Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BASA SUNDA

CONGKLAK

Oleh :

Benedictus Satryasmara Vijaya

Govindi Ratna Devi

Faadli Roza Nur Ramadhan

Muhammad Ilham Tawakal

Muhammad Pascadila Prima

Putri Fantikasari

Ridho Christimoer

XII IPS 3

SMAT KRIDA NUSANTARA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji serta Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan dan ketelitian dalam menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami
mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan YME karena dengan limpahan nikmat sehat dari-
Nya, baik berupa nikmat sehat fisik dan akal pikiran sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah mengenai “Makalah Basa Sunda”

Dari makalah ini kami harap dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya serta
dapat dijadikan referensi bacaan dan menjadi panduan dalam ilmu pengetahuan. Kami
menyadari bahwa dari makalah ini masih terdapat beberapa kesalahan sehingga di dalamnya
masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami tidak menutup kritik dan saran dari
para pembaca terhadap makalah ini sehingga dapat memenuhi segala bentuk kesalahan dan
kekurangan pada makalah ini, Terima Kasih.

Bandung, 02 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Tujuan dari pemilihan dari pemilihan permainan congklak adalah karena umum
dan biasa di temukan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama di dataran tanah
sunda permainan yang mudah dan simple menjadi kunci dari pemilihan permainan
ini.

B. Rumusan masalah

- Apa itu permainan congklak?

- bagaimana cara memainkannya?

- Makna dari permainan congklak

I. Sejarah Congklak

Kehidupan anak kecil sekarang bila dibandingkan dengan anak kecil zaman dahulu
sangatlah berbeda, terutama dalam hal bermain. Dahulu, anak kecil hampir setiap hari
bermain bersama teman-teman baik permainan yang tidak menggunakan alat maupun yang
menggunakan peralatan sederhana, biasanya memanfaatkan benda dari alam atau lingkungan
sekitar. Namun, bagi anak sekarang yang sudah mengenal alat digital seperti gadget dan
playstation, diluar jam sekolah kerap berdiam dirumah menghabiskan waktu bermain di
depan layar gadget. Kini, permainan tradisional sudah hampir ditinggalkan seiring terjadi
perkembangan teknologi. Padahal permainan tradisional memiliki dampak yang baik bagi
perkembangan anak, seperti melatih berpikir, bekerja sama, kerjasama tim, kesabaran, dan
juga baik untuk perkembangan sosial anak karena dalam permainan tradisional dilakukan
secara tatap muka dan bersama-sama.

Salah satu permainan tradisinional yang terkenal di Jawa Barat adalah Congklak.
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai
biji congklak dan jika tidak ada, kadang kala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-
tumbuhan dan batu-batu kecil. Permainan congklak telah lama berkembang di Asia,
khususnya kawasan Melayu. Menurut sejarah, congklak pertama kali masuk ke Indonesia
dibawa oleh bangsa Arab yang datang untuk berdagang dan berdakwah. Para arkeologi dan
para ahli mempercayai bahwa congklak berasal dari Timur Tengah lalu berkembang di
Afrika. Lebih lanjut, para ahli juga mempercayai bahwa congklak merupakan permainan
tertua di dunia.

Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau
dhakonan. Di beberapa daerah di Sumatra yang berkebudayaan Melayu, permainan ini
dikenal dengan nama congkak. Di Lampung, permainan ini lebih dikenal dengan nama
dentuman lamban, sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan beberapa
nama: Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Permainan ini di Malaysia juga
dikenal dengan nama congkak, sedangkan dalam bahasa Inggris permainan ini disebut
Mancala.

II. Cara bermain

Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka


menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang
dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu
dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng
atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lubang yang terdiri atas 14 lubang kecil
yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lubang kecil di sisi
pemain dan lubang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.

Pada awal permainan setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang
pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lubang yang akan
diambil dan meletakkan satu ke lubang di sebelah kanannya dan seterusnya berlawanan arah
jarum jam. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji
tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia dapat
melanjutkan dengan memilih lubang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya
maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di
lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan
dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lubang
besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

III. Manfaat Permainan Congklak

Permainan congklak memiliki filosofi sederhana. Angka tujuh yang merupakan


jumlah lubang pada masing-masing pemain dan jumlah biji dalam setiap lubang bermakna
jumlah hari dalam satu minggu. Artinya, setiap orang memiliki jatah waktu yang sama dalam
satu minggu, yaitu tujuh hari. Pada saat biji diambil dari satu lubang, biji itu mengisi pada
lubang yang lain. Makna pada tahap ini adalah setiap hari yang dijalani akan mempengaruhi
pada hari-hari selanjutnya. Biji diambil lalu mengisi lubang yang lain juga berarti bahwa
hidup harus memberi dan menerima, tidak bisa hanya memberi saja atau menerima saja.
Congklak juga merupakan permainan yang melatih kejujuran. Dimana, saat pemain
mengambil biji dalam satu lubang dan menjatuhkan pada lubang berikutnya, pemain lain
tidak mengetahui apakah pemain lawan mengambil semua biji dan menjatuhkan satu per satu
pada setiap lubang. Permainan yang telah disepakati sebisa mungkin tidak melakukan
kecurangan dalam permainan. Selain itu permainan juga melatih kesabaran. Karena, pemain
dibiasakan akan menunggu giliran bermaian. Termasuk, saat permainan selesai tidak ada satu
pihak pun yang bertingkai mempermasalahkan menang dan kalah. Anak-anak bisanya
menyelesaikan permainan dengan senang dan menerima kenyatan terkait siapa pemenangnya.

