Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAHAN AJAR : SISTEM EKSKRESI

Dosen Pengampu :
Prof. Abdul Razak,S.Si, M.Si
(Sesi : 202220320193)

Oleh
Atika Ayu Rahmawati (20032052)
Berkat (20032055)

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

A. KONSEP EKSKRESI DAN SISTEM EKSKRESI

Semua makhluk hidup mempertahankan keseimbangan cairan tubuhnya agar tetap normal.
Jika keseimbangan cairan tubuh terganggu, metabolisme tubuh pun akan terganggu, bahkan
mungkin dapat menyebabkan kematian. Cara kerja tubuh untuk mengatur kandungan air di dalam
tubuh disebut osmoregulasi. Sistem urinary merupakan salah satu contoh dari proses osmoregulasi
yang dilakukan tubuh. Semakin tinggi kandungan air di dalam tubuh maka makin banyak urine
yang dikeluarkan, dan sebaliknya. Osmoregulasi juga berkaitan erat dengan proses ekskresi karena
proses ekskresi juga mengeluarkan air dari tubuh (Abdullah,2006)

Ekskresi adalah pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Adapun metabolisme merupakan proses pembentukan dan penguraian zat di dalam tubuh yang
memungkinkan berlangsungnya aktivitas hidup (Abdullah, 2006). Kata ekskresi berasal dari kata
Latin yang berarti "memisahkan" atau "menyaring" (Klosterman, 2010). Sistem Ekskresi juga
didefinisikan sebagai salah satu sistem dalam tubuh yang berfungsi membersihkan tubuh dari zat-
zat yang tidak berguna, melalui produksi urin dan proses eliminasi lainnya seperti keringat,
karbondioksida. Selain itu, sistem ini menyeimbangkan tingkat keasamaan cairan tubuh. Sistem
ekskresi juga membantu menjaga keseimbangan air dan bahan kimia dalam tubuh dengna
mengendalikan senyawa anorganik seperti natrium, kalium, magnesium, dan kalsium yang
menghantarkan arus listrik dan mengatur aliran molekul air melintasi membran sel (McDowell,
2010).

B. ORGAN-ORGAN EKSKRESI PADA MANUSIA BESERTA STRUKTUR DAN


FUNGSINYA

1. GINJAL

Ginjal adalah organ utama pada sistem ekskresi yang berfungsi sebagai penyaring darah
dalam tubuh dan tempat produksi urin (McDowell, 2010) Ginjal juga termasuk organ dalam sistem
urinaria dimana sistem ini juga termasuk ke dalam sistem ekskresi. Sistem urinaria ini berfungsi
selain menyaring darah dan menghilangkan limbah dalam tubuh tapi juga dapat mempertahankan
homeostasis air, ion, pH, tekanan darah, kalsium, dan eritrosir (Handayani, 2021).
 Ciri-ciri :
a. Terdapat sepasang ginjal,
b. Berbentuk seperti kacang merah, masing-masing berukuran panjang sekitar 4 inci (10 cm)
dan lebar 2 inci (5 cm),
c. Berat ginjal biasanya 0,5% dari berat badan
d. Terletak di sekitar tengah punggung, dengan satu di kedua sisi tulang punggung

 Bagian-bagian Ginjal

Ginjal terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian luar (kulit ginjal atau korteks), sumsum ginjal
(medula) dan rongga ginjal (piala ginjal atau pelvis renalis)

1) Kulit ginjal (korteks)


Di dalam kulit ginjal terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Nefron
berfungsi sebagai penyaringan ginjal. Setiap nefron terdiri dari badan Malpighi dan
tubulus. Badan Malpighi tersusun atas kapsula Bowman dan glomerulus. Glomerulus
merupakan anyaman pembuluh-pembuluh darah kapiler yang berupa gumpalan-gumpalan.
Glomerulus dibungkus oleh Kapsula Bowman. Kapsula Bowman berbentuk seperti
mangkuk atau piala.
Kemudian terdapat Proximal Convoluted Tubule (PCT) yaitu tabung kecil di
nefron ginjal yang dilalui filtrat glomerulus dan zat-zat yang diperlukan tubuh (yaitu, air,
natrium, dan kalsium) diserap kembali ke dalam aliran darah. Tubulus Kontortus Proksimal
berperan pada proses reabsorpsi. Selanjutnya ada Distal Convoluted Tubule (DCT) atau
Tubulus Kontortus Distal yang terletak di antara lengkung Henle dan saluran pengumpul
di dalam nefron ginjal berfungsi dalam proses augmentasi dalam ginjal. (McDowell, 2010).

