanan online yang dapat digabungkan untuk
membuat aplikasi bisnis skala besar. Pendekatan pengembangan perangkat lunak ini
disebut pengembangan berbasis komponen, dan ini memungkinkan sebuah sistem
dibangun dengan merakit dan mengintegrasikan komponen perangkat lunak yang ada.
Semakin banyak, komponen perangkat lunak ini berasal dari layanan cloud. Bisnis
menggunakan pengembangan berbasis komponen untuk membuat aplikasi e-commerce
mereka dengan menggabungkan komponen yang tersedia secara komersial untuk
keranjang belanja, autentikasi pengguna, mesin telusur, dan katalog dengan perangkat
lunak untuk kebutuhan bisnis unik mereka sendiri. 
c) Layanan Web dan Service-Oriented Computing

Selain mendukung integrasi sistem internal dan eksternal, layanan Web dapat
digunakan sebagai alat untuk membangun aplikasi sistem informasi baru atau
meningkatkan sistem yang ada. Karena layanan perangkat lunak ini menggunakan
seperangkat standar universal, mereka berjanji untuk menjadi lebih murah dan kurang
sulit untuk menenun bersama daripada komponen proprietary. Layanan web dapat
melakukan fungsi tertentu sendiri, dan mereka juga dapat melibatkan layanan Web
lainnya untuk menyelesaikan transaksi yang lebih kompleks, seperti memeriksa kredit,
pengadaan, atau memesan produk. Layanan Web dapat memberikan penghematan biaya
yang signifikan dalam membangun sistem sambil membuka peluang baru untuk
kolaborasi dengan perusahaan lain.

Anda mungkin juga menyukai