IV. Filosofi Kaulinan

Permainan Congklak yang dapat dijadikan sebagai media pembelaran bagi anak-anak,
khususnya pembelajaran matematika. Pada papan Congklak terdapat 7 lobang kecil
yang berhadap-hadapan dan masing- masing berisi 7 biji Congklak. Angka 7 di sini
dapat diartikan jumlah hari dalam satu minggu.

Begitu juga dengan jumlah biji Congklak yang kita isikan pada masing-masing lobang
tersebut berjumlah 7 biji. Artinya, tiap orang mempunyai waktu yang sama dalam seminggu,
yaitu 7 hari.

Kemudian, ketika biji Congklak diambil dari satu lobang, ia mengisi lobang yang lain,
termasuk lobang pada lumbung (lobang besar/induk).
Pelajaran dari fase ini adalah setiap hari yang kita jalani, akan berpengaruh pada hari-hari kita
selanjutnya, dan juga hari-hari orang lain.

Apa yang kita lakukan hari ini menentukan apa yang akan terjadi pada masa depan kita. Apa
yang kita lakukan hari ini bisa jadi sangat bermakna bagi orang lain.

Ketika biji diambil, kemudian diambil lagi, juga berarti bahwa hidup itu harus memberi dan
menerima. Tidak selalu mengambil, namun juga memberi, untuk keseimbangan hidup (take
and give).

Biji diambil satu persatu, tidak dapat diambil sekaligus. Maksudnya, kita harus jujur untuk
mengisi lobang pada papan Congklak kita. Kita harus jujur dalam mengisi hidup kita. Satu
persatu, sedikit demi sedikit, asalkan jujur dan baik, itu lebih baik daripada banyak namun
tidak jujur.

Satu persatu biji yang diisi juga bermakna bahwa kita harus menabung tiap hari untuk hari-
hari berikutnya. Kita juga harus mempunyai tabungan, yaitu biji yang berada di lobang induk
(lobang besar/lumbung).

Permainan Congklak atau Dakon ini mengajarkan, bahwa jika kita mempunyai rejeki, kita
dapat membaginya untuk kebutuhan kita sendiri satu per satu (tidak perlu berlebih) yang
diwakilkan ketika kita meletakkan satu biji ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya.

Ketika rejeki itu berlebih, kita boleh menyimpannya di lumbung (lobang besar). Lagi-lagi
cukup hanya satu. Dan jika kita masih mempunyai lebihnya, kita bagikan ke saudara,
tetangga, teman, dan lain-lain (ditandai dengan meletakkan satu biji ke setiap lobang papan
Congklak milik teman di hadapan kita).

Namun kita tidak diperbolehkan meletakkan biji di dalam lumbung milik lawan kita.
Mengapa? Karena itu merupakan kewajiban pemiliknya untuk menghidupi dirinya sendiri,
yang disimbolkan sebagai tabungan. Dan begitu seterusnya.
Intinya adalah dalam hidup kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan dan saling berbagi
dengan orang lain. Serta mengajarkan untuk bertanggung jawab terhadap hidup kita sendiri.

Dalam permainan congkak itu strategi diperlukan, agar biji kita tidak habis diambil lawan.
Hikmahnya adalah, hidup ini adalah persaingan, namun bukan berarti kita harus bermusuhan.
Karena tiap orang juga punya kepentingan dan tujuan yang (mungkin) sama dengan tujuan
kita, maka kita harus cerdik dan strategis.

Pemenangnya adalah yang jumlah bijinya di lumbung paling banyak. Maksudnya adalah
mereka yang menjadi pemenang atau mereka yang sukses adalah mereka yang paling banyak
amal kebaikannya. Mereka yang banyak tabungan kebaikannya, mereka yang menabung
lebih banyak, dan mereka yang tahu strategi untuk mengumpulkan rezeki.

Permainan ini sesungguhnya merupakan serpihan kecil dari unsur pembentuk budaya dan
karakter bangsa. Dengan permainan ini kita bisa mengambil manfaat yang terkadang kita
sendiri tidak menyadarinya. Congklak melatih kita untuk terampil, cermat, jujur, sportif, dan
menimbulkan rasa akrab antara sesama.
Penutup
Kesimpulan
1. congklak yang ternyata merupakan permainan yang sangat mudah dan merupakan salah satu
cara untuk melestarikan kebudayaan sunda dengan memainkannya.
2. permainan yang memiliki banyak makna filosofis selain menyenangkan.

Dengan demikian makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi penugasan mata pelajaran dan tugas
Bahasa sunda. Semoga dengan selesainya makalah ini akan memberikan pengetahuan dan manfaat
bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai