Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“DEFEK MASSA DAN ENERGI IKAT


INTI”
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur dalam
Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Inti

Dosen Pengampu :
Muhammad Aswin Rangkuti, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
KELOMPOK IV :

AYU WINDA MANURUNG (4163321002)


IVANA ANGELIA TARIGAN (4163321012)
MILFA YUSRA (4163321019)
SARTIKA F. SIMARMATA (4163321029)

PENDIDIKAN FISIKA KELAS A (EKSTENSI)


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Muhammad Aswin Rangkuti,
S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti .
Dalam makalah ini kami membahas dan menjelaskan mengenai Pendahuluan Fisika
Inti yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca tentang konsep
serta pemahaman mengenai Defek Massa dan Energi Ikat Inti. Selaku manusia biasa, kami
menyadari bahwa dalam hasil makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan yang
tidak disengaja. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran. Kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada mata kuliah Pendahuluan
Fisika Inti untuk jurusan Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Medan.
Akhir kata, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa memberi
motivasi dan bantuan kepada penulis sehingga penulisan makalah ini, dapat dirampungkan.

Medan, 12 Maret 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Defek Massa.............................................................................................................3
2.2 Energi Ikat Inti.........................................................................................................4
2.3 Uraian Konsep Kimia yang Terkait dengan Konsep Fisika....................................8
2.4 Grafik Energi Per Nukleon Sebagai Fungsi Nomor Massa......................................10
2.5 Energi Pemisah........................................................................................................12

BAB III PENUTUP............................................................................................................13


3.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kian melesat dengan cepat.
Semakin anda tidak peduli dengan ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat
(baik dengan berbagai alasan) maka semakin cepat anda menjadi manusia kuno di jaman
modernini. Istilah kurang gaul mungkin akan melekat pada nama anda. Jika ingin itu
terjadi pada diri anda, maka mulailah bergaul dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta pahami bahasa ilmu alam yang digunakan. Untuk mengikuti ilmu pengetahuan yang
terus berkembang tidak hanya cukup dengan membeli peralatan canggih nian praktis dan
memasang di rumah anda. Melainkan konsep-konsep pembangun dalam teknologi itu
harus kita fahami kalau kita tidak ingin mudah untuk ditipu dengan berbagai alat modern
yang sebenarnya dapat kita buat sendiri. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat
ini merupakan hasil perpaduan berbagai disiplin ilmu. Khususnya ilmu alam yang sangat
fundamental dalam kehidupan kita. Terlepas dari anggapan sebagian orang yang
berpendapat bahwa ilmu yang pertama kali lahir adalah ilmu kimia. Kimia memang
memegang tongkat dasar dari teknologi. Tidak dapat kita pungkiri alat-alat modern yang
kini muncul didepan kita sebagian besar muncul berkat konsep dasar ilmu Kimia.
Dimulai dari jaman Aristoteles sampai jaman Einstein, Fisika telah berkembang dan
memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Sampai pada batas imajinasi
manusia yang terletak pada materi ultra mini yang disebut dengan atom.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan, maka penulis merumuskan
masalah yaitu:
1. Bagaimana konsep dari Defek Massa?
2. Bagaimana konsep dari Energi Ikat Inti?
3. Bagaimana Uraian Konsep Kimia yang Terkait dengan Konsep Fisika?
4. Bagaimana Membuat grafik energi per nukleon sebagai fungsi nomor massa?
5. Bagaimana Menentukan energi pemisah dan pemanfaatan teknologinya?

1
1.3 Tujuan
Dalam menyusun makalah ini penyusun menyesuaikan isi makalah dengan situasi dan
kondisi serta tuntutan yang relevan bagi kehidupan yang berkaitan dengan aspek ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan utama dari penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep dari Defek Massa
2. Untuk mengetahui konsep dari Energi Ikat Inti
3. Untuk mengetahui Uraian Konsep Kimia yang Terkait dengan Konsep Fisika
4. Untuk mengetahui grafik energi per nukleon sebagai fungsi nomor massa
5. Untuk mengetahui energi pemisah dan pemanfaatan teknologinya.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Defek Massa


Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah massa nucleon
pada inti atom tersebut, penyusutan/pengurangan massa ini disebut defek massa. Besarnya
defek massa dinyatakan dengan selisih jumlah massa seluruh nucleon (massa proton dan
neutron dengan massa inti yang terbentuk yang dapat dinyatakan dalam persamaan :
∆m = (Zmp + (A-Z)mn) – minti
Keterangan :
∆m = defek massa
Mp = massa proton
Mn = massa neutron
Z = jumlah proton dalam inti atom
(A-Z) = jumlah neutron pada inti atom
Sebagai contoh inti deutrium atau d yang tersusun dari satu proton dan satu neutron,
massanya lebih kecil dibandingkan partikel-partikel penyusunnya. Ternyata massa yang
hilang tersebut dikonversi menjadi energi ikat, yang mengikat agar partikel-partikel penyusun
inti tidak beraturan. Konversi massa energi dapat dihitung dengan perumusan Einstein.
Energi ikat nuklir adalah energi yang dibutuhkan untuk memecah inti menjadi
nukleon yang terpisah atau ini dapat dinyatakan sebagai energi yang dilepaskan ketika inti
terbentuk dari nukleon yang terpisah. Energi ikat adalah sama dengan penurunan energi
potensial nuklir dari nukleon ketika mereka masuk bersama-sama. Hal ini setara dengan
usaha yang dilakukan pada nukleon oleh gaya nuklir. Energi ikat adalah energi yang
berkaitan dengan gaya kuat yang memegang nukleon bersama-sama.
Defek massa menunjukkan selisih antara massa diam sebuah inti atom dan jumlah
seluruh massa diam masing-masing nukleonnya dalam keadaan tak terikat. Jadi, defek massa
adalah kesetaraan massa energi ikat berdasarkan persamaan massa-energi.

2.2 Energi Ikat Tinggi

3
Menurut definisi, energi yang menjaga semua partikel-partikel ini ada dalam inti
adalah “ energi ikat tinggi”. Sejak Einsten menemukan hubungan matematis yang
menyamakan materi dengan energi- E = mc², dimana e adalah energi, m adalah massa dan c
adalah kecepatan cahaya- cahaya energi ikat nuklir dapat dihitung dengan relatif mudah.
Massa inti kurang dari massa nukleon individual yang membentuk inti itu. Perbedaan massa
(Δm) antara keduanya adalah setara dengan energi ikat inti.
Setiap inti memiliki energi dasar yang rendah, keadaan dasar, dan energi yang lebih
tinggi pada keadaan pembangkit. Banyak yang dapat kita jelaskan tentang nilai inti dan inti
pada keadaan dasar, apakah inti tersebut dapat berdiri sendiri untuk menjadi stabil atau
mempunyai kemungkinan untuk penurunan radioaktifitas. Hampir semua sistem bekerja pada
massa, radius, muatan, nilai rata-rata dan lainnya. Pada pengujian terakhir tentunya
periodesitasnya juga akan terbukti. Model inti atom yang mana akan dipertimbangkan untuk
dijelaskan dan dapat dibagi ke model semiklasik (partikel), dimana dapat dimengerti tentang
kecenderungan sistematik umum dan model mekanika kuantum (gelombang) yang
memberikan pemahaman tentang periodesitas.
Energi yang setara dengan hilangnya massa untuk suatu nuklida tertentu disebut
energi ikat inti. Sedangkan menurut Einstein, energi ikat inti adalah selisih antara massa inti
dengan massa penyusun inti yang diubah menjadi energi. Apabila kita memiliki isotop
dengan jumlah proton sebanyak Z dan sejumlah neutron sebanyak (A - Z), maka menurut
perhitungan, massa inti seharusnya sebesar [Zmp + (A – Z)mn - mi] dengan mp dan mn
masing-masing adalah massa proton dan massa neutron, sedangkan mi adalah massa inti
atom. Akan tetapi berdasarkan hasil pengukuran denagn spektrometer massa diperoleh bahwa
massa inti lebih kecil dari jumlah massa partikel pembentuk inti. Berdasarkan hokum
kesetaran massa-energi Einstein, berkurangnyya massa inti atom, yang disebut defek massa,
karena diubah menjadi energy ikat. Defek massa dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:

∆m = [Zmp + (A – Z)mn - mi] …..(1 – 1)

Energi ikat inti dapat dihitung berdasarkan hukum kesetaraan massa-energi Einstein, yaitu:

E = ∆mc2 .….(1 – 2)