2) Sumsum ginjal (medula)


Sumsum ginjal terdiri dari pembuluh atau saluran berliku-liku yang disebut
Tubulus Kontortus yang bermuara pada rongga ginjal.
3) Rongga Ginjal (Pelvis renalis)
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh atau saluran pengumpul. Dari masing-
masing rongga ginjal keluar saluran yang disebut ureter. Ureter berfungsi menyalurkan
urine ke kantung kemih, kemudian urin dikeluarkan melalui saluran kandung kemih atau
uretra (Abdullah, 2006)
Bagian-bagian pada rongga ginjal yaitu :

 Minor Calyx  Sebuah wadah mirip cangkir yang melekat pada setiap piramida ginjal di
ginjal.
 Renal Artery  Sepasang pembuluh darah yang keluar dari aorta abdominalis. Masing-
masing memberi makan ginjal dan kelenjar adrenal, dan ureter.
 Renal Fascia  Lapisan terluar ginjal, terdiri dari jaringan ikat yang menahan ginjal ke
dinding perut.
 Renal Pelvis  Sebuah rongga berbentuk corong yang mengumpulkan urin dan
mengirimkannya ke ureter.
 Renal Pyramid  Wadah berbentuk kerucut di dalam medula ginjal.
 Renal Vein  Sepasang pembuluh darah yang mengalirkan kedua ginjal. Mereka kosong
ke dalam vena kava inferior.
 Ureter  Sebuah tabung panjang yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih
(McDowell,201)

C. MEKANISME PEMBENTUKAN URINE

Darah terdiri dari sekitar 80 % air, sehingga tubuh memerlukan sistem yang kompeten untuk
menjaga keseimbangan air. Ginjal berfungsi dalam membuang kelebihan air dan juga menyaring
produk limbah atau zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh. Air dan produk limbah, termasuk bahan
larut seperti garam, semuanya dihilangkan melalui pembentukan urin, yang keluar dari setiap
ginjal melalui saluran panjang, yang disebut ureter, yang mengalir ke kandung kemih.

Pembentukan urin melibatkan tiga proses:

1. Filtration: Penyaringan

Darah dari arteri ginjal memasuki nefron masing-masing ginjal dan melewati unit
penyaringan kecil glomeruli. Tekanan darah di dalam kapiler setiap glomerulus mendorong air,
molekul kecil (seperti glukosa, asam amino, dan produk limbah seperti urea), dan elektrolit ke
dalam kapsul Bowman, sambil meninggalkan sel darah dan protein yang lebih besar di aliran
darah. Cairan yang disaring disebut filtrat glomerulus. Jumlah filtrat yang terbentuk dalam kapsul
glomerulus kedua ginjal setiap menit disebut laju filtrasi glomerulus (LFG). Pada orang dewasa
yang sehat, GFR normal adalah sekitar 4,2 ons (125 mililiter) per menit.

2. Reabsorption: Penyerapan kembali

Ketika filtrat glomerulus keluar dari kapsul glomerulus, filtrat akan memasuki tubulus
kontortus proksimal. Hampir semua air, natrium, dan nutrisi seperti glukosa, kalium, dan protein
diserap kembali dari filtrat ke dalam aliran darah. Sekitar setengah dari urea juga diserap kembali;
sisanya diekskresikan dalam urin. Pergerakan zat ini terjadi melalui transpor aktif dan pasif.
Glukosa, asam amino, natrium, dan kalium dibawa melintasi sel-sel tubulus melalui transpor aktif.
Air diserap kembali secara pasif melalui osmosis.

3. Secretion :

Saat filtrat memasuki Lengkung Henle dan naik ke Tubulus kontortus distal, limbah dari
darah ditambahkan. Sekresi pada dasarnya adalah reabsorpsi secara terbalik—alih-alih zat yang
berpindah dari filtrat ke dalam darah, mereka berpindah dari darah ke dalam filtrat. Zat yang
ditambahkan ke filtrat mungkin termasuk kelebihan hidrogen, kalium, limbah nitrogen (urea,
kreatinin, dan asam urat), dan obat-obatan tertentu (seperti penisilin). Setelah naik ke bagian
asendens lengkung Henle, filtrat bergerak melalui tubulus kontortus distal dan masuk ke duktus
pengumpul, di mana filtrat ini disebut urin (McDowell, 2010)

