Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sipil Statik Vol.9 No.

4 Juli 2021 (717-724) ISSN: 2337-6732

PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG (BREAKWATER)


DI DAERAH PANTAI DESA SAONEK KABUPATEN RAJA AMPAT
PROVINSI PAPUA BARAT
Nurul Fajri T Rizal
Tommy Jansen, Arthur H. Thambas
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: Fajri2901@gmail.com

ABSTRAK
Erosi garis pantai (abrasi) merupakan merupakan salah satu masalah yang terjadi di daerah pantai.
Salah satu daerah pantai yang mengalami ialah daerah pantai desa Saonek yang berada di
Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat. Untuk mengatasi erosi pihak terkait sudah melakukan
pembangunan Talud namun sudah rusak,oleh karena itu diperlukan perencanaan bangunan pantai
yang baru. Berdasarkan hasil analisis bangunan pemecah gelombang (breakwater) yang terbaik
dalam meminimalisir masalah abrasi. Maka perlu adanya perhitungan pemecah gelombang pada
daerah tersebut. Dalam perencanaan pemecah gelombang diperlukan data-data seperti data
gelombang angin, pasang surut, transport sedimen serta peta bathimetri, data-data ini kemudian di
analisis. Setelah di analisis dapat direncanakan pemecah gelombang dengan tipe sisi miring yang
dipilih serta material dari batu pecah dan tetrapod dengan tiga alternatif kemungkinan. Dari tiga
alternatif tersebut dapat ditentukan dimensi serta parameter lain di bangunan pemecah gelombang di
daerah Pantai Desa Saonek.
Kata Kunci: Pemecah Gelombang, Abrasi, Saonek

PENDAHULUAN penelitian sebelumnya yang sudah dihitung


dan diteliti
Latar Belakang
Abrasi merupakan dampak negatif dari Rumusan Masalah
fenomena kenaikan muka air laut yang dapat Berdasarkan fenomena yang terjadi,
dirasakan secara langsung. Peningkatan muka kerusakan pantai di desa saonek merugikan
air laut yang dipicu pemanasan global yang banyak pihak oleh karena itu perlu di buat
menyebabkan perubahan iklim menjadi perencanaan bangunan pengaman pantai yang
berkurangnya luas kawasan pesisir. baru di pantai desa Saonek kepulauan Raja
Salah satu daerah pantai yang mengalami Ampat.
erosi ialah daerah pantai di desa Saonek yang
berada di gugusan kepulauan Raja Ampat Batasan Masalah
Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat.  Daerah tinjauan di daerah pantai desa
Untuk mengatasi erosi pihak terkait sudah Saonek kabupaten Raja Ampat Provinsi
melakukan pembangunan talud di sepanjang Papua Barat.
pesisir pulau pada tahun 2014, namun kondisi  Data pasang surut, karateristik gelombang,
talud sudah hancur akibat perancangan yang serta data transpor sedimen di ambil sesuai
kurang baik dan efisien. penelitian sebelumnya.
Untuk menghindari kerusakan lebih  Perencanaan Breakwater meliputi lay out,
lanjut, kiranya perlu diadakan bangunan tipe dan bentuk, serta dimensi breakwater
pelindung pantai baru yang berfungsi untuk yang diusulkan.
mencegah kerusakan pantai yang sudah terjadi
 Investigasi Geoteknik tidak ditinjau.
sebelumnya. Oleh karena itu diperlukan
perencanaan bangunan pengaman pantai yang  Analisis finansial tidak diperhitungkan.
tidak merusak ekosistem di bawah laut dan
mengganggu mata pencaharian warga Tujuan Penelitian
setempat, maka perencanaan bangunan Penelitian ini bertujuan merencanakan
pengaman pantai ditindaklanjuti dari hasil dan merancang pemecah gelombang sebagai
alternatif untuk melindungi daerah pantai desa

717
Jurnal Sipil Statik Vol.9 No.4 Juli 2021 (717-724) ISSN: 2337-6732

saonek dari pengaruh arus, gelombang,dan bangunan pantai. Fluktuasi dari elevasi muka
pasang surut. Dari hasil analisis dapat air tersebut merupakan penjumlahan dari
ditentukan layout, tipe, bentuk dan dimensi beberapa parameter seperti pasang surut, wave
dari pemecah gelombang yang akan set up, wind set up, serta parameter lain
digunakan. berupa kenaikan muka air akibat pemanasan
global maupun tsunami.
Manfaat Penelitian
 Menjadi bahan pertimbangan bagi pihak Pasang Surut
terkait sebagai alternatif dalam Pasang surut merupakan fluktuasi muka
penanggulangan masalah yang terjadi di air laut karena adanya gaya tarik benda-benda
pantai desa Saonek. di langit, terutama matahari dan bulan
 Memberikan khasanah pengetahuan bagi terhadap massa air laut di bumi. Ada empat
penulis dan pembaca tentang perencanaan model pasang surut yang bisa dibedakan yaitu
pemecah gelombang. pasang surut harian tunggal, pasang surut
campuran condong harian tunggal, pasang
surut harian ganda, dan pasang surut
LANDASAN TEORI campuran condong ke harian ganda.

Gambaran Umum Pantai Kenaikan Muka Air Karena Gelombang


Istilah pantai sering rancu dalam Gelombang yang datang dari laut menuju
pemakaiannya yaitu antara coast (pesisir) dan pantai menyebabkan fluktuasi muka air di
shore (pantai). Defenisi coast (pesisir) adalah daerah pantai terhadap muka air diam. Pada
daerah darat di tepi laut yang masih mendapat waktu gelombang pecah akan terjadi
pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut penurunan elevasi muka air rerata terhadap
dan perembesan air laut. Sedangkan shore muka air diam di sekitar lokasi gelombang
(pantai) adalah daerah di tepi perairan yang pecah. Kemudian titik dimana gelombang
dipengaruhi oleh pasang tertinggi dan surut pecah permukaan air miring ke atas ke arah
terendah. pantai. Turunnya muka air tersebut dikenal
dengan wave set-down, sedangkan naiknya
Gelombang muka air disebut wave set-up.
Gelombang di laut dapat dibedakan Wave set-up di pantai dihitung dengan
menjadi beberapa macam yang tergantung dari menggunakan teori Longuet-Higgins dan
gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut Stewart (1963, dalam CERC 1984) diberikan
adalah angin yang dibangkitkan oleh tiupan dalam rumus:
angin di permukaan laut, gelombang pasang 𝐻
surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda- 𝑆 = 0,19 1 − 2,82 𝐻
benda langit terutama matahari dan bulan 𝑔𝑇
terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi dengan:
karena gempa di laut atau letusan gunung
Sw = set-up di daerah gelombang pecah
berapi di laut, gelombang yang dibangkitkan
Hb = tinggi gelombang pecah (m)
oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya.
T = periode gelombang (detik)
g = gaya gravitasi (m/s2)
Deformasi Gelombang
Suatu gelombang yang menuju pantai
Kenaikan Muka Air Karena Angin
akan mengalami perubahan bentuk atau
Angin dengan kecepatan besar (badai)
deformasi gelombang. Perubahan bentuk
yang terjadi di atas permukaan alut bisa
gelombang ini disebabkan oleh beberapa
membangkitkan fluktuasi muka air yang besar
faktor seperti refraksi gelombang, refleksi
di sepanjang pantai jika badai tersebut cukup
gelombang, difraksi gelombang, serta
kuat dan daerah pantai dangkal dan luas.
gelombang pecah.
Penentuan elevasi muka air rencana selama
terjadinya badai adalah sangat kompleks di
Fluktuasi Muka Air Laut mana melibatkan interaksi antara angin dan
Elevasi muka air laut rencana termasuk air, perbedaan tekanan atmosfer, dan beberapa
parameter penting dalam perencanaan parameter lainnya. Kenaikan muka air laut