4
Dengan c adalah kecepatan cahaya (c = 3 x 108 m/s). Untuk keperluan praktis biasanya
defek massa (∆m) dinyatakan dalam satuan sma dan energi (E) dalam satuan MeV dengan
kesetaraan 1 sma = 931,5 MeV. Oleh karena itu, persamaan (1 – 2) dapat ditulis menjadi:

E = ∆m x 931,5 Mev/sma …..(1 – 3)

Energi Ikat Inti dan Kesetabilan Inti


Besarnya energi ikat inti ternyata tidak selalu menggambarkan tingkat stabilitas inti,
karena pada umumnya inti yang memiliki nucleon lebih besar memiliki tingkat stabilitas inti
yang lebih rendah.Oleh karena itu, kita perlu menyatakan besaran energy yang terkait
langsung dengan stabilitas inti, yaitu energI ikat per nuKleon, yang besarnya dapat dihitung
dengan persamaan:

EN = E/A …..(1 – 4)

Untuk mengetahui besarnya energi ikat yang dirasakan setiap partikel inti (nukleon),
tinggal membagi energi ikat total dengan jumlah seluruh nukleon ( nomor massa, A ). Jika
energi ikat per nukleon (B/A) untuk tiap unsur dihitung lalu ditampilkan dalam grafik.
Semakin besar energy ikat inti suatu nukleon maka akan semakin besar kesetabilan inti yang
dimilki suatu atom dan sebaliknya.

5
Energi Ikat Rata-Rata per Nukleon.
Berdasarkan percobaan, Btot dapat ditentukan dari pengukuran M oleh massa
spektrometer atau dari penentuan S dengan pembelajaran reaksi inti. Yang sebagian besar
cenderung pada Bave adalah bagian dari Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Nilai rata-rata energi ikat per nukleon dengan nomor massa yang untuk terjadi
pada inti (dan Be8). Catat perubahan skala pada absis A = 30

Andai kata energi ikat (pada saat keadaan kimia) dari setiap nukleon yang sama dengan
1
konstanta C. Pada nukleus dengan nukleon A akan menjadi A( A  maka didapatkan
1)
persamaan sebagai berikut : 2

Btot 1
 CA( A 
1) 2
Maka
1
Bave  C( A 
1) 2

Nilai konstan yang mendekati Bave diindikasikan pada setiap muatan nukleon tidak

sama dengan nukleon lainnya, tetapi lebih besar dari muatan inti diantara nukleon tetapi tidak
diperluas lebih dari sedikit nukleon. Muatan yang lainnya harus memiliki jarak pendek dari
“diameter” pada satu nukleon atau pada keadaan jenuh, yang terlihat seperti ikatan kimia.
pada titik kejenuhan berarti bahwa pengikatan atau energi ikat diantara satu nukleon
berdasarkan penjangkauan nukleus pada suatu batas yang bernilai nomor pasti pada tiap
nukleon yang sudah terkumpul. Dari Gambar 3.1 diperlihatkan ada empat nukleon atau lebih
dan dalam keadaan jenuh.
6
Jarak muatan inti bisa kita simpulkan dari pembelajaran tentang hamburan dari dua
nukleon (p,p atau n,p) dan dari pengikatan energi deuteron. Kita temukan bahwa jarak antar
order adalah 2 F, yang mana dapat kita bandingkan dengan dimeter pada tiap nukleon.
Terdapat muatan yang berperan penting pada Bave jika tiap nukleon terikat berdekatan.

Tetapi volume dari nukleus tidak dapat berubah agar sebanding dengan nilai A, jika
R  R A1/ 2 . Alasannya disini bahwa nukleon diberikan oleh nukleus untuk mengatur dirinya
0
sendiri seperti cara yang sama dengan produksi system dari total energi minimum. Yang
menarik dari muatan inti adalah energi potensial yang terendah dan penjangkauannya jika
semua nukleon mendesak masuk ke suatu wilayah dengan tiap satunya mengandung 2 F.
Energi kinetik yang terendah pada tiap perpindahan nukleon ke volume inti yang
kemungkinan lebih besar. Pada energi potensial keluarannya akan menjadi dominan, nukleus
tersebut akan mengalami penurunan pada radius dengan order 2 F. Nyatanya, beberapa akibat
yang lain adalah muatan pendek yang harus terjadi.
Teori yang terakhir tentang jejak struktur inti dan titik jenuh untuk dua akibat. Yang
pertama, telah dilakukan percobaan pada hubungan antara order yang bermuatan 1/2F dengan
gaya inti dapat kita katakan bahwa nukleon memiliki sebuah inti. Walaupun itu akan
diberikan ketergantungan untuk radius inti, perhitungan konstan R0 dengan keluaran
A1 /
2