Setelah terjadi pembentukan urin, maka urin keluar melalui saluran panjang yang disebut
ureter yang akan membawa urin menuju kandung kemih sebagai tempat penyimpanan urine
sementara. Jika kantung kemih sudah cukup mengandung urin, maka dinding untung kemih
tertekan dan menyebabkan timbulnya rasa ingin buang air kecil. Pada saat buang air kecil, urin
keluar melawati uretra. (Abdullah, 2006)
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN URINE

a. Faktor Internal

1. Hormon

NO Hormone (Kelenjar) Fungsi


• Meningkatkan reabsorpsi air dari filtrat ke darah.
Hormon antidiuretik (ADH)
1 Semakin banyak ADH semakin sedikit urin yang
(hipofisis posterior)
dihasilkan karena ADH memacu penyerapan air.
Hormon paratiroid (PTH) Meningkatkan reabsorpsi ion Ca2 dari filtrat ke darah
2
(kelenjar paratiroid) dan ekskresi ion fosfat ke dalam filtrat.
Meningkatkan reabsorpsi ion Na dari filtrat ke darah
Aldosteron
3 dan ekskresi ion K ke dalam filtrat. Air diserap
(korteks adrenal)
kembali mengikuti reabsorpsi natrium.
Menurunkan reabsorpsi ion Na, yang tetap berada di
Peptida natriuretik atrium
4 filtrat. Lebih banyak natrium dan air dieliminasi
(ANP) (atrium jantung)
dalam urin.
(Scanlon and Sanders, 2007)

2. Laju Filtrasi Glomerulus


Dipengaruhi oleh :

- Sifat membrane filtrasi glomerulus


- Tekanan filtrasi netto dan koefisien filtrasi
- Laju filtrasi glomerulus dipertahankan tetap konstan oleh mekanisme otoregulasi baik
mekanisme miogenik maupun mekanisme umpan balik tubuglomerular serta kontrol
simpatis ekstrinsik (Megawati, 2012)
3. Hormon Insulin
4. Sistem reninangiotensin-aldosteron

b. Faktor eksternal
- suhu lingkungan
- Jumlah air yang diminum. Bila air yang diminum banyak, maka urin yang dihasilkan juga
juga banyak, dan sebaliknya
- Alkohol (Khadijah, 2015)

2. HATI

Ciri-ciri :

1. Terletak di dalam rongga perut sebelah kanan, tepat di bawah sekat rongga dada.
2. Berwarna merah tua
3. Kelenjar terbesar
4. terdiri dari dua lobus besar, kanan dan kiri,
5. letak di kanan atas dan tengah rongga perut, tepat di bawah diafragma.
6. Unit struktural hati adalah lobulus hati,

Hati selain berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan, juga berfungsi sebagai
organ ekskresi. Hati merupakan bagian dari sistem ekskresi karena berfungsi mengekskresikan zat
sisa perombakan sel darah merah yang telah rusak dan dihancurkan di dalam limpa. Empedu
mengandung air, asam empedu, garam empedu, kolesterol, zat warna empedu, dan zat-zat lainnya.
Hati berfungsi sebagai penawar racun, menyimpan glikogen, dan pembentukan sel darah merah
pada janin. Hati juga berfungsi sebagai tempat perombakan atau penghancuran sel-sel darah merah
yang telah tua. Hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah dirombak menjadi bilirubin (zat
warna empedu). Bilirubin dikeluarkan bersama dengan cairan empedu ke usus. Di dalarn usus,
bilirubin mengalami pemecahan menjadi sterkobilin dan urobilin. Sterkoblin memberi wama pada
feses. Urobilin memberi warna pada urin.

Bila terjadi penyumbatan pada saluran empedu, maka cairan empedu akan masuk ke sistem
peredaran darah. Akibatnya, cairan darah menjadi lebih kuning. Penyumbatan tersebut biasanya
disebabkan oleh batu empedu dan endapan kolesterol. Di samping itu, bila hati tidak mampu
menyaring bilirubin dari darah (fungsi hati terganggu maka bilirubin yang berwarna kekuningan
akarı menumpuk pada jaringan-jaringan lain dan menyebabkan wama kuning pada kulit dan
mata)(Abdulallah, 2006)

3. PARU-PARU

Fungsi utama paru-paru adalah sebaga alat pernapasan. Paru-paru termasuk ke dalam sistem
ekskresi karena paru paru mengekskresiken zat sisa metabolisme (karbondioksida dan uap air).
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung dirongga dada dan dikelilingi dan dilindungi oleh tulang
rusuk (Scanlon and Sanders, 2007).

