Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Perumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Jenis-jenis air permukaan 4
BAB III PEMBAHASAN 6
BAB IV PENUTUP 8
4.1 Kesimpulan 8
4.2 Saran 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pantai Namrole terletak di Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan, Maluku. Pantai
Namrole selain terkenal sebagai daerah wisata juga merupakan daerah nelayan/perikanan
yang cukup terkenal. Jumlah penduduk di pulau ini terus berkembang. Dengan
perkembangan penduduk ini, maka berbagai kegiatan dialihkan ke daerah pantai. Kondisi
daerah pantainya memiliki potensi untuk wisata alam. Potensi pengembangan lahan pantai
Namrole baik pada perairan pantai maupun pada perairan lepas pantai belum terlihat adanya
pemanfaatan secara khusus. Sejalan dengan makin berkembangnya daerah ini berbagai
permasalahan mulai timbul, antara lain penempatan lahan permukiman, bangunan
pemerintah/swasta, rumah ibadat, dan lainnya semakin dekat dengan garis pantai sehingga
terancam oleh gelombang laut dan erosi pantai.
Terjadinya erosi pantai selain disebabkan adanya perubahan garis pantai akibat erosi juga
disebabkan pemukiman yang ada terlalu dekat dengan pantai dimana sempadan pantai
sebagai daerah penyangga (buffer zone) belum direncanakan sehingga pada saat musim
gelombang, permukiman tersebut berada dalam jangkauan limpasan gelombang laut (wave
run-up). Oleh karena itu permasalahan yang akan ditinjau meliputi peninjauan karakteristik
daerah pantai tersebut dan memfungsikan sempadan pantai serta bangunan pengaman pantai
yang sesuai untuk membuat alternatif desain pengaman pantai Kota Namrole.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja alternatif bangunan pengaman Pantai Namrole di Kabupaten Buru Selatan,
Maluku?

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui alternatif bangunan pengaman Pantai Namrole di Kabupaten Buru


Selatan, Maluku.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pantai

Pantai secara umum diartikan sebagai batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan
wilayah yang bersifat lautan. Pantai merupakan daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh
air pasang tertinggi dan surut terendah. Daerah pantai sering juga disebut daerah pesisir atau
wilayah pesisir. Daerah pantai atau pesisir adalah suatu daratan beserta perairannya dimana
pada daerah tersebut masih dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas
kelautan.
Gambar 1.

2.2 Gelombang
Gelombang laut dapat beraneka ragam tergantung dari gaya pembangkitnya. Gelombang
tersebut dapat berupa gelombang angin (gelombang yang dibangkitkan oleh tiupan angin),
gelombang pasang surut (gelombang yang dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit
terutama gaya tarik matahari dan bulan terhadap bumi) gelombang tsunami (gelombang
yang terjadi akibat letusan gunung berapi atau gempa didasar laut), gelombang kecil
(biasanya dibangkitkan oleh kapal yang bergerak) dan sebagainya.
Dalam hal ini bentuk gelombang yang umum dipakai adalah gelombang angin dan
gelombang pasang surut. Gelombang biasanya menimbulkan energi untuk membentuk
pantai, menimbulkan arus dan transpor sedimen sepanjang pantai. Bentuk gelombang laut
ini sangat komplek dan sulit digambarkan secara matematis karena ketidaklinearannya, tiga
dimensi dan bentuknya random.
Berdasarkan kedalaman relatif, yaitu perbandingan antara kedalaman air d dan panjang
gelombang L, (d/L), gelombang dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a) Gelombang di laut dangkal, jika d/L 1/20

b) Gelombang di laut transisi, jika 1/20 d/L 1/2

c) Gelombang di laut dalam, jika d/L 1/2

2.3 Pasang Surut

Pasang surut adalah fluktuasi (naik turunnya) muka air laut karena adanya gaya tarik benda-
benda di langit, terutama bulan dan matahari terhadap massa air laut di bumi. Gaya tarik
menarik antara bulan dengan bumi lebih mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut
daripada gaya tarik menarik antara matahari dengan bumi, sebab gaya tarik bulan terhadap
bumi nilainya 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik matahari terhadap bumi. Hal ini terjadi
karena meskipun massa bulan lebih kecil dari pada massa matahari, akan terjadi jarak bulan
terhadap bumi jauh lebih dekat dari pada jarak bumi terhadap matahari
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kecepatan Angin

Data kecepatan angin Maluku pada tanggal 24-26 Februari 2017

Siang Malam
(km/jam) (km/jam)
Hari
18 13
ke-1
Hari
15 13
ke-2
Hari
19 14
ke-3

3.2 Prakiraan Tinggi Gelombang

Berdasarkan data dari BMKG prakiraan tinggi gelombang di Maluku yaitu


sekitar 0.5 - 1.25 m.

3.3 Bangunan Pengaman Pantai

Dalam pembahasan ini, sistem pengamanan pantai yang cocok untuk Pantai Namrole
adalah seawall. Dalam perencanaan tembok laut (seawall) untuk Pantai Namrole perlu ditinjau
fungsi dan bentuk bangunan, lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah pondasi,
elevasi muka air di depan maupun di belakang seawall. Seawall dibuat dengan sisi miring
menghadap ke laut dan terbuat dari 14 material tumpukan batu (rubble mound). Pada bagian
bawah depan bangunan dibuat lapisan pelindung kaki proteksi (toe protection) dan pada bagian
belakang konstruksi dibuatkan drainase agar air tidak masuk ke belakang seawall.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Kecepatan angin rata-rata di daerah Maluku yaitu :
a. Pada siang hari : 17,3 km/jam
b. Pada malam hari : 13,3 km/jam

2. Bangunan pengaman pantai yang cocok di Pantai Namrole adalah Seawall.

3. Berdasarkan pembahasan ini judul Tugas Akhir yang bisa saya ambil yaitu Perencanaan
Alternatif Bangunan Pengaman Pantai Namrole Maluku.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.accuweather.com/id/id/ambon/204850/daily-weather-forecast/204850

http://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraan-tinggi-gelombang.bmkg

https://id.wikipedia.org/wiki/Maluku
LAMPIRAN

Gambar 2. Pantai Namrole


Gambar 3. Pantai Namrole

Anda mungkin juga menyukai