718
Jurnal Sipil Statik Vol.9 No.4 Juli 2021 (717-724) ISSN: 2337-6732

karena badai dapat dihitung dengan rumus Berat Batu pelindung


berikut : Dalam perencanaan pemecah gelombang
𝐏𝐔 𝐔 𝟐 sisi miring, ditentukan berat butir batu
𝐈𝐰 = 𝐂𝐰 pelindung dengan menggunakan rumus
𝐏𝐀 𝐠𝐝
𝐅 Hudson.
𝐖𝐒 = 𝐈𝐖 𝛄𝐫 𝐇 𝟑
𝟐 W= 𝐊 𝐃 (𝐒𝐫 𝟏)𝟑 𝐜𝐨𝐭 𝜽
dengan: 𝛄𝐫
u = kecepatan angin (m/s2) Sr = 𝛄𝛂
F = panjang fetch (m)
Cw = koefisien gesek antara udara dengan Dengan:
air = 0,8 . 10-3 – 3,0 . 10-3 W : berat butir batu pelindung
Pu = rapat massa udara = 1,21 kg/m3 r : berat jenis batu
Pa = rapat massa air laut = 1,026 ton/m3 a : berat jenis air laut
Iw = gradien muka air laut rerata (m) H : tinggi gelombang rencana
d = kedalaman air laut (m) : sudut kemiringan sisi pemecah
Ws = tinggi wind set-up (m) gelombang
KD : koefisien stabilitas batu pelindung
Pemecah Gelombang
Pemecah gelombang adalah bangunan Dimensi Pemecah Gelombang Sisi Miring
yang digunakan untuk melindungi daerah Elevasi Pemecah Gelombang
pantai terhadap gelombang. Hal-hal yang perlu Elevasi pemecah gelombang diperoleh
diketahui dalam perencanaan pemecah dengan rumus berikut:
gelombang antara lain tata letak, penentuan
kondisi perencanaan, dan seleksi tipe struktur Elpem.gel = HWL + RU + Tinggi bebas
yang akan digunakan Pemecah gelombang
dapat dibedakan menjadi tiga tipe yaitu Di mana Ru merupakan nilai run up
pemecah gelombang sisi miring, pemecah gelombang yang diperoleh dari fungsi
gelombang sisi tegak, pemecah gelombang Irribaren:
campuran. 𝐭𝐠 𝛉
𝐈𝐫 =
𝐇
Tipe Keuntungan Kerugian (𝐋 )𝟎.𝟓
1. Elevasi puncak bangunan rendah 1. Jumlah material besar 𝐎
2. Gelombang refleksi dimana:
2. Pelaksanaan pekerjaan
kecil/meredam energi gelombang
lama Ir = bilangan Irribaren
Breakwater Sisi
Miring 3. Kerusakan berangsur-angsur
3. Kemungkinan kerusakan  = sudut kemiringan sisi pemecah
saat pelaksanaan besar
4. Perbaikan mudah
gelombang
4. Lebar dasar besar
5. Murah H = tinggi gelombang di lokasi bangunan
1. Pelaksanaan pekerjaan cepat 1. Mahal Lo = panjang gelombang di laut dalam
2. Kemungkinan kerusakan saat 2. Elevasi puncak bangunan
pelaksanaan kecil tinggi
3. Luas perairan pelabuhan lebih
3. Tekanan gelombang besar Lebar Puncak Pemecah Gelombang
besar
Breakwater Sisi 4. Sisi dalamnya dapat digunakan Lebar puncak pemecah gelombang dapat
Tegak sebagai dermaga atau tempat 4. Perlu tempat pembuatan
tambatan kaison yang luas dihitung dengan rumus berikut ini :
5. Jika rusak sulit diperbaiki W
5. Biaya perawatan kecil 6. Diperlukan peralatan berat B = nK ∆ ( )
Y
7. Erosi kaki pondasi
1. Pelaksanaan pekerjaan cepat 1. Mahal
dengan:
2. Kemungkinan kerusakan saat
2. Diperlukan peralatan berat
B = lebar puncak (m)
Breakwater pelaksanaan kecil
Campuran
n = Jumlah Butir Batu
3. Perlu tempat pembuatan
3. Luas perairan pelabuhan besar KA = koefisien Lapis
kaison yang luas