 Struktur dari Paru-paru


a. Pleura
Selaput pleura adalah selaput yang membungkus paru-paru. Di antara membran pleura
terdapat cairan serosa, yang mencegah gesekan dan menyatukan kedua membran
selama bernafas.

b. Bronkus
Bronkus berfungsi sebagai penghubung antara trachea dan paru-paru
c. Bronkiolus
Berfungsi dalam membantu proses distribusi udara dalam paru-paru.
d. Alveolus
Berfungsi sebagai tempat pertukaran udara. Setiap alveolus dikelilingi oleh
jaringan kapiler paru. Kapiler juga terbuat dari epitel skuamosa sederhana, jadi
hanya ada dua sel antara udara di alveoli dan darah di kapiler paru, yang
memungkinkan difusi gas yang efisien (Scanlon and Sanders, 2007)

Karbon dioksida dan uap air yang merupakan sisa metabolime akan diluarkan dari sel-sel
dalam jaringan tubuh dan masuk ke dalam aliran darah melalui pembuluh balik dan dibawa ke
jantung. Darah yang mengandung CO2 dan air akan dipompakan ke paru paru melalui pembuluh
nadi peru-paru. Pada alveus paru-paru, karbon dioksida dan air berdus, kemudian diskresikan
melalui saluran pemanasan, Selanjutnya, CO2 dikeluarkan melalui hidung. Sedangkan air
dikeluarkan dari paru-paru dalam bentuk uap air(Abdullah, 2006). Agar oksigen yang terdapat
dalam alveolus paru-paru dapat diikat oleh darah, maka harus dialirkan sampai ke paru-paru. Itulah
sebabnya, di sekeliling paru-paru terdapat banyak kapiler darah (Arisworo dan Yusa, 2006)
4. KULIT

Merupakan lapisan jaringan pelindung terluar yang terdapat di permukaan tubuh. Kulit
termasuk organ ekskresi karena mampu mengeluarkan zat-zat sisa berupa kelenjar keringat
(Handayani, 2021). Keringat mengandung sisa-sisa metabolisme, yaitu air, larutan garam
(terutama garam dapur), dan sedikit urea. Kelenjar keringat akan menyerap air, larutan garam, dan
urea dari kapiler darah yang letaknya berdekatan. Selanjutnya, zat-zat yang terlarut itu dikeluarkan
ke permukaan kulit melalui pori-pan sebagai keringat. Keringat yang keluar dari tubuh akan
menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh akan tetap.

Kulit terdiri dari dua bagian :

1. Lapisan Luar (Epidermis)

Terdiri dari lapisan tanduk dan Malpighi, yaitu :


- Lapisan granulosum (lapisan yang mengandung lemak dan berfungsi melindungi hilangnya
cairan tubuh dan mencegah masuknya benda asing ke dalam kulit )
- Lapisan korneum (lapisan zat tanduk), terdiri dari sel-sel yang telah mati dan selalu
mengelupas
- Lapisan spinosum, lapisan yang memberikan kekuatan dan kelenturan kulit. Mengandung
pigmen.
- Lapisan basal, lapisan yang selalu membentuk sel-sel baru
2. Kulit Jangat (Dermal)

Pada bagian dermis terdapat akar rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, pembuluh
darah, dan serabut saraf. Di bawah lapisan dermis terdapat lapisan lemak yang berguna untuk
melindung tubuh dari pengaruh suhu luar (Abdullah, 2006)
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Sri. 2021. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Penerbit Media Sains Indonesia :
Bandung
Khodijah. 2015. PENGGUNAAN STRATEGI KNOW-WANT-LEARN (KWL) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN SISTEM
EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 SALO.
Perspektif Pendidikan dan Keguruan. 4 (11) : 10-15
Klosterman, Lorrie. 2010. EXCRETORY SYSTEM. New York : Marshall Cavendish
Benchmark
McDowell, Julie. 2010. Encyclopedia of Human Body Systems. California : ABC-CLIO, LLC
Megawati, Eka Roina. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Filtrasi Glomerulus.
Laporan. Universitas Sumatera Utara
Scanlon, Valerie C., Sanders, Tina. Essentials of Anatomy and Physiology, Fifth edition.
Philadelphia : F. A. Davis Company

Anda mungkin juga menyukai