Anda di halaman 1dari 75

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN,

DAN PERLINDUNGAN ANAK

TUJUAN SDGs DAN TARGET INDIKATOR


NO
MENGAKIRI KEMISKINAN DALAM SEGALA
1
BENTUK DIMANAPUN
1.1 Pada tahun 2030, mengentaskan Tingkat kemiskinan ekstrim.
kemiskinan ekstrim bagi semua orang yang
saat ini berpendapatan kurang dari 1,25 dolar
Amerika per hari.
1.2 Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya Persentase penduduk yang hidup di
setengah proporsi laki-laki, perempuan dan bawah garis kemiskinan nasional,
anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam menurut jenis kelamin dan kelompok
kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan umur.
definisi nasional.
Persentase laki-laki, perempuan dan
anak-anak dari semua usia, yang
hidup dalam kemiskinan dalam
berbagai dimensi, sesuai dengan
definisi nasional.
1.3 Menerapkan secara nasional sistem dan Proporsi penduduk yang menerima
upaya perlindungan sosial yang tepat bagi program perlindungan sosial, menurut
semua, termasuk kelompok yang paling jenis kelamin, untuk kategori
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai kelompok anak berkebutuhan khusus,
cakupan substansial bagi kelompok miskin pengangguran, lansia, penyandang
dan rentan. difabilitas, ibu hamil/melahirkan,
korban kecelakaan kerja, kelompok
miskin dan rentan.

Proporsi peserta jaminan kesehatan


melalui SJSN Bidang Kesehatan.
Proporsi peserta Program Jaminan
Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
Persentase penyandang disabilitas
yang miskin dan rentan yang
terpenuhi hak dasarnya dan
inklusivitas.
Jumlah rumah tangga yang
mendapatkan bantuan tunai
bersyarat/ Program Keluarga
Harapan.
1.4 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua Proporsi penduduk/rumah tangga
laki-laki dan perempuan, khususnya dengan akses terhadap pelayanan
masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak dasar.
yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar,
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan
bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber
daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan
yang tepat, termasuk keuangan mikro.

Persentase perempuan pernah kawin


umur 15-49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya di fasilitas
kesehatan.
Persentase anak umur 12-23 bulan
yang menerima imunisasi dasar
lengkap.
Prevalensi penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua cara pada
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan
sumber air minum layak dan
berkelanjutan.
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan
sanitasi layak dan berkelanjutan.
Persentase rumah tangga kumuh
perkotaan.
Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/ sederajat.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/
MTs/sederajat.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/
MA/sederajat.
Persentase penduduk umur 0-17
tahun dengan kepemilikan akta
kelahiran.
Persentase rumah tangga miskin dan
rentan yang sumber penerangan
utamanya listrik baik dari PLN dan
bukan PLN.
Proporsi dari penduduk dewasa yang
mendapatkan hak atas tanah yang
didasari oleh dokumen hukum dan
yang memiliki hak atas tanah
berdasarkan jenis kelamin dan tipe
kepemilikan.
1.5 Pada tahun 2030, membangun ketahanan Jumlah korban meninggal, hilang, dan
masyarakat miskin dan mereka yang berada terkena dampak bencana per 100.000
dalam kondisi rentan, dan mengurangi orang.
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana

Jumlah lokasi penguatan


pengurangan risiko bencana daerah.
Pemenuhan kebutuhan dasar korban
bencana sosial.
Pendampingan psikososial korban
bencana sosial.
Pendampingan psikososial korban
bencana sosial.
Indeks risiko bencana pada pusat-
pusat pertumbuhan yang berisiko
tinggi
Jumlah kerugian ekonomi langsung
akibat bencana terhadap GDP global.

Jumlah kerugian ekonomi langsung


akibat bencana.
Dokumen strategi pengurangan risiko
bencana (PRB) tingkat nasional dan
daerah.
1.a Menjamin mobilisasi yang signifikan Proporsi sumber daya yang
terkait sumber daya dari berbagai sumber, dialokasikan oleh pemerintah secara
termasuk melalui kerjasama pembangunan langsung untuk program
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana pemberantasan kemiskinan.
yang memadai dan terjangkau bagi negara
berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program
dan kebijakan mengakhiri kemiskinan di
semua dimensi.
Pengeluaran untuk layanan pokok
(pendidikan, kesehatan dan
perlindungan sosial) sebagai
persentase dari total belanja
pemerintah.
1.b Membuat kerangka kebijakan yang kuat di Proporsi pengeluaran rutin dan
tingkat nasional, regional dan internasional, pembangunan pada sektor-sektor yang
berdasarkan strategi pembangunan memberi manfaat pada kelompok
yangmemihakpada kelompok miskin dan peka perempuan, kelompok miskin dan
terhadap isu gender untuk mendukung rentan.
investasi yang cepat dalam tindakan
pemberantasan kemiskinan.
MENGHILANGKAN KELAPARAN, MENCAPAI
KETAHAN PANGAN DAN GIZI YANG BAIK,
2 SERTA MENINGKATKAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN
2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi
kelaparan dan menjamin akses bagi semua Pangan (Prevalence of
orang, khususnya orang miskin dan mereka Undernourishment).
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk
bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi,
dan cukup sepanjang tahun.
Prevalensi kekurangan gizi
(underweight) pada anak balita.
Prevalensi penduduk dengan
kerawanan pangan sedang atau berat,
berdasarkan pada Skala Pengalaman
Kerawanan Pangan.
Proporsi penduduk dengan asupan
kalori minimum di bawah 1400 kkal/
kapita/hari.
2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan segala Prevalensi stunting (pendek dan
bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun sangat pendek) pada anak di bawah
2025 mencapai target yang disepakati secara lima tahun/balita.
internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi
kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil
dan menyusui, serta manula.

Prevalensi stunting (pendek dan


sangat pendek) pada anak di bawah
dua tahun/baduta.
Prevalensi malnutrisi (berat badan/
tinggi badan) anak pada usia kurang
dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
Prevalensi anemia pada ibu hamil.
Persentase bayi usia kurang dari 6
bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif.
Kualitas konsumsi pangan yang
diindikasikan oleh skor Pola Pangan
Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat
konsumsi ikan.
2.3 Pada tahun 2030, menggandakan Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah
produktivitas pertanian dan pendapatan tenaga kerja di sektor pertanian
produsen makanan skala kecil, khususnya (rupiah per tenaga kerja).
perempuan, masyarakat penduduk asli,
keluarga petani, penggembala dan nelayan,
termasuk melalui akses yang aman dan sama
terhadap lahan, sumber daya produktif, dan
input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan,
pasar, dan peluang nilai tambah, dan
pekerjaan non-pertanian.
Rata-rata pendapatan produsen
pertanian skala kecil, menurut jenis
dan status adat.
2.4 Pada tahun 2030, menjamin sistem Penetapan kawasan pertanian pangan
produksi pangan yang berkelanjutan dan berkelanjutan.
menerapkan praktek pertanian tangguh yang
meningkatkan produksi dan produktivitas,
membantu menjaga ekosistem, memperkuat
kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,
cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan
bencana lainnya, serta secara progresif
memperbaiki kualitas tanah dan lahan.

2.5 Pada tahun 2020, mengelola keragaman Jumlah varietas unggul tanaman dan
genetik benih, tanaman budidaya dan hewan hewan untuk pangan yang dilepas
ternak dan peliharaan dan spesies liar terkait,
termasuk melalui bank benih dan tanaman
yang dikelola dan dianekaragamkan dengan
baik di tingkat nasional, regional dan
internasional, serta meningkatkan akses
terhadap pembagian keuntungan yang adil
dan merata, hasil dari pemanfaatan sumber
daya genetik dan pengetahuan tradisional
terkait, sebagaimana yang disepakati secara
internasional.

Proporsi hewan ternak dan sejenisnya,


diklasifikasikan menurut tingkat risiko
kepunahan: berisiko, tidak berisiko,
dan risiko yang tidak diketahui.

2.a Meningkatkan investasi, termasuk melalui Indeks pengeluaran pemerintah untuk


kerjasama internasional yang kuat, dalam pertanian.
infrastruktur perdesaan, layanan kajian dan
perluasan pertanian, pengembangan teknologi
dan bank gen untuk tanaman dan ternak,
untuk meningkatkan kapasitas produktif
pertanian di negara berkembang, khususnya
negara kurang berkembang.

Total bantuan pembangunan (ODA)


dan bantuan lain untuk sektor
pertanian.
2.b Memperbaiki dan mencegah pembatasan Perkiraan dukungan kebijakan kepada
dan distorsi dalam pasar pertanian dunia, produsen.
termasuk melalui penghapusan secara
bersamaan segala bentuk subsidi ekspor
pertanian dan semua tindakan ekspor dengan
efek setara, sesuai dengan amanat the Doha
Development Round.
Subsidi ekspor pertanian.
2.c Mengadopsi langkah-langkah untuk Indikator anomali harga pangan.
menjamin berfungsinya pasar komoditas
pangan serta turunannya dengan tepat, dan
memfasilitasi pada waktu yang tepat akses
terhadap informasi pasar, termasuk informasi
cadangan pangan, untuk membantu
membatasi volatilitas harga pangan yang
ekstrim.

MENJAMIN KEHIDUPAN YANG SEHAT DAN


3 MENINGKATKAN KESEJATRAAN SELURUH
PENDUDUK SEMUA USIA
3.1 Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka Angka Kematian Ibu (AKI).
kematian ibu hingga kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup.
Proporsi perempuan pernah kawin
umur 15-49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih.
Persentase perempuan pernah kawin
umur 15-49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya di fasilitas
kesehatan.
3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian Angka Kematian Balita (AKBa) per
bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, 1000 kelahiran hidup.
dengan seluruh negara berusaha menurunkan
Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga
12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka
Kematian Balita 25 per 1000.

Angka Kematian Neonatal (AKN) per


1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
kelahiran hidup.
Persentase kabupaten/kota yang
mencapai 80% imunisasi dasar
lengkap pada bayi.
3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi Angka infeksi baru HIV per 1000
AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit populasi tidak terinfeksi HIV.
tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta
penyakit menular lainnya.
Prevalensi HIV pada populasi dewasa.

Kejadian TB per 1000 orang


Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000
penduduk.
Kejadian Malaria per 1000 orang.
Jumlah kabupaten/kota yang
mencapai eliminasi malaria
Insiden Hepatitis B per 100.000
penduduk.
Persentase kabupaten/kota yang
melakukan deteksi dini untuk infeksi
Hepatitis B.
Jumlah orang yang memerlukan
intervensi terhadap penyakit tropis
yang terabaikan (Filariasis dan Kusta).

Jumlah provinsi dengan eliminasi


Kusta.
Jumlah kabupaten/kota dengan
eliminasi filariasis (berhasil lolos
dalam survey penilaian transmisi
tahap I).
3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga Kematian akibat penyakit jantung,
sepertiga angka kematian dini akibat penyakit kanker, diabetes, atau penyakit
tidak menular, melalui pencegahan dan pernapasan kronis.
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan
Persentase merokok pada penduduk
umur ≤18tahun
Prevalensi tekanan darah tinggi.
Prevalensi obesitas pada penduduk
umur ≥18 tahun.
Angka kematian (insidens rate) akibat
bunuh diri.
Jumlah kabupaten/kota yang
memiliki puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan
jiwa.
3.5 Memperkuat pencegahan dan pengobatan Cakupan intervensi pengobatan
penyalahgunaan zat, termasuk (farmakologi, psikososial, rehabilitasi
penyalahgunaan narkotika dan penggunaan dan layanan pasca intervensi) bagi
alkohol yang membahayakan. gangguan penyalahgunaan zat.
Jumlah penyalahguna narkotika dan
pengguna alkohol yang merugikan,
yang mengakses layanan rehabilitasi
medis.
Jumlah yang mengakses layanan
pascarehabilitasi.
Jumlah korban penyalahgunaan
NAPZA yang mendapatkan rehabilitasi
sosial di dalam panti sesuai standar
pelayanan.
Jumlah lembaga rehabilitasi sosial
korban penyalahgunaan NAPZA yang
telah dikembangkan/dibantu.
Prevalensi penyalahgunaan narkoba.
Konsumsi alkohol (liter per kapita)
oleh penduduk umur ≥ 15 tahun
dalam satu tahun terakhir.
3.6 Pada tahun 2020, mengurangi hingga Angka kematian akibat cedera fatal
setengah jumlah kematian global dan cedera kecelakaan lalu lintas.
dari kecelakaan lalu lintas.
3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses Proporsi perempuan usia reproduksi
universal terhadap layanan kesehatan seksual (15 -49 tahun) atau pasangannya yang
dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, memiliki kebutuhan keluarga
informasi dan pendidikan, dan integrasi berencana dan menggunakan alat
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan kontrasepsi metode modern.
program nasional.
Angka prevalensi penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua cara pada
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.

Angka penggunaan metode


kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
cara modern).
Angka kelahiran pada perempuan
umur 15-19 tahun (Age Specific
Fertility Rate/ ASFR).
Total Fertility Rate (TFR).
3.8 Mencapai cakupan kesehatan universal, Cakupan pelayanan kesehatan
termasuk perlindungan risiko keuangan, akses esensial (didefinisikan sebagai rata-
terhadap pelayanan kesehatan dasar yang rata cakupan intervensi yang dapat
baik, dan akses terhadap obat-obatan dan dilacak termasuk reproduksi, ibu, bayi
vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, baru lahir, dan kesehatan anak,
dan terjangkau bagi semua orang. penyakit menular, penyakit tidak
menular, kapasitas layanan serta
akses untuk penduduk secara umum
dan penduduk kurang beruntung).

Unmet need pelayanan kesehatan.


Jumlah penduduk yang dicakup
asuransi kesehatan atau sistem
kesehatan masyarakat per 1000
penduduk.
Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
3.9 Pada tahun 2030, secara signifikan Angka kematian akibat tangga dan
mengurangi jumlah kematian dan kesakitan polusi udara ambien.
akibat bahan kimia berbahaya, serta polusi
dan kontaminasi udara, air, dan tanah.
Angka kematian akibat air tidak
aman, sanitasi tidak aman, dan tidak
higienis.
Angka kematian akibat keracunan.
Proporsi kematian akibat keracunan
3.a Memperkuat pelaksanaan the Framework Persentase merokok pada penduduk
Convention on Tobacco Control WHO di umur ≥15 tahun.
seluruh negara sebagai langkah yang tepat.

3.b Mendukung penelitian dan pengembangan Proporsi populasi dengan akses ke


vaksin dan obat penyakit menular dan tidak obat-obatan dan vaksin yang
menular yang terutama berpengaruh terhadap terjangkau secara berkelanjutan
negara berkembang, menyediakan akses
terhadap obat dan vaksin dasar yang
terjangkau, sesuai the Doha Declaration
tentang the TRIPS Agreement and Public
Health, yang menegaskan hak negara
berkembang untuk menggunakan secara
penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas
Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak Kekayaan
Intelektual terkait keleluasaan untuk
melindungi kesehatan masyarakat, dan
khususnya, menyediakan akses obat bagi
semua.

Persentase ketersediaan obat dan


vaksin di Puskesmas.

Total Official Development Assisteant


(ODA) untuk penelitian kedokteran
dan sektor kesehatan dasar.

3.c Meningkatkan secara signifikan Kepadatan dan distribusi tenaga


pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, kesehatan.
pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga
kesehatan di negara berkembang, khususnya
negara kurang berkembang, dan negara
berkembang pulau kecil.
3.d Memperkuat kapasitas semua negara, Kapasitas Peraturan Kesehatan
khususnya negara berkembang tentang Internasional (IHR) dan Kesiapsiagaan
peringatan dini, pengurangan risiko dan darurat kesehatan.
manajemen risiko kesehatan nasional dan
global.
MENJAMIN KUALITAS PENDIDIKAN YANG
INKLUSIF DAN MERATA SERTA
4 MENINGKATKAN KESEMPATAN BELAJAR
SEPANJANG HAYAT UNTUK SEMUA
4.1 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua Proporsi anak-anak dan remaja: (a)
anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pada kelas 4, (b) tingkat akhir
pendidikan dasar dan menengah tanpa SD/kelas 6, (c) tingkat akhir
dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang SMP/kelas 9 yang mencapai standar
mengarah pada capaian pembelajaran yang kemampuan minimum dalam: (i)
relevan dan efektif. membaca, (ii) matematika.

Persentase SD/MI berakreditasi


minimal B.
Persentase SMP/MTs berakreditasi
minimal B.
Persentase SMA/MA berakreditasi
minimal B.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/
sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/
MTs/sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/
SMK/MA/sederajat.
Rata-rata lama sekolah penduduk
umur ≥15 tahun.
4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua Proporsi anak usia di bawah 5 tahun
anak perempuan dan laki-laki memiliki akses yang berkembang dengan baik dalam
terhadap perkembangan dan pengasuhan bidang kesehatan, pembelajaran, dan
anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra- psikososial, menurut jenis kelamin.
sekolah dasar yang berkualitas, sehingga
mereka siap untuk menempuh pendidikan
dasar.
Tingkat partisipasi dalam
pembelajaran yang teroganisir (satu
tahun sebelum usia sekolah dasar),
menurut jenis kelamin.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
4.3 Pada tahun 2030, menjamin akses yang Tingkat partisipasi remaja dan dewasa
sama bagi semua perempuan dan laki-laki, dalam pendidikan dan pelatihan
terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan formal dan non formal dalam 12 bulan
pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terakhir, menurut jenis kelamin.
terjangkau dan berkualitas.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/SMK/ MA/sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Perguruan Tinggi (PT).
4.4 Pada tahun 2030, meningkatkan secara Proporsi remaja dan dewasa dengan
signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa keterampilan teknologi informasi dan
yang memiliki keterampilan yang relevan, komunikasi (TIK).
termasuk keterampilan teknik dan kejuruan,
untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan
kewirausahaan.
4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan Rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
disparitas gender dalam pendidikan, dan perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/
menjamin akses yang sama untuk semua sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3)
tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio
bagi masyarakat rentan termasuk penyandang Angka Partisipasi Kasar (APK)
cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak- perempuan/laki-laki di (4) Perguruan
anak dalam kondisi rentan. Tinggi.
4.6 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua Persentase remaja/dewasa pada
remaja dan proporsi kelompok dewasa kelompok usia tertentu, paling tidak
tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, mahir/mampu pada level tertentu
memiliki kemampuan literasi dan numerasi. dalam keterampilan (i) membaca dan
(ii) menghitung, menurut jenis
kelamin.
Persentase angka melek aksara
penduduk umur ≥15 tahun.
Persentase angka melek aksara
penduduk umur 15-24 tahun dan
umur 15 -59 tahun.
4.7 Pada tahun 2030, menjamin semua Pengarusutamaan pada semua jenjang
peserta didik memperoleh pengetahuan dan pendidikan, (i) pendidikan kewargaan
keterampilan yang diperlukan untuk dunia, (ii) pendidikan untuk
meningkatkan pembangunan berkelanjutan, pembangunan berkelanjutan termasuk
termasuk antara lain, melalui pendidikan kesetaraan gender dan hak asasi
untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya manusia pada (a) kebijakan
hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, pendidikan nasional, (b) kurikulum, (c)
kesetaraan gender, promosi budaya damai dan pendidikan guru, (d) penilaian siswa.
non-kekerasan, kewarganegaraan global dan
penghargaan terhadap keanekaragaman
budaya dan kontribusi budaya terhadap
pembangunan berkelanjutan.

4.a Membangun dan meningkatkan fasilitas Proporsi sekolah dengan akses ke: (a)
pendidikan yang ramah anak, ramah listrik (b) internet untuk tujuan
penyandang cacat dan gender, serta pengajaran, (c) komputer untuk
menyediakan lingkungan belajar yang aman, tujuan pengajaran, (d) infrastruktur
anti kekerasan, inklusif dan efektif bagi dan materi memadai bagi siswa
semua. disabilitas, (e) air minum layak, (f)
fasilitas sanitasi dasar per jenis
kelamin, (g) fasilitas cuci tangan
(terdiri air, sanitasi, dan higienis bagi
semua (WASH).

4.b Pada tahun 2020, secara signifikan Jumlah bantuan resmi Pemri kepada
memperluas secara global, jumlah beasiswa Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa
bagi negara berkembang, khususnya negara Kemitraan Negara Berkembang.
kurang berkembang,
negaraberkembangpulaukecil, dan negara-
negara Afrika, untuk mendaftar di pendidikan
tinggi, termasuk pelatihan kejuruan, teknologi
informasi dan komunikasi, program teknik,
program rekayasa dan ilmiah, di negara maju
dan negara berkembang lainnya.

4.c Pada tahun 2030, secara signifikan Persentase guru TK, SD, SMP, SMA,
meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, SMK, dan PLB yang bersertifikat
termasuk melalui kerjasama internasional pendidik.
dalam pelatihan guru di negara berkembang,
terutama negara kurang berkembang, dan
negara berkembang kepulauan kecil.

MENCAPAI KESETARAAN GENDER DAN


5
MEMBERDAYAKAN KAUM PEREMPUAN
5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi Jumlah kebijakan yang responsif
terhadap kaum perempuan dimanapun. gender mendukung pemberdayaan
perempuan.
Prevalensi kekerasan terhadap anak
perempuan.
Proporsi perempuan dewasa dan anak
perempuan(umur 15-64 tahun)
mengalami kekerasan seksual oleh
orang lain selain pasangan dalam 12
bulan terakhir.
Persentase korban kekerasan terhadap
perempuan yang mendapat layanan
komprehensif.
5.3 Menghapuskan semua praktik berbahaya, Proporsi perempuan umur 20-24
seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini tahun yang berstatus kawin atau
dan paksa, serta sunat perempuan. berstatus hidup bersama sebelum
umur 15 tahun dan sebelum umur 18
tahun.
Median usia kawin pertama
perempuan pernah kawin umur 25-49
tahun.
Angka kelahiran pada perempuan
umur 15-19 tahun (Age Specific
Fertility Rate/ ASFR).
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/
SMK/MA/ sederajat.
Persentase anak perempuan dan
perempuan berusia 15-49 tahun yang
telah menjalani FGM/C, menurut
kelompok umur.
5.4 Mengenali dan menghargai pekerjaan Proporsi waktu yang dihabiskan untuk
mengasuh dan pekerjaan rumah tangga yang pekerjaan rumah tangga dan
tidak dibayar melalui penyediaan pelayanan perawatan, berdasarkan jenis kelamin,
publik, infrastruktur dan kebijakan kelompok umur, dan lokasi.
perlindungan sosial, dan peningkatan
tanggung jawab bersama dalam rumah tangga
dan keluarga yang tepat secara nasional.