Gambar 1. Keuntungan & Kerugian Pemecah W = berat butir batu pelindung


Gelombang r = berat jenis batu
Sumber: Triatmodjo, 2010

719
Jurnal Sipil Statik Vol.9 No.4 Juli 2021 (717-724) ISSN: 2337-6732

Tebal lapis pelindung HASIL DAN PEMBAHASAN


Tebal lapis pelindung diberikan dalam
rumus berikut : Pada perencanaan pemecah gelombang
𝐖 𝟏 ini, dilakukan perhitungan dengan meng-
𝐭 = 𝐧𝐊 ∆ ( )𝟑 gunakan tiga alternatif yang dibedakan yakni
𝐘𝐫
untuk cot θ = 1,5 cot θ = 2, dan cot θ = 3.
Dimana: Pengaruh dari kemiringan ini adalah terhadap
t= tebal lapis pelindung absorbsi gelombang dan juga material yang
n= jumlah lapis batu dalam lapis pelindung digunakan.
K= koefisien yang diberikan dalam Tabel Hitungan berat lapis lindung didasarkan
pada dua jenis batu, yaitu batu pecah dan batu
buatan (tetrapod).
METODOLOGI PENELITIAN Berat Batu Pelindung

Pengumpulan Informasi Perhitungan cot θ = 1,5


Pengumpulan informasi dilakukan guna BatuPecah
mengetahui permasalahan apa yg ada di
daerah pantai Desa Saonek. Pengumpulan W1 =
, / ( . )
=
informasi ini berupa investigasi dan ( , ) ,
identifikasi permasalahan pantai. /ϒ
D= 2X x
Pengumpulan Data /
Data yang diperlukan dalam penelitian D= 2X x = cm
ini berupa data sekunder. Data sekunder ,
adalah data yang bersumber dari tulisan W2 = = = 0.36 ton ≈ 360 kg
seperti buku laporan, peraturan- peraturan, /
dokumen, dan sebagainya (Marzuki, 1977). D= 2X x = cm
Data–data yang dimaksud meliputi data ,
Angin, data pasang surut, data karateristik W3 = = = 0.018 ton ≈ 18 kg
gelombang, data transport sedimen, Peta /
batimetri, Peta lokasi. D= 2X x = cm

Bagan Alir Penelitian


Tetrapod
, / ( . )
W1 = ( , ) ,
W1 = 0.495 ton

Tabel 1. Berat dan Ukuran Batu Pelindung


Berat Batu Pelindung Ukuran Butiran
Batu Pecah Batu Pecah
cot Tetrapod
W1(Kg) W2(Kg) W3(Kg) W1(cm) W2(cm) W3(cm)
1.5 322 241.55 161 113.15 61.8 57 50
2 32.2 24.15 16.1 85 28.7 26 22
3 1.61 1.2 1 57 10 9.5 9

Lebar Puncak
Perhitungan cot θ = 1,5
Untuk lebar puncak tetrapod :
.
Gambar 2.Bagan Alir Penelitian T1 =2X2( /
) = 1.45 m

720
Jurnal Sipil Statik Vol.9 No.4 Juli 2021 (717-724) ISSN: 2337-6732

Untuk lebar puncak batu pecah 1 : Sehingga elevasi bangunan pemecah


B1 = 2 X 1,15 ( ) = 1.17 m gelombang dapat dihitung, sebagai berikut:
/ Elevasi puncak = DWL + Ru + Tinggi Jagaan
Untuk lebar puncak batu pecah 2 : = 2.94 m + 1.353 + 0,5 m = 4.793 m
B2 = 2 X 1.15 (
.
) = 0.55 m Elevasi bangunan =
/ Elevasi Puncak – elevasi dasar laut
Untuk lebar puncak batu pecah 3 : = 4.793 – (-3) = 7.793 m
.
B3 = 2 X 1.15 ( /
) = 0.2 m
Tabel 4. Elevasi Bangunan
Elevasi
Tabel 2. Lebar Puncak Cot Elevasi Elevasi
Lebar Puncak Ir Ru
Puncak (m) Bangunan(m)
Cot Tetrapod Batu Pecah Batu Pecah Batu Pecah
1.5 1.23 1,353 4,793 7,793
(m) B1 (m) B2 (m) B3 (m)
1.5 1.45 1.17 0.55 0.2 2 1.12 1,232 4,672 7,672
2 1.3 1.07 0.5 0.18
3 0.9 1 4,44 7,44
3 1.15 0.93 0.43 0.17

Pelindung Kaki
Tebal Lapisan
Pelindung kaki dari tumpukan batu
Perhitungan cot θ = 1,5 berfungsi untuk melindungi tanah fondasi
akibat dari gerusan yang disebabkan oleh
Tebal lapisan 1 untuk tetrapod gelombang.

T1 = 2 X 1.04 ( /
) = 0.75 m Perhitungan cot θ = 1,5
Tinggi Pelindung Kaki
Tebal lapisan 1 untuk batu pecah Untuk perhitungan tinggi pelindung kaki
ukurannya sama dengan tebal lapisan
B = 2 X 1,15 ( /
) = 1.14 m tetrapod, yaitu untuk Cot θ 1,5 ialah 0.75 m.

Tebal lapisan 2 hanya untuk batu pecah Lebar Pelindung Kaki


Untuk perhitungan lebar pelindung kaki
.
B2 = 2 X 1,15 ( /
) = 0.54 m di hitung dengan dengan persamaan B = 3H –
5H. Untuk perhitungan kali ini di ambil B=
3H, dimana:
Tabel 3. Tebal Lapisan
Tebal Lapisan B = 3*1.1 = 3.3 m
Cot Batu Pecah W1 Batu Pecah W2
Tetrapod Berat Pelindung Kaki
(m) (m)
. / .
1.5 0.75 0.7 0.6 W= ( . )
2 1.14 1 0.9
W = 32.2 kg
3 0.54 0.5 0.4
. /
D= 2X x = 0.29 m = 29 cm
Elevasi Puncak Tabel 5.Dimensi Pelindung Kaki
Perhitungan cot θ = 1,5 Pelindung Kaki
Cot
Ir = ,
= 3.7 Tinggi (m) Lebar (m) Berat (kg) Ukuran (cm)
( . / . ) ,
1.5 0.75 3.3 32.2 29
Dari grafik runup gelombang:
RU/H = 1,23 2 0.7 3.3 37.1 30
RU = 1,23 x 1,1 m = 1.353 m 3 0.6 3.3 43.9 31.8

721
Jurnal Sipil Statik Vol.9 No.4 Juli 2021 (717-724) ISSN: 2337-6732

Spesifikasi Tetrapod volume per 1 meter panjang dari masing-


Perhitungan cot θ = 1,5 masing alternatif.
Berdasarkan hasil perhitungan berat lapis
pelindung pada bangunan Pemecah
Gelombang, maka dapat dihitung spesifikasi Tabel 7.Volume Pemecah Gelombang
tetrapod yang akan di gunakan.
Volume BW (m3) per 1 meter panjang
Diketahui W = 113.15, berdasarkan
hubungan antar volume dan berat suatu benda, Alternatif cot 1.5 Alternatif cot 2 Alternatif cot 3

maka volume tetrapod: Detail Batu


Tetrapod
Batu
Tetrapod
Batu
Tetrapod
Pecah Pecah Pecah
.
Volume = = 0.05 𝑚3 W1 28,5217 32 42,5353
W2 10,6126 15,3656 12,498 17,5481 15,067 21,7909
Volume = 0.280 x H
W3 45,1693 61,5225 97,2926
.
H = .
Total 84,3036 15,3656 106,0205 17,5481 154,8949 21,7909

.
H2 = ,

H = √0.162 = 0.4 m PENUTUP

Berdasarkan nilai H yang telah diperoleh, Kesimpulan


maka dapat dihitung spesifikasi tetrapod yang Kesimpulan dari perencanaan pemecah
akan digunakan. gelombang di daerah pantai desa Saonek
adalah :
Tabel 6. Dimensi Tetrapod 1. Tipe pemecah gelombang yang dipilih ialah
Dimensi Cot 1.5 Cot 2 Cot 3 pemecah gelombang sisi miring.
NO Tetra W = 113.5 2. untuk perhitungan pemecah gelombang
W = 85 kg W = 57 kg
pod kg dibuat dengan tiga alternatif yang
1 A 0.1208 m 0.0906 m 0.0604 m dibedakan dari kemiringannya yaitu untuk
2 B 0.0604 m 0.0453 m 0.0302 m cotθ 1.5, cotθ 2, dan cotθ 3.
3 C 0.1908 m 0.1431 m 0.0954 m
3. Dari hasil perhitungan dimensi breakwater
4 D 0.188 m 0.141 m 0.094 m
berat, tebal, lebar, elevasi bangunan serta
ukiran butiran batu di dapatkan dan
5 E 0.094 m 0.0705 m 0.047 m
diperoleh untuk digunakan dalam desain di
6 F 0.2576 m 0.1932 m 0.1288 m
lokasi studi.
7 G 0.086 m 0.0645 m 0.043 m
8 H 0.4 m 0.3 m 0.2 m
Saran
9 I 0.2424 m 0.1818 m 0.1212 m 1. Perencanaan ini tidak mempertimbangkan
10 J 0.1212 m 0.0909 m 0.0606 m aspek finansial, sehingga perlu adanya
11 K 0.4364 m 0.3273 m 0.2182 m kajian lebih lanjut sehingga dapat
12 L 0.4804 m 0.3603 m 0.2402 m menentukan alternatif mana yang lebih
efisien dari segi aspek finansial.
2. Perencanaan ini juga tidak melakukan
Analisis analisis terhadap tanah, oleh karena itu
Dari hasil perhitungan dari beberapa perlu adanya penelitian lebih lanjut
alternatif dapat digambarkan potongan sehingga mampu merencanakan seberapa
melintang dari masing-masing alternatif. stabil bangunan pemecah gelombang yang
Dengan adanya gambar maka penulis dapat akan direncanakan.
mencari luasan sehingga dapat mengetahui

DAFTAR PUSTAKA

CERC, 1984. Shore Protection Manual. US Army Coastal Engineering, Research Center,
Washington.

722
Jurnal Sipil Statik Vol.9 No.4 Juli 2021 (717-724) ISSN: 2337-6732

Dauhan, S. K., H. Tawas, H. Tangkudung, J. D. Mamoto, 2013. Analisis Karakteristik Gelombang


Pecah Terhadap Perubahan Garis Pantai Di Atep Oki, Jurnal Teknik Sipil Statik Vol.1
No.12, November 2013 (784-796) ISSN: 2337-6732, Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Thambas, A. H., Nur Yuwono., 2003, Model Distribusi Kecepatan Angin dan Pemanfaantannya
Dalam Peramalan Gelombang di Wilayah Tengah Indonesia: Pulau Jawa, Sulawesi
Selatan, Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang., 1996, Pelabuhan, Beta Offset,. Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang., 1999, Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta.

Yong, Ayub Giovano., A. H. Thambas, Tommy Jansen, 2019. Alternatif Bangunan Pengaman Pantai
Di Desa Saonek, Kabupaten Raja Ampat. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam
Ratulangi, Manado.

723
Jurnal Sipil Statik Vol.9 No.4 Juli 2021 (717-724) ISSN: 2337-6732

Halaman ini sengaja dikosongkan

724

Anda mungkin juga menyukai