yang terlalu kecil. Yang kedua adalah prinsip Pauli, yang mana melarang dua inti jenis, dua
proton, yang memiliki nomor kuantum tetap yang sama.
Singkatnya, perbandingan energi ikat inti dan volume inti siap melengkapi bagian yang
penting mengenai muatan inti. Sebelum dijelaskan lebih rinci tentang cara kerjanya, didapat
petunjuk tentang sistem fisika yang lain, yang mana nilai rata-rata energi ikat per partikel
adalah konstan. Dinamakan zat padat atau liquid. Pemanasan atau penguapan Q diperlukan
kerja untuk memisahkan m gram dari zat untuk penyebaran molekul, pada temperature
konstan.
Jika M 0 adalah massa dari satu molekul :
m  nM 0

Nilai rata-rata energi per molekul adalah sama dengan :


Q QM 0
n  m
Berdasarkan percobaan, didapat bahwa Q ~ m, dan Q/m disebut sebagai pemanasan
oleh penguapan. Untuk air pada 100C

7
Q
 540cal / g  2.26x1010 ergs / g
m

M0 18
 23
 2.99x1023 g
6.02x10
Dimana
Q
 6.75x1013 ergs  0.42 ev
n
Dengan membandingkan
Bave kita lihat kembali bahwa atom dan energi inti adalah
orde dari ev hingga Mev..
Gambar 3.1 memperlihatkan bagian dari penyinaran inti, dengan nukleon konstitusi
sama dengan nomor integral dengan partikel alpha yang memiliki partikulasi tinggi energi
ikat per nukleon. Dapat dimengerti pada keadaan dasar dari model mekanika kuantum dengan
struktur inti yang mana ketergantungannya dari gaya inti dan spin intrinsik dari yang bersifat
nukleon. Kita bisa menarik kesimpulan bahwa mengusulkan model partikel alpha pada inti
tersebut, yang mana partikel alpha tersebut bersifat koheren dan terjadi pengikatan antara
nukleon itu sendiri.
Dari Gambar 3.1. diatas, harus dicatat bahwa penurunan dari Bave terhadap nilai yang

lebih tinngi dari A. ini dikarenakan karena pengaruh peningkatan muatan coulomb, seperti
yang dapat kita lihat dibawah.

2.3 Uraian Konsep Kimia yang Terkait dengan Konsep Fisika


Sangat sulit sekali membedakan pembahasan antara kimia dengan fisika. Hampir
setiap pembahasan tentang inti atom identik antara keduanya. Menurut Hiskia Ahmad, sangat
sulit sekali untuk membedakan antara meteri yang mencakup keduannnya. Hampir-hampir
anda mengangap keduannya sama. Itu wajar karena keduanya sama-sama ilmu alam. Konsep
energi ikat inti yang berhubunag dengan kimia inti:
Terdapat ketidakteraturan untuk atom-atom dengan nomor massa rendah. Khususnya
He, C, dan O mempunyai hilangnya massa dan energi ikat per nukleon yang relatif besar.
Inti-inti ini istimewa stabilnya untuk unsur-unsur dalam jangkauan nomor massa in.
Hilangnya massa dan energi ikat inti per nukleon terbesar untuk inti-inti dengan nomor massa
sekitar 60 (besi dan nikel). Neutron dan proton mempunyai massa terendah dalam inti-inti ini.
Kelimpahan yang menyolok besarnyadari nikel dan besi dalam alam semesta diduga
berkaitan dengan kesetabilan yang besar dari inti-inti unsure-unsur ini.

8
Bila inti suatu atomyang sangat berat membelah menjadi dua inti atau lebih yang bobotnya
sedang (massa antara 70 – 160), akan terdapat kehilanagan massa, meskipun semua proton,
neutron dan elektron telah diperhitungkan. Proses ini disebut dengan pembelahan inti
(pembelahan fisi). Suatu reksi yang terkenal adalah pemecahan sebuah atom uranium 235
menjadi dua atom yang lebih kecil, bila uranium itu dihantam neutron.
Bila dua inti atom ringan (massa kurang dari 20) bergabung untuk membuat satu/lebih inti
baru, terdapat kehilanagan massa, meskipun atom-atom yang diperoleh mengandung semua
bagian dari atom-atom kecil itu. Proses ini disebut prosos fusi.
Karena hilangnya massa harus mengakibatkan munculnya energi dalam jumlah yang setara,
maka pembelahan inti maupun penggabungan inti yang berlangsung dengan hilangnya massa,
merupakan reaksi eksoterm yang hebat

Contoh Soal dan Pembahasan


Hitung energi ikat yang dihasilkan oleh partikel alpha jika massa proton, neutron dan partikel
alpha masing-masing 1,007 sma, 1,008 sma dan 4,002 sma. 1 sma = 931 MeV
Penyelesaian:
Diketahui : mp = 1,007 sma
mn = 1,008 sma
mα = 4,002 sma
Ditanya : E = …. ?
Dijawab : 2 He4 → 2 1H1 + 2 0n1
∆m = 2. mp + 2.mn - mα
∆m = 2.1,007 + 2.1,008 - 4,002
∆m = 0,028 sma
E = ∆m . 931 MeV/sma
E = 0,028 sma. 931,5 MeV/sma
E = 26,068 MeV

2.3 Grafik Energi Per Nukleon Sebagai Fungsi Nomor Massa

9
Massa Atom
Massa atom suatu unsur besarnya tertentu dan dinyatakan dalam satuan massa
atom (sma). Satu satuan massa atom (1 sma) didefinisika sebagai massa yang besarnya
1/12 kali massa isotop karbon C-12. 1 sma = 1,66056 x 10-27 kg.
Satuan massa atom (sma) juga sering disetarakan dengan satuan energi, yakni: 1 sma
ekuivalen dengan energi sebesar 931, 48 MeV (mega elektron volt).

Defek Massa (Δm)


Oleh karena inti atom tersusun oleh proton dan neutron, massa inti harusnya tepat
sama dengan jumlah massa proton dan massa neutron (massa nukelon). Akan tetapi,
kenyataannya tidaklah demikian. Massa inti selalu lebih kecil daripada massa nukelon.
Selisih antara massa nukleon dan massa inti disebut defek massa (Δm). Defek massa (Δm)
pada pembentukan nuklida X adalah sebagai berikut:
Δm = Zmp + (A – Z) mn -
mX Dengan, mp : massa
proton
mn : massa neutron
mX : massa inti atom
Defek massa sebuah atom tidak hilang begitu saja, melainkan digunakan sebagai
energi untuk mengikat nukleon-nukleon dalam inti yang disebut energi ikat inti.

Energi Ikat Inti (E)


Konversi sebagian massa inti menjadi energi ikat E merupakan ilustrasi dari teori
Einstein (1905) dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
E = Δmc2
Dengan Δm dalam kg, c = 3 x 108 m/s, dan E dalam joule (J). Jika Δm dinyatakan dalam
satuan sma, energi ikat inti memenuhi persamaan berikut.

E = Δm 931,5 MeV
Energi ikat inti (binding energy) berkaitan dengan energi yang harus diberikan untuk
memisahkan inti menjadi nukleon pembentuknya.

1
Energi ikat inti belum menggambarkan kestabilan suatu nuklida. Perkiraan tentang
kestabilan inti dapat dilakukan dengan memperhatikan energi ikat rata-rata per
nukleonEave yang besarnya dapat dihitung melalui persamaan di bawah ini:

Untuk mengetahui besarnya energi ikat yang dirasakan setiap partikel inti (nukleon), tinggal
membagi energi ikat total dengan jumlah seluruh nukleon ( nomor massa, A ). Jika energi ikat
per nukleon (B/A) untuk tiap unsur dihitung lalu ditampilkan dalam grafik.

Dari grafik energi ikat rerata per nukleon terhadap nomor massa A di atas, dapat
diketahui bahwa:

- Untuk A kecil, energi ikat rerata per nukleon rendah dan mengalami kenaikan dengan
cepat.

1
- Untuk A disekitar 50, terdapat harga maksimum energi ikat rerata per nukleon yang
datar dan turun ketika A – 140.
- Untuk A diatas 140, energi ikat rerata per nukleon mengalami penurunan.