5.5 Menjamin partisipasi penuh dan efektif, Proporsi kursi yang diduduki
dan kesempatan yang sama bagi perempuan perempuan di parlemen tingkat pusat,
untuk memimpin di semua tingkat parlemen daerah dan pemerintah
pengambilan keputusan dalam kehidupan daerah.
politik, ekonomi, dan masyarakat.

Proporsi perempuan yang berada di


posisi managerial.
5.6 Menjamin akses universal terhadap Proporsi perempuan umur 15-49
kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak tahun yang membuat keputusan
reproduksi seperti yang telah disepakati sesuai sendiri terkait hubungan seksual,
dengan Programme of Action of the penggunaan kontrasepsi, dan layanan
International Conference on Population and kesehatan reproduksi.
Development and the Beijing Platform serta
dokumen- dokumen hasil reviu dari
konferensi- konferensi tersebut.

Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga


Berencana/KB yang tidak terpenuhi).

Undang-undang atau Peraturan


Pemerintah (PP) yang menjamin
perempuan umur 15-49 tahun untuk
mendapatkan pelayanan, informasi
dan pendidikan terkait kesehatan
seksual dan reproduksi.
5.a Melakukan reformasi untuk memberi hak (1)Proporsi penduduk yang memiliki
yang sama kepada perempuan terhadap hak tanah pertanian; (2) Proporsi
sumber daya ekonomi, serta akses terhadap perempuan pemilik atau yang memiliki
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan hak lahan pertanian, menurut jenis
bentuk kepemilikan lain, jasa keuangan, kepemilikan.
warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan
hukum nasional.
Proporsi negara dengan kerangka
hukum (termasuk hukum adat) yang
menjamin persamaan hak perempuan
untuk kepemilikan tanah dan/atau
hak kontrol.
5.b Meningkatkan penggunaan teknologi yang Proporsi individu yang menguasai/
memampukan, khususnya teknologi informasi memiliki telepon genggam.
dan komunikasi untuk meningkatkan
pemberdayaan perempuan.
5.c Mengadopsi dan memperkuat kebijakan Ketersediaan sistem untuk melacak
yang baik dan perundang- undangan yang dan membuat alokasi umum untuk
berlaku untuk peningkatan kesetaraan gender kesetaraan gender dan pemberdayaan
dan pemberdayaan kaum perempuan di semua perempuan
tingkatan.
MENJAMIN KETERSEDIAAN SERTA
6 PENGELOLAAN AIR BERSIH DAN SANITASI
YANG BERKELANJUTAN
6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses Proporsi populasi yang menggunakan
universal dan merata terhadap air minum layanan air minum yang dikelola
yang aman dan terjangkau bagi semua. secara aman.
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan
sumber air minum layak.
Kapasitas prasarana air baku untuk
melayani rumah tangga, perkotaan
dan industri, serta penyediaan air
baku untuk pulau-pulau.
Proporsi populasi yang memiliki akses
layanan sumber air minum aman dan
berkelanjutan.
6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses Proporsi populasi yang menggunakan
terhadap sanitasi dan kebersihan yang layanan sanitasi yang dikelola secara
memadai dan merata bagi semua, dan aman, termasuk fasilitas cuci tangan
menghentikan praktik buang air besar di dengan air dan sabun.
tempat terbuka, memberikan perhatian
khusus pada kebutuhan kaum perempuan,
serta kelompok masyarakat rentan.
Proporsi populasi yang memiliki
fasilitas cuci tangan dengan sabun
dan air.
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan
sanitasi layak.

Jumlah desa/kelurahan yang


melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).
Jumlah desa/kelurahan yang Open
Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air
Besar Sembarangan (SBS).
Jumlah kabupaten/kota yang
terbangun infrastruktur air limbah
dengan sistem terpusat skala kota,
kawasan dan komunal
Proporsi rumah tangga (RT) yang
terlayani sistem pengelolaan air
limbah terpusat.
6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas Proporsi limbah cair yang diolah
air dengan mengurangi polusi, menghilangkan secara aman.
pembuangan, dan meminimalkan pelepasan
material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, sertapenggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara
global.

Jumlah kabupaten/kota yang


ditingkatkan kualitas pengelolaan
lumpur tinja perkotaan dan dilakukan
pembangunan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT).
Proporsi badan air dengan kualitas air
ambien yang baik.
Kualitas air danau.
Kualitas air sungai sebagai sumber air
baku.
6.4 Pada tahun 2030, secara signifikan Perubahan efisiensi penggunaan air
meningkatkan efisiensi penggunaan air di dari waktu ke waktu.
semua sektor, dan menjamin penggunaan dan
pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk
mengatasi kelangkaan air, dan secara
signifikan mengurangi jumlah orang yang
menderita akibat kelangkaan air.
Pengendalian dan penegakan hukum
bagi penggunaan air tanah.
Insentif penghematan air pertanian/
perkebunan dan industri.
Tingkat water stress: proporsi
pengambilan (withdrawal) air tawar
terhadap ketersediannya.
6.5 Pada tahun 2030, menerapkan Tingkat pelaksanaan pengelolaan
pengelolaan sumber daya air terpadu di semua sumber daya air secara terpadu (0-
tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas 100).
batas yang tepat.
Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Terpadu (RPDAST) yang
diinternalisasi ke dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW).

Jumlah stasiun hidrologi dan


klimatologi yangdilakukanupdating
danrevitalisasi.
Jumlah jaringan informasi sumber
daya air yang dibentuk.
Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang meningkat jumlah mata airnya
dan jumlah DAS yang memiliki
Memorandum of Understanding (MoU)
lintas Negara.
Luas pengembangan hutan serta
peningkatan hasil hutan bukan kayu
(HHBK) untuk pemulihan kawasan
DAS.
Jumlah wilayah sungai yang memiliki
partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan daerah tangkapan sungai
dan danau.
Kegiatan penataan kelembagaan
sumber daya air.
Jumlah DAS Prioritas yang meningkat
jumlah mata airnya melalui konservasi
sumber daya air di daerah hulu DAS
serta sumur resapan.

Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan


kesehatannya melalui pembangunan
embung, dam pengendali, dam
penahan skala kecil dan menengah.

Proporsi wilayah cekungan lintas


batas dengan pengaturan kerja sama
sumber daya air yang operasional.

6.6 Pada tahun 2020, melindungi dan Perubahan tingkat sumber daya air
merestorasi ekosistem terkait sumber daya air, terkait ekosistem dari waktu ke waktu.
termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, air tanah, dan danau.
Jumlah danau yang ditingkatkan
kualitas airnya.
Jumlah danau yang pendangkalannya
kurang dari 1%.
Jumlah danau yang menurun tingkat
erosinya.
Luas lahan kritis dalam KPH yang
direhabilitasi.
Jumlah DAS prioritas yang dilindungi
mata airnya dan dipulihkan
kesehatannya.
6.a Pada tahun 2030, memperluas kerjasama Jumlah ODA terkait air dan sanitasi
dan dukungan internasional dalam hal yang menjadi bagian rencana belanja
pembangunan kapasitas bagi negara-negara pemerintah.
berkembang, dalam program dan kegiatan
terkait air dan sanitasi, termasuk pemanenan
air, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air
limbah, daur ulang dan teknologi daur ulang.

6.b Mendukungdan memperkuat partisipasi Proporsi unit pemerintah lokal yang


masyarakat lokal dalam meningkatkan menerbitkan dan melaksanakan
pengelolaan air dan sanitasi kebijakan dan prosedur terkait
partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan air dan sanitasi.

MENJAMIN AKSES ENERGI YANG


7 TERJANGKAU, ANDAL, BERKELANJUTAN
DAN MODEREN UNTUK SEMUA
7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses Rasio elektrifikasi.
universal layanan energi yang terjangkau,
andal dan modern.
Konsumsi listrik per kapita.
Proporsi penduduk dengan sumber
energi utama pada teknologi dan
bahan bakar yang bersih.
Jumlah sambungan jaringan gas
untuk rumah tangga.
Rasio penggunaan gas rumah tangga.

7.2 Pada tahun 2030, meningkat secara Bauran energi terbarukan


substansial pangsa energi terbarukan dalam
bauran energi global.
7.3 Pada tahun 2030, melakukan perbaikan Intensitas energi primer.
efisiensi energi di tingkat global sebanyak dua
kali lipat.
7.a Pada tahun 2030, memperkuat kerjasama Termobilisasikan dana per tahun (US
internasional untuk memfasilitasi akses pada $) mulai tahun 2020 akuntabel
teknologi dan riset energi bersih, termasuk menuju komitmen US $100 Miliar.
energi terbarukan, efisiensi energi, canggih,
teknologi bahan bakar fosil lebih bersih, dan
mempromosikan investasi di bidang
infrastruktur energi dan teknologi energi
bersih.

7.b Pada tahun 2030, memperluas Proporsi nilai investasi efisiensi energi
infrastruktur dan meningkatkan teknologi terhadap PDB dan jumlah transfer
untuk penyediaan layanan energi modern dan dana investasi luar negeri langsung
berkelanjutan bagi semua negara -negara (FDI) untuk infrastruktur dan
berkembang, khususnya negara kurang teknologi pelayanan pembangunan
berkembang, negara berkembang pulau kecil berkelanjutan.
dan negara berkembang.
MENINGKATKAN EKONOMI YANG INKLUSIF
DAN BERKELANJUTAN, KESEMPATAN
8 KERJA YANG PRODUKTIF DAN
MENYELURUH, SERTA PEKERJAAN YANG
LAYAK UNTUK SEMUA
8.1 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi Laju pertumbuhan PDB per kapita.
per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan,
khususnya, setidaknya 7 persen pertumbuhan
produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.
PDB per kapita
8.2 Mencapai tingkat produktivitas ekonomi Laju pertumbuhan PDB per tenaga
yang lebih tinggi, melalui diversifikasi, kerja/ Tingkat pertumbuhan PDB riil
peningkatan dan inovasi teknologi, termasuk per orang bekerja per tahun.
melalui fokus pada sektor yang memberi nilai
tambah tinggi dan padat karya.
8.3 Menggalakkan kebijakan pembangunan Proporsi lapangan kerja informal
yang mendukung kegiatan produktif, sektor non- pertanian, berdasarkan
penciptaan lapangan kerja layak, jenis kelamin.
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan
mendorong formalisasi dan pertumbuhan
usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk
melalui akses terhadap jasa keuangan.

Persentase tenaga kerja formal.


Persentase tenaga kerja informal
sektor pertanian.
Persentase akses UMKM (Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah) ke layanan
keuangan.
8.4 Meningkatkan secara progresif, hingga ejak material (material footprint) yang
2030, efisiensi sumber daya global dalam dihitung selama tahun berjalan.
konsumsi dan produksi, serta usaha melepas
kaitan pertumbuhan ekonomi dari degradasi
lingkungan, sesuai dengan the 10-Year
Framework of Programs on Sustainable
Consumption and Production, dengan negara-
negara maju sebagai pengarah.

Konsumsi material domestik (domestic


material consumption).
8.5 Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan Upah rata-rata per jam pekerja.
tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak
bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang
difabilitas, dan upah yang sama untuk
pekerjaan yang sama nilainya.
Tingkat pengangguran terbuka
berdasarkan jenis kelamin dan
kelompok umur.
Persentase setengah pengangguran.
8.6 Pada tahun 2020, secara substansial Persentase usia muda (15-24) yang
mengurangi proporsi usia muda yang tidak sedang tidak sekolah, bekerja atau
bekerja, tidak menempuh pendidikan atau mengikuti pelatihan (NEET).
pelatihan.
8.7 Mengambil tindakan cepat dan untuk Persentase dan jumlah anak usia 5-17
memberantas kerja paksa, mengakhiri tahun, yang bekerja, dibedakan
perbudakan dan penjualan manusia, berdasarkan jenis kelamin dan
mengamankan larangan dan penghapusan kelompok umur (dibedakan
bentuk terburuk tenaga kerja anak, termasuk berdasarkan bentuk-bentuk pekerjaan
perekrutan dan penggunaan tentara anak- terburuk untuk anak).
anak, dan pada tahun 2025 mengakhiri tenaga
kerja anak dalam segala bentuknya.

8.8 Melindungi hak-hak tenaga kerja dan Tingkat frekuensi kecelakaan kerja
mempromosikan lingkungan kerja yang aman fatal dan non-fatal, berdasarkan jenis
dan terjamin bagi semua pekerja, termasuk kelamin, sektor pekerjaan dan status
pekerja migran, khususnya pekerja migran migran.
perempuan, dan mereka yang bekerja dalam
pekerjaan berbahaya.
Jumlah perusahaan yang menerapkan
norma K3.
Peningkatan kepatuhan atas hak-hak
pekerja (kebebasan berserikat dan
perundingan kolektif) berdasarkan
sumber tekstual ILO dan peraturan
perundang-undangan negara terkait.

8.9 Pada tahun 2030, menyusun dan Proporsi kontribusi pariwisata


melaksanakan kebijakan untuk terhadap PDB.
mempromosikan pariwisata berkelanjutan
yang menciptakan lapangan kerja dan
mempromosikan budaya dan produk lokal.
Jumlah wisatawan mancanegara.
Jumlah kunjungan wisatawan
nusantara.
Jumlah devisa sektor pariwisata.
Jumlah pekerja pada industri
pariwisata dalam proporsi terhadap
8.10 Memperkuat kapasitas lembaga total
Jumlahpekerja.
kantor bank dan ATM per
keuangan domestik untuk mendorong dan 100.000 jumlah orang dewasa.
memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
Rata-rata jarak lembaga keuangan
(Bank Umum).
Proporsi kredit UMKM terhadap total
kredit.
Proporsi kepemilikan rekening bank
orang dewasa (18 tahun dan lebih)
atau lembaga keuangan lain atau
dengan pelayanan jasa keuangan
bergerak.
8.a Meningkatkan bantuan untuk mendukung Bantuan untuk komitmen
perdagangan bagi negara berkembang, perdagangan dan pencairan
terutama negara kurang berkembang, pendanaan.
termasuk melalui the Enhanced Integrated
Framework for Trade-Related Technical
Assistance bagi negara kurang berkembang.

8.b Pada tahun 2020, mengembangkan dan Total pengeluaran pemerintah dalam
mengoperasionalkan strategi global untuk program perlindungan sosial dan
ketenagakerjaan pemuda dan menerapkan the ketenagakerjaan dalam proporsi
Global Jobs Pact of the International Labour terhadap anggaran nasional dan PDB.
Organization.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG
TANGGUH, MENINGKATKAN INDUSTRI
9 INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN, SERTA
MENDORONG INOVASI
9.1 Mengembangkan infrastruktur yang Populasi penduduk desa yang tinggal
berkualitas, andal, berkelanjutan dan dalam jarak 2 km terhadap jalan yang
tangguh, termasuk infrastruktur regional dan layak.
lintas batas, untuk mendukung pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan
fokus pada akses yang terjangkau dan merata
bagi semua.
Kondisi mantap jalan nasional
Panjang pembangunan jalan tol.
Panjang jalur kereta api.
Jumlah penumpang dan volume
pengangkutan, menurut jenis
transportasi.
Jumlah bandara.
Jumlah dermaga penyeberangan.
Jumlah pelabuhan strategis.
9.2 Mempromosikan industrialisasi inklusif Proporsi nilai tambah sektor industri
dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, manufaktur terhadap PDB dan
secara signifikan meningkatkan proporsi perkapita.
industri dalam lapangan kerja dan produk
domestik bruto, sejalan dengan kondisi
nasional, dan meningkatkan dua kali lipat
proporsinya di negara kurang berkembang.
Laju pertumbuhan PDB industri
manufaktur.
Proporsi tenaga kerja pada sektor
industri manufaktur.
9.3 Meningkatkan akses industri dan Proporsi nilai tambah industri kecil
perusahaan skala kecil, khususnya di negara terhadap total nilai tambah industri.
berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan
mengintegrasikan ke dalam rantai nilai dan
pasar.
Proporsi industri kecil dengan
pinjaman atau kredit.
9.4 Pada tahun 2030, meningkatkan Rasio Emisi CO2/Emisi Gas Rumah
infrastruktur dan retrofit industri agar dapat Kaca dengan nilai tambah sektor
berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi industri.
penggunaan sumberdaya dan adopsi yang
lebih baik dari teknologi dan proses industri
bersih dan ramah lingkungan, yang
dilaksanakan semua negara sesuai
kemampuan masing-masing.

Persentase Perubahan Emisi


CO2/Emisi Gas Rumah Kaca.

9.5 Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan Proporsi anggaran riset pemerintah


kapabilitas teknologi sektor industri di semua terhadap PDB.
negara, terutama negara -negara berkembang,
termasuk pada tahun 2030, mendorong
inovasi dan secara substansial meningkatkan
jumlah pekerja penelitian dan pengembangan
per 1 juta orang dan meningkatkan
pembelanjaan publik dan swasta untuk
penelitian dan pengembangan.
Jumlah peneliti (ekuivalen penuh
waktu) per satu juta penduduk.
9.a Memfasilitasi pembangunan infrastruktur Total dukungan resmi internasional
yang berkelanjutan dan tangguh di negara (bantuan resmi pembangunan
berkembang, melalui peningkatan keuangan, ditambah aliran bantuan resmi biaya)
teknologi dan dukungan teknis bagi negara- untuk infrastruktur.
negara Afrika, negara-negara kurang
berkembang, negara-negara berkembang
terkurung daratan dan negara-negara pulau
kecil.

9.b Mendukung pengembangan teknologi Proporsi nilai tambah teknologi


domestik, riset dan inovasi di negara-negara menengah dan tinggi terhadap total
berkembang, termasuk dengan memastikan nilai tambah.
lingkungan kebijakan yang kondusif, antara
lain untuk diversifikasi industri dan
peningkatan nilai tambah komoditas.
9.c Secara signifikan meningkatkan akses Proporsi penduduk yang terlayani
terhadap teknologi informasi dan komunikasi, mobile broadband.
dan mengusahakan penyediaan akses
universal dan terjangkau Internet di negara-
negara kurang berkembang pada tahun 2020.

Proporsi individu yang


menguasai/memiliki telepon genggam.
Proporsi individu yang menggunakan
Internet.
MENGURANGI KESENJANGAN INTRA- DAN
10
ANTAR NEGARA
10.1 Pada tahun 2030, secara progresif Koefisien Gini.
mencapai dan mempertahankan pertumbuhan
pendapatan penduduk yang berada di bawah
40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.
Persentase penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan nasional,
menurut jenis kelamin dan kelompok
umur.
Jumlah daerah tertinggal yang
terentaskan.
Jumlah desa tertinggal.
Jumlah Desa Mandiri
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal.
Persentase penduduk miskin di daerah
tertinggal.
10.2 Pada tahun 2030, memberdayakan dan Proporsi penduduk yang hidup di
meningkatkan inklusi sosial, ekonomi dan bawah 50 persen dari median
politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis pendapatan, menurut jenis kelamin
kelamin, difabilitas, ras, suku, asal, agama dan penyandang difabilitas.
atau kemampuan ekonomi atau status lainnya

10.3 Menjamin kesempatan yang sama dan Proporsi penduduk yang melaporkan
mengurangi kesenjangan hasil, termasuk merasa didiskriminasikan atau
dengan menghapus hukum, kebijakan dan dilecehkan dalam kurun 12 bulan
praktik yang diskriminatif, dan terakhir atas dasar larangan
mempromosikan legislasi, kebijakan dan diskriminasi sesuai hukum
tindakan yang tepat terkait legislasi dan internasional Hak Asasi Manusia.
kebijakan tersebut.
Indeks Kebebasan Sipil.
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM).
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
perempuan terutama kekerasan
terhadap perempuan.
Jumlah kebijakan yang diskriminatif
dalam 12 bulan lalu berdasarkan
pelarangan diskriminasi menurut
hukum HAM Internasional.
10.4 Mengadopsi kebijakan, terutama Proporsi upah dan subsidi
kebijakan fiskal, upah dan perlindungan perlindungan sosial dari pemberi kerja
sosial, serta secara progresif mencapai terhadap PDB.
kesetaraan yang lebih besar. Persentase rencana anggaran untuk
belanja fungsi perlindungan sosial
pemerintah pusat.
Proporsi peserta Program Jaminan
Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
10.5 Memperbaiki regulasi dan pengawasan Financial Soundness Indicator.
pasar dan lembaga keuangan global, dan
memperkuat pelaksanaan regulasinya.
10.6 Memastikan peningkatan representasi Proporsi anggota dan hak suara
dan suara bagi negara berkembang dalam negara-negara berkembang di
pengambilan keputusan di lembaga-lembaga organisasi internasional.
ekonomi dan keuangan internasional global,
untuk membentuk kelembagaan yang lebih
efektif, kredibel, akuntabel dan terlegitimasi.
10.7 Memfasilitasi migrasi dan mobilitas Proporsi biaya rekrutmen yang
manusia yang teratur, aman, berkala dan ditanggung pekerja terhadap
bertanggung jawab, termasuk melalui pendapatan tahunan di negara tujuan.
penerapan kebijakan migrasi yang terencana
dan terkelola dengan baik.
Jumlah negara yang
mengimplementasikan kebijakan
migran yang baik.
Jumlah dokumen kerjasama
ketenagakerjaan dan perlindungan
pekerja migran antara negara RI
dengan negara tujuan penempatan.
Jumlah fasilitasi pelayanan
penempatan TKLN berdasarkan
okupasi.
10.a Menerapkan prinsip perlakuan khusus Besaran nilai tarif yang diberlakukan
dan berbeda bagi negara berkembang, untuk mengimpor dari negara kurang
khususnya negara yang kurang berkembang, berkembang/berkembang dengan tarif
sesuai dengan kesepakatan World Trade nol persen.
Organization.
10.b Mendorong bantuan pembangunan dan Total aliran sumberdaya yang masuk
arus keuangan yang resmi, termasuk investasi untuk pembangunan, terpilah
asing secara langsung, ke negara-negara yang berdasarkan negara- negara penerima
paling membutuhkan, terutama negara dan donor serta jenis aliran (misalnya,
kurang berkembang, negara- negara Afrika, bantuan pembangunan resmi,
negara berkembang pulau kecil dan negara investasi asing langsung, serta aliran
terkurung daratan, sesuai dengan rencana dan yang lain).
program nasional mereka.

10.c Memperbesar pemanfaatan jasa keuangan Proporsi biaya remitansi dari jumlah
bagi pekerja. yang dikirimkan.
MENJADIKAN KOTA DAN PERMUKIMAN
11 INKLUSIF, AMAN, TANGGUH DAN
BERKELANJUTAN
11.1 Pada tahun 2030, menjamin akses bagi Proporsi populasi penduduk perkotaan
semua terhadap perumahan yang layak, yang tinggal di daerah kumuh,
aman, terjangkau, dan pelayanan dasar , serta permukiman liar atau rumah yang
menata kawasan kumuh. tidak layak.
Proporsi rumah tangga yang memiliki
akses terhadap hunian yang layak dan
terjangkau.
Jumlah kawasan perkotaan
metropolitan yang terpenuhi standar
pelayanan perkotaan (SPP).
Jumlah kota sedang dan kota baru
yang terpenuhi SPP.
11.2 Pada tahun 2030, menyediakan akses Proporsi populasi yang mendapatkan
terhadap sistem transportasi yang aman, akses yang nyaman pada transportasi
publik, terpilah menurut jenis
kelamin, kelompok usia, dan
penyandang difabilitas.
terjangkau, mudah diakses dan berkelanjutan Persentase pengguna moda
untuk semua, meningkatkan keselamatan lalu transportasi umum di perkotaan.
lintas, terutama dengan memperluas
jangkauan transportasi umum, dengan
memberi perhatian khusus pada kebutuhan
mereka yang berada dalam situasi rentan,
perempuan, anak, penyandang difabilitas dan
orang tua.

Jumlah sistem angkutan rel yang


dikembangkan di kota besar.
11.3 Pada tahun 2030, memperkuat Rasio laju peningkatan konsumsi
urbanisasi yang inklusif dan berkelanjutan tanah dengan laju pertumbuhan
serta kapasitas partisipasi, perencanaan penduduk.
penanganan permukiman yang berkelanjutan
dan terintegrasi di semua negara.

Jumlah kota sedang di luar Jawa yang


diarahkan sebagai pengendali (buffer)
arus urbanisasi dan sebagai pusat
pertumbuhan utama.
Jumlah Metropolitan baru di luar
Jawa sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN).
Proporsi kota dengan struktur
partisipasi langsung masyarakat sipil
dalam perencanaan dan manajemen
kota yang berlangsung secara teratur
dan demokratis.
Rata-rata institusi yang berperan
secara aktif dalam Forum Dialog
Perencanaan Pembangunan Kota
Berkelanjutan.
Jumlah lembaga pembiayaan
infrastruktur.
11.4 Mempromosikan dan menjaga warisan Jumlah belanja (publik dan swasta)
budaya dunia dan warisan alam dunia. per kapita yang diperuntukan untuk
preservasi, perlindungan, konservasi
pada semua warisan budaya dan
alam, menurut jenis warisan (budaya,
alam, terpadu, destinasi pusat warisan
dunia), tingkat pemerintahan (nasional
dan sub nasional), jenis belanja
(belanja operasional atau intervensi),
dan tipe pembiayaan swasta (donasi
non tunai, swasta non profit, sponsor).

Jumlah kota pusaka di kawasan


perkotaan metropolitan, kota besar,
kota sedang dan kota kecil.
11.5 Pada tahun 2030, secara signifikan Jumlah korban meninggal, hilang dan
mengurangi jumlah kematian dan jumlah terkena dampak bencana per 100.000
orang terdampak, dan secara substansial orang.
mengurangi kerugian
Indeks Risiko Bencana Indonesia
(IRBI).
ekonomi relatif terhadap PDB global yang Jumlah kota tangguh bencana yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus terbentuk.
melindungi orang miskin dan orang-orang
dalam situasi rentan.
Jumlah sistem peringatan dini cuaca
dan iklim serta kebencanaan.
Kerugian ekonomi langsung akibat
bencana terhadap GDP, termasuk
kerusakan bencana terhadap
infrastruktur yang kritis dan
gangguan terhadap pelayanan dasar.
Jumlah kerugian ekonomi langsung
akibat bencana.
11.6 Pada tahun 2030, mengurangi dampak Proporsi limbah padat perkotaan yang
lingkungan perkotaan per kapita yang dikumpulkan secara teratur dengan
merugikan, termasuk dengan memberi pemrosesan akhir yang baik terhadap
perhatian khusus pada kualitas udara, total limbah padat perkotaan yang
termasuk penanganan sampah kota. dihasilkan oleh suatu kota.
Persentase sampah perkotaan yang
tertangani.
Jumlah kota hijau yang
mengembangkan dan menerapkan
green waste di kawasan perkotaan
metropolitan.
Rata-rata tahunan materi partikulat
halus (PM 2,5 dan PM 10) di Perkotaan
(dibobotkan jumlah penduduk).

11.7. Pada tahun 2030, menyediakan ruang Proporsi ruang terbuka perkotaan
publik dan ruang terbuka hijau yang aman, untuk semua, menurut kelompok
inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk usia, jenis kelamin dan penyandang
perempuan dan anak, manula dan disabilitas.
penyandang difabilitas
Jumlah kota hijau yang menyediakan
ruang terbuka hijau di kawasan
perkotaan metropolitan dan kota
sedang.
Proporsi orang yang menjadi korban
kekerasan atau pelecehan seksual
menurut jenis kelamin, usia, status
disabilitas, dan tempat kejadian (12
bulan terakhir).
Proporsi korban kekerasan dalam 12
bulan terakhir yang melaporkan
kepada polisi.
11.a Mendukung hubungan ekonomi, sosial, Proporsi penduduk yang tinggal di
dan lingkungan antara urban, pinggiran kota, kota yang melaksanakan perencanaan
dan perdesaan dengan memperkuat regional dan kota terintegrasi dengan
perencanaan pembangunan nasional dan proyeksi populasi dan kebutuhan
daerah. sumber daya.

11.b Pada tahun 2020, meningkatkan secara Proporsi pemerintah kota yang
substansial jumlah kota dan permukiman memiliki dokumen strategi
yang mengadopsi dan mengimplementasi pengurangan risiko bencana.
kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi
tentang penyertaan, efisiensi sumber daya,
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan
iklim, ketahanan terhadap bencana, serta
mengembangkan dan mengimplementasikan
penanganan holistik risiko bencana di semua
lini, sesuai dengan the Sendai Framework for
Disaster Risk Reduction 2015-2030.

Dokumen strategi pengurangan risiko


bencana (PRB) tingkat daerah.
11.c Memberikan dukungan kepada negara- Proporsi dukungan finansial kepada
negara kurang berkembang, melalui bantuan negara kurang berkembang (LDCs)
keuangan dan teknis, dalam membangun yang dialokasikan pada konstruksi
bangunan yang berkelanjutan dan tangguh, dan perbaikan dengan sumber daya
dengan memanfaatkan bahan lokal yang efisien, berkelanjutan dan
berketahanan dengan memanfaatkan
bahan lokal.
MENJAMIN POLA PRODUKSI DAN
12
KONSUMSI YANG BERKELANJUTAN
12.1 Melaksanakan the 10-Year Framework of Jumlah kolaborasi tematik quickwins
Programmes on Sustainable Consumption and program
Production Patterns, dengan semua negara
mengambil tindakan, dipimpin negara maju,
dengan mempertimbangkan pembangunan
dan kapasitas negara berkembang.
12.2 Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan Jejak material (material footprint).
berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya
alam secara efisien.
Konsumsi material domestik (domestic
material consumption).
12.3 Pada tahun 2030, mengurangi hingga Indeks kehilangan makanan global.
setengahnya limbah pangan per kapita global
di tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi
kehilangan makanan sepanjang rantai
produksi dan pasokan termasuk kehilangan
saat pasca panen.
12.4 Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan Jumlah pihak untuk kesepakatan
bahan kimia dan semua jenis limbah yang lingkungan multilateral internasional
ramah lingkungan, di sepanjang siklus tentang bahan kimia dan limbah
hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional berbahaya untuk memenuhi
yang disepakati dan secara signifikan komitmen dan kewajiban mereka
mengurangi pencemaran bahan kimia dan dalam transmisi informasi yang
limbah tersebut ke udara, air, dan tanah diperlukan oleh masing- masing.
untuk meminimalkan dampak buruk terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan.

Jumlah peserta PROPER yang


mencapai minimal ranking BIRU.
Timbulan limbah berbahaya per
kapita, proporsi limbah berbahaya
yang terkelola menurut jenis
penanganannya.
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan
proporsi limbah B3 yang diolah sesuai
peraturan perundangan (sektor
industri).
12.5 Pada tahun 2030, secara substansial Tingkat daur ulang Nasional, ton
mengurangi produksi limbah melalui bahan daur ulang.
pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan
penggunaan kembali.
Jumlah timbulan sampah yang didaur
ulang.
12.6 Mendorong perusahaan, terutama Jumlah perusahaan yang
perusahaan besar dan transnasional, untuk mempublikasi laporan
mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan keberlanjutannya.
dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan
dalam siklus pelaporan mereka.

Jumlah perusahaan yang menerapkan


sertifikasi SNI ISO 14001.

12.7 Mempromosikan praktek pengadaan Jumlah negara yang menerapkan


publik yang berkelanjutan, sesuai dengan kebijakan pengadaan publik dan
kebijakan dan prioritas nasional. rencana aksi yang berkelanjutan
Jumlah produk ramah lingkungan
yang teregister.
12.8 Pada tahun 2030, menjamin bahwa Sejauh mana (i) pendidikan
masyarakat di mana pun memiliki informasi kewarganegaraan global dan (ii)
yang relevan dan kesadaran terhadap pendidikan untuk pembangunan
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup berkelanjutan (termasuk pendidikan
yang selaras dengan alam. perubahan iklim) diarusutamakan
dalam (a) kebijakan pendidikan
nasional (b) kurikulum (c) pendidikan
guru dan (d) penilaian siswa.

Jumlah fasilitas publik yang


menerapkan Standar Pelayanan
Masyarakat (SPM) dan teregister.
12.a Mendukungan negara-negara Jumlah dukungan negara- negara
berkembang untuk memperkuat kapasitas berkembang pada riset dan
ilmu pengetahuan dan teknologi mereka untuk pengembangan (R&D) untuk konsumsi
bergerak ke arah pola konsumsi dan produksi dan produksi berkelanjutan (SCP) dan
yang lebih berkelanjutan. teknologi ramah lingkungan.

12.b Mengembangkan dan menerapkan Jumlah strategi atau kebijakan


perangkat untuk memantau dampak pariwisata berkelanjutan dan
pembangunan berkelanjutan terhadap pelaksanaan rencana aksi, dengan
pariwisata berkelanjutan yang menciptakan perangkat monitoring dan evaluasi
lapangan kerja dan mempromosikan budaya yang disepakati.
dan produk lokal.
12.c Merasionalisasi subsidi bahan bakar fosil Jumlah subsidi bahan bakar fosil per
tidak efisien yang mendorong pemborosan unit GDP (produksi dan konsumsi)
konsumsi dengan menghilangkan distorsi sebagai proporsi dari total belanja
pasar, sesuai dengan keadaan nasional, nasional pada bahan bakar fosil.
termasuk dengan restrukturisasi pajak dan
penghapusan secara bertahap jika ada subsidi
berbahaya, yang dicerminkan oleh dampak
lingkungannya, dengan sepenuhnya
memperhitungkan kebutuhan dan kondisi
khusus negara-negara berkembang dan
meminimalkan dampak negatif yang bisa
terjadi pada pembangunannya dengan cara
yang melindungi rakyat miskin dan
masyarakat yang terkena dampak.

MENGAMBIL TINDAKAN CEPAT UNTUK


13 MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DAN
DAMPAKNYA
13.1 Memperkuat kapasitas ketahanan dan Dokumen strategi pengurangan risiko
adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana (PRB) tingkat nasional dan
bencana alam di semua negara. daerah.
Jumlah korban meninggal, hilang dan
terkena dampak bencana per 100.000
orang.
13.2 Mengintegrasikan tindakan antisipasi Dokumen Biennial Update Report
perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi (BUR) Indonesia.
dan perencanaan nasional.
Dokumen pelaporan penurunan emisi
gas rumah kaca (GRK).
13.3 Meningkatkan pendidikan, penumbuhan Jumlah negara yang telah
kesadaran, serta kapasitas manusia dan mengitegrasikan mitigasi, adaptasi,
kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan
pengurangan dampak dan peringatan dini dini ke dalam kurikulum sekolah
perubahan ikim. dasar, sekolah menengah dan
perguruan tinggi.
Jumlah negara yang telah
mengkomunikasikan penguatan
kapasitas kelembagaan, sistem
individu untuk melaksanakan
adaptasi mitigasi dan transfer
teknologi, serta kegiatan
pembangunan.
13.a Melaksanakan komitmen negara maju Mobilisasi sejumlah dana (USD) per
pada the United Nations Framework tahun mulai tahun 2010 secara
Convention on Climate Change untuk tujuan akuntabel mencapai komitmen sebesar
mobilisasi dana bersama sebesar 100 miliar 100 milyar USD.
dolar Amerika per tahun pada tahun 2020 dari
semua sumber untuk mengatasi kebutuhan
negara berkembang dalam konteks aksi
mitigasi yang bermanfaat dan transparansi
dalam pelaksanaannya dan
mengoperasionalisasi secara penuh the Green
Climate Fund melalui kapitalisasi dana
tersebut sesegera mungkin.
13.b Menggalakkan mekanisme untuk Jumlah negara-negara kurang
meningkatkan kapasitas perencanaan dan berkembang dan negara berkembang
pengelolaan yang efektif terkait perubahan kepulauan kecil yang menerima
iklim di negara kurang berkembang, negara dukungan khusus dan sejumlah
berkembang pulau kecil, termasuk fokus pada dukungan, termasuk keuangan,
perempuan, pemuda, serta masyarakat lokal teknologi dan peningkatan kapasitas,
dan marjinal. untuk mekanisme peningkatan
kapasitas dalam perencanaan dan
pengelolaan yang efektif terkait
perubahan iklim, termasuk fokus pada
perempuan, generasi muda serta
masyarakat lokal dan marjinal.

MELESTARIKAN DAN MEMANFAATKAN


SECARA BERKELANJUTAN SUMBER DAYA
14 KELAUTAN DAN SAMUDERA UNTUK
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
14.1 Pada tahun 2025, mencegah dan secara Indeks eutrofikasi pesisir (ICEP) dan
signifikan mengurangi semua jenis kepadatan sampah plastik terapung.
pencemaran laut, khususnya dari kegiatan
berbasis lahan, termasuk sampah laut dan
polusi nutrisi.
14.2 Pada tahun 2020, mengelola dan Proporsi Zona Ekonomi Eksklusif
melindungi ekosistem laut dan pesisir secara nasional yang dikelola menggunakan
berkelanjutan untuk menghindari dampak pendekatan berbasis ekosistem.
buruk yang signifikan, termasuk dengan
memperkuat ketahanannya, dan melakukan
restorasi untuk mewujudkan lautan yang
sehat dan produktif.
Tersedianya kerangka kebijakan, dan
instrumen terkait penataan ruang laut
nasional.
Terkelolanya 11 wilayah pengelolaan
perikanan (WPP) secara berkelanjutan.

14.3 Meminimalisasi dan mengatasi dampak Rata-rata keasaman laut (pH) yang
pengasaman laut, termasuk melalui kerjasama diukur pada jaringan stasiun sampling
ilmiah yang lebih baik di semua tingkatan. yang disetujui dan memadai.

14.4 Pada tahun 2020, secara efektif mengatur Proporsi tangkapan jenis ikan yang
pemanenan dan menghentikan penangkapan berada dalam batasan biologis yang
ikan yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal aman.
dan praktek penangkapan ikan yang merusak,
serta melaksanakan rencana pengelolaan
berbasis ilmu pengetahuan, untuk
memulihkan persediaan ikan secara layak
dalam waktu yang paling singkat yang
memungkinkan, setidaknya ke tingkat yang
dapat memproduksi hasil maksimum yang
berkelanjutan sesuai karakteristik biologisnya.

14.5 Pada tahun 2020, melestarikan Jumlah luas kawasan konservasi


setidaknya 10 persen dari wilayah pesisir dan perairan.
laut, konsisten dengan hukum nasional dan
internasional dan berdasarkan informasi
ilmiah terbaik yang tersedia.
14.6 Pada thn 2020, melarang bentuk- bentuk Kemajuan negara-negara di tingkat
subsidi perikanan tertentu yang berkontribusi pelaksanaan instrumen internasional
terhadap kelebihan kapasitas dan yang bertujuan untuk memerangi
penangkapan ikan berlebihan, menghilangkan penangkapan ikan yang ilegal, tidak
subsidi yag berkontribusi terhadap dilaporkan dan tidak diatur (IUU
penangkapan ikan ilegal, yang tidak Fishing).
dilaporkan & tidak diatur dan menahan jenis
subsidi baru, dengan mengakui bahwa
perlakuan khusus dan berbeda yang tepat dan
efektif untuk negara berkembang & negara
kurang berkembang harus menjadi bagian
integral dari negosiasi subsidi perikanan pada
the World Trade Organization.

Persentase kepatuhan pelaku usaha.


14.7 Pada tahun 2030, meningkatkan manfaat Perikanan berkelanjutan sebagai
ekonomi bagi negara berkembang kepulauan presentase dari PDB pada negara -
kecil dan negara kurang berkembang dari negara berkembang kepulauan kecil,
pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut, negara-negara kurang berkembang
termasuk melalui pengelolaan perikanan, dan semua negara.
budidaya air dan pariwisata yang
berkelanjutan.
14.a Meningkatkan pengetahuan ilmiah, Proporsi dari total anggaran penelitian
mengembangkan kapasitas penelitian dan alih yang dialokasikan untuk penelitian di
teknologi kelautan, dengan bidang teknologi kelautan.
mempertimbangkan the Intergovernmental
Oceanographic Commission Criteria and
Guidelines tentang Alih Teknologi Kelautan,
untuk meningkatkan kesehatan laut dan
meningkatkan kontribusi keanekaragaman
hayati laut untuk pembangunan negara
berkembang, khususnya negara berkembang
kepulauan kecil dan negara kurang
berkembang.

14.b Menyediakan akses untuk nelayan skala Ketersediaan kerangka hukum/


kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap regulasi/ kebijakan/ kelembagaan
sumber daya laut dan pasar. yang mengakui dan melindungi hak
akses untuk perikanan skala kecil.
Jumlah provinsi dengan peningkatan
akses pendanaan usaha nelayan.
Jumlah nelayan yang terlindungi
14.c Meningkatkan pelestarian dan Tersedianya kerangka kebijakan dan
pemanfaatan berkelanjutan lautan dan instrumen terkait pelaksanaan
sumber dayanya dengan menerapkan hukum UNCLOS (the United Nations
internasional yang tercermin dalam the United Convention on the Law of the Sea).
Nations Convention on the Law of the Sea,
yang menyediakan kerangka hukum untuk
pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan
lautan dan sumber dayanya, seperti yang
tercantum dalam ayat 158 dari “The future we
want”.

MELINDUNGI, MERESTORASI DAN


MENINGKATKAN PEMANFAATAN
BERKELANJUTAN EKOSISTEM DARAT,
MENGELOLAH HUTAN SECARA LESTARI,
15 MENGHENTIKAN PENGGUGURAN,
MEMULIHKAN DEGRADASI LAHAN, SERTA
MENGHENTIKAN KEHILANGAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
15.1 Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, Kawasan hutan sebagai persentase
restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari dari total luas lahan.
ekosistem daratan dan perairan darat serta
jasa lingkungannya, khususnya ekosistem
hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan
kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan
perjanjian internasional.

Proporsi tutupan hutan terhadap luas


lahan keseluruhan.
Proporsi situs penting
keanekaragaman hayati daratan dan
perairan darat dalam kawasan
lindung, berdasarkan jenis
ekosistemnya.
15.2 Pada tahun 2020, meningkatkan Proporsi lahan yang terdegradasi
pelaksanaan pengelolaan semua jenis hutan terhadap luas lahan keseluruhan.
secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang
terdegradasi dan meningkatkan secara
signifikan aforestasi dan reforestasi secara
global.
Luas kawasan konservasi terdegradasi
yang dipulihkan kondisi ekosistemnya.

Luas usaha pemanfaatan hasil hutan


kayu restorasi ekosistem.
Jumlah kawasan konservasi yang
memperoleh nilai indeks METT
minimal 70%.
Jumlah Kesatuan Pengelolaan Hutan.

15.3 Pada tahun 2020, menghentikan Proporsi lahan yang terdegradasi


penggurunan, memulihkan lahan dan tanah terhadap luas lahan keseluruhan.
kritis, termasuk lahan yang terkena
penggurunan, kekeringan dan banjir, dan
berusaha mencapai dunia yang bebas dari
lahan terdegradasi.
Proporsi luas lahan kritis yang
direhabilitasi terhadap luas lahan
keseluruhan.
15.4 Pada tahun 2030, menjamin pelestarian Situs penting keanekaragaman hayati
ekosistem pegunungan, termasuk pegunungan dalam kawasan lindung.
keanekaragaman hayatinya, untuk
meningkatkan kapasitasnya memberikan
manfaat yang sangat penting bagi
pembangunan berkelanjutan.
Indeks tutupan hijau pegunungan
15.5 Melakukan tindakan cepat dan signifikan Persentase populasi 25 jenis satwa
untuk mengurangi degradasi habitat alami, terancam punah prioritas.
menghentikan kehilangan keanekaragaman
hayati, dan, pada tahun 2020, melindungi dan
mencegah lenyapnya spesies yang terancam
punah.
15.6 Meningkatkan pembagian keuntungan Tersedianya kerangka legislasi,
yang adil dan merata dari pemanfaatan administrasi dan kebijakan untuk
sumber daya genetik, dan meningkatkan akses memastikan pembagian keuntungan
yang tepat terhadap sumber daya tersebut, yang adil dan merata.
sesuai kesepakatan internasional.
15.7 Melakukan tindakan cepat untuk Proporsi hidupan liar dari hasil
mengakhiri perburuan dan perdagangan jenis perburuan atau perdagangan gelap.
flora dan fauna yang dilindungi serta
mengatasi permintaan dan pasokan produk
hidupan liar secara ilegal.
Persentase penyelesaian tindak pidana
lingkungan hidup sampai dengan P21
dari jumlah kasus yang terjadi.

Jumlah penambahan spesies satwa


liar dan tumbuhan alam yang
dikembangbiakan pada lembaga
konservasi.
15.8 Pada tahun 2020, memperkenalkan Proporsi negara yang mengadopsi
langkah-langkah untuk mencegah masuknya legislasi nasional yang relevan dan
dan secara signifikan mengurangi dampak dari memadai dalam pencegahan atau
jenis asing invasif pada ekosistem darat dan pengendalian jenis asing invasive (JAI).
air, serta mengendalikan atau memberantas
jenis asing invasif prioritas.

Rumusan kebijakan dan rekomendasi


karantina hewan dan tumbuhan, serta
keamanan hayati hewani dan nabati.

15.9 Pada tahun 2020, mengitegrasikan nilai- Kemajuan pencapaian target nasional
nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati ke yang ditetapkan sesuai dengan Target
dalam perencanaan nasional dan daerah, 2 Keanekaragaman Hayati Aichi dari
proses pembangunan, strategi dan Rencana Strategis Keanekaragaman
penganggaran pengurangan kemiskinan. Hayati 2011-2020
Dokumen rencana pemanfaatan
keanekaragaman hayati.
15.a Memobilisasi dan meningkatkan sumber Bantuan pembangunan dan
daya keuangan secara signifikan dari semua pengeluaran pemerintah untuk
sumber untuk melestarikan dan konservasi dan pemanfaatan
memanfaatkan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman hayati dan
ekosistem secara berkelanjutan. ekosistemnya secara berkelanjutan.
15.b Memobilisasi sumber daya penting dari Bantuan pembangunan dan
semua sumber dan pada semua tingkatan pengeluaran pemerintah untuk
untuk membiayai pengelolaan hutan yang konservasi dan pemanfaatan
berkelanjutan dan memberikan insentif yang keanekaragaman hayati dan
memadai bagi negara berkembang untuk ekosistemnya secara berkelanjutan.
memajukan pengelolaannya, termasuk untuk
pelestarian dan reforestasi.
15.c Meningkatkan dukungan global dalam Proporsi hidupan liar dari hasil
upaya memerangi perburuan dan perdagangan perburuan atau perdagangan gelap
jenis yang dilindungi, termasuk dengan
meningkatkan kapasitas masyarakat lokal
mengejar peluang mata pencaharian yang
berkelanjutan.
Persentase penyelesaian tindak pidana
lingkungan hidup sampai dengan P21
dari jumlah kasus yang terjadi.

MENGUATKAN MASYARAKAT YANG


INKLUSIF DAN DAMAI UNTUK
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN,
MENYEDIAKAN AKSES KEADILAN UNTUK
16 SEMUA, DAN MEMBANGUN KELEMBAGAAN
YANG EFEKTIF, AKUNTABEL, DAN
INKLUSIF DI SEMUA TINGKATAN

16.1 Secara signifikan mengurangi segala Angka korban kejahatan pembunuhan


bentuk kekerasan dan terkait angka kematian per 100.000 penduduk berdasarkan
dimanapun. umur dan jenis kelamin.

Jumlah kasus kejahatan pembunuhan


pada satu tahun terakhir
Kematian disebabkan konflik per
100.000 penduduk terpilah
berdasarkan jenis kelamin, umur dan
penyebab kematian.
Kematian disebabkan konflik per
100.000 penduduk.
Proporsi penduduk yang mengalami
kekerasan secara fisik, psikologi atau
seksual dalam 12 bulan terakhir.
Proporsi penduduk yang menjadi
korban kejahatan kekerasan dalam 12
bulan terakhir.
Proporsi penduduk yang merasa aman
berjalan sendirian di area tempat
tinggalnya.
16.2 Menghentikan perlakuan kejam, Proporsi anak umur 1-17 tahun yang
eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk mengalami hukuman fisik dan/atau
kekerasan dan penyiksaan terhadap anak. agresi psikologis dari pengasuh dalam
sebulan terakhir.
Proporsi rumah tangga yang memiliki
anak umur 1-17 tahun yang
mengalami hukuman fisik dan/atau
agresi psikologis dari pengasuh dalam
setahun terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak
laki-laki dan anak perempuan.

Angka korban perdagangan manusia


per 100.000 penduduk menurut jenis
kelamin, kelompok umur dan jenis
eksploitasi.
Proporsi perempuan dan laki-laki
muda umur 18-29 tahun yang
mengalami kekerasan seksual sebelum
umur 18 tahun.
Proporsi perempuan dan laki- laki
muda umur 18-24 tahun yang
mengalami kekerasan seksual sebelum
umur 18 tahun.
16.3 Menggalakkan negara berdasarkan Proporsi korban kekerasan dalam 12
hukum di tingkat nasional dan internasional bulan lalu yang melaporkan kepada
dan menjamin akses yang sama terhadap pihak berwajib atau pihak berwenang
keadilan bagi semua. yang diakui dalam mekanisme resolusi
konflik.
Proporsi korban kekerasan dalam 12
bulan terakhir yang melaporkan
kepada polisi.
Jumlah orang atau kelompok
masyarakat miskin yang memperoleh
bantuan hukum litigasi dan non
litigasi.
Jumlah pelayanan peradilan bagi
masyarakat miskin melalui sidang di
luar gedung pengadilan; pembebasan
biaya perkara; dan Pos Layanan
Hukum.
Proporsi tahanan terhadap seluruh
tahanan dan narapidana.
Proporsi tahanan yang melebihi masa
penahanan terhadap seluruh jumlah
tahanan.
16.4 Pada tahun 2030 secara signifikan Total nilai aliran dana gelap masuk
mengurangi aliran dana gelap maupun dan keluar negeri (dalam US$).
senjata, menguatkan pemulihan dan
pengembalian aset curian dan memerangi
segala bentuk kejahatan yang terorganisasi.

16.5 Secara substansial mengurangi korupsi Proporsi penduduk yang memiliki


dan penyuapan dalam segala bentuknya. paling tidak satu kontak hubungan
dengan petugas, yang membayar suap
kepada petugas atau diminta untuk
menyuap petugas tersebut dalam 12
bulan terakhir.
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK).

Proporsi pelaku usaha yang paling


tidak memiliki kontak dengan petugas
pemerintah dan yang membayar suap
kepada seorang petugas, atau diminta
untuk membayar suap oleh petugas-
petugas, selama 12 bulan terakhir.

16.6 Mengembangkan lembaga yang efektif, Proporsi pengeluaran utama


akuntabel, dan transparan di semua tingkat. pemerintah terhadap anggaran yang
disetujui.
Persentase peningkatan Opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) atas
Laporan Keuangan Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/ Kota).
Persentase peningkatan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(SAKIP) Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Persentase penggunaan E-
procurement terhadap belanja
pengadaan.
Persentase instansi pemerintah yang
memiliki nilai Indeks Reformasi
Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/ Kota).

Proporsi penduduk yang puas


terhadap pengalaman terakhir atas
layanan publik.
Persentase Kepatuhan pelaksanaan
UU Pelayanan Publik
Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
16.7 Menjamin pengambilan keputusan yang Proporsi jabatan (menurut kelompok
responsif, inklusif, partisipatif dan umur, jenis kelamin, disabilitas dan
representatif di setiap tingkatan. kelompok masyarakat) di lembaga
publik (DPR/DPRD, pelayanan publik,
peradilan) dibanding distribusi
nasional.
Persentase keterwakilan perempuan di
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD).
Persentase keterwakilan perempuan
sebagai pengambilan keputusan di
lembaga eksekutif (Eselon I dan II).
Proporsi penduduk yang percaya pada
pengambilan keputusan yang inklusif
dan responsif menurut jenis kelamin,
umur, difabilitas dan kelompok
masyarakat.
Indeks Lembaga Demokrasi.
Indeks Kebebasan Sipil.
Indeks Hak-hak Politik.
16.8 Memperluas dan meningkatkan Proporsi keanggotaan dan hak
partisipasi negara berkembang di dalam pengambilan keputusan dari negara-
lembaga tata kelola global. negara berkembang di Organisasi
Internasional.
16.9 Pada tahun 2030, memberikan identitas Proporsi anak umur di bawah 5 tahun
yang syah bagi semua, termasuk pencatatan yang kelahirannya dicatat oleh
kelahiran. lembaga pencatatan sipil, menurut
umur.
Persentase kepemilikan akta lahir
untuk penduduk 40% berpendapatan
bawah.
Persentase anak yang memiliki akta
kelahiran.

16.10 Menjamin akses publik terhadap Jumlah kasus terverifikasi atas


informasi dan melindungi kebebasan pembunuhan, penculikan dan
mendasar, sesuai dengan peraturan nasional penghilangan secara paksa,
dan kesepakatan internasional. penahanan sewenang-wenang dan
penyiksaan terhadap jurnalis, awak
media, serikat pekerja, dan pembela
HAM dalam 12 bulan terakhir.
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM).
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
perempuan terutama kekerasan
terhadap perempuan.
Jumlah negara yang mengadopsi dan
melaksanakan konstitusi, statutori
dan/atau jaminan kebijakan untuk
akses publik pada informasi.

Tersedianya Badan Publik yang


menjalankan kewajiban sebagaimana
diatur dalam UU No. 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Persentase penyelesaian sengketa


informasi publik melalui mediasi dan/
atau ajudikasi non litigasi.
Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID) untuk mengukur kualitas PPID
dalam menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.

16.a Memperkuat lembaga- lembaga nasional Tersedianya lembaga hak asasi


yang relevan, termasuk melalui kerjasama manusia (HAM) nasional yang
internasional, untuk membangun kapasitas di independen yang sejalan dengan Paris
semua tingkatan, khususnya di negara Principles.
berkembang, untuk mencegah kekerasan serta
memerangi terorisme dan
16.b Menggalakkan dan menegakkan undang- Proporsi penduduk yang melaporkan
undang dan kebijakan yang tidak diskriminatif mengalami diskriminasi dan pelecehan
untuk pembangunan berkelanjutan. dalam 12 bulan lalu berdasarkan pada
pelarangan diskriminasi menurut
hukum HAM Internasional.

Jumlah kebijakan yang diskriminatif


dalam 12 bulan lalu berdasarkan
pelarangan diskriminasi menurut
hukum HAM Internasional.
MENGUATKAN SARANA PELAKSANAAN DAN
MEREVITALISASI KEMITRAAN GLOBAL
17 UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

17.1 Memperkuat mobilisasi sumber daya Total pendapatan pemerintah sebagai


domestik, termasuk melalui dukungan proporsi terhadap PDB menurut
internasional kepada negara berkembang, sumbernya.
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi
pengumpulan pajak dan pendapatan lainnya.

Rasio penerimaan pajak terhadap


PDB.
Proporsi anggaran domestik yang
didanai oleh pajak domestik.
17.2 Negara-negara maju melaksanakan Bantuan Pembangunan Bersih, secara
secara penuh komitmen atas bantuan keseluruhan dan kepada negara-
pembangunan (Official Development negara kurang berkembang, sebagai
Assistance - ODA), termasuk komitmen dari proporsi terhadap Pendapatan
banyak negara maju untuk mencapai target Nasional Bruto dari OECD/Komite
0,7 persen dari Pendapatan Nasional Bruto Bantuan Pembangunan.
untuk bantuan pembangunan (ODA/ GNI)
bagi negara berkembang dan 0,15 sampai 0,20
persen ODA/GNI kepada negara kurang
berkembang; penyedia ODA didorong untuk
mempertimbangkan penetapan target untuk
memberikan paling tidak 0,20 persen dari
ODA/GNI untuk negara kurang berkembang.

17.3 Memobilisasi tambahan sumber daya Investasi Asing Langsung (Foreign


keuangan untuk negara berkembang dari Direct Investment/FDI), bantuan
berbagai macam sumber. pembangunan dan Kerjasama Selatan-
Selatan sebagai proporsi dari total
anggaran domestik.
Volume pengiriman uang/remitansi
(dalam US dollars) sebagai proporsi
terhadap total GDP.
Proporsi volume remitansi TKI (dalam
US dollars) terhadap PDB.
17.4 Membantu negara berkembang untuk Proporsi pembayaran utang dan bunga
mendapatkan keberlanjutan utang jangka (Debt Service) terhadap ekspor barang
panjang melalui kebijakan- kebijakan yang dan jasa.
terkoordinasi yang ditujukan untuk
membantu pembiayaan utang, keringanan
utang dan restrukturisasi utang, yang sesuai,
dan menyelesaikan utang luar negeri dari
negara miskin yang berutang besar untuk
mengurangi tekanan utang.

17.5 Mengadopsi dan melaksanakan Jumlah negara yang mengadopsi dan


pemerintahan yang mempromosikan investasi melaksanakan rezim promosi investasi
bagi negara kurang berkembang. untuk negara-negara kurang
berkembang.
17.6 Meningkatkan kerjasama Utara -Selatan, Jumlah kesepakatan kerjasama dan
Selatan-Selatan dan kerjasama triangular program-program di bidang sains dan/
secara regional dan internasional terkait dan atau teknologi antar negara menurut
akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, tipe kerjasamanya.
dan meningkatkan berbagi pengetahuan
berdasar kesepakatan timbal balik, termasuk
melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di
tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
dan melalui mekanisme fasilitasi teknologi
global.

Jumlah kegiatan saling berbagi


pengetahuan dalam kerangka
Kerjasama Selatan-Selatan dan
Triangular.
Langganan broadband internet tetap
menurut tingkat kecepatannya.
Persentase jaringan tulang punggung
serat optik nasional yang
menghubungkan Ibukota
Kabupaten/Kota (IKK).
Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar
(fixed broadband) di Perkotaan dan di
Perdesaan.
Proporsi penduduk terlayani mobile
broadband.
17.7 Meningkatkan pengembangan, transfer, Total jumlah dana yang disetujui
diseminasi dan penyebaran teknologi yang untuk negara-negara berkembang
ramah lingkungan kepada negara berkembang untuk mempromosikan
berdasarkan ketentuan yang menguntungkan, pengembangan, transfer,
termasuk ketentuan konsesi dan preferensi, mendiseminasikan dan menyebarkan
yang disetujui bersama. teknologi yang ramah lingkungan.

17.8 Mengoperasionalisasikan secara penuh Proporsi individu yang menggunakan


bank teknologi dan sains, mekanisme internet.
pembangunan kapasitas teknologi dan inovasi
untuk negara kurang berkembang pada tahun
2017 dan meningkatkan penggunaan teknologi
yang memampukan, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi.

Persentase kabupaten 3T yang


terjangkau layanan akses
telekomunikasi universal dan internet.

17.9 Meningkatkan dukungan internasional Nilai dolar atas bantuan teknis dan
untuk melaksanakan pembangunan kapasitas pembiayaan (termasuk melalui
yang efektif dan sesuai target di negara kerjasama Utara-Selatan, Selatan-
berkembang untuk mendukung rencana Selatan dan Tirangular) yang
nasional untuk melaksanakan seluruh tujuan dikomitmenkan untuk negara-negara
pembangunan berkelanjutan, termasuk berkembang.
melalui kerjasama Utara-Selatan, Selatan-
Selatan dan Triangular.

Jumlah indikasi pendanaan untuk


pembangunan kapasitas dalam
kerangka KSST Indonesia.
17.10 Menggalakkan sistem perdagangan Rata-rata tarif terbobot dunia Free
multilateral yang universal, berbasis aturan, Trade Agreement (FTA).
terbuka, tidak diskriminatif dan adil di bawah
the World Trade Organization termasuk
melalui kesimpulan dari kesepakatan di bawah
Doha Development Agenda.
Rata-rata tarif terbobot di negara mitra
Free Trade Agreement (FTA) (6 negara).

17.11 Secara signifikan meningkatkan ekspor Bagian negara berkembang dan


dari negara berkembang, khususnya dengan kurang berkembang pada ekspor
tujuan meningkatkan dua kali lipat proporsi global.
negara kurang berkembang dalam ekspor
global pada tahun 2020.
Pertumbuhan ekspor produk non
migas.
17.12 Merealisasikan pelaksanaan tepat waktu Rata-rata tarif yang dihadapi oleh
dari akses pasar bebas bea dan bebas kuota negara- negara berkembang, negara
tanpa batas waktu untuk semua negara kurang berkembang dan negara
kurang berkembang, sesuai dengan keputusan berkembang pulau kecil.
World Trade Organization termasuk dengan
menjamin bahwa penetapan aturan keaslian
(rules of origin) yang dapat diterapkan
terhadap impor dari negara kurang
berkembang tersebut transparan dan
sederhana, serta berkontribusi pada
kemudahan akses pasar.

17.13 Meningkatkan stabilitas makroekonomi Tersedianya Dashboard


global, termasuk melalui koordinasi kebijakan Makroekonomi.
dan keterpaduan kebijakan.

17.14 Meningkatkan keterpaduan kebijakan Jumlah negara yang telah memiliki


untuk pembangunan berkelanjutan. mekanisme untuk keterpaduan
kebijakan pembangunan
berkelanjutan.
17.15 Menghormati ruang kebijakan dan Jangkauan penggunaan kerangka
kepemimpinan dari setiap negara untuk kerja dan alat perencanaan yang
membuat dan melaksanakan kebijakan dimiliki negara oleh penyedia
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kerjasama pembangunan.
berkelanjutan.
17.16 Meningkatkan kemitraan global untuk Jumlah negara yang melaporkan
pembangunan berkelanjutan, dilengkapi perkembangan kerangka kerja
dengan kemitraan berbagai pemangku monitoring efektifitas pembangunan
kepentingan yang memobilisasi dan membagi multi-stakeholder yang mendukung
pengetahuan, keahlian, teknologi dan sumber pencapaian tujuan pembangunan
daya keuangan, untuk mendukung berkelanjutan.
pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di semua negara, khususnya di
negara berkembang.

17.17 Mendorong dan meningkatkan Jumlah komitmen untuk kemitraan


kerjasama pemerintah-swasta dan masyarakat publik- swasta dan masyarakat sipil
sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman (dalam US dollars).
dan bersumber pada strategi kerjasama.

Jumlah proyek yang ditawarkan untuk


dilaksanakan dengan skema
Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
Jumlah alokasi pemerintah untuk
penyiapan proyek, transaksi proyek,
dan dukungan pemerintah dalam
Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
17.18 Pada tahun 2020, meningkatkan Proporsi indikator pembangunan
dukungan pengembangan kapasitas untuk berkelanjutan yang dihasilkan di
negara berkembang, termasuk negara kurang tingkat nasional dengan keterpilahan
berkembang dan negara berkembang pulau data lengkap yang relevan dengan
kecil, untuk meningkatkan secara signifikan targetnya, yang sesuai dengan Prinsip-
ketersediaan data berkualitas tinggi, tepat prinsip Fundamental dari Statistik
waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah Resmi.
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras,
etnis, status migrasi, difabilitas, lokasi
geografis dan karakteristik lainnya yang
relevan dengan konteks nasional.

Persentase konsumen Badan Pusat


Statistik (BPS) yang merasa puas
dengan kualitas data statistik.
Persentase konsumen yang
menjadikan data dan informasi
statistik BPS sebagai rujukan utama.
Jumlah metadata kegiatan statistik
dasar, sektoral, dan khusus yang
terdapat dalam Sistem Informasi
Rujukan Statistik (SIRuSa).
Persentase indikator SDGs terpilah
yang relevan dengan target.
Jumlah negara yang memiliki undang-
undang statistik nasional yang tunduk
pada Prinsip- prinsip fundamental
Statistik Resmi.
Review Undang-Undang Nomor 16
Tahun 1997 tentang Statistik.
Jumlah negara dengan Perencanaan
Statistik Nasional yang didanai dan
melaksanakan rencananya berdasar
sumber pendanaan.
Tersusunnya National Strategy for
Development of Statistics (NSDS).
17.19 Pada tahun 2030, mengandalkan Nilai dolar atas semua sumber yang
inisiatif yang sudah ada, untuk tersedia untuk penguatan kapasitas
mengembangkan pengukuran atas kemajuan statistik di negara- negara
pembangunan berkelanjutan yang melengkapi berkembang.
Produk Domestik Bruto, dan mendukung
pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Jumlah pejabat fungsional statistisi
dan pranata komputer pada
Kementerian/Lembaga.
Persentase Kementerian/Lembaga
yang sudah memiliki pejabat
fungsional statistisi dan/atau pranata
komputer.
Persentase terpenuhinya kebutuhan
pejabat fungsional statistisi dan
pranata komputer
Kementerian/Lembaga.
Proporsi negara yang a) melaksanakan
paling tidak satu Sensus Penduduk
dan Perumahan dalam sepuluh tahun
terakhir, dan b) mencapai 100 persen
pencatatan kelahiran dan 80 persen
pencatatan kematian.

Terlaksananya Sensus Penduduk dan


Perumahan pada tahun 2020.
Tersedianya data registrasi terkait
kelahiran dan kematian (Vital
Statistics Register).
Jumlah pengunjung eksternal yang
mengakses data dan informasi
statistik melalui website.
Persentase konsumen yang puas
terhadap akses data Badan Pusat
Statistik (BPS).
Persentase konsumen yang
menggunakan data Badan Pusat
Statistik (BPS) dalam perencanaan dan
evaluasi pembangunan nasional.
TUJUAN SDGs DAN TARGET INDIKATOR
NO
MENGAKIRI KEMISKINAN DALAM SEGALA
1
BENTUK DIMANAPUN
1.1 Pada tahun 2030, mengentaskan Tingkat kemiskinan ekstrim.
kemiskinan ekstrim bagi semua orang yang
saat ini berpendapatan kurang dari 1,25 dolar
Amerika per hari.
1.2 Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya Persentase penduduk yang hidup di
setengah proporsi laki-laki, perempuan dan bawah garis kemiskinan nasional,
anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam menurut jenis kelamin dan kelompok
kemiskinan di semua dimensi, sesuai dengan umur.
definisi nasional.
Persentase laki-laki, perempuan dan
anak-anak dari semua usia, yang
hidup dalam kemiskinan dalam
berbagai dimensi, sesuai dengan
definisi nasional.
1.3 Menerapkan secara nasional sistem dan Proporsi penduduk yang menerima
upaya perlindungan sosial yang tepat bagi program perlindungan sosial, menurut
semua, termasuk kelompok yang paling jenis kelamin, untuk kategori
miskin, dan pada tahun 2030 mencapai kelompok anak berkebutuhan khusus,
cakupan substansial bagi kelompok miskin pengangguran, lansia, penyandang
dan rentan. difabilitas, ibu hamil/melahirkan,
korban kecelakaan kerja, kelompok
miskin dan rentan.

Proporsi peserta jaminan kesehatan


melalui SJSN Bidang Kesehatan.
Proporsi peserta Program Jaminan
Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
Persentase penyandang disabilitas
yang miskin dan rentan yang
terpenuhi hak dasarnya dan
inklusivitas.
Jumlah rumah tangga yang
mendapatkan bantuan tunai
bersyarat/ Program Keluarga
Harapan.
1.4 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua Proporsi penduduk/rumah tangga
laki-laki dan perempuan, khususnya dengan akses terhadap pelayanan
masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak dasar.
yang sama terhadap sumber daya ekonomi,
serta akses terhadap pelayanan dasar,
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan
bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber
daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan
yang tepat, termasuk keuangan mikro.
Persentase perempuan pernah kawin
umur 15-49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya di fasilitas
kesehatan.
Persentase anak umur 12-23 bulan
yang menerima imunisasi dasar
lengkap.
Prevalensi penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua cara pada
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan
sumber air minum layak dan
berkelanjutan.
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan
sanitasi layak dan berkelanjutan.
Persentase rumah tangga kumuh
perkotaan.
Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/ sederajat.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/
MTs/sederajat.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/
MA/sederajat.
Persentase penduduk umur 0-17
tahun dengan kepemilikan akta
kelahiran.
Persentase rumah tangga miskin dan
rentan yang sumber penerangan
utamanya listrik baik dari PLN dan
bukan PLN.
Proporsi dari penduduk dewasa yang
mendapatkan hak atas tanah yang
didasari oleh dokumen hukum dan
yang memiliki hak atas tanah
berdasarkan jenis kelamin dan tipe
kepemilikan.
1.5 Pada tahun 2030, membangun ketahanan Jumlah korban meninggal, hilang, dan
masyarakat miskin dan mereka yang berada terkena dampak bencana per 100.000
dalam kondisi rentan, dan mengurangi orang.
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrim
terkait iklim dan guncangan ekonomi, sosial,
lingkungan, dan bencana

Jumlah lokasi penguatan


pengurangan risiko bencana daerah.
Pemenuhan kebutuhan dasar korban
bencana sosial.
Pendampingan psikososial korban
bencana sosial.
Pendampingan psikososial korban
bencana sosial.
Indeks risiko bencana pada pusat-
pusat pertumbuhan yang berisiko
tinggi
Jumlah kerugian ekonomi langsung
akibat bencana terhadap GDP global.

Jumlah kerugian ekonomi langsung


akibat bencana.
Dokumen strategi pengurangan risiko
bencana (PRB) tingkat nasional dan
daerah.
1.a Menjamin mobilisasi yang signifikan Proporsi sumber daya yang
terkait sumber daya dari berbagai sumber, dialokasikan oleh pemerintah secara
termasuk melalui kerjasama pembangunan langsung untuk program
yang lebih baik, untuk menyediakan sarana pemberantasan kemiskinan.
yang memadai dan terjangkau bagi negara
berkembang, khususnya negara kurang
berkembang untuk melaksanakan program
dan kebijakan mengakhiri kemiskinan di
semua dimensi.

Pengeluaran untuk layanan pokok


(pendidikan, kesehatan dan
perlindungan sosial) sebagai
persentase dari total belanja
pemerintah.
1.b Membuat kerangka kebijakan yang kuat di Proporsi pengeluaran rutin dan
tingkat nasional, regional dan internasional, pembangunan pada sektor-sektor yang
berdasarkan strategi pembangunan memberi manfaat pada kelompok
yangmemihakpada kelompok miskin dan peka perempuan, kelompok miskin dan
terhadap isu gender untuk mendukung rentan.
investasi yang cepat dalam tindakan
pemberantasan kemiskinan.
MENGHILANGKAN KELAPARAN, MENCAPAI
KETAHAN PANGAN DAN GIZI YANG BAIK,
2 SERTA MENINGKATKAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN
2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi
kelaparan dan menjamin akses bagi semua Pangan (Prevalence of
orang, khususnya orang miskin dan mereka Undernourishment).
yang berada dalam kondisi rentan, termasuk
bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi,
dan cukup sepanjang tahun.
Prevalensi kekurangan gizi
(underweight) pada anak balita.
Prevalensi penduduk dengan
kerawanan pangan sedang atau berat,
berdasarkan pada Skala Pengalaman
Kerawanan Pangan.
Proporsi penduduk dengan asupan
kalori minimum di bawah 1400 kkal/
kapita/hari.
2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan segala Prevalensi stunting (pendek dan
bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun sangat pendek) pada anak di bawah
2025 mencapai target yang disepakati secara lima tahun/balita.
internasional untuk anak pendek dan kurus di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi
kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil
dan menyusui, serta manula.

Prevalensi stunting (pendek dan


sangat pendek) pada anak di bawah
dua tahun/baduta.
Prevalensi malnutrisi (berat badan/
tinggi badan) anak pada usia kurang
dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
Prevalensi anemia pada ibu hamil.
Persentase bayi usia kurang dari 6
bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif.
Kualitas konsumsi pangan yang
diindikasikan oleh skor Pola Pangan
Harapan (PPH) mencapai; dan tingkat
konsumsi ikan.
2.3 Pada tahun 2030, menggandakan Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah
produktivitas pertanian dan pendapatan tenaga kerja di sektor pertanian
produsen makanan skala kecil, khususnya (rupiah per tenaga kerja).
perempuan, masyarakat penduduk asli,
keluarga petani, penggembala dan nelayan,
termasuk melalui akses yang aman dan sama
terhadap lahan, sumber daya produktif, dan
input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan,
pasar, dan peluang nilai tambah, dan
pekerjaan non-pertanian.

Rata-rata pendapatan produsen


pertanian skala kecil, menurut jenis
dan status adat.
2.4 Pada tahun 2030, menjamin sistem Penetapan kawasan pertanian pangan
produksi pangan yang berkelanjutan dan berkelanjutan.
menerapkan praktek pertanian tangguh yang
meningkatkan produksi dan produktivitas,
membantu menjaga ekosistem, memperkuat
kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,
cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan
bencana lainnya, serta secara progresif
memperbaiki kualitas tanah dan lahan.
2.5 Pada tahun 2020, mengelola keragaman Jumlah varietas unggul tanaman dan
genetik benih, tanaman budidaya dan hewan hewan untuk pangan yang dilepas
ternak dan peliharaan dan spesies liar terkait,
termasuk melalui bank benih dan tanaman
yang dikelola dan dianekaragamkan dengan
baik di tingkat nasional, regional dan
internasional, serta meningkatkan akses
terhadap pembagian keuntungan yang adil
dan merata, hasil dari pemanfaatan sumber
daya genetik dan pengetahuan tradisional
terkait, sebagaimana yang disepakati secara
internasional.

Proporsi hewan ternak dan sejenisnya,


diklasifikasikan menurut tingkat risiko
kepunahan: berisiko, tidak berisiko,
dan risiko yang tidak diketahui.

2.a Meningkatkan investasi, termasuk melalui Indeks pengeluaran pemerintah untuk


kerjasama internasional yang kuat, dalam pertanian.
infrastruktur perdesaan, layanan kajian dan
perluasan pertanian, pengembangan teknologi
dan bank gen untuk tanaman dan ternak,
untuk meningkatkan kapasitas produktif
pertanian di negara berkembang, khususnya
negara kurang berkembang.

Total bantuan pembangunan (ODA)


dan bantuan lain untuk sektor
pertanian.
2.b Memperbaiki dan mencegah pembatasan Perkiraan dukungan kebijakan kepada
dan distorsi dalam pasar pertanian dunia, produsen.
termasuk melalui penghapusan secara
bersamaan segala bentuk subsidi ekspor
pertanian dan semua tindakan ekspor dengan
efek setara, sesuai dengan amanat the Doha
Development Round.

Subsidi ekspor pertanian.


2.c Mengadopsi langkah-langkah untuk Indikator anomali harga pangan.
menjamin berfungsinya pasar komoditas
pangan serta turunannya dengan tepat, dan
memfasilitasi pada waktu yang tepat akses
terhadap informasi pasar, termasuk informasi
cadangan pangan, untuk membantu
membatasi volatilitas harga pangan yang
ekstrim.

MENJAMIN KEHIDUPAN YANG SEHAT DAN


3 MENINGKATKAN KESEJATRAAN SELURUH
PENDUDUK SEMUA USIA
3.1 Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka Angka Kematian Ibu (AKI).
kematian ibu hingga kurang dari 70 per
100.000 kelahiran hidup.
Proporsi perempuan pernah kawin
umur 15-49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih.
Persentase perempuan pernah kawin
umur 15-49 tahun yang proses
melahirkan terakhirnya di fasilitas
kesehatan.
3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian Angka Kematian Balita (AKBa) per
bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, 1000 kelahiran hidup.
dengan seluruh negara berusaha menurunkan
Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga
12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka
Kematian Balita 25 per 1000.

Angka Kematian Neonatal (AKN) per


1000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000
kelahiran hidup.
Persentase kabupaten/kota yang
mencapai 80% imunisasi dasar
lengkap pada bayi.
3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi Angka infeksi baru HIV per 1000
AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit populasi tidak terinfeksi HIV.
tropis yang terabaikan, dan memerangi
hepatitis, penyakit bersumber air, serta
penyakit menular lainnya.
Prevalensi HIV pada populasi dewasa.

Kejadian TB per 1000 orang


Insiden Tuberkulosis (ITB) per 100.000
penduduk.
Kejadian Malaria per 1000 orang.
Jumlah kabupaten/kota yang
mencapai eliminasi malaria
Insiden Hepatitis B per 100.000
penduduk.
Persentase kabupaten/kota yang
melakukan deteksi dini untuk infeksi
Hepatitis B.
Jumlah orang yang memerlukan
intervensi terhadap penyakit tropis
yang terabaikan (Filariasis dan Kusta).

Jumlah provinsi dengan eliminasi


Kusta.
Jumlah kabupaten/kota dengan
eliminasi filariasis (berhasil lolos
dalam survey penilaian transmisi
tahap I).
3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga Kematian akibat penyakit jantung,
sepertiga angka kematian dini akibat penyakit kanker, diabetes, atau penyakit
tidak menular, melalui pencegahan dan pernapasan kronis.
pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
mental dan kesejahteraan

Persentase merokok pada penduduk


umur ≤18tahun
Prevalensi tekanan darah tinggi.
Prevalensi obesitas pada penduduk
umur ≥18 tahun.
Angka kematian (insidens rate) akibat
bunuh diri.
Jumlah kabupaten/kota yang
memiliki puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan
jiwa.
3.5 Memperkuat pencegahan dan pengobatan Cakupan intervensi pengobatan
penyalahgunaan zat, termasuk (farmakologi, psikososial, rehabilitasi
penyalahgunaan narkotika dan penggunaan dan layanan pasca intervensi) bagi
alkohol yang membahayakan. gangguan penyalahgunaan zat.
Jumlah penyalahguna narkotika dan
pengguna alkohol yang merugikan,
yang mengakses layanan rehabilitasi
medis.
Jumlah yang mengakses layanan
pascarehabilitasi.
Jumlah korban penyalahgunaan
NAPZA yang mendapatkan rehabilitasi
sosial di dalam panti sesuai standar
pelayanan.
Jumlah lembaga rehabilitasi sosial
korban penyalahgunaan NAPZA yang
telah dikembangkan/dibantu.
Prevalensi penyalahgunaan narkoba.
Konsumsi alkohol (liter per kapita)
oleh penduduk umur ≥ 15 tahun
dalam satu tahun terakhir.
3.6 Pada tahun 2020, mengurangi hingga Angka kematian akibat cedera fatal
setengah jumlah kematian global dan cedera kecelakaan lalu lintas.
dari kecelakaan lalu lintas.
3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses Proporsi perempuan usia reproduksi
universal terhadap layanan kesehatan seksual (15 -49 tahun) atau pasangannya yang
dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, memiliki kebutuhan keluarga
informasi dan pendidikan, dan integrasi berencana dan menggunakan alat
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan kontrasepsi metode modern.
program nasional.
Angka prevalensi penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua cara pada
Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49
tahun yang berstatus kawin.
Angka penggunaan metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
cara modern).
Angka kelahiran pada perempuan
umur 15-19 tahun (Age Specific
Fertility Rate/ ASFR).
Total Fertility Rate (TFR).
3.8 Mencapai cakupan kesehatan universal, Cakupan pelayanan kesehatan
termasuk perlindungan risiko keuangan, akses esensial (didefinisikan sebagai rata-
terhadap pelayanan kesehatan dasar yang rata cakupan intervensi yang dapat
baik, dan akses terhadap obat-obatan dan dilacak termasuk reproduksi, ibu, bayi
vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, baru lahir, dan kesehatan anak,
dan terjangkau bagi semua orang. penyakit menular, penyakit tidak
menular, kapasitas layanan serta
akses untuk penduduk secara umum
dan penduduk kurang beruntung).

Unmet need pelayanan kesehatan.


Jumlah penduduk yang dicakup
asuransi kesehatan atau sistem
kesehatan masyarakat per 1000
penduduk.
Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
3.9 Pada tahun 2030, secara signifikan Angka kematian akibat tangga dan
mengurangi jumlah kematian dan kesakitan polusi udara ambien.
akibat bahan kimia berbahaya, serta polusi
dan kontaminasi udara, air, dan tanah.
Angka kematian akibat air tidak
aman, sanitasi tidak aman, dan tidak
higienis.
Angka kematian akibat keracunan.
Proporsi kematian akibat keracunan
3.a Memperkuat pelaksanaan the Framework Persentase merokok pada penduduk
Convention on Tobacco Control WHO di umur ≥15 tahun.
seluruh negara sebagai langkah yang tepat.

3.b Mendukung penelitian dan pengembangan Proporsi populasi dengan akses ke


vaksin dan obat penyakit menular dan tidak obat-obatan dan vaksin yang
menular yang terutama berpengaruh terhadap terjangkau secara berkelanjutan
negara berkembang, menyediakan akses
terhadap obat dan vaksin dasar yang
terjangkau, sesuai the Doha Declaration
tentang the TRIPS Agreement and Public
Health, yang menegaskan hak negara
berkembang untuk menggunakan secara
penuh ketentuan dalam Kesepakatan atas
Aspek-Aspek Perdagangan dari Hak Kekayaan
Intelektual terkait keleluasaan untuk
melindungi kesehatan masyarakat, dan
khususnya, menyediakan akses obat bagi
semua.
Persentase ketersediaan obat dan
vaksin di Puskesmas.

Total Official Development Assisteant


(ODA) untuk penelitian kedokteran
dan sektor kesehatan dasar.

3.c Meningkatkan secara signifikan Kepadatan dan distribusi tenaga


pembiayaan kesehatan dan rekrutmen, kesehatan.
pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga
kesehatan di negara berkembang, khususnya
negara kurang berkembang, dan negara
berkembang pulau kecil.
3.d Memperkuat kapasitas semua negara, Kapasitas Peraturan Kesehatan
khususnya negara berkembang tentang Internasional (IHR) dan Kesiapsiagaan
peringatan dini, pengurangan risiko dan darurat kesehatan.
manajemen risiko kesehatan nasional dan
global.
MENJAMIN KUALITAS PENDIDIKAN YANG
INKLUSIF DAN MERATA SERTA
4 MENINGKATKAN KESEMPATAN BELAJAR
SEPANJANG HAYAT UNTUK SEMUA
4.1 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua Proporsi anak-anak dan remaja: (a)
anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pada kelas 4, (b) tingkat akhir
pendidikan dasar dan menengah tanpa SD/kelas 6, (c) tingkat akhir
dipungut biaya, setara, dan berkualitas, yang SMP/kelas 9 yang mencapai standar
mengarah pada capaian pembelajaran yang kemampuan minimum dalam: (i)
relevan dan efektif. membaca, (ii) matematika.

Persentase SD/MI berakreditasi


minimal B.
Persentase SMP/MTs berakreditasi
minimal B.
Persentase SMA/MA berakreditasi
minimal B.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/
sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/
MTs/sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/
SMK/MA/sederajat.
Rata-rata lama sekolah penduduk
umur ≥15 tahun.
4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua Proporsi anak usia di bawah 5 tahun
anak perempuan dan laki-laki memiliki akses yang berkembang dengan baik dalam
terhadap perkembangan dan pengasuhan bidang kesehatan, pembelajaran, dan
anak usia dini, pengasuhan, pendidikan pra- psikososial, menurut jenis kelamin.
sekolah dasar yang berkualitas, sehingga
mereka siap untuk menempuh pendidikan
dasar.
Tingkat partisipasi dalam
pembelajaran yang teroganisir (satu
tahun sebelum usia sekolah dasar),
menurut jenis kelamin.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
4.3 Pada tahun 2030, menjamin akses yang Tingkat partisipasi remaja dan dewasa
sama bagi semua perempuan dan laki-laki, dalam pendidikan dan pelatihan
terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan formal dan non formal dalam 12 bulan
pendidikan tinggi, termasuk universitas, yang terakhir, menurut jenis kelamin.
terjangkau dan berkualitas.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
SMA/SMK/ MA/sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Perguruan Tinggi (PT).
4.4 Pada tahun 2030, meningkatkan secara Proporsi remaja dan dewasa dengan
signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa keterampilan teknologi informasi dan
yang memiliki keterampilan yang relevan, komunikasi (TIK).
termasuk keterampilan teknik dan kejuruan,
untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak dan
kewirausahaan.
4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan Rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
disparitas gender dalam pendidikan, dan perempuan/laki-laki di (1) SD/MI/
menjamin akses yang sama untuk semua sederajat; (2) SMP/MTs/sederajat; (3)
tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, SMA/SMK/MA/sederajat; dan Rasio
bagi masyarakat rentan termasuk penyandang Angka Partisipasi Kasar (APK)
cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak- perempuan/laki-laki di (4) Perguruan
anak dalam kondisi rentan. Tinggi.
4.6 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua Persentase remaja/dewasa pada
remaja dan proporsi kelompok dewasa kelompok usia tertentu, paling tidak
tertentu, baik laki-laki maupun perempuan, mahir/mampu pada level tertentu
memiliki kemampuan literasi dan numerasi. dalam keterampilan (i) membaca dan
(ii) menghitung, menurut jenis
kelamin.
Persentase angka melek aksara
penduduk umur ≥15 tahun.
Persentase angka melek aksara
penduduk umur 15-24 tahun dan
umur 15 -59 tahun.
4.7 Pada tahun 2030, menjamin semua Pengarusutamaan pada semua jenjang
peserta didik memperoleh pengetahuan dan pendidikan, (i) pendidikan kewargaan
keterampilan yang diperlukan untuk dunia, (ii) pendidikan untuk
meningkatkan pembangunan berkelanjutan, pembangunan berkelanjutan termasuk
termasuk antara lain, melalui pendidikan kesetaraan gender dan hak asasi
untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya manusia pada (a) kebijakan
hidup yang berkelanjutan, hak asasi manusia, pendidikan nasional, (b) kurikulum, (c)
kesetaraan gender, promosi budaya damai dan pendidikan guru, (d) penilaian siswa.
non-kekerasan, kewarganegaraan global dan
penghargaan terhadap keanekaragaman
budaya dan kontribusi budaya terhadap
pembangunan berkelanjutan.
4.a Membangun dan meningkatkan fasilitas Proporsi sekolah dengan akses ke: (a)
pendidikan yang ramah anak, ramah listrik (b) internet untuk tujuan
penyandang cacat dan gender, serta pengajaran, (c) komputer untuk
menyediakan lingkungan belajar yang aman, tujuan pengajaran, (d) infrastruktur
anti kekerasan, inklusif dan efektif bagi dan materi memadai bagi siswa
semua. disabilitas, (e) air minum layak, (f)
fasilitas sanitasi dasar per jenis
kelamin, (g) fasilitas cuci tangan
(terdiri air, sanitasi, dan higienis bagi
semua (WASH).

4.b Pada tahun 2020, secara signifikan Jumlah bantuan resmi Pemri kepada
memperluas secara global, jumlah beasiswa Mahasiswa Asing Penerima Beasiswa
bagi negara berkembang, khususnya negara Kemitraan Negara Berkembang.
kurang berkembang,
negaraberkembangpulaukecil, dan negara-
negara Afrika, untuk mendaftar di pendidikan
tinggi, termasuk pelatihan kejuruan, teknologi
informasi dan komunikasi, program teknik,
program rekayasa dan ilmiah, di negara maju
dan negara berkembang lainnya.

4.c Pada tahun 2030, secara signifikan Persentase guru TK, SD, SMP, SMA,
meningkatkan pasokan guru yang berkualitas, SMK, dan PLB yang bersertifikat
termasuk melalui kerjasama internasional pendidik.
dalam pelatihan guru di negara berkembang,
terutama negara kurang berkembang, dan
negara berkembang kepulauan kecil.

MENCAPAI KESETARAAN GENDER DAN


5
MEMBERDAYAKAN KAUM PEREMPUAN
5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi Jumlah kebijakan yang responsif
terhadap kaum perempuan dimanapun. gender mendukung pemberdayaan
perempuan.
Prevalensi kekerasan terhadap anak
perempuan.
Proporsi perempuan dewasa dan anak
perempuan(umur 15-64 tahun)
mengalami kekerasan seksual oleh
orang lain selain pasangan dalam 12
bulan terakhir.
Persentase korban kekerasan terhadap
perempuan yang mendapat layanan
komprehensif.
5.3 Menghapuskan semua praktik berbahaya, Proporsi perempuan umur 20-24
seperti perkawinan usia anak, perkawinan dini tahun yang berstatus kawin atau
dan paksa, serta sunat perempuan. berstatus hidup bersama sebelum
umur 15 tahun dan sebelum umur 18
tahun.
Median usia kawin pertama
perempuan pernah kawin umur 25-49
tahun.
Angka kelahiran pada perempuan
umur 15-19 tahun (Age Specific
Fertility Rate/ ASFR).
Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/
SMK/MA/ sederajat.
Persentase anak perempuan dan
perempuan berusia 15-49 tahun yang
telah menjalani FGM/C, menurut
kelompok umur.
5.4 Mengenali dan menghargai pekerjaan Proporsi waktu yang dihabiskan untuk
mengasuh dan pekerjaan rumah tangga yang pekerjaan rumah tangga dan
tidak dibayar melalui penyediaan pelayanan perawatan, berdasarkan jenis kelamin,
publik, infrastruktur dan kebijakan kelompok umur, dan lokasi.
perlindungan sosial, dan peningkatan
tanggung jawab bersama dalam rumah tangga
dan keluarga yang tepat secara nasional.

5.5 Menjamin partisipasi penuh dan efektif, Proporsi kursi yang diduduki
dan kesempatan yang sama bagi perempuan perempuan di parlemen tingkat pusat,
untuk memimpin di semua tingkat parlemen daerah dan pemerintah
pengambilan keputusan dalam kehidupan daerah.
politik, ekonomi, dan masyarakat.

Proporsi perempuan yang berada di


posisi managerial.
5.6 Menjamin akses universal terhadap Proporsi perempuan umur 15-49
kesehatan seksual dan reproduksi, dan hak tahun yang membuat keputusan
reproduksi seperti yang telah disepakati sesuai sendiri terkait hubungan seksual,
dengan Programme of Action of the penggunaan kontrasepsi, dan layanan
International Conference on Population and kesehatan reproduksi.
Development and the Beijing Platform serta
dokumen- dokumen hasil reviu dari
konferensi- konferensi tersebut.

Unmet need KB (Kebutuhan Keluarga


Berencana/KB yang tidak terpenuhi).

Undang-undang atau Peraturan


Pemerintah (PP) yang menjamin
perempuan umur 15-49 tahun untuk
mendapatkan pelayanan, informasi
dan pendidikan terkait kesehatan
seksual dan reproduksi.
5.a Melakukan reformasi untuk memberi hak (1)Proporsi penduduk yang memiliki
yang sama kepada perempuan terhadap hak tanah pertanian; (2) Proporsi
sumber daya ekonomi, serta akses terhadap perempuan pemilik atau yang memiliki
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan hak lahan pertanian, menurut jenis
bentuk kepemilikan lain, jasa keuangan, kepemilikan.
warisan dan sumber daya alam, sesuai dengan
hukum nasional.
Proporsi negara dengan kerangka
hukum (termasuk hukum adat) yang
menjamin persamaan hak perempuan
untuk kepemilikan tanah dan/atau
hak kontrol.
5.b Meningkatkan penggunaan teknologi yang Proporsi individu yang menguasai/
memampukan, khususnya teknologi informasi memiliki telepon genggam.
dan komunikasi untuk meningkatkan
pemberdayaan perempuan.
5.c Mengadopsi dan memperkuat kebijakan Ketersediaan sistem untuk melacak
yang baik dan perundang- undangan yang dan membuat alokasi umum untuk
berlaku untuk peningkatan kesetaraan gender kesetaraan gender dan pemberdayaan
dan pemberdayaan kaum perempuan di semua perempuan
tingkatan.
MENJAMIN KETERSEDIAAN SERTA
6 PENGELOLAAN AIR BERSIH DAN SANITASI
YANG BERKELANJUTAN
6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses Proporsi populasi yang menggunakan
universal dan merata terhadap air minum layanan air minum yang dikelola
yang aman dan terjangkau bagi semua. secara aman.
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan
sumber air minum layak.
Kapasitas prasarana air baku untuk
melayani rumah tangga, perkotaan
dan industri, serta penyediaan air
baku untuk pulau-pulau.
Proporsi populasi yang memiliki akses
layanan sumber air minum aman dan
berkelanjutan.
6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses Proporsi populasi yang menggunakan
terhadap sanitasi dan kebersihan yang layanan sanitasi yang dikelola secara
memadai dan merata bagi semua, dan aman, termasuk fasilitas cuci tangan
menghentikan praktik buang air besar di dengan air dan sabun.
tempat terbuka, memberikan perhatian
khusus pada kebutuhan kaum perempuan,
serta kelompok masyarakat rentan.
Proporsi populasi yang memiliki
fasilitas cuci tangan dengan sabun
dan air.
Persentase rumah tangga yang
memiliki akses terhadap layanan
sanitasi layak.

Jumlah desa/kelurahan yang


melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).
Jumlah desa/kelurahan yang Open
Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air
Besar Sembarangan (SBS).
Jumlah kabupaten/kota yang
terbangun infrastruktur air limbah
dengan sistem terpusat skala kota,
kawasan dan komunal
Proporsi rumah tangga (RT) yang
terlayani sistem pengelolaan air
limbah terpusat.
6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas Proporsi limbah cair yang diolah
air dengan mengurangi polusi, menghilangkan secara aman.
pembuangan, dan meminimalkan pelepasan
material dan bahan kimia berbahaya,
mengurangi setengah proporsi air limbah yang
tidak diolah, dan secara signifikan
meningkatkan daur ulang, sertapenggunaan
kembali barang daur ulang yang aman secara
global.

Jumlah kabupaten/kota yang


ditingkatkan kualitas pengelolaan
lumpur tinja perkotaan dan dilakukan
pembangunan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT).
Proporsi badan air dengan kualitas air
ambien yang baik.
Kualitas air danau.
Kualitas air sungai sebagai sumber air
baku.
6.4 Pada tahun 2030, secara signifikan Perubahan efisiensi penggunaan air
meningkatkan efisiensi penggunaan air di dari waktu ke waktu.
semua sektor, dan menjamin penggunaan dan
pasokan air tawar yang berkelanjutan untuk
mengatasi kelangkaan air, dan secara
signifikan mengurangi jumlah orang yang
menderita akibat kelangkaan air.
Pengendalian dan penegakan hukum
bagi penggunaan air tanah.
Insentif penghematan air pertanian/
perkebunan dan industri.
Tingkat water stress: proporsi
pengambilan (withdrawal) air tawar
terhadap ketersediannya.
6.5 Pada tahun 2030, menerapkan Tingkat pelaksanaan pengelolaan
pengelolaan sumber daya air terpadu di semua sumber daya air secara terpadu (0-
tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas 100).
batas yang tepat.
Jumlah Rencana Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai Terpadu (RPDAST) yang
diinternalisasi ke dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW).

Jumlah stasiun hidrologi dan


klimatologi yangdilakukanupdating
danrevitalisasi.
Jumlah jaringan informasi sumber
daya air yang dibentuk.
Jumlah Daerah Aliran Sungai (DAS)
yang meningkat jumlah mata airnya
dan jumlah DAS yang memiliki
Memorandum of Understanding (MoU)
lintas Negara.
Luas pengembangan hutan serta
peningkatan hasil hutan bukan kayu
(HHBK) untuk pemulihan kawasan
DAS.
Jumlah wilayah sungai yang memiliki
partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan daerah tangkapan sungai
dan danau.
Kegiatan penataan kelembagaan
sumber daya air.
Jumlah DAS Prioritas yang meningkat
jumlah mata airnya melalui konservasi
sumber daya air di daerah hulu DAS
serta sumur resapan.

Jumlah DAS Prioritas yang dipulihkan


kesehatannya melalui pembangunan
embung, dam pengendali, dam
penahan skala kecil dan menengah.

Proporsi wilayah cekungan lintas


batas dengan pengaturan kerja sama
sumber daya air yang operasional.

6.6 Pada tahun 2020, melindungi dan Perubahan tingkat sumber daya air
merestorasi ekosistem terkait sumber daya air, terkait ekosistem dari waktu ke waktu.
termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, air tanah, dan danau.
Jumlah danau yang ditingkatkan
kualitas airnya.
Jumlah danau yang pendangkalannya
kurang dari 1%.
Jumlah danau yang menurun tingkat
erosinya.
Luas lahan kritis dalam KPH yang
direhabilitasi.
Jumlah DAS prioritas yang dilindungi
mata airnya dan dipulihkan
kesehatannya.
6.a Pada tahun 2030, memperluas kerjasama Jumlah ODA terkait air dan sanitasi
dan dukungan internasional dalam hal yang menjadi bagian rencana belanja
pembangunan kapasitas bagi negara-negara pemerintah.
berkembang, dalam program dan kegiatan
terkait air dan sanitasi, termasuk pemanenan
air, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air
limbah, daur ulang dan teknologi daur ulang.

6.b Mendukungdan memperkuat partisipasi Proporsi unit pemerintah lokal yang


masyarakat lokal dalam meningkatkan menerbitkan dan melaksanakan
pengelolaan air dan sanitasi kebijakan dan prosedur terkait
partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan air dan sanitasi.
MENJAMIN AKSES ENERGI YANG
7 TERJANGKAU, ANDAL, BERKELANJUTAN
DAN MODEREN UNTUK SEMUA
7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses Rasio elektrifikasi.
universal layanan energi yang terjangkau,
andal dan modern.
Konsumsi listrik per kapita.
Proporsi penduduk dengan sumber
energi utama pada teknologi dan
bahan bakar yang bersih.
Jumlah sambungan jaringan gas
untuk rumah tangga.
Rasio penggunaan gas rumah tangga.

7.2 Pada tahun 2030, meningkat secara Bauran energi terbarukan


substansial pangsa energi terbarukan dalam
bauran energi global.
7.3 Pada tahun 2030, melakukan perbaikan Intensitas energi primer.
efisiensi energi di tingkat global sebanyak dua
kali lipat.
7.a Pada tahun 2030, memperkuat kerjasama Termobilisasikan dana per tahun (US
internasional untuk memfasilitasi akses pada $) mulai tahun 2020 akuntabel
teknologi dan riset energi bersih, termasuk menuju komitmen US $100 Miliar.
energi terbarukan, efisiensi energi, canggih,
teknologi bahan bakar fosil lebih bersih, dan
mempromosikan investasi di bidang
infrastruktur energi dan teknologi energi
bersih.

7.b Pada tahun 2030, memperluas Proporsi nilai investasi efisiensi energi
infrastruktur dan meningkatkan teknologi terhadap PDB dan jumlah transfer
untuk penyediaan layanan energi modern dan dana investasi luar negeri langsung
berkelanjutan bagi semua negara -negara (FDI) untuk infrastruktur dan
berkembang, khususnya negara kurang teknologi pelayanan pembangunan
berkembang, negara berkembang pulau kecil berkelanjutan.
dan negara berkembang.
MENINGKATKAN EKONOMI YANG INKLUSIF
DAN BERKELANJUTAN, KESEMPATAN
8 KERJA YANG PRODUKTIF DAN
MENYELURUH, SERTA PEKERJAAN YANG
LAYAK UNTUK SEMUA
8.1 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi Laju pertumbuhan PDB per kapita.
per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan,
khususnya, setidaknya 7 persen pertumbuhan
produk domestik bruto per tahun di negara
kurang berkembang.

PDB per kapita


8.2 Mencapai tingkat produktivitas ekonomi Laju pertumbuhan PDB per tenaga
yang lebih tinggi, melalui diversifikasi, kerja/ Tingkat pertumbuhan PDB riil
peningkatan dan inovasi teknologi, termasuk per orang bekerja per tahun.
melalui fokus pada sektor yang memberi nilai
tambah tinggi dan padat karya.

8.3 Menggalakkan kebijakan pembangunan Proporsi lapangan kerja informal


yang mendukung kegiatan produktif, sektor non- pertanian, berdasarkan
penciptaan lapangan kerja layak, jenis kelamin.
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan
mendorong formalisasi dan pertumbuhan
usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk
melalui akses terhadap jasa keuangan.

Persentase tenaga kerja formal.


Persentase tenaga kerja informal
sektor pertanian.
Persentase akses UMKM (Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah) ke layanan
keuangan.
8.4 Meningkatkan secara progresif, hingga ejak material (material footprint) yang
2030, efisiensi sumber daya global dalam dihitung selama tahun berjalan.
konsumsi dan produksi, serta usaha melepas
kaitan pertumbuhan ekonomi dari degradasi
lingkungan, sesuai dengan the 10-Year
Framework of Programs on Sustainable
Consumption and Production, dengan negara-
negara maju sebagai pengarah.

Konsumsi material domestik (domestic


material consumption).
8.5 Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan Upah rata-rata per jam pekerja.
tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak
bagi semua perempuan dan laki-laki,
termasuk bagi pemuda dan penyandang
difabilitas, dan upah yang sama untuk
pekerjaan yang sama nilainya.
Tingkat pengangguran terbuka
berdasarkan jenis kelamin dan
kelompok umur.
Persentase setengah pengangguran.
8.6 Pada tahun 2020, secara substansial Persentase usia muda (15-24) yang
mengurangi proporsi usia muda yang tidak sedang tidak sekolah, bekerja atau
bekerja, tidak menempuh pendidikan atau mengikuti pelatihan (NEET).
pelatihan.
8.7 Mengambil tindakan cepat dan untuk Persentase dan jumlah anak usia 5-17
memberantas kerja paksa, mengakhiri tahun, yang bekerja, dibedakan
perbudakan dan penjualan manusia, berdasarkan jenis kelamin dan
mengamankan larangan dan penghapusan kelompok umur (dibedakan
bentuk terburuk tenaga kerja anak, termasuk berdasarkan bentuk-bentuk pekerjaan
perekrutan dan penggunaan tentara anak- terburuk untuk anak).
anak, dan pada tahun 2025 mengakhiri tenaga
kerja anak dalam segala bentuknya.
8.8 Melindungi hak-hak tenaga kerja dan Tingkat frekuensi kecelakaan kerja
mempromosikan lingkungan kerja yang aman fatal dan non-fatal, berdasarkan jenis
dan terjamin bagi semua pekerja, termasuk kelamin, sektor pekerjaan dan status
pekerja migran, khususnya pekerja migran migran.
perempuan, dan mereka yang bekerja dalam
pekerjaan berbahaya.
Jumlah perusahaan yang menerapkan
norma K3.
Peningkatan kepatuhan atas hak-hak
pekerja (kebebasan berserikat dan
perundingan kolektif) berdasarkan
sumber tekstual ILO dan peraturan
perundang-undangan negara terkait.

8.9 Pada tahun 2030, menyusun dan Proporsi kontribusi pariwisata


melaksanakan kebijakan untuk terhadap PDB.
mempromosikan pariwisata berkelanjutan
yang menciptakan lapangan kerja dan
mempromosikan budaya dan produk lokal.
Jumlah wisatawan mancanegara.
Jumlah kunjungan wisatawan
nusantara.
Jumlah devisa sektor pariwisata.
Jumlah pekerja pada industri
pariwisata dalam proporsi terhadap
8.10 Memperkuat kapasitas lembaga total
Jumlahpekerja.
kantor bank dan ATM per
keuangan domestik untuk mendorong dan 100.000 jumlah orang dewasa.
memperluas akses terhadap perbankan,
asuransi dan jasa keuangan bagi semua.
Rata-rata jarak lembaga keuangan
(Bank Umum).
Proporsi kredit UMKM terhadap total
kredit.
Proporsi kepemilikan rekening bank
orang dewasa (18 tahun dan lebih)
atau lembaga keuangan lain atau
dengan pelayanan jasa keuangan
bergerak.
8.a Meningkatkan bantuan untuk mendukung Bantuan untuk komitmen
perdagangan bagi negara berkembang, perdagangan dan pencairan
terutama negara kurang berkembang, pendanaan.
termasuk melalui the Enhanced Integrated
Framework for Trade-Related Technical
Assistance bagi negara kurang berkembang.

8.b Pada tahun 2020, mengembangkan dan Total pengeluaran pemerintah dalam
mengoperasionalkan strategi global untuk program perlindungan sosial dan
ketenagakerjaan pemuda dan menerapkan the ketenagakerjaan dalam proporsi
Global Jobs Pact of the International Labour terhadap anggaran nasional dan PDB.
Organization.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG
TANGGUH, MENINGKATKAN INDUSTRI
9 INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN, SERTA
MENDORONG INOVASI
9.1 Mengembangkan infrastruktur yang Populasi penduduk desa yang tinggal
berkualitas, andal, berkelanjutan dan dalam jarak 2 km terhadap jalan yang
tangguh, termasuk infrastruktur regional dan layak.
lintas batas, untuk mendukung pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan
fokus pada akses yang terjangkau dan merata
bagi semua.
Kondisi mantap jalan nasional
Panjang pembangunan jalan tol.
Panjang jalur kereta api.
Jumlah penumpang dan volume
pengangkutan, menurut jenis
transportasi.
Jumlah bandara.
Jumlah dermaga penyeberangan.
Jumlah pelabuhan strategis.
9.2 Mempromosikan industrialisasi inklusif Proporsi nilai tambah sektor industri
dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, manufaktur terhadap PDB dan
secara signifikan meningkatkan proporsi perkapita.
industri dalam lapangan kerja dan produk
domestik bruto, sejalan dengan kondisi
nasional, dan meningkatkan dua kali lipat
proporsinya di negara kurang berkembang.
Laju pertumbuhan PDB industri
manufaktur.
Proporsi tenaga kerja pada sektor
industri manufaktur.
9.3 Meningkatkan akses industri dan Proporsi nilai tambah industri kecil
perusahaan skala kecil, khususnya di negara terhadap total nilai tambah industri.
berkembang, terhadap jasa keuangan,
termasuk kredit terjangkau, dan
mengintegrasikan ke dalam rantai nilai dan
pasar.
Proporsi industri kecil dengan
pinjaman atau kredit.
9.4 Pada tahun 2030, meningkatkan Rasio Emisi CO2/Emisi Gas Rumah
infrastruktur dan retrofit industri agar dapat Kaca dengan nilai tambah sektor
berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi industri.
penggunaan sumberdaya dan adopsi yang
lebih baik dari teknologi dan proses industri
bersih dan ramah lingkungan, yang
dilaksanakan semua negara sesuai
kemampuan masing-masing.

Persentase Perubahan Emisi


CO2/Emisi Gas Rumah Kaca.
9.5 Memperkuat riset ilmiah, meningkatkan Proporsi anggaran riset pemerintah
kapabilitas teknologi sektor industri di semua terhadap PDB.
negara, terutama negara -negara berkembang,
termasuk pada tahun 2030, mendorong
inovasi dan secara substansial meningkatkan
jumlah pekerja penelitian dan pengembangan
per 1 juta orang dan meningkatkan
pembelanjaan publik dan swasta untuk
penelitian dan pengembangan.
Jumlah peneliti (ekuivalen penuh
waktu) per satu juta penduduk.
9.a Memfasilitasi pembangunan infrastruktur Total dukungan resmi internasional
yang berkelanjutan dan tangguh di negara (bantuan resmi pembangunan
berkembang, melalui peningkatan keuangan, ditambah aliran bantuan resmi biaya)
teknologi dan dukungan teknis bagi negara- untuk infrastruktur.
negara Afrika, negara-negara kurang
berkembang, negara-negara berkembang
terkurung daratan dan negara-negara pulau
kecil.

9.b Mendukung pengembangan teknologi Proporsi nilai tambah teknologi


domestik, riset dan inovasi di negara-negara menengah dan tinggi terhadap total
berkembang, termasuk dengan memastikan nilai tambah.
lingkungan kebijakan yang kondusif, antara
lain untuk diversifikasi industri dan
peningkatan nilai tambah komoditas.
9.c Secara signifikan meningkatkan akses Proporsi penduduk yang terlayani
terhadap teknologi informasi dan komunikasi, mobile broadband.
dan mengusahakan penyediaan akses
universal dan terjangkau Internet di negara-
negara kurang berkembang pada tahun 2020.

Proporsi individu yang


menguasai/memiliki telepon genggam.

Proporsi individu yang menggunakan


Internet.
MENGURANGI KESENJANGAN INTRA- DAN
10
ANTAR NEGARA
10.1 Pada tahun 2030, secara progresif Koefisien Gini.
mencapai dan mempertahankan pertumbuhan
pendapatan penduduk yang berada di bawah
40% dari populasi pada tingkat yang lebih
tinggi dari rata-rata nasional.
Persentase penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan nasional,
menurut jenis kelamin dan kelompok
umur.
Jumlah daerah tertinggal yang
terentaskan.
Jumlah desa tertinggal.
Jumlah Desa Mandiri
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal.
Persentase penduduk miskin di daerah
tertinggal.
10.2 Pada tahun 2030, memberdayakan dan Proporsi penduduk yang hidup di
meningkatkan inklusi sosial, ekonomi dan bawah 50 persen dari median
politik bagi semua, terlepas dari usia, jenis pendapatan, menurut jenis kelamin
kelamin, difabilitas, ras, suku, asal, agama dan penyandang difabilitas.
atau kemampuan ekonomi atau status lainnya

10.3 Menjamin kesempatan yang sama dan Proporsi penduduk yang melaporkan
mengurangi kesenjangan hasil, termasuk merasa didiskriminasikan atau
dengan menghapus hukum, kebijakan dan dilecehkan dalam kurun 12 bulan
praktik yang diskriminatif, dan terakhir atas dasar larangan
mempromosikan legislasi, kebijakan dan diskriminasi sesuai hukum
tindakan yang tepat terkait legislasi dan internasional Hak Asasi Manusia.
kebijakan tersebut.
Indeks Kebebasan Sipil.
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM).
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
perempuan terutama kekerasan
terhadap perempuan.
Jumlah kebijakan yang diskriminatif
dalam 12 bulan lalu berdasarkan
pelarangan diskriminasi menurut
hukum HAM Internasional.
10.4 Mengadopsi kebijakan, terutama Proporsi upah dan subsidi
kebijakan fiskal, upah dan perlindungan perlindungan sosial dari pemberi kerja
sosial, serta secara progresif mencapai terhadap PDB.
kesetaraan yang lebih besar. Persentase rencana anggaran untuk
belanja fungsi perlindungan sosial
pemerintah pusat.
Proporsi peserta Program Jaminan
Sosial Bidang Ketenagakerjaan.
10.5 Memperbaiki regulasi dan pengawasan Financial Soundness Indicator.
pasar dan lembaga keuangan global, dan
memperkuat pelaksanaan regulasinya.
10.6 Memastikan peningkatan representasi Proporsi anggota dan hak suara
dan suara bagi negara berkembang dalam negara-negara berkembang di
pengambilan keputusan di lembaga-lembaga organisasi internasional.
ekonomi dan keuangan internasional global,
untuk membentuk kelembagaan yang lebih
efektif, kredibel, akuntabel dan terlegitimasi.

10.7 Memfasilitasi migrasi dan mobilitas Proporsi biaya rekrutmen yang


manusia yang teratur, aman, berkala dan ditanggung pekerja terhadap
bertanggung jawab, termasuk melalui pendapatan tahunan di negara tujuan.
penerapan kebijakan migrasi yang terencana
dan terkelola dengan baik.
Jumlah negara yang
mengimplementasikan kebijakan
migran yang baik.
Jumlah dokumen kerjasama
ketenagakerjaan dan perlindungan
pekerja migran antara negara RI
dengan negara tujuan penempatan.
Jumlah fasilitasi pelayanan
penempatan TKLN berdasarkan
okupasi.
10.a Menerapkan prinsip perlakuan khusus Besaran nilai tarif yang diberlakukan
dan berbeda bagi negara berkembang, untuk mengimpor dari negara kurang
khususnya negara yang kurang berkembang, berkembang/berkembang dengan tarif
sesuai dengan kesepakatan World Trade nol persen.
Organization.
10.b Mendorong bantuan pembangunan dan Total aliran sumberdaya yang masuk
arus keuangan yang resmi, termasuk investasi untuk pembangunan, terpilah
asing secara langsung, ke negara-negara yang berdasarkan negara- negara penerima
paling membutuhkan, terutama negara dan donor serta jenis aliran (misalnya,
kurang berkembang, negara- negara Afrika, bantuan pembangunan resmi,
negara berkembang pulau kecil dan negara investasi asing langsung, serta aliran
terkurung daratan, sesuai dengan rencana dan yang lain).
program nasional mereka.

10.c Memperbesar pemanfaatan jasa keuangan Proporsi biaya remitansi dari jumlah
bagi pekerja. yang dikirimkan.
MENJADIKAN KOTA DAN PERMUKIMAN
11 INKLUSIF, AMAN, TANGGUH DAN
BERKELANJUTAN
11.1 Pada tahun 2030, menjamin akses bagi Proporsi populasi penduduk perkotaan
semua terhadap perumahan yang layak, yang tinggal di daerah kumuh,
aman, terjangkau, dan pelayanan dasar , serta permukiman liar atau rumah yang
menata kawasan kumuh. tidak layak.
Proporsi rumah tangga yang memiliki
akses terhadap hunian yang layak dan
terjangkau.
Jumlah kawasan perkotaan
metropolitan yang terpenuhi standar
pelayanan perkotaan (SPP).
Jumlah kota sedang dan kota baru
yang terpenuhi SPP.
11.2 Pada tahun 2030, menyediakan akses Proporsi populasi yang mendapatkan
terhadap sistem transportasi yang aman, akses yang nyaman pada transportasi
publik, terpilah menurut jenis
kelamin, kelompok usia, dan
penyandang difabilitas.
terjangkau, mudah diakses dan berkelanjutan Persentase pengguna moda
untuk semua, meningkatkan keselamatan lalu transportasi umum di perkotaan.
lintas, terutama dengan memperluas
jangkauan transportasi umum, dengan
memberi perhatian khusus pada kebutuhan
mereka yang berada dalam situasi rentan,
perempuan, anak, penyandang difabilitas dan
orang tua.

Jumlah sistem angkutan rel yang


dikembangkan di kota besar.
11.3 Pada tahun 2030, memperkuat Rasio laju peningkatan konsumsi
urbanisasi yang inklusif dan berkelanjutan tanah dengan laju pertumbuhan
serta kapasitas partisipasi, perencanaan penduduk.
penanganan permukiman yang berkelanjutan
dan terintegrasi di semua negara.

Jumlah kota sedang di luar Jawa yang


diarahkan sebagai pengendali (buffer)
arus urbanisasi dan sebagai pusat
pertumbuhan utama.
Jumlah Metropolitan baru di luar
Jawa sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN).
Proporsi kota dengan struktur
partisipasi langsung masyarakat sipil
dalam perencanaan dan manajemen
kota yang berlangsung secara teratur
dan demokratis.
Rata-rata institusi yang berperan
secara aktif dalam Forum Dialog
Perencanaan Pembangunan Kota
Berkelanjutan.
Jumlah lembaga pembiayaan
infrastruktur.
11.4 Mempromosikan dan menjaga warisan Jumlah belanja (publik dan swasta)
budaya dunia dan warisan alam dunia. per kapita yang diperuntukan untuk
preservasi, perlindungan, konservasi
pada semua warisan budaya dan
alam, menurut jenis warisan (budaya,
alam, terpadu, destinasi pusat warisan
dunia), tingkat pemerintahan (nasional
dan sub nasional), jenis belanja
(belanja operasional atau intervensi),
dan tipe pembiayaan swasta (donasi
non tunai, swasta non profit, sponsor).

Jumlah kota pusaka di kawasan


perkotaan metropolitan, kota besar,
kota sedang dan kota kecil.
11.5 Pada tahun 2030, secara signifikan Jumlah korban meninggal, hilang dan
mengurangi jumlah kematian dan jumlah terkena dampak bencana per 100.000
orang terdampak, dan secara substansial orang.
mengurangi kerugian
Indeks Risiko Bencana Indonesia
(IRBI).
ekonomi relatif terhadap PDB global yang Jumlah kota tangguh bencana yang
disebabkan oleh bencana, dengan fokus terbentuk.
melindungi orang miskin dan orang-orang
dalam situasi rentan.
Jumlah sistem peringatan dini cuaca
dan iklim serta kebencanaan.
Kerugian ekonomi langsung akibat
bencana terhadap GDP, termasuk
kerusakan bencana terhadap
infrastruktur yang kritis dan
gangguan terhadap pelayanan dasar.

Jumlah kerugian ekonomi langsung


akibat bencana.
11.6 Pada tahun 2030, mengurangi dampak Proporsi limbah padat perkotaan yang
lingkungan perkotaan per kapita yang dikumpulkan secara teratur dengan
merugikan, termasuk dengan memberi pemrosesan akhir yang baik terhadap
perhatian khusus pada kualitas udara, total limbah padat perkotaan yang
termasuk penanganan sampah kota. dihasilkan oleh suatu kota.

Persentase sampah perkotaan yang


tertangani.
Jumlah kota hijau yang
mengembangkan dan menerapkan
green waste di kawasan perkotaan
metropolitan.
Rata-rata tahunan materi partikulat
halus (PM 2,5 dan PM 10) di Perkotaan
(dibobotkan jumlah penduduk).

11.7. Pada tahun 2030, menyediakan ruang Proporsi ruang terbuka perkotaan
publik dan ruang terbuka hijau yang aman, untuk semua, menurut kelompok
inklusif dan mudah dijangkau terutama untuk usia, jenis kelamin dan penyandang
perempuan dan anak, manula dan disabilitas.
penyandang difabilitas
Jumlah kota hijau yang menyediakan
ruang terbuka hijau di kawasan
perkotaan metropolitan dan kota
sedang.
Proporsi orang yang menjadi korban
kekerasan atau pelecehan seksual
menurut jenis kelamin, usia, status
disabilitas, dan tempat kejadian (12
bulan terakhir).
Proporsi korban kekerasan dalam 12
bulan terakhir yang melaporkan
kepada polisi.
11.a Mendukung hubungan ekonomi, sosial, Proporsi penduduk yang tinggal di
dan lingkungan antara urban, pinggiran kota, kota yang melaksanakan perencanaan
dan perdesaan dengan memperkuat regional dan kota terintegrasi dengan
perencanaan pembangunan nasional dan proyeksi populasi dan kebutuhan
daerah. sumber daya.

11.b Pada tahun 2020, meningkatkan secara Proporsi pemerintah kota yang
substansial jumlah kota dan permukiman memiliki dokumen strategi
yang mengadopsi dan mengimplementasi pengurangan risiko bencana.
kebijakan dan perencanaan yang terintegrasi
tentang penyertaan, efisiensi sumber daya,
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan
iklim, ketahanan terhadap bencana, serta
mengembangkan dan mengimplementasikan
penanganan holistik risiko bencana di semua
lini, sesuai dengan the Sendai Framework for
Disaster Risk Reduction 2015-2030.

Dokumen strategi pengurangan risiko


bencana (PRB) tingkat daerah.
11.c Memberikan dukungan kepada negara- Proporsi dukungan finansial kepada
negara kurang berkembang, melalui bantuan negara kurang berkembang (LDCs)
keuangan dan teknis, dalam membangun yang dialokasikan pada konstruksi
bangunan yang berkelanjutan dan tangguh, dan perbaikan dengan sumber daya
dengan memanfaatkan bahan lokal yang efisien, berkelanjutan dan
berketahanan dengan memanfaatkan
bahan lokal.
MENJAMIN POLA PRODUKSI DAN
12
KONSUMSI YANG BERKELANJUTAN
12.1 Melaksanakan the 10-Year Framework of Jumlah kolaborasi tematik quickwins
Programmes on Sustainable Consumption and program
Production Patterns, dengan semua negara
mengambil tindakan, dipimpin negara maju,
dengan mempertimbangkan pembangunan
dan kapasitas negara berkembang.

12.2 Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan Jejak material (material footprint).
berkelanjutan dan pemanfaatan sumber daya
alam secara efisien.

Konsumsi material domestik (domestic


material consumption).
12.3 Pada tahun 2030, mengurangi hingga Indeks kehilangan makanan global.
setengahnya limbah pangan per kapita global
di tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi
kehilangan makanan sepanjang rantai
produksi dan pasokan termasuk kehilangan
saat pasca panen.
12.4 Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan Jumlah pihak untuk kesepakatan
bahan kimia dan semua jenis limbah yang lingkungan multilateral internasional
ramah lingkungan, di sepanjang siklus tentang bahan kimia dan limbah
hidupnya, sesuai kerangka kerja internasional berbahaya untuk memenuhi
yang disepakati dan secara signifikan komitmen dan kewajiban mereka
mengurangi pencemaran bahan kimia dan dalam transmisi informasi yang
limbah tersebut ke udara, air, dan tanah diperlukan oleh masing- masing.
untuk meminimalkan dampak buruk terhadap
kesehatan manusia dan lingkungan.

Jumlah peserta PROPER yang


mencapai minimal ranking BIRU.
Timbulan limbah berbahaya per
kapita, proporsi limbah berbahaya
yang terkelola menurut jenis
penanganannya.
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan
proporsi limbah B3 yang diolah sesuai
peraturan perundangan (sektor
industri).
12.5 Pada tahun 2030, secara substansial Tingkat daur ulang Nasional, ton
mengurangi produksi limbah melalui bahan daur ulang.
pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan
penggunaan kembali.
Jumlah timbulan sampah yang didaur
ulang.
12.6 Mendorong perusahaan, terutama Jumlah perusahaan yang
perusahaan besar dan transnasional, untuk mempublikasi laporan
mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan keberlanjutannya.
dan mengintegrasikan informasi keberlanjutan
dalam siklus pelaporan mereka.

Jumlah perusahaan yang menerapkan


sertifikasi SNI ISO 14001.

12.7 Mempromosikan praktek pengadaan Jumlah negara yang menerapkan


publik yang berkelanjutan, sesuai dengan kebijakan pengadaan publik dan
kebijakan dan prioritas nasional. rencana aksi yang berkelanjutan
Jumlah produk ramah lingkungan
yang teregister.
12.8 Pada tahun 2030, menjamin bahwa Sejauh mana (i) pendidikan
masyarakat di mana pun memiliki informasi kewarganegaraan global dan (ii)
yang relevan dan kesadaran terhadap pendidikan untuk pembangunan
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup berkelanjutan (termasuk pendidikan
yang selaras dengan alam. perubahan iklim) diarusutamakan
dalam (a) kebijakan pendidikan
nasional (b) kurikulum (c) pendidikan
guru dan (d) penilaian siswa.

Jumlah fasilitas publik yang


menerapkan Standar Pelayanan
Masyarakat (SPM) dan teregister.
12.a Mendukungan negara-negara Jumlah dukungan negara- negara
berkembang untuk memperkuat kapasitas berkembang pada riset dan
ilmu pengetahuan dan teknologi mereka untuk pengembangan (R&D) untuk konsumsi
bergerak ke arah pola konsumsi dan produksi dan produksi berkelanjutan (SCP) dan
yang lebih berkelanjutan. teknologi ramah lingkungan.

12.b Mengembangkan dan menerapkan Jumlah strategi atau kebijakan


perangkat untuk memantau dampak pariwisata berkelanjutan dan
pembangunan berkelanjutan terhadap pelaksanaan rencana aksi, dengan
pariwisata berkelanjutan yang menciptakan perangkat monitoring dan evaluasi
lapangan kerja dan mempromosikan budaya yang disepakati.
dan produk lokal.
12.c Merasionalisasi subsidi bahan bakar fosil Jumlah subsidi bahan bakar fosil per
tidak efisien yang mendorong pemborosan unit GDP (produksi dan konsumsi)
konsumsi dengan menghilangkan distorsi sebagai proporsi dari total belanja
pasar, sesuai dengan keadaan nasional, nasional pada bahan bakar fosil.
termasuk dengan restrukturisasi pajak dan
penghapusan secara bertahap jika ada subsidi
berbahaya, yang dicerminkan oleh dampak
lingkungannya, dengan sepenuhnya
memperhitungkan kebutuhan dan kondisi
khusus negara-negara berkembang dan
meminimalkan dampak negatif yang bisa
terjadi pada pembangunannya dengan cara
yang melindungi rakyat miskin dan
masyarakat yang terkena dampak.

MENGAMBIL TINDAKAN CEPAT UNTUK


13 MENGANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM DAN
DAMPAKNYA
13.1 Memperkuat kapasitas ketahanan dan Dokumen strategi pengurangan risiko
adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana (PRB) tingkat nasional dan
bencana alam di semua negara. daerah.
Jumlah korban meninggal, hilang dan
terkena dampak bencana per 100.000
orang.
13.2 Mengintegrasikan tindakan antisipasi Dokumen Biennial Update Report
perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi (BUR) Indonesia.
dan perencanaan nasional.
Dokumen pelaporan penurunan emisi
gas rumah kaca (GRK).
13.3 Meningkatkan pendidikan, penumbuhan Jumlah negara yang telah
kesadaran, serta kapasitas manusia dan mengitegrasikan mitigasi, adaptasi,
kelembagaan terkait mitigasi, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan
pengurangan dampak dan peringatan dini dini ke dalam kurikulum sekolah
perubahan ikim. dasar, sekolah menengah dan
perguruan tinggi.
Jumlah negara yang telah
mengkomunikasikan penguatan
kapasitas kelembagaan, sistem
individu untuk melaksanakan
adaptasi mitigasi dan transfer
teknologi, serta kegiatan
pembangunan.
13.a Melaksanakan komitmen negara maju Mobilisasi sejumlah dana (USD) per
pada the United Nations Framework tahun mulai tahun 2010 secara
Convention on Climate Change untuk tujuan akuntabel mencapai komitmen sebesar
mobilisasi dana bersama sebesar 100 miliar 100 milyar USD.
dolar Amerika per tahun pada tahun 2020 dari
semua sumber untuk mengatasi kebutuhan
negara berkembang dalam konteks aksi
mitigasi yang bermanfaat dan transparansi
dalam pelaksanaannya dan
mengoperasionalisasi secara penuh the Green
Climate Fund melalui kapitalisasi dana
tersebut sesegera mungkin.

13.b Menggalakkan mekanisme untuk Jumlah negara-negara kurang


meningkatkan kapasitas perencanaan dan berkembang dan negara berkembang
pengelolaan yang efektif terkait perubahan kepulauan kecil yang menerima
iklim di negara kurang berkembang, negara dukungan khusus dan sejumlah
berkembang pulau kecil, termasuk fokus pada dukungan, termasuk keuangan,
perempuan, pemuda, serta masyarakat lokal teknologi dan peningkatan kapasitas,
dan marjinal. untuk mekanisme peningkatan
kapasitas dalam perencanaan dan
pengelolaan yang efektif terkait
perubahan iklim, termasuk fokus pada
perempuan, generasi muda serta
masyarakat lokal dan marjinal.

MELESTARIKAN DAN MEMANFAATKAN


SECARA BERKELANJUTAN SUMBER DAYA
14 KELAUTAN DAN SAMUDERA UNTUK
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
14.1 Pada tahun 2025, mencegah dan secara Indeks eutrofikasi pesisir (ICEP) dan
signifikan mengurangi semua jenis kepadatan sampah plastik terapung.
pencemaran laut, khususnya dari kegiatan
berbasis lahan, termasuk sampah laut dan
polusi nutrisi.
14.2 Pada tahun 2020, mengelola dan Proporsi Zona Ekonomi Eksklusif
melindungi ekosistem laut dan pesisir secara nasional yang dikelola menggunakan
berkelanjutan untuk menghindari dampak pendekatan berbasis ekosistem.
buruk yang signifikan, termasuk dengan
memperkuat ketahanannya, dan melakukan
restorasi untuk mewujudkan lautan yang
sehat dan produktif.
Tersedianya kerangka kebijakan, dan
instrumen terkait penataan ruang laut
nasional.
Terkelolanya 11 wilayah pengelolaan
perikanan (WPP) secara berkelanjutan.

14.3 Meminimalisasi dan mengatasi dampak Rata-rata keasaman laut (pH) yang
pengasaman laut, termasuk melalui kerjasama diukur pada jaringan stasiun sampling
ilmiah yang lebih baik di semua tingkatan. yang disetujui dan memadai.
14.4 Pada tahun 2020, secara efektif mengatur Proporsi tangkapan jenis ikan yang
pemanenan dan menghentikan penangkapan berada dalam batasan biologis yang
ikan yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal aman.
dan praktek penangkapan ikan yang merusak,
serta melaksanakan rencana pengelolaan
berbasis ilmu pengetahuan, untuk
memulihkan persediaan ikan secara layak
dalam waktu yang paling singkat yang
memungkinkan, setidaknya ke tingkat yang
dapat memproduksi hasil maksimum yang
berkelanjutan sesuai karakteristik biologisnya.

14.5 Pada tahun 2020, melestarikan Jumlah luas kawasan konservasi


setidaknya 10 persen dari wilayah pesisir dan perairan.
laut, konsisten dengan hukum nasional dan
internasional dan berdasarkan informasi
ilmiah terbaik yang tersedia.
14.6 Pada thn 2020, melarang bentuk- bentuk Kemajuan negara-negara di tingkat
subsidi perikanan tertentu yang berkontribusi pelaksanaan instrumen internasional
terhadap kelebihan kapasitas dan yang bertujuan untuk memerangi
penangkapan ikan berlebihan, menghilangkan penangkapan ikan yang ilegal, tidak
subsidi yag berkontribusi terhadap dilaporkan dan tidak diatur (IUU
penangkapan ikan ilegal, yang tidak Fishing).
dilaporkan & tidak diatur dan menahan jenis
subsidi baru, dengan mengakui bahwa
perlakuan khusus dan berbeda yang tepat dan
efektif untuk negara berkembang & negara
kurang berkembang harus menjadi bagian
integral dari negosiasi subsidi perikanan pada
the World Trade Organization.

Persentase kepatuhan pelaku usaha.

14.7 Pada tahun 2030, meningkatkan manfaat Perikanan berkelanjutan sebagai


ekonomi bagi negara berkembang kepulauan presentase dari PDB pada negara -
kecil dan negara kurang berkembang dari negara berkembang kepulauan kecil,
pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut, negara-negara kurang berkembang
termasuk melalui pengelolaan perikanan, dan semua negara.
budidaya air dan pariwisata yang
berkelanjutan.
14.a Meningkatkan pengetahuan ilmiah, Proporsi dari total anggaran penelitian
mengembangkan kapasitas penelitian dan alih yang dialokasikan untuk penelitian di
teknologi kelautan, dengan bidang teknologi kelautan.
mempertimbangkan the Intergovernmental
Oceanographic Commission Criteria and
Guidelines tentang Alih Teknologi Kelautan,
untuk meningkatkan kesehatan laut dan
meningkatkan kontribusi keanekaragaman
hayati laut untuk pembangunan negara
berkembang, khususnya negara berkembang
kepulauan kecil dan negara kurang
berkembang.
14.b Menyediakan akses untuk nelayan skala Ketersediaan kerangka hukum/
kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap regulasi/ kebijakan/ kelembagaan
sumber daya laut dan pasar. yang mengakui dan melindungi hak
akses untuk perikanan skala kecil.
Jumlah provinsi dengan peningkatan
akses pendanaan usaha nelayan.

Jumlah nelayan yang terlindungi


14.c Meningkatkan pelestarian dan Tersedianya kerangka kebijakan dan
pemanfaatan berkelanjutan lautan dan instrumen terkait pelaksanaan
sumber dayanya dengan menerapkan hukum UNCLOS (the United Nations
internasional yang tercermin dalam the United Convention on the Law of the Sea).
Nations Convention on the Law of the Sea,
yang menyediakan kerangka hukum untuk
pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan
lautan dan sumber dayanya, seperti yang
tercantum dalam ayat 158 dari “The future we
want”.

MELINDUNGI, MERESTORASI DAN


MENINGKATKAN PEMANFAATAN
BERKELANJUTAN EKOSISTEM DARAT,
MENGELOLAH HUTAN SECARA LESTARI,
15 MENGHENTIKAN PENGGUGURAN,
MEMULIHKAN DEGRADASI LAHAN, SERTA
MENGHENTIKAN KEHILANGAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI

15.1 Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, Kawasan hutan sebagai persentase
restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari dari total luas lahan.
ekosistem daratan dan perairan darat serta
jasa lingkungannya, khususnya ekosistem
hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan
kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan
perjanjian internasional.

Proporsi tutupan hutan terhadap luas


lahan keseluruhan.
Proporsi situs penting
keanekaragaman hayati daratan dan
perairan darat dalam kawasan
lindung, berdasarkan jenis
ekosistemnya.
15.2 Pada tahun 2020, meningkatkan Proporsi lahan yang terdegradasi
pelaksanaan pengelolaan semua jenis hutan terhadap luas lahan keseluruhan.
secara berkelanjutan, menghentikan
deforestasi, merestorasi hutan yang
terdegradasi dan meningkatkan secara
signifikan aforestasi dan reforestasi secara
global.
Luas kawasan konservasi terdegradasi
yang dipulihkan kondisi ekosistemnya.

Luas usaha pemanfaatan hasil hutan


kayu restorasi ekosistem.
Jumlah kawasan konservasi yang
memperoleh nilai indeks METT
minimal 70%.
Jumlah Kesatuan Pengelolaan Hutan.

15.3 Pada tahun 2020, menghentikan Proporsi lahan yang terdegradasi


penggurunan, memulihkan lahan dan tanah terhadap luas lahan keseluruhan.
kritis, termasuk lahan yang terkena
penggurunan, kekeringan dan banjir, dan
berusaha mencapai dunia yang bebas dari
lahan terdegradasi.
Proporsi luas lahan kritis yang
direhabilitasi terhadap luas lahan
keseluruhan.
15.4 Pada tahun 2030, menjamin pelestarian Situs penting keanekaragaman hayati
ekosistem pegunungan, termasuk pegunungan dalam kawasan lindung.
keanekaragaman hayatinya, untuk
meningkatkan kapasitasnya memberikan
manfaat yang sangat penting bagi
pembangunan berkelanjutan.
Indeks tutupan hijau pegunungan
15.5 Melakukan tindakan cepat dan signifikan Persentase populasi 25 jenis satwa
untuk mengurangi degradasi habitat alami, terancam punah prioritas.
menghentikan kehilangan keanekaragaman
hayati, dan, pada tahun 2020, melindungi dan
mencegah lenyapnya spesies yang terancam
punah.
15.6 Meningkatkan pembagian keuntungan Tersedianya kerangka legislasi,
yang adil dan merata dari pemanfaatan administrasi dan kebijakan untuk
sumber daya genetik, dan meningkatkan akses memastikan pembagian keuntungan
yang tepat terhadap sumber daya tersebut, yang adil dan merata.
sesuai kesepakatan internasional.
15.7 Melakukan tindakan cepat untuk Proporsi hidupan liar dari hasil
mengakhiri perburuan dan perdagangan jenis perburuan atau perdagangan gelap.
flora dan fauna yang dilindungi serta
mengatasi permintaan dan pasokan produk
hidupan liar secara ilegal.
Persentase penyelesaian tindak pidana
lingkungan hidup sampai dengan P21
dari jumlah kasus yang terjadi.

Jumlah penambahan spesies satwa


liar dan tumbuhan alam yang
dikembangbiakan pada lembaga
konservasi.
15.8 Pada tahun 2020, memperkenalkan Proporsi negara yang mengadopsi
langkah-langkah untuk mencegah masuknya legislasi nasional yang relevan dan
dan secara signifikan mengurangi dampak dari memadai dalam pencegahan atau
jenis asing invasif pada ekosistem darat dan pengendalian jenis asing invasive (JAI).
air, serta mengendalikan atau memberantas
jenis asing invasif prioritas.
Rumusan kebijakan dan rekomendasi
karantina hewan dan tumbuhan, serta
keamanan hayati hewani dan nabati.

15.9 Pada tahun 2020, mengitegrasikan nilai- Kemajuan pencapaian target nasional
nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati ke yang ditetapkan sesuai dengan Target
dalam perencanaan nasional dan daerah, 2 Keanekaragaman Hayati Aichi dari
proses pembangunan, strategi dan Rencana Strategis Keanekaragaman
penganggaran pengurangan kemiskinan. Hayati 2011-2020
Dokumen rencana pemanfaatan
keanekaragaman hayati.
15.a Memobilisasi dan meningkatkan sumber Bantuan pembangunan dan
daya keuangan secara signifikan dari semua pengeluaran pemerintah untuk
sumber untuk melestarikan dan konservasi dan pemanfaatan
memanfaatkan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman hayati dan
ekosistem secara berkelanjutan. ekosistemnya secara berkelanjutan.
15.b Memobilisasi sumber daya penting dari Bantuan pembangunan dan
semua sumber dan pada semua tingkatan pengeluaran pemerintah untuk
untuk membiayai pengelolaan hutan yang konservasi dan pemanfaatan
berkelanjutan dan memberikan insentif yang keanekaragaman hayati dan
memadai bagi negara berkembang untuk ekosistemnya secara berkelanjutan.
memajukan pengelolaannya, termasuk untuk
pelestarian dan reforestasi.
15.c Meningkatkan dukungan global dalam Proporsi hidupan liar dari hasil
upaya memerangi perburuan dan perdagangan perburuan atau perdagangan gelap
jenis yang dilindungi, termasuk dengan
meningkatkan kapasitas masyarakat lokal
mengejar peluang mata pencaharian yang
berkelanjutan.
Persentase penyelesaian tindak pidana
lingkungan hidup sampai dengan P21
dari jumlah kasus yang terjadi.

MENGUATKAN MASYARAKAT YANG


INKLUSIF DAN DAMAI UNTUK
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN,
MENYEDIAKAN AKSES KEADILAN UNTUK
16 SEMUA, DAN MEMBANGUN KELEMBAGAAN
YANG EFEKTIF, AKUNTABEL, DAN
INKLUSIF DI SEMUA TINGKATAN

16.1 Secara signifikan mengurangi segala Angka korban kejahatan pembunuhan


bentuk kekerasan dan terkait angka kematian per 100.000 penduduk berdasarkan
dimanapun. umur dan jenis kelamin.

Jumlah kasus kejahatan pembunuhan


pada satu tahun terakhir

Kematian disebabkan konflik per


100.000 penduduk terpilah
berdasarkan jenis kelamin, umur dan
penyebab kematian.
Kematian disebabkan konflik per
100.000 penduduk.
Proporsi penduduk yang mengalami
kekerasan secara fisik, psikologi atau
seksual dalam 12 bulan terakhir.
Proporsi penduduk yang menjadi
korban kejahatan kekerasan dalam 12
bulan terakhir.
Proporsi penduduk yang merasa aman
berjalan sendirian di area tempat
tinggalnya.
16.2 Menghentikan perlakuan kejam, Proporsi anak umur 1-17 tahun yang
eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk mengalami hukuman fisik dan/atau
kekerasan dan penyiksaan terhadap anak. agresi psikologis dari pengasuh dalam
sebulan terakhir.
Proporsi rumah tangga yang memiliki
anak umur 1-17 tahun yang
mengalami hukuman fisik dan/atau
agresi psikologis dari pengasuh dalam
setahun terakhir.
Prevalensi kekerasan terhadap anak
laki-laki dan anak perempuan.

Angka korban perdagangan manusia


per 100.000 penduduk menurut jenis
kelamin, kelompok umur dan jenis
eksploitasi.
Proporsi perempuan dan laki-laki
muda umur 18-29 tahun yang
mengalami kekerasan seksual sebelum
umur 18 tahun.
Proporsi perempuan dan laki- laki
muda umur 18-24 tahun yang
mengalami kekerasan seksual sebelum
umur 18 tahun.
16.3 Menggalakkan negara berdasarkan Proporsi korban kekerasan dalam 12
hukum di tingkat nasional dan internasional bulan lalu yang melaporkan kepada
dan menjamin akses yang sama terhadap pihak berwajib atau pihak berwenang
keadilan bagi semua. yang diakui dalam mekanisme resolusi
konflik.
Proporsi korban kekerasan dalam 12
bulan terakhir yang melaporkan
kepada polisi.
Jumlah orang atau kelompok
masyarakat miskin yang memperoleh
bantuan hukum litigasi dan non
litigasi.
Jumlah pelayanan peradilan bagi
masyarakat miskin melalui sidang di
luar gedung pengadilan; pembebasan
biaya perkara; dan Pos Layanan
Hukum.
Proporsi tahanan terhadap seluruh
tahanan dan narapidana.
Proporsi tahanan yang melebihi masa
penahanan terhadap seluruh jumlah
tahanan.
16.4 Pada tahun 2030 secara signifikan Total nilai aliran dana gelap masuk
mengurangi aliran dana gelap maupun dan keluar negeri (dalam US$).
senjata, menguatkan pemulihan dan
pengembalian aset curian dan memerangi
segala bentuk kejahatan yang terorganisasi.

16.5 Secara substansial mengurangi korupsi Proporsi penduduk yang memiliki


dan penyuapan dalam segala bentuknya. paling tidak satu kontak hubungan
dengan petugas, yang membayar suap
kepada petugas atau diminta untuk
menyuap petugas tersebut dalam 12
bulan terakhir.
Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK).

Proporsi pelaku usaha yang paling


tidak memiliki kontak dengan petugas
pemerintah dan yang membayar suap
kepada seorang petugas, atau diminta
untuk membayar suap oleh petugas-
petugas, selama 12 bulan terakhir.

16.6 Mengembangkan lembaga yang efektif, Proporsi pengeluaran utama


akuntabel, dan transparan di semua tingkat. pemerintah terhadap anggaran yang
disetujui.
Persentase peningkatan Opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) atas
Laporan Keuangan Kementerian/
Lembaga dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/ Kota).
Persentase peningkatan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(SAKIP) Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Persentase penggunaan E-
procurement terhadap belanja
pengadaan.
Persentase instansi pemerintah yang
memiliki nilai Indeks Reformasi
Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga
dan Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/ Kota).

Proporsi penduduk yang puas


terhadap pengalaman terakhir atas
layanan publik.
Persentase Kepatuhan pelaksanaan
UU Pelayanan Publik
Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
16.7 Menjamin pengambilan keputusan yang Proporsi jabatan (menurut kelompok
responsif, inklusif, partisipatif dan umur, jenis kelamin, disabilitas dan
representatif di setiap tingkatan. kelompok masyarakat) di lembaga
publik (DPR/DPRD, pelayanan publik,
peradilan) dibanding distribusi
nasional.
Persentase keterwakilan perempuan di
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD).
Persentase keterwakilan perempuan
sebagai pengambilan keputusan di
lembaga eksekutif (Eselon I dan II).
Proporsi penduduk yang percaya pada
pengambilan keputusan yang inklusif
dan responsif menurut jenis kelamin,
umur, difabilitas dan kelompok
masyarakat.
Indeks Lembaga Demokrasi.
Indeks Kebebasan Sipil.
Indeks Hak-hak Politik.
16.8 Memperluas dan meningkatkan Proporsi keanggotaan dan hak
partisipasi negara berkembang di dalam pengambilan keputusan dari negara-
lembaga tata kelola global. negara berkembang di Organisasi
Internasional.
16.9 Pada tahun 2030, memberikan identitas Proporsi anak umur di bawah 5 tahun
yang syah bagi semua, termasuk pencatatan yang kelahirannya dicatat oleh
kelahiran. lembaga pencatatan sipil, menurut
umur.
Persentase kepemilikan akta lahir
untuk penduduk 40% berpendapatan
bawah.
Persentase anak yang memiliki akta
kelahiran.

16.10 Menjamin akses publik terhadap Jumlah kasus terverifikasi atas


informasi dan melindungi kebebasan pembunuhan, penculikan dan
mendasar, sesuai dengan peraturan nasional penghilangan secara paksa,
dan kesepakatan internasional. penahanan sewenang-wenang dan
penyiksaan terhadap jurnalis, awak
media, serikat pekerja, dan pembela
HAM dalam 12 bulan terakhir.
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia
(HAM).
Jumlah penanganan pengaduan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
perempuan terutama kekerasan
terhadap perempuan.
Jumlah negara yang mengadopsi dan
melaksanakan konstitusi, statutori
dan/atau jaminan kebijakan untuk
akses publik pada informasi.

Tersedianya Badan Publik yang


menjalankan kewajiban sebagaimana
diatur dalam UU No. 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Persentase penyelesaian sengketa


informasi publik melalui mediasi dan/
atau ajudikasi non litigasi.
Jumlah kepemilikan sertifikat Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID) untuk mengukur kualitas PPID
dalam menjalankan tugas dan fungsi
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.

16.a Memperkuat lembaga- lembaga nasional Tersedianya lembaga hak asasi


yang relevan, termasuk melalui kerjasama manusia (HAM) nasional yang
internasional, untuk membangun kapasitas di independen yang sejalan dengan Paris
semua tingkatan, khususnya di negara Principles.
berkembang, untuk mencegah kekerasan serta
memerangi terorisme dan

16.b Menggalakkan dan menegakkan undang- Proporsi penduduk yang melaporkan


undang dan kebijakan yang tidak diskriminatif mengalami diskriminasi dan pelecehan
untuk pembangunan berkelanjutan. dalam 12 bulan lalu berdasarkan pada
pelarangan diskriminasi menurut
hukum HAM Internasional.

Jumlah kebijakan yang diskriminatif


dalam 12 bulan lalu berdasarkan
pelarangan diskriminasi menurut
hukum HAM Internasional.
MENGUATKAN SARANA PELAKSANAAN DAN
MEREVITALISASI KEMITRAAN GLOBAL
17 UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

17.1 Memperkuat mobilisasi sumber daya Total pendapatan pemerintah sebagai


domestik, termasuk melalui dukungan proporsi terhadap PDB menurut
internasional kepada negara berkembang, sumbernya.
untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi
pengumpulan pajak dan pendapatan lainnya.

Rasio penerimaan pajak terhadap


PDB.
Proporsi anggaran domestik yang
didanai oleh pajak domestik.
17.2 Negara-negara maju melaksanakan Bantuan Pembangunan Bersih, secara
secara penuh komitmen atas bantuan keseluruhan dan kepada negara-
pembangunan (Official Development negara kurang berkembang, sebagai
Assistance - ODA), termasuk komitmen dari proporsi terhadap Pendapatan
banyak negara maju untuk mencapai target Nasional Bruto dari OECD/Komite
0,7 persen dari Pendapatan Nasional Bruto Bantuan Pembangunan.
untuk bantuan pembangunan (ODA/ GNI)
bagi negara berkembang dan 0,15 sampai 0,20
persen ODA/GNI kepada negara kurang
berkembang; penyedia ODA didorong untuk
mempertimbangkan penetapan target untuk
memberikan paling tidak 0,20 persen dari
ODA/GNI untuk negara kurang berkembang.

17.3 Memobilisasi tambahan sumber daya Investasi Asing Langsung (Foreign


keuangan untuk negara berkembang dari Direct Investment/FDI), bantuan
berbagai macam sumber. pembangunan dan Kerjasama Selatan-
Selatan sebagai proporsi dari total
anggaran domestik.
Volume pengiriman uang/remitansi
(dalam US dollars) sebagai proporsi
terhadap total GDP.
Proporsi volume remitansi TKI (dalam
US dollars) terhadap PDB.
17.4 Membantu negara berkembang untuk Proporsi pembayaran utang dan bunga
mendapatkan keberlanjutan utang jangka (Debt Service) terhadap ekspor barang
panjang melalui kebijakan- kebijakan yang dan jasa.
terkoordinasi yang ditujukan untuk
membantu pembiayaan utang, keringanan
utang dan restrukturisasi utang, yang sesuai,
dan menyelesaikan utang luar negeri dari
negara miskin yang berutang besar untuk
mengurangi tekanan utang.

17.5 Mengadopsi dan melaksanakan Jumlah negara yang mengadopsi dan


pemerintahan yang mempromosikan investasi melaksanakan rezim promosi investasi
bagi negara kurang berkembang. untuk negara-negara kurang
berkembang.
17.6 Meningkatkan kerjasama Utara -Selatan, Jumlah kesepakatan kerjasama dan
Selatan-Selatan dan kerjasama triangular program-program di bidang sains dan/
secara regional dan internasional terkait dan atau teknologi antar negara menurut
akses terhadap sains, teknologi dan inovasi, tipe kerjasamanya.
dan meningkatkan berbagi pengetahuan
berdasar kesepakatan timbal balik, termasuk
melalui koordinasi yang lebih baik antara
mekanisme yang telah ada, khususnya di
tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
dan melalui mekanisme fasilitasi teknologi
global.

Jumlah kegiatan saling berbagi


pengetahuan dalam kerangka
Kerjasama Selatan-Selatan dan
Triangular.
Langganan broadband internet tetap
menurut tingkat kecepatannya.
Persentase jaringan tulang punggung
serat optik nasional yang
menghubungkan Ibukota
Kabupaten/Kota (IKK).
Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar
(fixed broadband) di Perkotaan dan di
Perdesaan.
Proporsi penduduk terlayani mobile
broadband.
17.7 Meningkatkan pengembangan, transfer, Total jumlah dana yang disetujui
diseminasi dan penyebaran teknologi yang untuk negara-negara berkembang
ramah lingkungan kepada negara berkembang untuk mempromosikan
berdasarkan ketentuan yang menguntungkan, pengembangan, transfer,
termasuk ketentuan konsesi dan preferensi, mendiseminasikan dan menyebarkan
yang disetujui bersama. teknologi yang ramah lingkungan.

17.8 Mengoperasionalisasikan secara penuh Proporsi individu yang menggunakan


bank teknologi dan sains, mekanisme internet.
pembangunan kapasitas teknologi dan inovasi
untuk negara kurang berkembang pada tahun
2017 dan meningkatkan penggunaan teknologi
yang memampukan, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi.

Persentase kabupaten 3T yang


terjangkau layanan akses
telekomunikasi universal dan internet.

17.9 Meningkatkan dukungan internasional Nilai dolar atas bantuan teknis dan
untuk melaksanakan pembangunan kapasitas pembiayaan (termasuk melalui
yang efektif dan sesuai target di negara kerjasama Utara-Selatan, Selatan-
berkembang untuk mendukung rencana Selatan dan Tirangular) yang
nasional untuk melaksanakan seluruh tujuan dikomitmenkan untuk negara-negara
pembangunan berkelanjutan, termasuk berkembang.
melalui kerjasama Utara-Selatan, Selatan-
Selatan dan Triangular.

Jumlah indikasi pendanaan untuk


pembangunan kapasitas dalam
kerangka KSST Indonesia.
17.10 Menggalakkan sistem perdagangan Rata-rata tarif terbobot dunia Free
multilateral yang universal, berbasis aturan, Trade Agreement (FTA).
terbuka, tidak diskriminatif dan adil di bawah
the World Trade Organization termasuk
melalui kesimpulan dari kesepakatan di bawah
Doha Development Agenda.

Rata-rata tarif terbobot di negara mitra


Free Trade Agreement (FTA) (6 negara).
17.11 Secara signifikan meningkatkan ekspor Bagian negara berkembang dan
dari negara berkembang, khususnya dengan kurang berkembang pada ekspor
tujuan meningkatkan dua kali lipat proporsi global.
negara kurang berkembang dalam ekspor
global pada tahun 2020.
Pertumbuhan ekspor produk non
migas.
17.12 Merealisasikan pelaksanaan tepat waktu Rata-rata tarif yang dihadapi oleh
dari akses pasar bebas bea dan bebas kuota negara- negara berkembang, negara
tanpa batas waktu untuk semua negara kurang berkembang dan negara
kurang berkembang, sesuai dengan keputusan berkembang pulau kecil.
World Trade Organization termasuk dengan
menjamin bahwa penetapan aturan keaslian
(rules of origin) yang dapat diterapkan
terhadap impor dari negara kurang
berkembang tersebut transparan dan
sederhana, serta berkontribusi pada
kemudahan akses pasar.

17.13 Meningkatkan stabilitas makroekonomi Tersedianya Dashboard


global, termasuk melalui koordinasi kebijakan Makroekonomi.
dan keterpaduan kebijakan.

17.14 Meningkatkan keterpaduan kebijakan Jumlah negara yang telah memiliki


untuk pembangunan berkelanjutan. mekanisme untuk keterpaduan
kebijakan pembangunan
berkelanjutan.
17.15 Menghormati ruang kebijakan dan Jangkauan penggunaan kerangka
kepemimpinan dari setiap negara untuk kerja dan alat perencanaan yang
membuat dan melaksanakan kebijakan dimiliki negara oleh penyedia
pengentasan kemiskinan dan pembangunan kerjasama pembangunan.
berkelanjutan.
17.16 Meningkatkan kemitraan global untuk Jumlah negara yang melaporkan
pembangunan berkelanjutan, dilengkapi perkembangan kerangka kerja
dengan kemitraan berbagai pemangku monitoring efektifitas pembangunan
kepentingan yang memobilisasi dan membagi multi-stakeholder yang mendukung
pengetahuan, keahlian, teknologi dan sumber pencapaian tujuan pembangunan
daya keuangan, untuk mendukung berkelanjutan.
pencapaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan di semua negara, khususnya di
negara berkembang.

17.17 Mendorong dan meningkatkan Jumlah komitmen untuk kemitraan


kerjasama pemerintah-swasta dan masyarakat publik- swasta dan masyarakat sipil
sipil yang efektif, berdasarkan pengalaman (dalam US dollars).
dan bersumber pada strategi kerjasama.

Jumlah proyek yang ditawarkan untuk


dilaksanakan dengan skema
Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
Jumlah alokasi pemerintah untuk
penyiapan proyek, transaksi proyek,
dan dukungan pemerintah dalam
Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha (KPBU).
17.18 Pada tahun 2020, meningkatkan Proporsi indikator pembangunan
dukungan pengembangan kapasitas untuk berkelanjutan yang dihasilkan di
negara berkembang, termasuk negara kurang tingkat nasional dengan keterpilahan
berkembang dan negara berkembang pulau data lengkap yang relevan dengan
kecil, untuk meningkatkan secara signifikan targetnya, yang sesuai dengan Prinsip-
ketersediaan data berkualitas tinggi, tepat prinsip Fundamental dari Statistik
waktu dan dapat dipercaya, yang terpilah Resmi.
berdasarkan pendapatan, gender, umur, ras,
etnis, status migrasi, difabilitas, lokasi
geografis dan karakteristik lainnya yang
relevan dengan konteks nasional.

Persentase konsumen Badan Pusat


Statistik (BPS) yang merasa puas
dengan kualitas data statistik.
Persentase konsumen yang
menjadikan data dan informasi
statistik BPS sebagai rujukan utama.

Jumlah metadata kegiatan statistik


dasar, sektoral, dan khusus yang
terdapat dalam Sistem Informasi
Rujukan Statistik (SIRuSa).
Persentase indikator SDGs terpilah
yang relevan dengan target.
Jumlah negara yang memiliki undang-
undang statistik nasional yang tunduk
pada Prinsip- prinsip fundamental
Statistik Resmi.
Review Undang-Undang Nomor 16
Tahun 1997 tentang Statistik.
Jumlah negara dengan Perencanaan
Statistik Nasional yang didanai dan
melaksanakan rencananya berdasar
sumber pendanaan.
Tersusunnya National Strategy for
Development of Statistics (NSDS).
17.19 Pada tahun 2030, mengandalkan Nilai dolar atas semua sumber yang
inisiatif yang sudah ada, untuk tersedia untuk penguatan kapasitas
mengembangkan pengukuran atas kemajuan statistik di negara- negara
pembangunan berkelanjutan yang melengkapi berkembang.
Produk Domestik Bruto, dan mendukung
pengembangan kapasitas statistik di negara
berkembang.
Jumlah pejabat fungsional statistisi
dan pranata komputer pada
Kementerian/Lembaga.
Persentase Kementerian/Lembaga
yang sudah memiliki pejabat
fungsional statistisi dan/atau pranata
komputer.
Persentase terpenuhinya kebutuhan
pejabat fungsional statistisi dan
pranata komputer
Kementerian/Lembaga.
Proporsi negara yang a) melaksanakan
paling tidak satu Sensus Penduduk
dan Perumahan dalam sepuluh tahun
terakhir, dan b) mencapai 100 persen
pencatatan kelahiran dan 80 persen
pencatatan kematian.

Terlaksananya Sensus Penduduk dan


Perumahan pada tahun 2020.
Tersedianya data registrasi terkait
kelahiran dan kematian (Vital
Statistics Register).
Jumlah pengunjung eksternal yang
mengakses data dan informasi
statistik melalui website.
Persentase konsumen yang puas
terhadap akses data Badan Pusat
Statistik (BPS).
Persentase konsumen yang
menggunakan data Badan Pusat
Statistik (BPS) dalam perencanaan dan
evaluasi pembangunan nasional.

Anda mungkin juga menyukai