2.4 Energi Pemisahan


Energi pemisahan dapat didefinisikan sebagai : Kerja yang diperlukan untuk
memisahkan proton, neutron, deuteron, atau zarah alfa dari inti atom. Energi yang dibebaskan
pada saat proton, neutron, deuteron, atau zarah alfa ditangkap inti (Muslim, 1994:20)
Untuk sebuah neutron, tenaga pemisahnya adalah

S  {M ( A 1, Z )  M  M ( A, Z )}C 2
n

dimana Sn = tenaga pemisah


M(A-1,Z) = massa partikel setelah mengalami pengurangan
Mn = massa neutron
M(A,Z) = massa partikel sebelum mengalami pengurangan
Dalam tabel-tabel, biasanya yang dituliskan adalah massa atom dan bukan massa inti
unsur-unsur. Maka untuk mencari massa inti, kita harus mengurangkan massa elektron
totalnya dari massa atom
M int i  M Atom  Z.me

Besarnya tenaga untuk melepaskan patikel alfa dari inti dapat dirumuskan sebagai berikut :

S  {M ( A  4, Z  2)  M ( A, Z )  M }.931 Mev/

2.5 Pemanfaatan Teknologi Pemisahan Inti

Salah satu pemanfaatan teknik nuklir adalah di dalam bidang kedokteran yaitu untuk
memeriksa kandungan unsur-unsur kelumit di dalam tubuh dengan teknik analisa
pengaktivan neutron (APN). Unsur kelumit biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil
sehingga sulit untuk diidentifikasi dengan cara pemisahan kimia biasa. Teknik APN mampu
mengidentifikasi unsur kelumit dengan orde bagian per juta (part per million, ppb).
Disamping itu, teknik APN tidak terpengaruh oleh sifat kimia dan tidak merusak terhadap
bahan yang dianalisa. Dengan teknik APN dapat diperoleh informasi yang akurat mengenai
distribusi unsur-unsur yang kadarnya kecil dalam berbagai organ.

1
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengukuran massa inti atom selalu lebih kecil dari jumlah massa nucleon
pada inti atom tersebut, penyusutan/pengurangan massa ini disebut defek massa
2. Energi yang setara dengan hilangnya massa untuk suatu nuklida tertentu disebut energi
ikat inti.Sedangkan menurut Einstein, energi ikat inti adalah selisih antara massa inti dengan
massa penyusun inti yang diubah menjadi energi
3. Salah satu pemanfaatan teknik nuklir adalah di dalam bidang kedokteran yaitu
untuk memeriksa kandungan unsur-unsur kelumit di dalam tubuh dengan teknik analisa
pengaktivan neutron (APN). Unsur kelumit biasanya terdapat dalam jumlah yang sangat kecil
sehingga sulit untuk diidentifikasi dengan cara pemisahan kimia biasa. Teknik APN mampu
mengidentifikasi unsur kelumit dengan orde bagian per juta (part per million, ppb).
Disamping itu, teknik APN tidak terpengaruh oleh sifat kimia dan tidak merusak terhadap
bahan yang dianalisa. Dengan teknik APN dapat diperoleh informasi yang akurat mengenai
distribusi unsur-unsur yang kadarnya kecil dalam berbagai organ.

3.2 Saran
Sesuai penjelasan diatas, sesungguhnya mempelajari fisika inti dapat membawa
manfaat bagi kehidupan sehari-hari, Adapun saran kami sebagai penulis adalah
mengaharapkan kepada pembaca untuk memberikan saran konstruktif yang berguna untuk
penyempurnaan isi makalah ini yang akan disambut dengan senang hati.

DAFTAR PUSTAKA

1
Erika Winasari, dkk. 2012. Energi Ikat. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
IlmuPengetahuan Alam: Universitas Udayana.
Frederick J.Bueche,Ph.d. 1989. Pendahuluan Fisika Inti. Jakarta: Erlangga.
Krane, Kenneth 2008. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Pratiwi Dwijananti, M.Si, 2012. Diktat Mata Kuliah Fisika Inti. Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Universitas Negeri Semarang.
Wendri, 2016. Diktat Fisika Inti. Jurusan Fisika, Fakultas Matermatika dan Ilmu
Pengetahuan Alam: Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai